Mr. Ceo's Woman - Bab 11 Caily Terluka

Caily Man berusaha menyeimbangkan tubuhnya, lalu dia membelalakan matanya menantikan datangnya prahara. Seakan kepikiran akan sesuatu dia menoleh dengan tiba-tiba , dan matanya bertemu dengan sepasang mata hitam yang dingin.

"Jaylen Kou?"

Mungkin berbagai macam kejadian yang terjadi seharian ini telah melumpuhkan sarafnya, atau mungkin prahara yang tiba-tiba terjadi membuatnya tidak terbiasa. Ekspresi wajah Caily Man sedikit sayu. Dia kembali menatap pria jangkung yang sedang melindunginya, dia menggerakkan bibirnya, tapi dia tidak tahu harus berkata apa.

“Kamu baik baik saja kan?” Alis Jaylen Kou menegang, dia mencoba meredam kepanikan di dalam hatinya.

Caily Man tertegun selama beberapa detik, jelas sekali dia tidak menyadari ada getaran dalam suara rendah pria itu.

“Aku baik baik saja ...shh!” saat dia hendak berdiri dengan berpengangan pada lengan Jaylen Kou, tiba-tiba dia merasakan rasa sakit di betis kanannya, tubuhnya yang masih belum seimbang kembali terjatuh .

“Kakak, kamu baik-baik saja kan!” Big K, Little K dan kru lainnya bergegas menghampirinya, raut wajah mereka penuh dengan kekhawatiran dan kecemasan.

“Kak Jaylen Kou? Kamu sudah kembali!” Little K menatap pria yang melindungi Caily Man dengan kaget, lalu dia bergegas mengendong anak yang tidak sadarkan diri itu.

Tadinya Big K hendak membantu Caily Man, tetapi melihat Jaylen Kou menundukkan kepalanya dan merangkul pinggangnya, lalu dengan hati-hati tangan kirinya dia letakkan di kaki Caily dan langsung mengedongnya. Caily Man yang kaget berseru lalu tanpa sadar memeluk leher pria itu.

Melihat serangkaian aksi ini, dua pemuda dan kru sedikit kebingungan. Big K bertanya dengan terbata-bata: "Kakak Jaylen Kou, Kakak ... terluka?"

Jaylen Kou mendongkak sambil berkata dengan ekspresi wajah datar: "Di mana kotak obatnya?"

"Ah ... oh! Ikut denganku!" Big K kembali fokus, tanpa mempedulikan siapa atau apa pun yang ada di depannya, dia bergegas menuntun Jaylen Kou ke sebuah tenda yang berjarak beberapa meter.

Setelah tiba di tenda, dengan hati-hati Jaylen Kou membaringkan Caily Man, wajahnya masih terlihat dingin, dan tanpa basa basi dia mulai merobek celana Caily Man.

Celananya digulung hingga ke lutut, lalu luka yang sepanjang sepuluh sentimeter dan selebar ibu jari terpapang. Pergelangan kakinya yang penuh lumpur yang bercampur darah membuat kaus kakinya yang berwarna putih berubah menjadi merah, luka yang berwarna merah tua terlihat mencolok di kulitnya yang putih

Big K meletakkan kotak obat di samping Jaylen Kou. Melihat luka Caily Man, dia berseru: "Parah sekali! Sakit tidak? Kakak ... Maaf, semua salah kami. Jika bukan karena kami, kamu tidak akan ... "

Melihat mata Big K yang penuh dengan rasa bersalah, Caily Man menahan rasa sakit dan berusaha menghiburnya selembut mungkin: "Tidak apa-apa, hanya luka tergores, yang penting kalian baik-baik saja."

Big K berulang kali mengucapkan terima kasih, lalu dia berbalik dan pergi membantu Caily Man mengambil handuk kering dan ranselnya.

Jaylen Kou menurunkan ranselnya dari pundaknya, lalu mengeluarkan sebotol air minum yang belum dibuka dari dalam ranselnya, dia membuka tutup botol, lalu tanpa ragu-ragu menuangkan air ke kakinya.

Caily Man bergegas menghentikannya: "Tidak perlu, biar aku sendiri saja."

"Kamu bisa?"

"..." Jaylen Kou menyingkirkan tangan Caily Man dengan acuh tak acuh, lalu dia melanjutkan membersihkan lukanya.

Caily Man sedikit bingung, dia tidak tahu kenapa Jaylen marah, saat ini dia tidak tahu harus berterima kasih atau meminta maaf kepadanya.

Jaylen Kou memegang air dan kapas ditangannya, lalu satu kakinya yang ramping berlutut, setelah itu dengan hati-hati dia menyentuh kulitnya dan membersihkan lumpur dari lukanya dengan seksama.

Alisnya sedikit berkerut, tatapan matanya dingin, bibir tipisnya yang terkatup rapat menunjukkan saat ini suasana hatinya sedikit tidak baik. Caily Man, menebak Jaylen tidak senang mungkin karena dirinya cedera jadi menyusahkan Jaylen Kou.

Merasa suasananya sedikit canggung, Caily Man memutuskan untuk mengatakan sesuatu: "Apakah kalian mengalami masalah?"

"Sudah beres."

"Oh."

Sudahlah. Temperamen orang ini selalu sulit diprediksi, lebih baik diam.

Mereka berdiaman hampir dua menit. Sebotol air minum sudah dihabiskan, tapi raut wajah Jaylen Kou tidak menunjukkan ketidak relaan. Setelah luka selesai dibersihkan, dia memasukkan botol air ke dalam tasnya, lalu menoleh, dan mengeluarkan Betadine dari kotak obat.

Caily Man kembali menghentikannya, lalu dia menarik kaki kanannya, dan menjulurkan tangan untuk mengambil obat itu, ssambil berkata dengan sungkan, "Aku akan mengoleskan Betadine sendiri, tidak perlu merepotkanmu lagi."

Kali ini Jaylen Kou tidak berbicara, dia langsung menghindari tangannya yang terjulur lalu memegang pergelangan kaki kanannya.

Tadinya Caily Man ingin mengatakan sesuatu, meskipun berkulit wajah tebal, tapi sentuhan yang tiba-tiba membuatnya sedikit panik.

Setelah Betadine dioleskan dia mengira mengira semuanya sudah berakhir, tapi dia melihat Jaylen Kou mengobrak-abrik kotak obat dan mengeluarkan sebotol obat yang bertuliskan "alkohol medis".

Caily Man menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan sedikit merasa bersalah: "Luka sekecil ini, cukup di olesi Betadine, tidak perlu ditaruh alkohol kan?"

Jaylen Kou mendongkak lalu menatap wanita yang selalu terlihat kuat di depannya menunjukkan ekspresi wajah seperti anak kecil. Akhirnya di wajahnya yang dingin melintas senyuman yang tidak kentara.

"Kamu takut sakit?"

"Tidak, aku hanya merasa dalam kondisi seperti sekarang ini penggunaan obat-obatan tidak boleh boros. Persediaan tidak mencukupi, selain itu kita mash harus bertahan satu hari lagi ..." suaranya yang terdengar tidak cukup percaya diri mengkhianatinya.

"Di hutan hujan tropis ada berbagai jenis mikroorganisme. Menurutmu tanpa kamu bisa bertahan sampai pulang?"

"Tapi ... bagaimana jika seseorang terluka lagi?"

Jaylen Kou membuka botol itu sambil bercanda, "Tidak apa-apa, masih ada satu botol besar, masih cukup."

Caily Man langsung putus asa, dan lapisan basah memenuhi matanya. Bukankah hanya rasa sakit? Dia sanggup menahan hal sepele ini. Lalu dia berkata: "Kalau begitu, tolong ya."

Sekarang tidak ingin melakukannya sendiri lagi? Wanita di depannya memejamkan mata dengan ekspresi wajah seakan dia akan mati, bibirnya yang sedikit pucat terkatup dengan erat, karena telalu gugup bulu matanya sedikit bergetar. Jaylen Kou tersenyum karena merasa lucu, tak disangka dia merasa wanita tidak masuk akal ini sedikit lucu.

"Tidak apa-apa, aku akan pelan-pelan."

Saat Caily Man sedang menjalani "penyiksaan", Jolie Nie membawa tim sutradara ke tempat kejadian dengan panik. Sekelompok orang bergegas masuk ke dalam tenda.

Melihat kedua orang yang sedang mengobati luka, orang-orang itu merasa sedikit bingung.

Sutradara bergegas bertanya, "Caily Man terluka? Bagaimana dia bisa terluka?"

Caily Man menyeka keringat di dahinya, sambil berkata dengan suara gemetar, "Tidak apa-apa, aku tertimpa pohon, hanya tergores, bukan masalah besar."

Sutradara menghela napas lega: "Bagus kalau tidak melukai tulangmu. Kamu sudah menderita."

Jolie Nie menatap pria di depannya yang sedang berkonsentrasi menangani luka, hawa dingin meyelimuti hatinya. Kalau dia tahu dari awal Jaylen Kou kembali saat ini, dia tidak perlu pergi mencari sutradara. Kalau saat ini dirinya yang terluka karena menyelamatkan anak kecil, yang akan di perhatikan saat ini bukanlah Caily Man.

Sutradara berkata: "Aku dengar dari Jolie kalian menemukan seorang anak kecil?"

Jolie Nie kembali fokus, ekspresi wajahnya yang tenang hampir tidak dapat dia pertahankan: "Ah, iya, seharusnya dia di tenda yang satu lagi. Aku akan membawa kalian ke sana."

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu