Beautiful Lady - Bab 19 Salah Paham
"Kakak ipar! Kamu baik-baik saja?"
Coco Lin mendatangi Darian Wu, berbalik dan melihat Darian Wu dari atas ke bawah.
"Aku baik-baik saja!"
Darian Wu menggerakkan tubuhnya dan berkata dengan pasti.
"Coco, kamu baru saja melihat ke meja kayu, apakah kamu melihat bagaimana meja kayu itu jatuh?"
Darian Wu masih bingung dengan ini dan ingin mendapatkan jawaban dari Coco Lin.
Coco Lin dengan bodohnya berkata: "Mungkin angin yang meniupnya!"
Darian Wu memutar matanya dan tersenyum pahit: "Topan saja mungkin tidak bisa merobohkan meja kayu itu. Kamu kira aku anak yang berumur tiga tahun, bodoh dan mudah percaya?"
Coco Lin terkekeh, "Bukannya aku tidak memberitahumu. Sebenarnya aku tidak melihat bagaimana meja kayu itu jatuh. Karena aku mengkhawatirkan keselamatanmu saat itu, dan perhatianku hanya tertuju padamu!"
"Kenapa kamu berkata kamu tidak mengenalku tadi?"
Darian Wu meletakkan keraguan tentang mengapa meja kayu itu jatuh, dan bertanya kepada Coco Lin dengan wajah serius.
Seperti anak kecil yang melakukan kesalahan, Coco Lin membenamkan kepalanya dan berbisik: “Aku melihat kakak ipar begitu agresif saat kamu buru-buru masuk tadi. Kupikir kamu jago berkelahi, jadi aku pura-pura tidak mengenalmu. Biar kamu bisa lebih menunjukkan kehebatanmu, tapi kamu hampir saja dipukul oleh pria gundul itu, untuk Tuhan membantumu, dan meja kayu itu menyelamatkan kamu."
"Apakah orang-orang itu tadi ingin memperkosamu?"
Darian Wu meraih tangan kecil Coco Lin dan bertanya sambil berjalan menuju pintu.
"Kakak ipar, kamu terlalu gegabah sekarang, mereka bukan orang jahat, mereka adalah rekan dansa yang diundang Kakak Shen."
"Apa?"
Mendengar penjelasan Coco Lin, Darian Wu terkejut, merasa kali ini dia banyak salah paham.
Tepat pada saat ini, kakak Shen berjalan selangkah demi selangkah. Melihat ada yang tidak beres, dia segera bertanya, "Apa yang terjadi?"
Rekan menari itu datang ke Kakak Shen dan membicarakan tentang kejadian itu.
“Kakak Shen, semuanya, maafkan aku, aku salah paham pada kalian.” Darian Wu buru-buru meminta maaf kepada kakak Shen dan rekan-rekan lainnya.
Kemudian, Darian Wu berkata kepada pria gundul itu yang sudah bisa berdiri: "Sobat, bagaimana lukamu? Apakah kamu ingin pergi ke rumah sakit? Aku bersedia menanggung biaya pengobatanmu!"
Meski pria gundul itu itu dirobohkan oleh meja kayu, itu tidak ada hubungannya dengan Darian Wu. Namun, ketika dia dimintai pertanggungjawaban, dia adalah pelakunya, berinisiatif menerima tanggung jawab, benar-benar orang yang langka.
"Terus terang, ketika kamu bergegas, apakah kamu menganggapku sebagai penjahat yang membiarkan wanita diperkosa?"
Kakak Shen memelototi Darian Wu, dan berkata dengan suara marah.
"Ini ... aku mendengar teriakan Coco Lin dari ponselmu. Kupikir dia diculik, jadi aku bergegas menyelamatkannya."
Darian Wu tertawa dua kali, cukup malu, sejujurnya, dia benar-benar menganggap kakak Shen sebagai penjahat saat itu.
"Aaahh……"
Seru Coco Lin, lalu menutup mulutnya dan tersenyum: “Kakak ipar, teriakanku bukan karena aku dalam bahaya, tapi ketika aku melihat panggung yang dibuat oleh kakak Shen untukku, aku sangat bersemangat sampai menjerit. "
Baru kemudian Darian Wu melihat ke ruangan itu dengan santai dan menemukan bahwa itu benar-benar ada panggung.
“Panggungmu? Apa yang ingin kamu lakukan di sini?” Darian Wu memandang Coco Lin dan bertanya.
"Live streaming! Aku siap untuk menunjukkan bakat menariku kepada penonton dan mendapatkan popularitas yang lebih tinggi, aku akan berusaha untuk menjadi live streamer nomor satu di seluruh jaringan!"
Coco Lin melambaikan tangan kecilnya dan berkata dengan senang.
Darian Wu akhirnya tahu bahwa Coco Lin datang ke bar kakak Shen bukan untuk bersenang-senang, tapi untuk streaming. Sedangkan kakak Shen membantunya membersihkan tempat dan menemukan pasangan!
"Oke, ini sudah hampir jam delapan, bersiaplah dan mulai."
Kakak Shen menunjuk ke jam tangannya, dan mengingatkan Coco Lin.
"Kakak ipar, ambil ponselmu, dan siap-siap untuk memberiku hadiah yang banyak!"
Coco Lin mengingatkan Darian Wu dan berlari ke tengah panggung.
Rekan-rekan penari juga mengikuti, bahkan pria gundul itu juga ikut, sepertinya tidak masalah setelah ditekan oleh meja kayu.
"Ikutl denganku, jangan mempengaruhi penampilan Coco di sini."
Kakak Shen menarik lengan baju Darian Wu dan pergi ke kamar sebelah, ada komputer di ruangan itu, dan penampilan Coco Lin diputar di layar!
Kakak Shen mengambil walkie-talkie seperti sutradara, sibuk berkomunikasi dengan Coco Lin, dan mengabaikan Darian Wu.
Darian Wu juga tidak peduli. Dia menuangkan segelas air dan duduk di depan komputer, siap untuk menonton live dance Coco Lin.
Coco Lin sudah membuat jadwal dengan para penggemarnya, dia memulai streaming pada jam 8 tepat, dan sekarang sudah lima menit sebelum jam 8.
Darian Wu mengeluarkan ponselnya untuk membuka ruang streaming Coco Lin dan menemukan bahwa ruang itu sudah ramai. Ada ratusan ribu orang yang menunggu untuk menonton streaming, deretan hadiah bertebaran di layar, dan dia semakin terkenal!
Siaran langsung belum dimulai. Seiring dengan berlangsungnya streaming, tingkat popularitas pasti akan meningkat dengan liar. Sampai sejauh mana, itu tergantung pada keterampilan menari Coco Lin!
"Kakak Shen, keluar sebentar, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu!"
Streaming baru akan dimulai, dan Coco Lin juga berlari ke sini dan melambai ke kakak Shen.
Kakak Shen keluar, mereka berdua bergumam di luar dan tidak tahu apa yang mereka bicarakan, suara mereka sangat kecil, mereka jelas tidak ingin Darian Wu mendengarnya!
Darian Wu terlalu malas untuk menguping. Dia sibuk memberikan hadiah kepada Coco Lin. Dia adalah penggemar nomor satu. Dia tidak berencana membiarkan orang lain merebutnya.
Ketika waktunya tiba pukul delapan, siaran langsung Coco Lin secara resmi dimulai di bawah arahan Kakak Shen.
Awalnya, Darian Wu mengira tarian Coco Lin akan terlihat abal-abal, tetapi ketika live streaming dimulai, dia terkejut!
Coco Lin sangat berbakat dalam menari. Postur tubuhnya yang anggun seperti angsa. Dia menari mengikuti musik, setiap gerakan tarian adalah pertunjukan seni, ini benar-benar tak terbayangkan, Darian Wu sangat terpana, dia sampai lupa memberi hadiahnya!
Saat tarian hampir usai, kakak Shen menarik Darian Wu yang terpesona dengan tarian itu, dan menyeretnya ke sisi panggung.
Sebelum Darian Wu mengerti maksud kakak Shen, dia diseret ke tengah panggung oleh Coco Lin di atas panggung.
Mengikuti musik, Coco Lin menari di dekat tubuh Darian Wu, dengan tangan melingkari lehernya.
Saat musik hendak berakhir, Coco Lin memeluk Darian Wu dan menginjitkan kakinya dan mencium bibir Darian Wu.
Setelah mengedipkan matanya pada Darian Wu, Coco Lin berbalik dan melambai ke kamera: "Tarian terakhir adalah untuk mengungkapkan rasa terima kasihku kepada penggemar terbesarku, terus berjuang, yang berikutnya mungkin adalah salah satu dari kalian. Terima kasih telah menonton, sampai jumpa lagi!"
Kamera dimatikan, dan penampilan Coco Lin berakhir dengan sempurna!
Pada ciuman terakhir, Darian Wu merasa bahwa dia dimanfaatkan oleh Coco Lin, ini jelas-jelas untuk memancing para penggemarnya memberinya semakin banyak hadiah!
Novel Terkait
Demanding Husband
MarshallAir Mata Cinta
Bella CiaoThat Night
Star AngelEverything i know about love
Shinta CharityBeautiful Lady
ElsaIstri ke-7
Sweety GirlBeautiful Lady×
- Bab 1 Diluar Celah Pintu
- Bab 2 Teman Baiknya, Summer Xia
- Bab 3 Peach Blossom Villa
- Bab 4 Tokoh Utama Foto
- Bab 5 Cahaya Di Bawah Langit Malam
- Bab 6 Perang Dingin Dimulai
- Bab 7 Suara Aneh
- Bab 8 Jalan Tanpa Arah Kembali
- Bab 9 Keberuntungan Yang Datang Begitu Saja
- Bab 10 Muncul Masalah Besar
- Bab 11 Memberi Hadiah Roket
- Bab 12 Memimpikannya
- Bab 13 Hal yang Tidak Terduga
- Bab 14 Pahlawan
- Bab 15 Sangat Cantik
- Bab 16 Menerima Pengawal
- Bab 17 Orang Kaya Benar-Benar Tahu Cara Bermain!
- Bab 18 Orang Baik Akan Dibantu Oleh Tuhan
- Bab 19 Salah Paham
- Bab 20 Kamu Mempermainkanku?
- Bab 21 Salah Paham yang Tak Mampu Diluruskan
- Bab 22 Mengacaukan Acara
- Bab 23 Aku Adalah Orang Baik
- Bab 24 Mungkin Matanya Benar-Benar Telah Kabur
- Bab 25 Aku Akan Diselingkuhi?
- Bab 26 Mengubah Amarah Menjadi Tenaga
- Bab 27 Pikatan Busana Pembantu
- Bab 28 Menjebaknya
- Bab 29 Puncak Kenikmatan
- Bab 30 Baby No.8
- Bab 31 Death Race
- Bab 32 Meramal Seperti Tuhan
- Bab 33 Datang Perhitungan Membawa Pisau
- Bab 34 Mohon Kamu Lebih Menggunakan Tenaga Lagi
- Bab 35 Keuntungan Turun Dari Langit
- Bab 36 Ini Semua Jebakan
- Bab 37 Tidak Menjual Diri
- Bab 38 Jangan Berani Macam-Macam Dengan Wanita Ini
- Bab 39 Kucing Liar Datang Mengintip
- Bab 40 Lamaran Yang Memaksa
- Bab 41 Kabur
- Bab 42 Istri Mengalami Sesuatu
- Bab 43 Jadi Terkenal dalam Semalam
- Bab 44 Masuk Jalan Hidup yang Benar
- Bab 45 Sekuat Apa Pun Akhirnya Tetap Kalah
- Bab 46 Badan Tidak Kuat, Mulut Tetap Harus Kuat
- Bab 47 Mengapa Mau Menjadi Maling?
- Bab 48 Mengalah Untuk Menjadi Maling
- Bab 49 Pertama Kali Dalam Hidup
- Bab 50 Berkontribusi
- Bab 51 Memenangi Pertempuran Satu Lawan Lima
- Bab 52 Dewi Penguasa
- Bab 53 Main Adegan Ciuman
- Bab 54 Terlalu Serius Mencium
- Bab 55 Mawar Berduri
- Bab 56 Tugas Yang Sulit
- Bab 57 Menaklukkan Dia?
- Bab 58 Menyentuh Aku Langsung Lapor Polisi
- Bab 59 Tidak Bisa Dibicarakan
- Bab 60 Ada Adegan Seru Di Belakang
- Bab 61 Senjata dan Mawar
- Bab 62 Kembali Dijebak
- Bab 63 Senapan Mini
- Bab 64 Memanggil Langit Tetapi Langit Tidak Menjawab
- Bab 65 Kegilaan Cinta
- Bab 66 Pusat Perhatian
- Bab 67 Rezeki yang Diantarkan Sendiri
- Bab 68 Ini Terlalu Kebetulan
- Bab 69 Bagaimana Rasanya?
- Bab 70 Memotret Diam-Diam
- Bab 71 Kecanggungan Yang Tak Bisa Dijelaskan Dengan Kata-Kata
- Bab 72 Tak Berhasil Memotret Diam-Diam
- Bab 73 Membuat Takut Seorang Gadis Kecil
- Bab 74 Sungguh Kejam
- Bab 75 Jadi Pria Harus Pemberani
- Bab 76 Tak Berdaya
- Bab 77 Memaksa Dengan Kekerasan
- Bab 78 Menakut-nakutimu
- Bab 79 Tidak Puas Tidak Memberitahu Kamu
- Bab 80 Semuanya Demi Pekerjaan
- Bab 81 Janji Jam Sembilan
- Bab 82 Aku Adalah Seorang Ahli
- Bab 83 Judi Besar
- Bab 84 Dewi Mobil
- Bab 85 Kecerdasan Dan Keberanian Untuk Menang
- Bab 86 Ini adalah Jebakan
- Bab 87 Ketika Bertarung Malah Jatuh Pingsan
- Bab 88 Semuanya Adalah Orang Yang Kejam
- Bab 89 Bersenang-senang Dengan Mengikuti Irama
- Bab 90 Lanjutkan Penampilanmu
- Bab 91 Puncak Kebahagiaan
- Bab 92 Diketahui Olehnya
- bab 93 Penyakit Aneh Adik Ipar
- Bab 95 Berkata Dengan Sejujurnya
- Bab 96 Pendamba Coco
- Bab 97 Pria Jelek yang Mendapat Wanita Cantik
- Bab 98 Menyewa Pembunuh
- Bab 99 Wanita Jalang yang Mengjengkelkan
- Bab 100 Coco Dalam Masalah
- Bab 101 Siapa Saja Takut Kehilangan Nyawa
- Bab 102 Keadaan Berbalik
- Bab 103 Tahu Diri Adalah Orang yang Pintar
- Bab 104 Menang Dengan Aneh
- Bab 105 Orang yang Paling Terpenting
- Bab 106 Benar-Benar Terbelah.....
- Bab 107 Tubuhmu Telah Mengkhianatimu
- Bab 108 Aku Membencimu
- Bab 109 Satu Botol Bir Pecah
- Bab 110 Tenangkan Dirimu
- Bab 111 Menyiapkan Pesta Untuk Orang Lain
- Bab 112 Tiupan Angin Malam
- Bab 113 Wanita yang Berubah-ubah
- Bab 114 Tidak Menyerah Begitu Saja
- Bab 115 Tidak Menjadi Orang yang Picik
- Bab 116 Serangan Mendadak
- Bab 117 Masalah Ini Sangat Rumit
- Bab 118 Andalkanlah Diri Sendiri
- Bab 119 Superman
- Bab 120 Menyerah dengan Bendera Putih
- Bab 121 Akhir yang Terputarbalikkan
- Bab 122 Datang untuk Bertarung
- Bab 123 Berjanji Tidak Akan Membunuhmu
- Bab 124 Orang Terkuat
- Bab 125 Masalah Selalu Mendatangi Orang yang Tenang
- Bab 126 Pemerasan
- Bab 127 Kecerobohan Mendatangkan Petaka
- Bab 128 Memasuki Arena
- Bab 129 Keterampilan Jari Tingkat Dewa
- Bab 130 Tidak Bersikap Rasional
- Bab 131 Tantangan Menghampiri
- Bab 132 Menyanggupi Tantangan
- Bab 133 Aku Akan Menunggu
- Bab 134 Berencana Mencuri Lagi
- Bab 135 Menjadi Pria Penggoda
- Bab 136 Mengganggu Kakak Ipar Lagi
- Bab 137 Kalian Satu Kelompok
- Bab 138 Penampilan Sangat Tampan
- Bab 139 Semakin Kejam Semakin Gila
- Bab 140 Kecantikan Yang Terpesona
- Bab 141 Bertahan Hanya Untuk Kemenangan
- Bab 142 Bahaya
- Bab 143 Pamerkan Keahlian Mengendarai
- Bab 144 Wanita Tua Tidak Akan Melepaskannya
- Bab 145 Pelanggan VIP
- Bab 146 Jika Tidak Basah Maka Tidak Akan Menerima Uang
- Bab 147 Beradu Uang Siapa Takut
- Bab 147 Selesai Berpura-pura Pun Melarikan Diri
- Bab 149 Mengejutkanku
- Bab 150 Jika Memukul Orang Jangan Memukul Di Wajah
- Bab 151 Telur Yang Pecah
- Bab 152 Kekuatan Penuh
- Bab 153 Tolong Lupakan Kekasaranku
- Bab 154 Orang Yang Paling Dicintai Di Dunia
- Bab 155 Orang Tampan Mati Dengan Cepat
- Bab 156 Menjadi Orang Bijak
- Bab 157 Perasaan yang Tak Terkatakan
- Bab 158 Menabrak Wanita Cantik
- Bab 159 Paman Serius Sedikit
- Bab 160 Wanita Cantik Suka Menipu Orang
- Bab 161 Kubawa Kamu Terbang Sebentar
- Bab 162 Pengemudi Handal Tidak Membalikkan Mobil
- Bab 163 Bermain Detak Jantung
- Bab 164 Pisau Di Atas Kepala
- Bab 165 Kamu Yang Memutuskan
- Bab 166 Krisis Datang
- Bab 167 Kekuatan Ilahi
- Bab 168 Ini Jebakan
- Bab 169 Kekuatan Dipaksa Keluar
- Bab 170 Memutuskan Jalan
- Bab 171 Kamu Menghinaku Dengan Uang
- Bab 172 Ingin Kaya Harus Mengambil Resiko
- Bab 173 Pertahankan Satu Tangan
- Bab 174 Semua Orang Menyukai
- Bab 175 Menjadi Buronan.
- Bab 176 Banyak Orang Terpesona.
- Bab 177 Mengejutkan Seorang Gadis.
- Bab 178 Kabar Baik Datang.
- Bab 179 Kesalahnya Hanya Bisa Di Tanggung Olehnya.
- Bab 180 Kembalikan Bajuku.
- Bab 181 Ingin Menang Harus Berusaha
- Bab 182 Kesempatan Untuk Menjadi Kaya
- Bab 183 Seseorang Yang Ditindas Oleh Orang Lemah Karena Kehilangan Kekuasaan
- Bab 184 Jangan Tinggalkan Aku
- Bab 185 Pertarungan Antar 2 Wanita Cantik
- Bab 186 Air Susu Dibalas Air Tuba
- Bab 187 Jangan Macam-Macam Denganku, Aku Punya Senjata
- Bab 188 Luka Serius
- Bab 189 Mengambil Inisiatif
- Bab 190 Solusi Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 191 Mengkhianati
- Bab 192 Satu Masalah Belum Terpecahkan, Namun Masalah Lain Terjadi Lagi
- Bab 193 Musuh Saling Bertemu
- Bab 194 Kembali Seperti Semula