Mr. Ceo's Woman - Bab 134 Rumit
Meskipun berdiri di jarak yang agak jauh, tapi Herbert Song tetap bisa merasakan amarah yang tidak dapat ditahan dari orang tersebut.
Herbert Song terdiam, dia tahu saat ini Jaylen Kou sudah salah paham, tapi dia juga tidak menyangka Jaylen Kou ternyata begitu mementingkan Caily Man?
Berpikir sampai di sini, dia refleks mengeratkan pelukannya, serta tersenyum kecil.
“Tuan muda Kou, aku pikir kamu sudah salah paham, aku juga baru sampai dan menyelamatkan Caily Man.”
Mendengar penjelasannya, Jaylen Kou melirik ke pria yang tergeletak di tanah.
“Kalau begitu, maaf sudah merepotkan.”
Ditatapnya Herbert Song yang memeluk Caily Man.
“Sekarang, serahkan dia ke aku.”
Satu kalimat singkat tersebut diucapkan dengan nada memerintah dan terkesan tidak diijinkan untuk melawan.
“Maaf, Caily Man tadi baru mengalami kejadian yang begitu menakutkan, kamu datang meminta dirinya dengan heboh begini, maaf aku tidak bisa menyerahkannya ke kamu dengan tenang.”
“Tidak bisa?”
Jaylen Kou merapatkan bibirnya, air mukanya semakin merah padam.
Dia mengira Caily Man hanya menelepon dirinya untuk meminta bantuan, siapa sangka ternyata ketika sampai di sini dengan terburu-buru, bahkan sampai menggunakan hak khususnya, akhirnya malah menonton adegan sok pahlawan seperti ini?
Jimmy He mau pun Herbert Song sama saja, tidak berhentinya sindiran muncul di benaknya, Jaylen Kou semakin emosi, tangan yang mengepal itu bahkan sudah sampai tampak urat hijaunya.
“Kalau begitu lebih baik kamu melihat ini dulu.”
Jaylen Kou mengambil ponsel yang layarnya sudah agak retak, di dalam sana masih terdapat riwayat panggilan dengan Jaylen Kou, ini cukup untuk membuktikan orang pertama yang Caily Man hubungi ketika mempunyai bahaya adalah Jaylen Kou.
Melihat itu, air muka Herbert Song jadi rumit.
Jelas-jelas di sini begitu dekat dengan Perusahaan Besar Song, dia bisa datang dalam hitungan menit, tapi kenapa Caily Man malah menghubungi Jaylen Kou yang jauh di sana? Apakah dalam hatinya posisi Jaylen Kou sudah seperti itu?”
“Harusnya kamu melihat dengan jelas bukan? Aku katakan terakhir kali, serahkan wanita ini ke aku.”
Jaylen Kou melihat tatapan tidak senang Herbert, hati yang tadinya emosi pun berkurang sedikit.
Kelihatannya kali ini Caily Man memang hanya menghubungi dirinya sendiri.
“Tuan muda Kou, riwayat panggilan tidak bisa membuktikan apa-aoa, mungkin hanya tidak sengaja ditekan oleh Caily Man di tengah perlawanannya, lagipula dengan keadaanmu yang sekarang, aku tetap tidak tenang menyerahkan dia ke kamu.”
Sambil bicara semikian, senyuman sopan di wajah Herbert Song perlahan menghilang.
Dua pria tersebut sepertinya tidak ingin mengalah sedikit pun, situasi semakin menegangkan.
Caily Man terbangun oleh suara ribut mereka, dia yang bersandar di Herbert Song berusaha mengumpulkan tenaga, sekarang dipikir-pikir tidak pantas juga ia terus di pelukan Herbert Song.
Walaupun dia tidak tahu kenapa Jaylen Kou datang ikut campur di saat seperti ini, tapi kalau memang yang membuat mereka beradu mulut itu dia, dia pun tidak bisa pura-pura tidak tahu.
“Herbert Song, turunkan aku dulu.”
Herbert Song tertegun, ia menundukkan kepala menatap Caily Man, tanpa sadar eskrpresinya melembut.
”Maaf, suaraku tadi terlalu keras, sepertinya sudah membangunkan kamu, istirahat dengan bersandar ke aku saja. Kamu jangan khawatir, ada aku di sini.”
Ucapan lembut terdengar di telinganya, tapi dia yang sekarang tidak ingin melibatkan Herbert Song terus lagi.
“Pokoknya, Herbert Song, tolong……turunkan aku dulu, urusanku biar kuselesaikan sendiri.”
Suara yang lirih tidak bertenaga, namun tatapannya begitu tegas.
Herbert Song menghela nafas, perlahan menurunkan dia dari bopongannya.
Caily Man menstabilkan berdirinya, lalu menoleh memandang Jaylen Kou yang berdiri tidak jauh di sana dengan wajah dingin, tanpa sadar merasa agak menggigil di tengah angin sejuk, hawa dari pria ini benar-benar menyeramkan, apalagi melihat dia yang seolah mau makan orang, sebenarnya kesalahan apa yang sudah dia lakukan terhadapnya?
Tatapannya terpaku pada Caily Man yang seolah sewaktu-waktu bisa dilayangkan oleh angin, selangkah demi selangkah mendekatinya.
Di bawah kegelapan malam, sekujur tubuhnya mengeluarkan hawa-hawa tidak boleh disentuh, bagaikan……seekor singa jantan yang akan meledak.
Hanya saja kalau dia muncul di sini saat ini, mungkin juga karena mencemaskan keselamatan dia bukan?
Dia melirik ke ponsel di tangan Jaylen Kou, ternyata di saat keputusasaannya, telepon itu ditujukan ke Jaylen Kou?
Dia tersenyum pahit, sejak setelah dia dan Jaylen Kou bercerai, sepertinya mereka lebih sering bertemu daripada saat masih bersama, sungguh jodoh buruk yang rumit, juga tidak heran sekarang dia begitu meledak-ledak.
Karena dari area militer sampai di sini setidaknya perlu empat puluh menit, tapi jika dihitung dari waktu dia menelepon, baru belasan menit saja.
Tidak peduli bagaimana sebelumnya hubungan mereka berdua memburuk, tapi dia yang sekali demi sekali selalu menyelamatkan dirinya memang membuat Caily Man agak tergugah.
Berpikir sampai di sini, dia menengadahkan kepala, baru saja ingin mengucapkan terima kasih kepada Jaylen Kou, di detik berikutnya pergelangan tangan dia tangkap.
Tenaga kuat yang tidak bisa ditahan itu lagi, seolah mau mematahkan tulangnya hidup-hidup.
Hanya saja saat ini tubuhnya lemah, tenaga untuk meronta pun tidak ada.
Pria itu mendekap dagunya, memaksanya untuk menatap mata dia agar melihat jelas amarah yang berkobar-kobar di matanya.
“Caily Man, kamu memanggil aku ke sini untuk memperlihatkan ke aku kamu terbaring di pelukan pria lain? Ha?”
“Sssss——”
Kedua kaki dan tangan Caily Man menjadi lemas, sekujur tubuhnya bagaikan bunga kapas yang lemah, mau meronta bagaimana pun tetap tidak bisa mengeluarkan tenaga.
Dia sangat benci rasanya dikontrol oleh orang lain, seolah dirinya adalah pengecut yang gampang disiksa.
“Woi, Jaylen Kou, gila apa kamu?”
Tiba-tiba telapak tangannya digenggam oleh seseorang dengan lembut, serta menyalurkan rasa hangat, juga anehnya memberikan rasa aman.
Terdengar suara Herbert Song di telinganya, kelembutan memenuhi benaknya.
“Jaylen Kou, lepaskan dia, yang dia perlukan adalah baik-baik beristirahat, bukannya disiksa seperti menghadapi tahanan.”
Jaylen Kou menatap Herbert Song sambil mengernyitkan alis.
Awalnya Caily Man masih ingin mengatakan sesuatu, tapi baru saja akan membuka mulut, pandangannya langsung menggelap dan jatuh pingsan.
Melihat itu Herbert Song langsung memeluk Caily Man, serta memandang Jaylen Kou sekilas.
“Sudah tidak awal, Kolonel Kou, lebih baik istirahatlah yang awal.”
Sampai ketika mobil yang membawa Caily Man menjauh dan lampu sen belakang sudah tidak tampak, barulah perlahan Jaylen Kou sadar.
“Kolonel, orang ini harus diapakan? Langsung kita bawa ke kantor polisi atau……”
Bawa ke kantor polisi? Itu terlalu memudahkan brengsek ini!
Tatapan dingin tertuju ke pria itu, bagaikan memberikan surat pemberitahuan kematian kepada pria tersebut.
“Bawa pergi, belakangan ini tentara baru mempelajari jurus bertarung yang baru dan tidak punya sasaran praktek, kali ini biarkan mereka baik-baik berlatih.”
Novel Terkait
Istri Yang Sombong
JessicaI'm Rich Man
HartantoCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoEternal Love
Regina WangThick Wallet
TessaAdieu
Shi QiMenaklukkan Suami CEO
Red MapleMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip