Beautiful Lady - Bab 12 Memimpikannya
“Kata-kata bodoh apa yang kamu bicarakan!” Darian Wu tidak mau membuat masalah ini semakin besar.
Memikirkan hal ini, Darian Wu kembali cemberut dan memarahi Coco Lin dengan tidak senang: "Jangan membuat masalah, cepat pakai pakaianmu, hubungan kita ini hanya kakak ipar dan adik ipar, tidak ada yang lain, jadi jangan melangkah berlebihan."
“Heh, dasar.” Coco Lin bergumam dengan suara rendah, tapi dia masih menarik bajunya, pria, menurut pendapat Coco Lin, hanyadalah orang besar yang bodoh hanya untuk memberi sedikit rasa manis, jadi ketika mendengar kata-kata Darian Wu, reaksi pertama Coco Lin adalah mengejeknya.
Namun setelah memikirkan hadiah yang diberikan Darian Wu, Coco Lin tetap menurut dengan patuh, tetapi ketika pergi, dia sengaja berbalik, lalu berkata dengan manis: "Kakak ipar, aku tidak sembarang bicara, asalkan kamu menginginkannya, langsung cari saja aku, ini perjanjian kita berdua, aku tidak akan membgeri tahu kakak."
Setelah percakapan, Coco Lin bahkan berkedip centil pada Darian Wu.
“Kamu!” Darian Wu tidak bisa berkata-kata, lalu ponselnya berdering. Dia melihat itu adalah telepon dari Yumi Fang dan dia tahu itu pasti urusan perusahaan, jadi dia segera mengangkatnya.
"Halo, CEO Fang? Ada apa?"
Yumi Fang memberi tahu Darian Wu di sana untuk membuat PPT terperinci untuk proyek yang mereka tanda tangani, dan harus cepat.
"Kamu bawakan ke kantorku hari ini, mitra kita akan naik pesawat malam ini, kita harus buru-buru menunjukkan proyek kita sebelum mereka naik pesawat, jadi lakukan dengan baik, Darian Wu."
Yumi Fang menasihati beberapa patah kata lagi, Darian Wu juga tahu prioritasnya dan langsung setuju. Dia sudah memperhatikan proyek ini. Selain itu, dia awalnya seorang programmer. PPT perkenalan semacam ini tidaklah susah baginya.
"Jangan khawatir, CEO Fang, aku akan segera ke perusahaan, dan akan aku serahkan kepadamu dalam dua jam."
“Baiklah, bagus, aku tidak khawatir jika kamu melakukan sesuatu, uhuk uhuuk." Yumi Fang segera menutup telepon, Darian Wu juga samar-samar mendengar suara batuk, tetapi Darian Wu bergegas untuk mengerjakan PPT, jadi tidak terlalu peduli.
Darian Wu buru-buru mengganti bajunya, mengambil tasnya dan keluar, Dia tidak tahu bahwa Coco Lin, yang baru saja pergi, sedang berdiri di depan pintu kamar, memandang dirinya dengan penuh rasa tertarik.
"Wanita?"
Darian Wu tahu bahwa dia sedang membicarakan orang yang menelponnya, dan dia melirik Coco Lin tanpa berkata-kata: "Ya, dia atasanku."
"Oh! Bos ~ Kantor asmara?" Coco Lin berkata lagi: "Apakah wanita yang terakhir kali makan denganmu?"
"Jangan berpikir membuat masalah lagi denganku! Aku tidak pernah melakukan apapun dengannya." Darian Wu sedang terburu-buru dan tidak punya waktu untuk berbicara dengan Coco Lin: "Sudah, kakakmu juga tidak terlalu peduli padaku, kamu tidak perlu banyak ikut campur masalah orang lain!"
Coco Lin jarang setuju, tapi tidak ada yang menyadarinya Ketika Darian Wu berbalik, dia memasukkan benda kecil ke dalam tasnya, lalu berbalik dan menyeringai sambil menutupi mulutnya.
Setelah Darian Wu kembali ke perusahaan, dia sibuk dengan PPT-nya dan akhirnya menyelesaikannya.Setelah memeriksa beberapa kali untuk memastikan bahwa dia benar, dia bahkan tidak sempat meminum air, dia mengambil flashdisk lalu mencari Yumi Fang.
Tapi saat Darian Wu mengetuk pintu kantor Yumi Fang beberapa saat, tidak ada yang menjawab. Dia merasa sedikit bingung, jadi dia membuka sendiri pintunya.
"CEO Fang?"
Ketika dia membuka pintu, Darian Wu menemukan bahwa tidak ada siapa-siapa di dalam. Saat sekretaris Yumi Fang, Rosa, kembali, Darian Wu mendekat untuk menanyakan Yumi Fang.
"Eh? Rosa, di mana CEO Fang? Mengapa dia tidak ada?"
“Direktur Wu, kamu mencari CEO Fang?” Rosa bertanya balik.
“Ya, dimana dia?” Darian Wu dengan cepat bertanya.
“CEO Fang sakit. Sepertinya dia masuk angin, jadi dia tinggal di rumah dan beristirahat. Apakah kamu ada urusan dengannya?” Tanya Rosa dengan penasaran.
Darian Wu mengangguk dan memberi tahu Rosa tentang PPT itu. Ketika dia mengira bahwa Yumi Fang sangat membutuhkan PPT, Darian Wu berencana untuk pergi langsung ke Yumi Fang dan menyerahkan PPT kepadanya secara langsung.
Darian Wu pergi ke komplek Yumi Fang menurut ingatannya, dan menemukan rumah Yumi Fang berdasarkan nomor rumahnya, Setelah membunyikan bel pintu, dia menunggu dengan sabar.
Setelah beberapa saat, pintu kayu terbuka lemah. Kemudian Darian Wu melihat Yumi Fang dengan wajah yang sangat buruk. Dia sakit dan tidak menggunakan riasan, tetapi Yumi Fang terlahir dengan wajah imut, dan riasan itu juga untuk tujuan menunjukkan kewibawaannya, tanpa riasan dia terlihat beberapa tahun lebih muda dari usianya yang sebenarnya.
"Darian Wu? Kenapa kamu di sini?"
Ketika Yumi Fang melihat itu adalah Darian Wu, dia buru-buru membuka pintu, dan Darian Wu melihat Yumi Fang masih mengenakan piyama. Piyama itu berwarna putih. Setelah basah oleh keringat, baju itu mengetat ditubuhnya, dan terliht bukit yang menjulang tinggi.
"Aahhh! Karena tidak seimbang, salah satu kaki kirinya tersandung kaki kanannya, dan dia mau terjatuh ke lantai.
Dengan tergesa-gesa, Darian Wu buru-buru melangkah maju untuk memeluk Yumi Fang. Pelukan ini semakin membuat malu di antara kedua orang itu, karena Yumi Fang tidak memakai pakaian dalam!
“Aku, eehh, CEO Fang, aku di sini untuk memberimu PPT-nya.” Darian Wu sangat malu sehingga dia dengan cepat menarik tangannya, berdiri diam sedikit tidak berdaya, tetapi melihat wajah Yumi Fang yang memerah.
“Mendengar dari sekretarismu, CEO Fang sedang flu?” Tetapi melihat wajah Yumi Fang dan suhu yang baru saja disentuhnya, Darian Wu merasa bahwa Yumi Fang tidak sesederhana seperti sedang flu.
“Ini hanya sedikit flu saja, aku akan menuangkanmu segelas air.” Yumi Fang juga mendekat, dan berjalan ke dapur untuk menuangkan air untuk Darian Wu.
Darian Wu memandangi punggung Yumi Fang, dan tiba-tiba merasa bahwa Yumi Fang, yang tidak mengenakan setelan formal, tampak seperti seorang jenderal wanita tanpa baju besi, dengan temperamen lembut yang biasanya tidak dia tunjukkan.
"Piianng!"
Tapi pada saat ini, suara kaca pecah yang tajam membawa kembali pikiran Darian Wu. Dia mendengar suara dari dapur, dan berlari dengan cepat, dan melihat Yumi Fang dengan lemah menopang wastafel, dan wajahnya terihat tidak nyaman.
"CEO Fang? Ada apa! Panas sekali!"
Darian Wu segera pergi untuk membantu Yumi Fang, dan setelah menyentuh kulitnya yang panas, dia dengan cepat mengangkat tangannya untuk menyentuh dahinya dan mengetahui suhu di dahinya juga sangat panas. Darian Wu menyimpulkan bahwa Yumi Fang sedang demam.
"Kamu demam! Aku akan membawamu ke rumah sakit."
Apanya yang flu ringan? Rosa salah melaporkannya! Jika tidak datang ke sini hari ini, takutnya Yumi Fang akan koma, apa tidak ada yang peduli padanya?
Memikirkan kemungkinan ini, Darian Wu merasakan api di hatinya.
“Rumah Sakit? Aku tidak mau pergi?” Yumi Fang menggelengkan kepalanya. Karena dia sakit, kewarasannya tidak begitu jelas, dan pipinya memerah, sedikit lebih manis dari biasanya.
“Bagaimana mungkin kamu tidak pergi ke rumah sakit jika kamu sedang demam?” Nada suara Darian Wu secara tidak sadar melambat saat mulut Yumi Fang begitu manis.
“Aku benci rumah sakit!” Yumi Fang berkata dengan percaya diri, dan tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menepuk kepalanya: “Darian Wu, aku sangat tidak nyaman!”
Darian Wu menunduk dan melihat sepasang mata besar berair menatapnya dengan penuh harap. Yumi Fang sangat berbeda. Meskipun dia telah bekerja sama selama beberapa tahun, Darian Wu belum pernah melihat wanita seperti Yumi Fang seliar ini.
“Tapi kamu sakit. Kamu tidak bisatidak pergi ke dokter.” Darian Wu terus membujuk, melihat Yumi Fang berjalan goyah, jadi dia hanya bisa menundukkan kepalanya dan memeluknya, berniat membawanya ke rumah sakit secara paksa.
Tapi Yumi Fang sepertinya mengerti maksud Darian Wu, dan dengan cepat berjuang: "Darian Wu! Aku tidak mau pergi! Aku memerintahkanmu sebagai bos! Kamu tidak diizinkan membawaku ke rumah sakit!"
“Kamu!” Darian Wu kalah dari Yumi Fang.
Karena Yumi Fang menolak untuk pergi ke rumah sakit, tetapi dia tidak bisa membiarkannya pergi saat dia sakit. Darian Wu harus pergi ke toko obat untuk membeli obat. Dia meletakkan Yumi Fang di tempat tidur terlebih dahulu dan mengisyaratkan dia untuk tidur sebentar.
Darian Wu dengan cepat membeli obat anti demam dan kembali, tetapi melihat Yumi Fang tidak ada di tempat tidur: "CEO Fang?"
Darian Wu keluar dari kamar dengan curiga. Dia hanya mendengar teriakan dari kamar mandi. Dia berlari dengan cepat, lalu melihat pintu kamar mandi terbuka dan Yumi Fang jatuh ke lantai.
“CEO Fang, mengapa kamu tidak berbaring di tempat tidur saja?” Darian Wu berkata dengan serius, mengabaikan hal-hal lain, dan dengan cepat mengangkat Yumi Fang, yang masih terbaring di lantai, dan sesuatu yang lebih memalukan terjadi saat ini.
Handuk mandi Yumi Fang tak disangka terlepas, dan tubuhnya terlihat di depan Darian Wu tanpa penutup apapun.
"Aku merasa tubuhku sedikit lengket dan tidak nyaman, jadi aku ingin mandi ... Ah! Jangan lihat!"
Yumi Fang memeluk Darian Wu tanpa sadar, mencegahnya untuk melihat tubuhnya, tetapi dia lupa bahwa dia menjepit seluruh tubuhnya sehingga tidak akan ada celah di antara keduanya.
Setelah memeluk Darian Wu, Yumi Fang menyadari masalah ini lagi dan segera melepaskannya, tetapi sekali lagi menunjukkan tubuh putih dan halusnya kepada Darian Wu.
"Aahhh!"
Yumi Fang menjerit lagi, untungnya, Darian Wu telah pulih dari pemandangan yang tiba-tiba, dan dengan cekatan mengambil handuk mandi di lantai dan menaruhnya di tubuh Yumi Fang.
Setelah itu, kedua orang itu menjadi tenang. Setelah Yumi Fang meminum obatnya, dia berbaring di tempat tidur dengan patuh, tidak pernah berani bergerak.
Darian Wu juga merasa tak berdaya, dan berencana untuk pergi dari sini segera setelah Yumi Fang tertidur.
Efek obat datang dengan sangat cepat, dan Yumi Fang tertidur tak lama kemudian, Darian Wu menyentuh dahinya lagi dan memutuskan untuk pergi saat suhu mulai turun.
Pada saat ini, Yumi Fang, yang baru saja tertidur, langsung berbicara dalam tidur.
"Darian Wu ... Darian Wu ..."
Dia hanya menggumamkan nama Darian Wu dua kali, tapi Darian Wu terkejut, dan ada perasaan yang tidak jelas di hatinya, apakah Yumi Fang menyukainya?
Tanpa Yumi Fang, dia tidak akan ada pencapaiannya seperti hari ini, tapi dia tahu jelas di antara keduanya tidak ada hubungan lebih.
Novel Terkait
Love And War
JaneKamu Baik Banget
Jeselin VelaniLoving Handsome
Glen ValoraUntouchable Love
Devil BuddyBaby, You are so cute
Callie WangTakdir Raja Perang
Brama aditioLove and Trouble
Mimi XuBeautiful Lady×
- Bab 1 Diluar Celah Pintu
- Bab 2 Teman Baiknya, Summer Xia
- Bab 3 Peach Blossom Villa
- Bab 4 Tokoh Utama Foto
- Bab 5 Cahaya Di Bawah Langit Malam
- Bab 6 Perang Dingin Dimulai
- Bab 7 Suara Aneh
- Bab 8 Jalan Tanpa Arah Kembali
- Bab 9 Keberuntungan Yang Datang Begitu Saja
- Bab 10 Muncul Masalah Besar
- Bab 11 Memberi Hadiah Roket
- Bab 12 Memimpikannya
- Bab 13 Hal yang Tidak Terduga
- Bab 14 Pahlawan
- Bab 15 Sangat Cantik
- Bab 16 Menerima Pengawal
- Bab 17 Orang Kaya Benar-Benar Tahu Cara Bermain!
- Bab 18 Orang Baik Akan Dibantu Oleh Tuhan
- Bab 19 Salah Paham
- Bab 20 Kamu Mempermainkanku?
- Bab 21 Salah Paham yang Tak Mampu Diluruskan
- Bab 22 Mengacaukan Acara
- Bab 23 Aku Adalah Orang Baik
- Bab 24 Mungkin Matanya Benar-Benar Telah Kabur
- Bab 25 Aku Akan Diselingkuhi?
- Bab 26 Mengubah Amarah Menjadi Tenaga
- Bab 27 Pikatan Busana Pembantu
- Bab 28 Menjebaknya
- Bab 29 Puncak Kenikmatan
- Bab 30 Baby No.8
- Bab 31 Death Race
- Bab 32 Meramal Seperti Tuhan
- Bab 33 Datang Perhitungan Membawa Pisau
- Bab 34 Mohon Kamu Lebih Menggunakan Tenaga Lagi
- Bab 35 Keuntungan Turun Dari Langit
- Bab 36 Ini Semua Jebakan
- Bab 37 Tidak Menjual Diri
- Bab 38 Jangan Berani Macam-Macam Dengan Wanita Ini
- Bab 39 Kucing Liar Datang Mengintip
- Bab 40 Lamaran Yang Memaksa
- Bab 41 Kabur
- Bab 42 Istri Mengalami Sesuatu
- Bab 43 Jadi Terkenal dalam Semalam
- Bab 44 Masuk Jalan Hidup yang Benar
- Bab 45 Sekuat Apa Pun Akhirnya Tetap Kalah
- Bab 46 Badan Tidak Kuat, Mulut Tetap Harus Kuat
- Bab 47 Mengapa Mau Menjadi Maling?
- Bab 48 Mengalah Untuk Menjadi Maling
- Bab 49 Pertama Kali Dalam Hidup
- Bab 50 Berkontribusi
- Bab 51 Memenangi Pertempuran Satu Lawan Lima
- Bab 52 Dewi Penguasa
- Bab 53 Main Adegan Ciuman
- Bab 54 Terlalu Serius Mencium
- Bab 55 Mawar Berduri
- Bab 56 Tugas Yang Sulit
- Bab 57 Menaklukkan Dia?
- Bab 58 Menyentuh Aku Langsung Lapor Polisi
- Bab 59 Tidak Bisa Dibicarakan
- Bab 60 Ada Adegan Seru Di Belakang
- Bab 61 Senjata dan Mawar
- Bab 62 Kembali Dijebak
- Bab 63 Senapan Mini
- Bab 64 Memanggil Langit Tetapi Langit Tidak Menjawab
- Bab 65 Kegilaan Cinta
- Bab 66 Pusat Perhatian
- Bab 67 Rezeki yang Diantarkan Sendiri
- Bab 68 Ini Terlalu Kebetulan
- Bab 69 Bagaimana Rasanya?
- Bab 70 Memotret Diam-Diam
- Bab 71 Kecanggungan Yang Tak Bisa Dijelaskan Dengan Kata-Kata
- Bab 72 Tak Berhasil Memotret Diam-Diam
- Bab 73 Membuat Takut Seorang Gadis Kecil
- Bab 74 Sungguh Kejam
- Bab 75 Jadi Pria Harus Pemberani
- Bab 76 Tak Berdaya
- Bab 77 Memaksa Dengan Kekerasan
- Bab 78 Menakut-nakutimu
- Bab 79 Tidak Puas Tidak Memberitahu Kamu
- Bab 80 Semuanya Demi Pekerjaan
- Bab 81 Janji Jam Sembilan
- Bab 82 Aku Adalah Seorang Ahli
- Bab 83 Judi Besar
- Bab 84 Dewi Mobil
- Bab 85 Kecerdasan Dan Keberanian Untuk Menang
- Bab 86 Ini adalah Jebakan
- Bab 87 Ketika Bertarung Malah Jatuh Pingsan
- Bab 88 Semuanya Adalah Orang Yang Kejam
- Bab 89 Bersenang-senang Dengan Mengikuti Irama
- Bab 90 Lanjutkan Penampilanmu
- Bab 91 Puncak Kebahagiaan
- Bab 92 Diketahui Olehnya
- bab 93 Penyakit Aneh Adik Ipar
- Bab 95 Berkata Dengan Sejujurnya
- Bab 96 Pendamba Coco
- Bab 97 Pria Jelek yang Mendapat Wanita Cantik
- Bab 98 Menyewa Pembunuh
- Bab 99 Wanita Jalang yang Mengjengkelkan
- Bab 100 Coco Dalam Masalah
- Bab 101 Siapa Saja Takut Kehilangan Nyawa
- Bab 102 Keadaan Berbalik
- Bab 103 Tahu Diri Adalah Orang yang Pintar
- Bab 104 Menang Dengan Aneh
- Bab 105 Orang yang Paling Terpenting
- Bab 106 Benar-Benar Terbelah.....
- Bab 107 Tubuhmu Telah Mengkhianatimu
- Bab 108 Aku Membencimu
- Bab 109 Satu Botol Bir Pecah
- Bab 110 Tenangkan Dirimu
- Bab 111 Menyiapkan Pesta Untuk Orang Lain
- Bab 112 Tiupan Angin Malam
- Bab 113 Wanita yang Berubah-ubah
- Bab 114 Tidak Menyerah Begitu Saja
- Bab 115 Tidak Menjadi Orang yang Picik
- Bab 116 Serangan Mendadak
- Bab 117 Masalah Ini Sangat Rumit
- Bab 118 Andalkanlah Diri Sendiri
- Bab 119 Superman
- Bab 120 Menyerah dengan Bendera Putih
- Bab 121 Akhir yang Terputarbalikkan
- Bab 122 Datang untuk Bertarung
- Bab 123 Berjanji Tidak Akan Membunuhmu
- Bab 124 Orang Terkuat
- Bab 125 Masalah Selalu Mendatangi Orang yang Tenang
- Bab 126 Pemerasan
- Bab 127 Kecerobohan Mendatangkan Petaka
- Bab 128 Memasuki Arena
- Bab 129 Keterampilan Jari Tingkat Dewa
- Bab 130 Tidak Bersikap Rasional
- Bab 131 Tantangan Menghampiri
- Bab 132 Menyanggupi Tantangan
- Bab 133 Aku Akan Menunggu
- Bab 134 Berencana Mencuri Lagi
- Bab 135 Menjadi Pria Penggoda
- Bab 136 Mengganggu Kakak Ipar Lagi
- Bab 137 Kalian Satu Kelompok
- Bab 138 Penampilan Sangat Tampan
- Bab 139 Semakin Kejam Semakin Gila
- Bab 140 Kecantikan Yang Terpesona
- Bab 141 Bertahan Hanya Untuk Kemenangan
- Bab 142 Bahaya
- Bab 143 Pamerkan Keahlian Mengendarai
- Bab 144 Wanita Tua Tidak Akan Melepaskannya
- Bab 145 Pelanggan VIP
- Bab 146 Jika Tidak Basah Maka Tidak Akan Menerima Uang
- Bab 147 Beradu Uang Siapa Takut
- Bab 147 Selesai Berpura-pura Pun Melarikan Diri
- Bab 149 Mengejutkanku
- Bab 150 Jika Memukul Orang Jangan Memukul Di Wajah
- Bab 151 Telur Yang Pecah
- Bab 152 Kekuatan Penuh
- Bab 153 Tolong Lupakan Kekasaranku
- Bab 154 Orang Yang Paling Dicintai Di Dunia
- Bab 155 Orang Tampan Mati Dengan Cepat
- Bab 156 Menjadi Orang Bijak
- Bab 157 Perasaan yang Tak Terkatakan
- Bab 158 Menabrak Wanita Cantik
- Bab 159 Paman Serius Sedikit
- Bab 160 Wanita Cantik Suka Menipu Orang
- Bab 161 Kubawa Kamu Terbang Sebentar
- Bab 162 Pengemudi Handal Tidak Membalikkan Mobil
- Bab 163 Bermain Detak Jantung
- Bab 164 Pisau Di Atas Kepala
- Bab 165 Kamu Yang Memutuskan
- Bab 166 Krisis Datang
- Bab 167 Kekuatan Ilahi
- Bab 168 Ini Jebakan
- Bab 169 Kekuatan Dipaksa Keluar
- Bab 170 Memutuskan Jalan
- Bab 171 Kamu Menghinaku Dengan Uang
- Bab 172 Ingin Kaya Harus Mengambil Resiko
- Bab 173 Pertahankan Satu Tangan
- Bab 174 Semua Orang Menyukai
- Bab 175 Menjadi Buronan.
- Bab 176 Banyak Orang Terpesona.
- Bab 177 Mengejutkan Seorang Gadis.
- Bab 178 Kabar Baik Datang.
- Bab 179 Kesalahnya Hanya Bisa Di Tanggung Olehnya.
- Bab 180 Kembalikan Bajuku.
- Bab 181 Ingin Menang Harus Berusaha
- Bab 182 Kesempatan Untuk Menjadi Kaya
- Bab 183 Seseorang Yang Ditindas Oleh Orang Lemah Karena Kehilangan Kekuasaan
- Bab 184 Jangan Tinggalkan Aku
- Bab 185 Pertarungan Antar 2 Wanita Cantik
- Bab 186 Air Susu Dibalas Air Tuba
- Bab 187 Jangan Macam-Macam Denganku, Aku Punya Senjata
- Bab 188 Luka Serius
- Bab 189 Mengambil Inisiatif
- Bab 190 Solusi Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 191 Mengkhianati
- Bab 192 Satu Masalah Belum Terpecahkan, Namun Masalah Lain Terjadi Lagi
- Bab 193 Musuh Saling Bertemu
- Bab 194 Kembali Seperti Semula