Mr. Ceo's Woman - Bab 141 Ledakan
"Sutradara Li, apakah kamu yakin ini baik-baik saja?"
Bagaimanapun juga, gadis itu masih tidak berani.Meskipun dia memakai kawat saat iti, dia memiliki ekspresi takut di wajahnya ketika dia memikirkan suara ledakan yang keras.
"Tidak apa-apa, selain itu, kalian telah menginjaknya sebelumnya. Jika kalian khawatir, bagusan menyesuaikan mood dan mencoba lagi, dengan demikian semua orang akan lebih gampang."
Meski Sutradara Li telah mengatakan demikian, namun tim putra yang di sebelahnya jelas sedikit gelisah, terutama ketua AA, tidak sabar menunggu beberapa kali adegan peledakan agar dia bisa merasakan kegembiraan sepenuhnya.
Caily Man menggelengkan kepalanya saat melihat ini, ia selalu merasa bahwa seseorang seperti AA harus dibawa kembali ke wilayah militer oleh Jaylen Kou untuk diberi pelajaran beberapa hari agar ia bisa tulus sedikit.
Tapi yang paling di takutkan adalah anak muda yang energik, ikut dengan Jaylen Kou yang selalu dengan wajah dinginnya sepanjang waktu, juga mungkin akan menjadi angsa yang membosankan tanpa minat. Jika ini masalahnya, takutnya dia akan kekurangan kesenangannya.
"Nona*, nanti kamu harus membuka matamu untuk melihat sosok gantengku, ini keuntungan besar!"
Meski kawat telah diikat di pinggangnya, AA tetap tidak lupa unjuk gigi dengan Caily Man, dan sukses membuat wajah Jaylen Kou semakin serius.
"Oke, oke, ada begitu banyak energi, bagusan gunakan untuk syuting nanti."
K tidak bisa menahan muntah saat ini. Untuk pemain yang energik ini, dia benar-benar tidak tahu apakah harus mengatakan beruntung atau tidak.
"Oke. Semua orang memeriksa sebentar apakah ada masalah dengan kawat, apakah sudah diikat dengan kencang, jangan sampai terjatuh dan menyebabkan masalah dalam syuting ini. Bertanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Periksa dengan cermat."
Pemimpin tim melihat lelucon di depannya dan merasa bahwa tua sepuluh tahun dalam sekejap.
Setelah beberapa kali mengatakan, peralatan sudah siap, karena ini adalah adegan besar yang pertama, seluruh tim terlihat sangat serius.
Setelah mendengar perintah, semua personal sudah siap dan syuting pertama dimulai.
Para aktor mengucapkan dialognya seperti biasa dan berjalan ke titik yang telah ditentukan. Detik berikutnya, terdengar suara "bang" di telinga semua orang, seperti yang diharapkan, Nora yang berada di tengah kerumunan tiba-tiba menutup telinganya dan melarikan diri, dan tidak sesuai posisi yang telah ditentukan, syuting pertama dinyatakan gagal.
"Terlalu mengerikan. Suara ledakannya sangat mengerikan. Aku merasa telingaku akan tuli. Aku tidak bisa ikut dalam syuting ini, Sutradara Li, bolehkah aku menggunakan pengganti? Aku benar-benar takut akan tuli. "
Tapi apa yang dikatakannya sama dengan mencari masalah untuk kru. bukannya itu hanya dua titik ledakan dan kawat diikatkan di badannya. Bisa dibilang itu benar-benar sangat mudah, dan kru tidak menyiapkan pengganti yang sama dengan poster tubuhnya.
Hanya karena Nora shock dan tidak ingin melanjutkan syuting, membuat para kru tampak agak canggung untuk sementara waktu.
Kru mengatur titik peledakan lagi.Meskipun semua orang tidak mengatakan apa-apa, tetapi mereka benar-benar terbiasa dengan aktor yang membuat alasan di lokasi syuting.
"Sutradara Li, sebenarnya aku bisa. Poster tubuh aku dengan Nora hampir sama."
Suara Jolie Nie saat ini terdengar oleh kru lainnya, dan jelas jauh lebih enak didengar.
"Jolie, kamu ingin menjadi pengganti?"
Benar saja, dalam situasi ini, Jaylen Kou adalah orang pertama yang maju dan memecahkan masalah kesusahan dan ketidakpuasannya.
"Tidak apa-apa, Nora mungkin masih muda, dan takut dengan adegan seperti ini itu normal, tapi proses syuting tidak boleh di tunda. Lagu pula, poster tubuh mereka hampir sama, jika di lihat dari jauh tidak tidak mungkin bisa di bedakan."
Meskipun Jaylen Kou masih sedikit khawatir, tetapi dia tidak mengatakan apapun.
Setelah Jolie Nie menggantikannya, syuting dimulai dengan normal, selama Nora memerankan perannya dengan baik, seharusnya tidak ada masalah.
Jolie Nie dengan cepat mengenal titik peledakan, dan dengan bantuan kelompok alat peraga, dia selesai memasangkan kawat.
"Kawat ini kelihatannya cukup kokoh, seharusnya tidak masalah, bukan?"
Dia berulang kali mengkonfirmasi kawat di tubuhnya dan tersenyum pada semua orang.
Syuting adegan ledakan kedua langsung dimulai, namun tidak ada yang mengira akan ada masalah saat syuting kali ini.
Kawat yang seharusnya mengangkat Jolie Nie meninggalkan tempat awal, tiba-tiba putus di tengah-tengah, Jolie Nie jatuh ke zona ledakan tanpa peringatan, dan semua orang terkuejut saat melihatnya.
Kawat putus? Ini jelas tidak mungkin!
Jaylen Kou adalah orang yang pertama bereaksi sebelum semua orang bereaksi, dia bergegas ke tempat peledakan dan mengangkat Jolie Nie yang terluka dan tidak sadarkan diri menjauh dari tempat itu.
Detik berikutnya, bahan peledak meledak di belakangnya, dan Caily Man yang sedang melihat ke arah ledakan tiba-tiba ia merasa postur tubuh Jaylen Kou sangat tinggi dan tampan saat ini.
Itu seperti dewa yang turun dari langit, tapi sangat disayangkan, pemikiran dan pandangannya di penuhi dengan Jolie Nie di pelukann ya saat ini, dan dia tidak memiliki perhatian ekstra untuk melihatnya.
Melalui kerumunan yang panik, dia melihat tubuh Jolie Nie berlumuran darah bercak-bercak, dan dia panik untuk beberapa saat. Mengapa kawat yang diproduksi dengan baik bisa patah seperti ini? Ini sudah merupakan kecelakaan yang sangat serius, dan para kru panik dari waktu ke waktu.
Setelah ambulans membawa Jolie Nie pergi, Caily Man masih sedikit terpana. Jelas-jelas kawat sudah diuji berkali-kali sebelum digunakan dan tidak ada masalah. Kenapa pada saat syuting bisa terjadi seperti ini?
"Caily Man, kamu baik-baik saja?"
Alina Rong mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya dengan lembut, dan berkata, "Tidak apa-apa, kita pergi ke rumah sakit untuk melihat Jolie Nie dulu?"
Caily Man mengangguk, masih merasa bahwa apa yang terjadi terlalu mendadak.
Rumah sakit yang semula kosong, saat ini, telah di penuhi dengan para kru. Para artis di suruh untuk kembali oleh perusahaan masing-masing karena kekhawatir tentang ledakkan dan shock, dan menunggu agak malam baru datang menjenguk. Dan para kru gemetar saat ini.
Jolie Nie telah melewati masa kritisnya, tetapi patah tulang dan beberapa cedera organ lunak di tubuhnya menunjukkan bahwa dia perlu berada di tempat tidur untuk waktu yang lama. Ini adalah pemandangan yang tidak ingin dilihat siapa pun.
Meskipun Jolie Nie hanya peran tambahan, tetapi kali ini masalahnya disebabkan oleh kru, jadi semua orang agak takut, dan bahkan pemeran utama shock sampai tidak bisa mengatakan apa-apa.
Jaylen Kou berada di samping ranjang bangsal menjaga Jolie Nie yang sedang koma. Tidak beranjak sedikitpun.
Dia memandang Jolie Nie yang sedang berbaring di ranjang bangsal, alisnya berkerut, seolah-olah ada awan hitam yang terlalu tebal untuk dilarutkan.
Dia
"Jolie, kamu akan baik-baik saja."
Matanya melihat kebawah, menatap Jolie Nie yang pucat di depannya dan masih memiliki jejak kecemasan di antara alisnya. Dia menggenggam tangannya dengan keras, tapi akhirnya melepaskannya lagi, dan dengan lembut memegang tangannya lagi.
"Jangan takut, kedepannya akan ada aku."
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoUnlimited Love
Ester GohThat Night
Star AngelKisah Si Dewa Perang
Daron JayKembali Dari Kematian
Yeon KyeongAdieu
Shi QiMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip