King Of Red Sea - Bab 133 Manis Sekali

Sejenak kemudian Aeris sudah mulai mabuk, kepalanya juga terasa pusing.

Pelayan wanita yang memberikan anggur kepada Aeris buru-buru menghampiri.

Dia menggandeng Aeris dan membawa dirinya keluar dari pintu kecil yang berada di lobi.

Dia membawa Aeris masuk ke dalam lift, kemudian istirahat di kamar lantai delapan belas yang telah dipersiapkan oleh Revici.

Sementara pada satu sisi lain, Priest juga meneteskan belasan tetesan obat ke dalam anggur yang diminum oleh Kurumi.

Priest menetes hingga dosis yang begitu besar juga memiliki alasan sendiri.

Dia khawatir kalau tingkat ketabahan Kurumi yang sering melatih akan lebih baik daripada orang biasanya.

Oleh sebab itu dia sengaja menetes hingga dosis yang lebih besar.

Akhirnya pelayan menyerahkan anggur tersebut ke dalam tangan Kurumi.

Pada saat ini, Kurumi sedang mengobrol dengan Bang Jago.

Sejak masuk ke dalam lobi acara, tatapan Kurumi selalu berkeliaran di seluruh ruangan, seolah-olah sedang mencari seseorang.

Bang Jago yang melihat demikian juga tersenyum dan bertanya :"Kurumi, kalau kakek tidak salah ingat, kamu pertama kalinya datang ke Kota Sinra kan ?”

“Kenapa kamu malahan terus mencari orang di dalam kerumunan hadirin? Jangan-jangan di Sinra ada kenalan kamu ?”

“Pria atau wanita ?”

Kata-kata Bang Jago membuat Kurumi yang lebih tomboi daripada pria biasanya juga sedikit tersipu.

Sebenarnya dia ingin mencari Cloud di antara kerumunan hadirin.

Dia tahu kalau Cloud yang menjadi menantu murahan juga akan menghadiri acara ulang tahun Bang Jago.

Dia tidak peduli kalau Cloud adalah menantu murahan.

Dia hanya tahu kalau pria tersebut sangat hebat dan bahkan sedikit tampan !

Namun dia tidak tahu apa yang terjadi, di dalam acara malam ini, dia tidak menemukan pria yang mengacaukan hatinya.

Apabila terbayang dengan kehebatan Cloud dan tatapan tegas beserta tubuhnya yang tegap dan tampan, wajah Kurumi bahkan sedikit memerah.

Priest yang terus mengawasi keadaan Kurumi diam-diam mengepal tangannya ketika melihat demikian.

Berhasil !

Priest yang sangat semangat juga mengambil satu gelas anggur dari meja roda pelayan wanita di sampingnya.

Setelah itu juga menghabiskan anggur di dalam gelas dengan hati yang gembira.

Sejenak kemudian, tubuh Kurumi mulai terasa pusing.

Seorang pelayan wanita menggandeng dirinya dan tiba di sebuah kamar yang berada di lantai delapan belas.

Saat ini Kurumi dan Aeris berada di kamar bersebelahan.

Pada saat ini, ada seseorang yang membuka pintu kamar Aeris.

Seorang pria melangkah masuk dengan perlahan-lahan.

Dia menghampiri sisi Aeris dengan gerakan ringan dan duduk di sisi samping kasur, kemudian mengelus rambut Aeris yang hitam dan panjang.

Dia menunduk kepala dan mengecup ringan pada kening Aeris.

Setelah itu orang tersebut tersenyum dan berkata :”Tidur bagaikan seekor babi kecil, manis sekali.”

Pria tersebut bukan Revici.

Dan juga bukan Priest.

Malahan adalah Cloud !

Kalau begitu di mana keberadaan Revici ?

Pada saat Revici keluar dari lobi dan masuk ke dalam lift, tiba-tiba tubuhnya terasa panas.

Sejenis aliran yang sulit ditahan langsung melonjak ke dalam pemikirannya.

Setelah itu seluruh tubuhnya mulai keringat dingin dan pusing, bahkan penglihatan juga semakin kabur.

Pada saat ini, Priest juga berjalan masuk.

Keadaan Priest pada saat ini juga hampir serupa dengan Revici.

Seluruh wajahnya memerah, keadaannya bagaikan sedang demam tinggi, penglihatannya juga mulai kabur.

Tubuhnya bagaikan baru saja meredam di dalam air, keringat telah membasahi bajunya.

Priest dan Revici hampir saja mengulur tangan di waktu yang sama dan menekan tombol angka delapan belas.

Jari tangan mereka berdua juga saling bersentuhan karena demikian.

Pada saat saling bersentuhan, sejenis aliran yang sangat janggal melonjak di dalam seluruh tubuhnya.

Dalam seketika itu, Priest dan Revici menoleh kepala dengan perlahan-lahan dan saling bertatapan.

“Ding !”

Saat mereka masih terbengong, pintu lift telah terbuka.

Mereka tidak memperhatikan lantai tujuan dan langsung berjalan keluar dari lift.

Mereka berjalan ke arah koridor dengan tubuh yang terhuyung-huyung.

Sementara dinding yang berada di belakang mereka jelasnya tertera angka tujuh belas.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu