Beautiful Lady - Bab 129 Keterampilan Jari Tingkat Dewa

Setelah menyuruh Greg Tian pergi, Darian Wu dan rombongannya bergegas dari restoran!

Setibanya di rumah, habis membantu Angela Lin membersihkan tubuh dan menidurkannya di kasur, pria itu baru bersiap pergi mandi!

Dalam perjalanan ke kamar mandi, Darian Wu menjumpai Coco Lin, yang sedang mengeringkan rambut, di ruang tamu. Kebetulan, kamar mandi pun sedang dipakai Summer Su.

Memanfaatkan momen menunggu ini, si pria ingin bertanya sesuatu pada si wanita!

“Coco Lin! Katakan dengan jujur, apakah kamu diam-diam membantuku saat aku mengalahkan preman-preman di siang hari?”

Darian Wu mendatangi Coco Lin dan bertanya dengan sangat serius.

“Tentu saja. Sudah bilang akan membantumu, aku jelas akan bergerak!”

Yang ditanya mematikan pengering rambut, mengangkat dagu, dan menjawab dengan riang.

“Kalau begitu, aku sangat penasaran sebenarnya bagaimana caramu membantuku.”

Ini selalu menjadi pertanyaan di benak si pria. Setiap menghadapi bahaya, si wanita selalu membantunya dengan cara-cara yang misterius. Ia bahkan tidak percaya dirinya telah dibantu!

Sebagai contoh, siang hari tadi, tanpa melihat Coco Lin bergerak, Darian Wu melihat preman yang menendang ke arahnya sudah jatuh! Ini sangat absurd, bukan? Sangat normal bagi si pria untuk tidak percaya bahwa si wanitalah yang benar-benar membantu.

“Kakak Ipar, lihat ini!”

Entah sebelumnya tersimpan di mana, Coco Lin mengambil sebuah kelereng. Wanita itu lalu melemparkannya ke sekeranjang buah yang ada di meja, yang berjarak sekitar sepuluh meter. Dengan presisi, kelereng itu terlempar ke titik tengah apel dan menembusnya hingga meninggalkan sebuah bolong!

Saking terkejutnya, Darian Wu menarik napas dalam-dalam. Ia tidak bisa memercayai apa yang baru saja matanya liat. Pria itu bertanya keheranan, “Bagaimana kamu melakukannya?”

“Berlatih! Ini hasil jerih payahku latihan tiap hari sedari kecil. Bagaimana, Kakak Ipar, aku luar biasa kan?” tanya Coco Lin puas.

“Sangat luar biasa! Kelerengmu sudah mirip sebuah pistol! Kamu teramat jago!”

Si pria menghela nafas lagi. Gila, satu gerakan tangan si wanita sanggup membuatnya tercengang!

Coco Lin barusan terlihat jelas masih menahan-nahan tenaga. Jika dia benar-benar mengerahkan segenap tenaga, bisa jadi mejanya ikutan bolong!

Kini, Darian Wu sepenuhnya percaya bahwa wanita itulah yang tadi siang membantunya. Hanya mengandalkan kemampuan melempar kelereng, Coco Lin sanggup membuat preman jatuh kesakitan!

“Coba aku cek tanganmu!”

Merasa hasil lemparan barusan tidak masuk akal, Darian Wu merasa harus mengamati tangan kanan Coco Lin dengan teliti. Ia ingin melihat apakah tangannya beda dengan tangan orang biasa!

Sudah menyentuh dan mengelus cukup lama, selain merasa tangan wanita itu lembut dan ramping, si pria merasa tangan dia sama persis dengan tangannya sendiri!

“Coco Lin, waktu di restoran hot pot, kamu juga pakai tangan ini untuk menangkap botol bir yang dilemparkan Bawahan Ma padaku?” Darian Wu bertanya lagi!

“Tentu! Jangankan botol bir, kalau dia lempar pisau, aku pun bisa menangkapnya!”

Coco Lin mengangkat tangan kanannya ke depan mata Darian Wu dan menggoyang-goyangkannya untuk pamer!

“Bagaimana kamu melakukannya? Bisakah kamu mengajariku?”

Melihat kemampuan ajaib ini, Darian Wu terpikir sesuatu. Bila mampu menguasai keterampilan ini, siapa lagi yang perlu ia takuti kedepannya?

“Kakak Ipar, jika ingin bisa melempar seakurat aku, kamu tidak hanya butuh tubuh yang kuat, melainkan juga membiasakan diri dalam melakukannya! Kamu ingin belajar, aku jelas bisa mengajarimu. Pertama-tama, kamu lakukan pembiasaan diri dulu!”

Coco Lin membuka laci, mengeluarkan sekotak kelereng, dan menaruhnya di tanngan Darian Wu!

“Bisa melihat vas bunga di sana kan? Lemparkan kelereng-kelereng ini ke vas itu. Ketika kamu sudah bisa mengenainya seratus kali dalam seratus lemparan, pembiasaan dirimu sudah sempurna. Pada waktunya nanti, aku akan mengajari keterampilan dasar berikutnya!”

Si wanita menunjuk sebuah vas bunga di sisi dinding.

Si pria mengamati vas itu. Besarnya hanya seukuran telur merpati…… Mengenainya satu kali saja sudah susah, apalagi mengenainya seratus kali dalam seratus lemparan!

Usai menyampaikan tugasnya, Coco Lin kembali ke kamar sambil bersiul!

Darian Wu benar-benar mencoba. Sesuai dugaan, ia tidak bisa mengenainya satu kali pun. Semakin lama mencoba, jari tangannya terasa pegal-pegal. Ah, lupakanlah niatan untuk menguasai keterampilan ini!

“Lupakan, lupakan! Biarlah aku jadi orang biasa. Keterampilan-keterampilan maca mini sangat sulit untuk dipelajari!”

Pria itu menghela nafas dan memasukkan kotak kelereng ke dalam laci!

Summer Su masih mandi. Dengan digunakannya kamar mandi oleh dia, Darian Wu hanya bisa menunggu di ruang tamu sembari menonton televisi!

Wanita sungguh merepotkan……. Summer Su butuh hampir satu jam untuk mandi. Darian Wu hampir tertidur di sofa sebelum ia keluar dengan jubah handuk!

Wanita itu berjalan keluar kamar mandi dengan sangat mempesona!

Aroma samar sabun di kulitnya membuat Darian Wu langsung segar begitu menghirup!

Bentuk tubuh si wanita sangat bagus, bahkan bisa dibandingkan dengan bentuk tubuh model-model terkenal. Yang si pria paling kagumi adalah sepasang kakinya yang ramping dan lurus. Keduanya tersandingkan dengan erat sampai tidak ada celah sekecil apa pun. Kecantikannya punya level yang ekstrem!

Cuma dengan sepasang kaki ini, Darian Wu merasa bisa terpuaskan seumur hidup! Sembari mengamati bagian tubuh itu, ia berdecak kagum dalam hati!

“Lihat apa kamu? Alihkan mata sipitmu dari padaku. Sekali lagi berani curi pandang, aku akan melepaskan bola matamu ke luar!

Summer Su segera mengeluarkan peringatan begitu menyadari tatapannya.

“Aku tidak curi-curi pandang. Aku menatapnya secara gambling!”

Darian Wu menegakkan tubuhnya. Sepasang matanya yang membelalak masih terpaku di kedua paha Summer Su!

“Pria brengsek. Mau dipukul ya!”

Merasa sangat risih, si wanita mengangkat kepalan tangannya yang berwarna merah muda dan meninjukannya ke arah tubuh si pria!

Di bawah refleks, Darian Wu tanpa sadar mengulurkan tangan untuk memblokirnya!

Dampaknya kacau. Tinju Summer Su terlalu keras dan kencang, sementara reaksi Darian Wu agak lambat. Bukannya berhasil menahan kepalan tangan merah muda si wanita, tangannya itu malah membuat handuk piyama Summer Su lepas!

Tubuhnya yang putih, halus, dan menggairahkan seperti tubuh patung-patung wanita telanjang kini terpampang persis di depa mata Darian Wu!

Meski sebelumnya sudah pernah melihat Summer Su telanjang, begitu melihatnya lagi sekarang, Darian Wu masih dibuat terhisap oleh pesona!

Sungguh, tubuh Summer Su kelewat indah. Tidak ada lemak di sekujur tubuhnya. Sekali pun tengah berdiri tegak, dua pinggulnya masih bisa menonjol ke luar. Di bagian atas, ia memiliki sepasang buah dada yang berisi dan kokoh bagai gunung salju. Di tengah-tengah keduanya, ada lembah yang lurus dan sempit. Secara keseluruhan, kesempurnaan tubuh Summer Su sangat mirip dengan lukisan pemandangan kuno. Darian Wu juga jadi teringat tentang sebuah puisi: “Ia mutiara terindah di dunia, ia bunga terharum sepanjang masa, bidadari pun cemburu padanya”!

Summer Su pada detik pertama langsung sadar apa yang terjadi dengan handuk piyamanya! Ia menjerit panik dan buru-buru mengulurkan tangan untuk menahan kejatuhannya

Sayang, handuk piyama sudah jatuh dengan lebih cepat. Di tengah rasa panik, ketika menarik handuk itu kencang-kencang ke atas, si wanita tidak sengaja menginjaknya. Baiklah, sekarang masalah bertambah serius. Summer Su membuat dirinya sendiri terpeleset ke bawah!

“Hati-hati!”

Ketika seorang wanita cantik tengah dalam masalah, seorang pria pasti akan tergerak untuk menjadi pahlawan yang memberi pertolongan. Tanpa ragu, Darian Wu mengulurkan keuda tangan untuk menahan pinggang Summer Su. Jika dia sampai jatuh, kepalanya bisa membentur sudut meja!

“Ahh……”

Wanita itu berseru kaget. Pinggangnya berhenti bergerak turun, lalu tubuhnya jatuh menimpa Darian Wu!

Si pria sama sekali tidak mengeluh walau tertindih, bahkan malah menikmati! Alasannya, pada momen ini, seluruh wajahnya terpendam dalam “lembah” di tengah-tengah “dua gunung salju” si wanita. Darian Wu sampai ingin berteriak saking antusiasnya!

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu