Mr. Ceo's Woman - Bab 83 Melewati Bahaya
“Ding——”
Suara berisik yang di samping tadi menghilang semua, dia ditarik oleh dua orang ke dalam koridor.
“Aku tidak akan……mengampuni kalian.”
Meski tahu jelas dirinya sudah tiba di tepi menuju neraka, tetapi saat ini dia tidak ada tenaga sama sekali untuk melawan.
Malahan suara yang lemas ini terdengar seperti sebuah godaan yang tidak jelas.
“Sudah, sayang, cepat pulang tidur.”
Andreas Pei maju dan menggendong Caily Man yang masih sedang merangkak di lantai, sebuah tangan menahan dia dengan kuat dan berkata di pinggir telinganya dengan suara pelan: “Kamu semakin melakukan perlawanan, aku semakin senang.”
Caily Man sedikit mengerutkan dahi, dia hanya merasa kesadarannya perlahan-lahan pergi dari tubuhnya, sepertinya dia sudah benar-benar tak terselamatkan.
“Caily Man?”
Sebuah panggilan yang lembut seolah-olah membangkitkan kesadarannya dalam sesaat, dia sangat kenal dengan suara ini.
“Herbert Song!”
Herbert Song sebenarnya hanya mengantar seorang teman luar negeri menginap di hotel, tetapi dia mendengar suara aneh dari koridor, maka pergi menghampiri bersama Livia Mo, mereka langsung melihat Caily Man yang dibawa dua orang, ekspresinya berubah dalam sesaat.
“Kalian ingin berbuat apa?”
Dia maju, lalu langsung menangkap dan menahan lengan Andreas Pei, dia memanfaatkan kesempatan dan mengamati kondisi Caily Man saat ini.
Terlihat wajahnya merah, bibirnya kering, sangat jelas adalah kondisi diracuni orang.
“Woi, dia adalah pacarku, tidak usah ikut campur!”
Andreas Pei tidak menduga pria di hadapannya ini ternyata kenal dengan Caily Man, dia menjadi sedikit panik dengan tidak terkendali.
Alina Rong kebetulan bergegas kemari dan mendadak bertatapan dengan Herbert Song, dia menjadi sedikit tertegun.
Bagaimana dia bisa di sini?
“CEO Song?”
Dia berdiri di tempat dengan canggung, dalam sesaat tidak tahu dirinya harus berkata apa.
Saat masih adalah seorang orang baru dalam dunia kerja, dia sudah merasa kagum terhadap Herbert Song yang bisa mengendalikan sebagian besar Song's Entertainment dengan kekuatan sendiri.
Kelembutan Herbert Song membuat dia sangat tergila-gila, hanyalah dia tidak pernah menduga, malah di hari ini, dia bertemu Herbert Song dengan begitu berantakan.
“Alina, kamu kenal dengannya? Cepat suruh dia lepaskan aku!”
Andreas Pei malah mengucapkan perkataan ini dengan kebetulan, di sisi lain membuktikan hubungan mereka berdua yang mesra.
Herbert Song setidaknya adalah orang yang hebat dan peka, sekarang dia juga sedikit mengerti terhadap kejadian hari ini.
“Kalian meracuni dia? Alina Rong, kamu tahu tidak kamu sedang berbuat apa? Caily Man menganggap kamu sebagai teman, kamu memperlakukan dia seperti ini?”
Saat ini keanggunan yang biasanya menghilang dari wajah Herbert Song, dia mengerutkan dahi dengan erat dan menarik keluar Caily Man yang lemas dari pelukan Andreas Pei.
Alina Rong sedikit mengerutkan dahi, mengapa orang lain selalu merasa Caily Man begitu baik terhadap dirinya?
Mengapa dia tidak bisa merasakannya?
Jelas-jelas Caily Man bahkan tidak rela memberikan satu proyek perencanaan di tangannya kepada dia, ini termasuk baik terhadap dia dari mana?
Hanyalah pura-pura sangat murah hati di depan orang lain.
Herbert Song tidak mempedulikan dua orang di depan mata lagi, lalu menoleh dan memerintah Livia Mo: “Livia Mo, lapor polisi!”
Setelah mendengar perintah Herbert Song, ekspresi Alina Rong langsung berubah, kejadian ini dia juga ikut serta, jika lapor polisi, akibatnya akan gawat.
“CEO Song, aku telah bersalah, aku mohon jangan lapor polisi.”
Brengsek seperti Andreas Pei, tentu saja tidak akan khawatir dengan masalah masuk kantor polisi, tetapi dia berbeda, sangat tidak mudah baru menjadi karyawan resmi dalam perusahaan, jika memiliki rekaman kriminal di saat ini, dia akan kehilangan pekerjaan.
“Ehmm……sangat tidak nyaman.”
Kebetulan di saat ini, Caily Man di dalam pelukan Herbert Song bersuara pelan dengan tidak nyaman, napasnya yang lembap mengenai wajah Herbert Song, membuat telinga dia menjadi merah.
Dia tahu jika menunda waktu lagi, tidak tahu Caily Man akan timbul kondisi seperti apa, maka dia menghela napas.
“Alina Rong, awalnya aku kira kamu adalah bawahan Caily Man, pasti juga ada sedikit kemampuan dan keangkuhan, tetapi kamu benar-benar membuatku kecewa, hal selanjutnya, kamu berusaha sendiri untuk menjelaskan pada Caily Man, lapor polisi atau tidak, berdasarkan bagaimana sikapmu.”
Setelah berkata, Herbert Song membawa Caily Man meninggalkan koridor dengan hati-hati.
“Livia Mo, ikut aku kemari.”
Livia Mo tertegun sesaat, setelah melihat mereka berdua, dia mengangguk dan ikut.
“Huh, sial sekali, aku sih menghabiskan tidak sedikit uang untuk obat itu, sekarang keenakan brengsek itu.”
Herbert Song baru pergi, Andreas Pei langsung mengeluarkan sifat asli dan mengata-ngatai.
Alina Rong menggigit bibir dengan kuat dan mengepalkan tangan dengan erat.
Rasa jijik yang tidak ditutupi dan ekspresi yang merendahkan dari Herbert Song tadi melukai hati dia dengan dalam, dia terus berusaha untuk dirinya, agar suatu hari bisa sukses dan meninggalkan masa lalu yang kelam, tetapi setiap kali selalu sia-sia.
Dan saat tadi, orang yang bagaikan dewa di mata dia juga merendahkan dia, dia hanya merasa kehidupannya semakin gelap.
Mengapa semua orang di dunia ini mengitari Caily Man, mengapa jelas-jelas dia terus berusaha, tetapi pada akhirnya malah gagal?
“Ck, Alina, kamu sedang memikirkan apa?”
Sebuah tangan memegang pundaknya, tangan satu lagi mengelus wajahnya dengan sangat mesra, ekspresinya dipenuhi keinginan yang dalam.
“Alina, menurutku, lebih baik kamu bersenang-senang denganku, baik tidak?”
Suara Andreas Pei yang dibuat-buat membuat dia merasa jijik, dia meminggirkan tangannya dengan jengkel.
“Andreas Pei, yang kamu ingin aku lakukan sudah kulakukan, kamu masih ingin bagaimana? Sekarang aku sangat resah, biarkan aku menenangkan diri, baik tidak?”
“Heh, aku sudah memberimu muka, Alina Rong, berani-beraninya kamu bersikap buruk terhadapku?”
Tadi Andreas Pei kehilangan muka di depan Herbert Song, suasana hatinya memang sudah tidak terlalu bagus, sekarang dikatai lagi oleh Alina Rong, tentu saja sangat marah.
Kedudukan Herbert Song sangat tinggi, tentu saja tidak mudah dilawan, Alina Rong sih adalah orang yang bisa sembarang dikendalikan olehnya, berani-beraninya dia bersikap buruk pada dirinya.
Dia mengerutkan dahi dan menarik Alina Rong ke hadapannya dengan kuat dan jengkel, tangan besar dia yang satu lagi menahan dagunya, tenaganya sangat besar sampai Alina Rong kesakitan dan meneteskan air mata.
“Hal yang sudah hampir kudapatkan tidak berhasil, aku sedang tidak senang, kebetulan kamu ada, bantu aku lampiaskan amarah.”
“Andreas Pei, hari ini aku tidak ingin ……”
Hari ini dia sudah ketakutan seharian, tak terduga tadi malah mengalami frustasi di hadapan Herbert Song, melihat rasa sakit hati dan perhatian Herbert Song yang tidak ditutupi terhadap Caily Man, sekarang hati dia sudah hancur lebur.
Tetapi dia tidak bisa memilih ingin atau tidak, Andreas Pei tidak membiarkan dia berkata dan membuka pintu kamar, lalu langsung menarik dia ke dalam kamar dan menutup pintu dengan kencang.
Di sisi lain, Livia Mo ikut Herbert Song datang ke presidential suite dengan cepat dan mengeluarkan kartu kamar dari dalam kantong.
Herbert Song termasuk langganan Hotel Rongseng, maka Hotel Rongseng meninggalkan sebuah presidential suite jangka panjang untuk Herbert Song, tak terduga malah terpakai hari ini.
“Livia Mo, kamu berpengalaman terhadap penanganan masalah ini tidak?”
Herbert Song baru masuk langsung meletakkan Caily Man yang wajahnya merah ke dalam bathtub yang penuh diisi air hangat, dia ingin membuat kesadarannya sedikit pulih melalui efek penurunan suhu secara fisika.
Seharusnya menggunakan air dingin, tetapi dia juga khawatir air yang terlalu dingin akan merangsang Caily Man, hanya bisa menggunakan air hangat yang suhunya lebih tinggi, agar membuatnya sedikit lebih nyaman.
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan
MedellineIstri ke-7
Sweety GirlNikah Tanpa Cinta
Laura WangAdore You
ElinaAku bukan menantu sampah
Stiw boyPria Misteriusku
LylyMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip