Beautiful Lady - Bab 61 Senjata dan Mawar

Seiring dengan mengalunannya musik, pria energik di atas memulai tarian. Melihat tubuhnya yang kekar seperti banteng, penonton-penonton wanita di bawah panggung pada terpesona!

Pria tampan itu berteriak 'oh', lalu dengan kedua tangannya merobek kuat-kuat kaos dalam yang dikenakan jadi dua bagian. Otot kedua dada dan otot sixpack perutnya pun terpampang!

Penampilan bertenaga macam ini membuat para penonton wanita sangat bersemangat. Mereka meneriakkan lagi, lagi, dan lagi!

Seperti yang mereka harapkan, penampilan pria energik memang belum selesai. Pria itu kali ini mengerahkan kekuatan kedua tangannya untuk merobek celana yang ia kenakan. Celana dalam berwarna emas yang ada di baliknya pun tersibak! Ini bukan fokus utamanya. Yang paling menarik perhatian para wanita adalah selangkangannya yang menggembung seperti gedung tinggi. Benda yang ada di situ teramat berisi dan teramat panjang!

Para wanita mengamatinya dengan terpesona. Beberapa wanita bahkan sampai meneteskan air liur saking linglungnya!

Bibi-bibi kaya yang tertarik padanya langsung bergegas ke tempat pendaftaran. Mereka siap untuk ikut serta dalam kompetisi!

Gila, pesona pria energik yang satu ini sangat tinggi. Ia berhasil membuat lebih dari selusin bibi kaya yang tertarik untuk mendapatkannya. Malam ini, pria itu pasti akan menghasilkan banyak uang!

Darian Wu membenci pria yang menghasilkan uang dengan menjual diri macam ini. Tetapi, semua orang memiliki cara mengumpulkan uang masing-masing. Bahkan jika ia risih dengan cara pria itu, ia hanya bisa menahan unek-uneknya dalam hati!

“Kakak Ipar, jangan berkecil hati. Kemaluan orang itu hanya besar saja, tetapi tidak berguna. Dalam hal daya tahan, ia seratus persen tidak sebanding denganmu!”

Melihat wajah Darian Wu agak gusar, Coco Lin buru-buru menepuk punggungnya dan menghibur.

“Tutup mulutmu! Memang aku berkecil hati? Jangan beromong kosong. Aku selalu percaya diri dengan kemampuan seksualku. Aku yakin aku lebih unggul dari siapa pun!”

Setelah memelototi si adik ipar, si kakak ipar membusungkan dada dan menanggapi dengan penuh kebangaan diri.

Coco Lin mengacungkan jempol tanpa bertutur apa-apa. Wanita itu hanya merangkulnya dan tersenyum puas!

Di panggung terjadi perubahan tampilan. Usai penampilan pria energik, tirai besar di belakang panggung dibuka. Seiring dengan pergerakan lampu, sebuah sangkar besi bergerak pelan ke depan!

Darian Wu sedikit terkejut. Ia awalnya mengira ini adalah sebuah lelang. Dalam bayangannya, siapa pun yang menawar lebih tinggi bisa membawa pergi pria panggung. Tetapi, kelihatannya bayangannya keliru!

Pria itu segera bertanya pada Coco Lin, yang ada di sebelahnya. Ia bertanya apa gunanya sangkar besi itu?

Mendengar penjelasan si wanita, Darian Wu akhirnya tahu teknis permainan ini!

Pada momen ini, pria panggung dimasukkan ke dalam sangkar besi. Sementara itu, bibi-bibi kaya yang telah mendaftar dan membayar berbaring naik ke panggung sambil membawa senjata!

Ia sama sekali tidak salah lihat. Mereka memang bawa senjata!

Sebentar lagi, mereka akan menggunakan senjata masing-masing untuk menembaki pria panggung! Wanita yang berhasil menembakkan paling banyak peluru ke tubuh si pria akan mendapatkan pria itu!

Tentu saja, jika ingin unggul dari yang lain, para peserta harus membeli sebanyak mungkin peluru. Yah, begitulah uang mereka dihabiskan!

Jelas, peluru-peluru itu tidak mungkin peluru sungguhan. Mereka adalah peluru warna yang memiliki warna beda-beda, sementara ujung setiap peluru adalah sebuah karet kecil. Karet-karet itu tidak bisa membunuh orang, tetapi tetap akan terasa nyeri bila mengenai tubuh!

Oleh sebab itu, pria panggung di dalam sangkar besi tersebut mengenakan pelindung tubuh. Sepasang matanya juga ditutup kacamata pelindung.

Setelah kontestan dan pria itu berinteraksi sejenak, permainan resmi dimulai!

Sangkar besi kembali digantung. Benda itu berjarak sekitar seratus meter dari depan panggung. Hitungannya tidak terlalu jauh, tetapi juga tidak terlalu dekat. Tanpa pernah berlatih tembak-menembak, bisa menembak tubuh pria dalam panggung sangatlah tidak mudah. Apalagi, untuk menghindari peluru-peluru, pria itu juga bisa bergerak-gerak di dalam sangkar besi. Semakin banyak peluru yang berhasil dihindari, maka semakin banyak pula uang yang bisa ia dapatkan. Alhasil, ia harus terus mondar-mandir!

Meski ukuran sangkar besi tidak besar, namun pria panggung terlihat jelas sudah berlatih cara menghindari peluru. Alhasil, setelah hujan peluru berlangsung selama tujuh menit, ia secara mengejutkan baru terkena satu peluru. Luar biasa!

Tertembaknya ia bukanlah akhir dari permainan. Hujan peluru masih dilanjutkan!

Selain setelah permainan berlangsung selama setengah jam, ada satu syarat lagi untuk mengakhiri permainan. Syarat itu adalah seseorang telah berhasil menembakkan seratus peluru ke tubuh pria panggung.

Seiring dengan kekuatan fisik yang menurun, si pria hanya mampu bertahan selama dua puluh menit sebelum ditembak sebanyak seratus kali oleh seseorang.

Darian Wu mau tidak mau harus mengaguminya. Bisa bertahan selama dua puluh menit dalam hujan tembakan, orang itu sangat kuat. Dia benar-benar laki!

“Kakak Besar Wu, jika kamu yang masuk sangkar, kamu rasa kamu bisa bertahan berapa lama?”

Begitu permainan berakhir, Summer Su menjulurkan kepalanya dan bertanya dengan niat jahat.

“Bahkan jika miskin sampai nyaris mati kelaparan, aku tidak akan berpartisipasi dalam permainan absurd ini demi memperoleh uang. Seorang manusia boleh tidak memiliki apa pun, namun tidak boleh tidak memiliki harga diri! Aku, Darian Wu, adalah pria yang lurus. Dipukuli sampai mau mati pun aku tidak bersedia jadi seperti pria barusan!”

Si pria menjawab sambil menegakkan punggung. Ia memperlihatkan karakter mendominasi dan kuatnya pada Summer Su!

“Eh, jangan marah dong! Dengan ketampananmu, aku yakin kamu akan sangat dikagumi begitu naik ke panggung. Masa kamu sungguh tidak ingin menghasilkan uang tambahan?”

Summer Su menunjukkan gestur menghitung uang dan kembali menggoda Darian Wu.

“Kakak Ipar, ayo bekerja sama! Kamu naik jadi penari, aku daftar untuk jadi kontestan. Percayalah padaku, aku pasti akan berhasil memenangkan kamu! Uang yang kamu hasilkan nanti kita bagi dua!”

Coco Lin mengepalkan tangan erat-erat. Matanya bersinar membayangkan tumpukan duit yang bisa mereka bawa pulang!

“Jangan berusaha menggoyahkan aku. Sekali pun kalian meletakkan pisau di leherku, aku tidak akan mau!”

Manusia tidak boleh angkuh, tetapi juga tidak boleh tidak memedulikan martabat! Darian Wu memiliki prinsip ini dalam hidup. Ia percaya bahwa dengan menjaga martabat, seseorang tetap bisa hidup dengan baik dan bahagia meski tidak punya banyak hal. Ketika martabat itu tidak dipertahankan lagi, orang itu akan kehilangan jiwa aslinya. Ia hanya akan jadi sesosok orang yang hidup segan mati tidak mau!

Menjalani kehidupan yang jiwa aslinya sudah hilang entah ke mana…… Sekali pun punya kekayaan yang jumlahnya tidak terhitung, apa artinya menjalani hidup macam ini?

“Kami undang pria tampan berikutnya, namanya adalah——Darian Wu!”

Pembawa acara berteriak dan memanggil nama Darian Wu!

Si pria kaget sampai sekujur tubuhnya gemetar. Ia pikir ia salah dengar. Ketika pembawa acara kembali membacakan nama itu, ia baru percaya bahwa pria selanjutnya bernama Darian Wu!

“Kebetulan sekali ada pria panggung yang nama depan dan nama marganya sama persis denganku!”

Pria itu terkekeh dengan wajah yang agak kaku. Ia sedang menghibur diri sendiri dengan bilang bahwa itu pasti orang lain yang punya dua nama yang sama persis dengan dirinya, bukan dirinya sendiri! Ia sendiri saja tidak mendaftar jadi pria panggung, bagaimana bisa dipanggil coba!

Coco Lin dan Summer Su tidak merespon. Mereka membenamkan kepala dengan bahu yang terangkat dan sesekali bergoyang. Jelas sekali keduanya sedang menahan tawa!

Melihat gelagat dua gadis itu, Darian Wu tiba-tiba merasakan hawa dingin di hati. Seberkas firasat aneh muncul!

“Darian Wu, Darian Wu, di mana kamu…...”

Pembawa acara mengulurkan tangan kanan dan mengarahkan lampu sorot untuk menyorot sisi bawah panggung!

Lampu sorot berputar. Ketika cahayanya ada di tubuh Darian Wu, lampu itu berhenti bergerak!

“Aha, jadi kamu ada di sana!”

Pembawa acara mengedipkan satu mata dan tertawa menatap si target.

Darian Wu tercengang. Ia benar-benar terpana, ia tidak paham apa yang terjadi!

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu