King Of Red Sea - Bab 4 Gadis Lugu Yang Baik
Kata-kata Cloud membuat Aeris dan Gavia saling memandang dan Gavia tidak bisa untuk tidak memegang keningnya. Karena senyuman percaya diri Cloud agak konyol baginya, dia berpikir kalau menantunya ini memang memiliki otak yang tidak normal.
Saat ini, Jared dan Casius sedang duduk di ruang keluarga. Jared sendiri sedang minum teh dengan santai dan disampingnya Casius menundukkan kepalanya dengan ekspresi yang rumit.
Lalu Reinhard buru-buru masuk, "Ayah! Aku dipukuli."
Jared mengerutkan kening, "Bajingan mana yang berani untuk melukai anakku!"
Reinhard berteriak dengan marah, "Menantu pilihanmu, si brengsek itu bernama Cloud!"
Reinhard mengangkat tangan kanannya yang bengkak dan menunjuk pipinya yang juga bengkak.
"Barusan, aku hanya bercanda dengan adikku, lalu si anjing itu membuat tanganku seperti ini! Lihat jari-jariku patah!"
Jared menepuk meja lagi dan berkata sambil menunjuk ke Casius.
"Casius, dasar adik tidak berguna!"
Casius pun terlihat kaget, karena menantu laki-laki sampah yang baru saja dia pilih tidak disangka berani memukul keponakannya yang dianggap sebagai harta.
Setelah terkejut, Casius dengan bodoh berkata: "Kakak, bukankah kamu yang memilih menantu itu."
"Kamu……"
Jared menendang meja.
"Keluar dari sini!"
Begitu Casius pergi, Reinhard meraih tangan Jared dan berkata, "Ayah, bantu aku memanggil lusinan orang, aku ingin memotong tangan dan kaki bajingan itu!"
"Tidak bisa!"
Meski Jared merasa kasihan pada putranya, dia menjelaskan dengan amarah, "Kita baru saja menerima menantu sampah ini. Jika kamu memotong tangan dan kakinya, pamanmu tidak akan berdiam diri saja!"
"Lagipula, Cloud ini awalnya orang gila, kenapa kamu begitu saja memprovokasi dia?"
Reinhard berkata dengan enggan, "Ayah, Aeris sudah menikah, ayo kita keluarkan dia dari grup!"
Jared menggelengkan kepalanya: "Tidak, sekarang grup kita memiliki proyek yang sangat penting yang ditangani oleh Aeris. Kontraknya akan ditandatangani dalam dua hari, dan akan menjadi tidak etis untuk mengeluarkannya sebelum kontrak selesai."
Reinhard berkata cepat, "Ayah, proyek itu sudah selesai dikerjakan, jadi tidak masalah siapa yang akan menandatanganinya!"
"Aku akan pergi untuk menandatangani kontrak proyek ini, lalu semua pujian akan diberikan kepadaku. Bukankah kakek lebih menghargaiku dari pada Aeris?"
Mata Jared berbinar, dia benar.
"Lagi pula, Denzel, bajingan kecil itu tidak bisa dilepaskan, dan dia masih bisa digunakan sebagai alat tawar-menawar!" Setelah berkata, Jared memandang putranya sambil mengangguk sedikit, dan menepuk pundaknya, lalu berkata lagi, "Kamu akhirnya sudah dewasa!"
Kompleks Sunny, rumah Aeris.
Casius yang pincang tengah menopang dirinya untuk masuk ke dalam rumah dengan tongkat sedikit demi sedikit. Setelah membuka pintu, dia terkejut melihat Cloud sedang duduk di sofa di ruang tamu.
"Kamu ... barusan menghajar seorang Dewa?"
"Ehm."
Bagi Cloud, memukul Reinhard seperti memukul seekoranjing. Gavia lalu menarik Casius untuk duduk di sebelahnya, dan membisikkan apa yang terjadi barusan, lalu kedua suami istri itu menatap Cloud dengan aneh.
Bagi keluarga mereka, Cloud itu aneh. Namun bagi Aeris, dia mengalahkan Reinhard yang manja dan pemberontak sejak kecil. Di matanya, meski dia agak bodoh, tetapi dia sangat lugas dan mungkin sedikit lucu.
Aeris juga memandang Cloud dengan ekspresi bingung. Kemudian dia mengajak Cloud ke kamarnya. Saat membuka pintu, aroma unik dari kamar seorang gadis tercium. Aromanya begitu manis dan sangat menyenangkan serta menyegarkan, dan Cloud menarik napas dalam-dalam tanpa sadar.
Kamarnya tidak besar, dengan tempat tidur kecil selebar 1,5 meter, ditambah dengan meja, dan setengah dinding rak buku. Lalu Cloud hanya duduk di sudut kosong dan berkata sambil tersenyum, "Aku akan tidur di sini mulai sekarang."
"Hah?" Aeris tertegun.
"Tapi, tapi itu tidak adil untukmu."
Gadis lugu dan baik hati ini, cukup melihatnya saja sudah membuat Cloud merasakan hangat di hatinya, ditambah dengan bibir tipis merah muda Aeris yang tampak mempesona.
Sebenarnya, dia telah menunggu bocah laki - laki itu kembali, karena dia telah bersumpah akan menikahi dia, dan bocah laki - laki itu namanya Cloud. Sebenarnya dia ingin memberi tahu Cloud tentang ini, tetapi nama mereka sama, jadi dia takut kalau Cloud akan salah paham sehingga dia bingung harus berbicara apa.
Cloud duduk bersila di sudut lalu kepalanya melihat ke atas dan tersenyum yang memperlihatkan sederet gigi putihnya.
"Kamu tenang saja, selama aku tidak mendapat izin darimu, aku tidak akan pernah menyentuhmu. Bagi gelandangan sepertiku, memiliki tempat untuk berlindung dari angin dan hujan saja sudah cukup."
Setelah berbicara, Cloud memeluk kepalanya dan berbaring telentang di sudut.
Saat Aeris tidak memperhatikan nya, dia membuka kotak besi nya, dan mengambil sepotong coklat.
Saat sudut mulut Cloud terangkat, dan kakinya gemetar karena gembira, dan bersamaan dengan itu ada ketukan cepat di pintu.
"Aeris, buka pintunya!"
Setelah membuka pintu, Gavia tampak berdiri di depan pintu dengan wajah bingung sambil memegang ponselnya, dan berkata, "Reinhard menelepon." kata Gavia yang tampak khawatir.
Ketika dia mendengar bahwa yang meneleponnya adalah Reinhard, hati Aeris terkejut, lalu Reinhard berkata, "Aeris, kabar baik untukmu, kamu tidak perlu berangkat bekerja lagi besok! Ha ha ha..." Di telepon, Reinhard tertawa liar.
"Kenapa kenapa?" Tanya Aeris dengan nada sangat marah hingga suaranya bergetar.
"Apakah kamu ingin tahu alasannya?. Hei! Karena kamu hanyalah seorang perempuan, karena kamu semua adalah parasit. Dan Sekarang aku ingin parasit seperti kalian pergi. Lalu keluargamu akan mati untukku!. Ah ha ha ha ……" Dalam tawa yang keras, Reinhard menutup telepon.
Aeris duduk dengan sedih di tepi tempat tidur, dia merasa sedih, tidak berdaya, dan bingung. Lalu Cloud mebelai Aeris dari bawah.
"Masalah ini disebabkan olehku, jadi aku akan menyelesaikannya."
Sebelum Cloud berbicara, Gavia menahan dahinya yang kesakitan.
"Bagaimana kamu akan menyelesaikannya sebagai gelandangan?"
"Sekarang pekerjaan putriku hilang, dan putraku masih di tangan mereka!"
"Astaga, apakah dia menginginkan nyawa keluarga kita?"
Cloud segera bangun dan keluar dari pintu dengan cepat.
"Hei, kamu mau kemana?"
Gavia dan Casius sama-sama tidak menyangka, kalau Cloud akan pergi begitu saja. Kedua orang itu terdiam untuk waktu yang lama. Saat Gavia menyusulnya ke pintu, Cloud sudah tidak lagi terlihat.
"Dia, dia baru saja pergi?"
Gavia menatap Casius.
"Apakah dia akan menyusahkan Reinhard?"
Gavia sabar dan pengertian,meski dia berada dalam situasi yang sangat buruk sekarang, tetapi dia masih mengkhawatirkan Cloud.
Melihat langit yang semakin gelap, kekhawatiran muncul di wajah Gavia: "Sekarang sudah gelap. Berbahaya baginya untuk keluar seperti ini."
"Apa kau benar-benar mengira dia sedang mencari Reinhard, mungkin karena dia tahu rumah kita, jadi dia kabur?"
Sekarang semuanya menjadi berantakan, dan Casius merengut setelah selesai berbicara, dan menutup Dirinya di kamar seperti kura-kura.
Gavia bergegas turun dari lantai atas, tepat pada waktunya untuk melihat Cloud sedang memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. Dia tampak seperti baru saja menyelesaikan panggilan, lalu Gavia menghampiri Cloud, dan Cloud berkata tanpa menunggu dia berbicara.
"Bu, bisakah ibu meminjamkan sesuatu?"
"Ibu?" panggilan yang tiba-tiba itu mengejutkan Gavia, tidak disangka Cloud berteriak begitu lancar.
"Kamu, apa yang akan kamu pinjam?"
"Baru saja aku melihat a ada ikan gurame di dapur, tolong pinjamkan padaku."
"Apa?"
Novel Terkait
My Lady Boss
GeorgeGue Jadi Kaya
Faya SaitamaTen Years
VivianNikah Tanpa Cinta
Laura WangMy Only One
Alice SongKing Of Red Sea×
- Bab 1 Kembali Untuk Menikah Denganmu
- Bab 2 Menyingkirkan Hambatan
- Bab 3 Berpegangan Tangan
- Bab 4 Gadis Lugu Yang Baik
- Bab 5 Lancang
- Bab 6 Ingin Mengatakan Sesuatu, Jangan Mengambil Pisau Dapur
- Bab 7 Jika Kamu Melawan Dia, Kamu Akan Mati
- Bab 8 Siapa Yang Memberimu Keberanian
- Bab 9 Apakah Membersihkan Kaki Itu Baik?
- Bab 10 Gadis Pemalu, Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu Dalam Hidup Ini
- Bab 11 Monster Bucin
- Bab 12 Istriku, Apakah Kamu Pernah Main Bombom Car
- Bab 13 Bedebah Yang Tidak Punya Mata
- Bab 14 Itu Karena Ibu Kita Menyayangiku
- Bab 15 Nyawaku Ini, Kelak Adalah Milikmu
- Bab 16 Dia, Datang
- Bab 17 Tiranosaurus
- Bab 18 Black Panther Datang
- Bab 19 Black Panther Dilumpuhkan
- Bab 20 Berlutut
- Bab 21 Aku adalah Sepiring Ikan Acar Kubis
- Bab 22 Penghinaan Bank Terhadap Ibu Mertua
- Bab 23 Siapa Berani Menindas Ibuku
- Bab 24 Black Naga Kembali, Pasti Akan Balas Dendam Untuk Adiknya
- Bab 25 Kakak Ipar, Tindakan Pengaman dan Pencegahan Harus Dilakukan Dengan Baik
- Bab 26 Pesta Keluarga, Jadi Keributan
- Bab 27 Ayah, Apa Aku Boleh Memukulnya
- Bab 28 Memutuskan Hubungan
- Bab 29 Wanita Harus Mengikuti Suaminya Setelah Menikah
- Bab 30 Tragedi Yang Disebabkan Oleh Sepiring Ayam Panggang
- Bab 31 Dua Kali Kesempatan
- Bab 32 Cloud Tidak Ada Di Sana
- Bab 33 Berlian Palsu
- Bab 34 Tempat Bakat Terpendam
- Bab 35 Rekrutmen
- Bab 36 Kuat
- Bab 37 Hubungan Suami Istri
- Bab 38 Mendapatkan Masalah
- Bab 39 Mengamati Kemajuan
- Bab 40 Dia Telah Kembali
- Bab 41 Membuktikan Diri Sendiri
- Bab 42 Membuat Janji
- Bab 43 Melakukan Hal Apapun
- Bab 44 Orang Gila Datang Lagi
- Bab 45 Lebih Hebat Daripada Yang Dibayangkan
- Bab 46 Ganti Rugi
- Bab 47 Makan Asbak
- Bab 48 Makan
- Bab 49 Semuanya Karenamu
- Bab 50 Agar Kamu Tidak Bisa Memelukku
- Bab 51 Aku Tidak Akan Mengampunimu
- Bab 52 Masuk Tanpa Izin
- Bab 53 Tanggung Jawab
- Bab 54 Maaf
- Bab 55 Melakukan Sesuatu
- Bab 56 Sangat Keji Sekali
- Bab 57 Kesal Bukan Main
- Bab 58 Datang Dengan Sendirinya
- Bab 59 Hitung Sampai Tiga
- Bab 60 Duduk Tidak Tenang, Berdiri Juga Tidak Tenang
- Bab 61 Pengikutku Hidup, Penantangku Mati
- Bab 62 Sombong
- Bab 63 Dimainkan Sampai Mati
- Bab 64 Tuan Ketiga Sudah Pulang
- Bab 65 Terlalu Brengsek
- Bab 66 Lihat Saja Sendiri
- Bab 67 Bukan Bukan
- Bab 68 Ditangkap
- Bab 69 Punya Masalah Hati
- Bab 70 Semut
- Bab 71 Celananya Lepaskan Juga
- Bab 72 Operasi Perubahan Kelamin
- Bab 73 Berubah Menjadi Wanita
- Bab 74 Tidak Akan Mengabaikan
- Bab 75 Tante
- Bab 76 Memanfaatkan Relasi
- BAB 77 Bergengsi
- BAB 78 Pantas miskin seumur hidup
- Bab 79 Bergaya
- Bab 80 Selamat ulang tahun
- Bab 81 Menggerakkan
- Bab 82 Memaksakan Transaksi
- Bab 83 Buang ke Tempat Pembuangan Sampah
- Bab 84 Tertarik
- Bab 85 Aku Adalah Suaminya
- Bab 86 Aku Pergi dengan Kalian
- Bab 87 Mengembangkan Hubungan
- Bab 88 Suami Aku Akan Segera Datang
- Bab 89 Tatapan Yang Sangat Mengerikan
- Bab 90 Kamu Dimana?
- Bab 91 Ciuman Pertama
- Bab 92 Kemakmuran
- Bab 93 Kacau
- Bab 94 Tidak Akan Terulang
- Bab 95 Merasa Bahaya
- Bab 96 Bar Dihancurkan
- Bab 97 Berjuang
- Bab 98 Bagaimana Baru Bisa Disebut Selebriti?
- Bab 99 Citra Yang Mulia
- Bab 100 Memasak Tofu Kesukaannya
- Bab 101 Menyembah Tiga Kali
- Bab 102 Itu Kode Nama Siapa?
- Bab 103 Sayang, Ayo Tidur!
- Bab 104 Apakah Kamu Membutuhkan Bantuan Dari Suamimu?
- Bab 105 Aku Adalah Suaminya
- Bab 106 Aku Adalah Aturannya
- Bab 107 Memberhentikannya Dari Jabatan CEO
- Bab 108 Menyukainya
- Bab 109 Datang Untuk Berdiskusi Dengan Kamu
- Bab 110 Habis Sudah
- Bab 111 Badut Pelompat
- Bab 112 Menghadiahi Mobil
- Bab 113 Maybach
- Bab 114 Saldo Rekening Adalah Nol
- Bab 115 Melewati Kesulitan
- Bab 116 Cloud Revengale Sudah Datang
- Bab 117 Sebuah Batu
- Bab 118 Wilayah Yang Diduduki
- Bab 119 Terlalu Banyak Omong Kosong
- Bab 120 Tidak Ada Yang Tersisa
- Bab 121 200 Juta Per Orang
- Bab 122 Membuat Masalah Untuk Orang Lain
- Bab 123 Mengatur Ulang
- Bab 124 Didirikan Sendiri
- Bab 125 Aku Memang Terlihat Biasa Saja
- Bab 126 Tuan Muda No 1 di Jiangzhou
- 127 Aroma Pembersih Lantai
- 128
- Bab 129 Membuat Dia Jatuh Cinta Padaku
- Bab 130 Aku Tidak Akan Kalah
- Bab 131 Efek Obat Sangat Ampuh
- Bab 132 Tidak Sanggup Menahan Efek Alkohol
- Bab 133 Manis Sekali
- Bab 134 Cinta Yang Dalam
- Bab 135 Benarkah Kamu Sangat Menyukainya?
- Bab 136 Masih Ada Dua Serangan
- Bab 137 Apakah Ini Masih Manusia?
- Bab 138 Langsung Ke Intinya
- Bab 139 Kata-Kata Emas
- Bab 140 Moral Dunia Semakin Memburuk
- Bab 141 Matilah Kalian
- Bab 142 Orangnya Sudah Datang
- Bab 143 Apakah Itu Manusia?
- Bab 144 Aku Menolak
- Bab 145 Serahkan Gadis Ini Padaku
- Bab 146 Sungguh Lemah
- Bab 147 Kakek, Tolong Aku
- Bab 148 Tidak Peduli Dia Serigala Atau Harimau
- Bab 149 Aku Akan Menjadi Anjing Untukmu
- Bab 150 Jangan Menyalahkan Orangku Yang Kejam
- Bab 151 Hanya Sekelompok Badut
- Bab 152 Aku Akan Menikah Denganmu
- Bab 153 Selamat Datang
- Bab 154 Raja Dunia Bawah Tanah
- Bab 155 Ikuti Aku Ke Sinra
- Bab 156 Mengapa Tidak Pergi Denganku
- Bab 157 Dewa Menghalangi, Membunuh Dewa
- Bab 158 Bekas Luka
- Bab 159 Kesempatan Emas
- Bab 160 Buka
- Bab 161 Mati!
- Bab 162 Berdiri Dengan Bangga
- Bab 163 Potong Kepala Anjing Dengan Tangan Sendiri
- Bab 164 Siapa Dia?
- Bab 165 Tidak Menyenangkan
- Bab 166 Perempuan Harus Di Bujuk
- Bab 167 Ciuman Cukup Lama
- Bab 168 Mati Di Sini
- Bab 169 Tangan Kanan
- Bab 170 Apakah Kamu Sudah Tidur?
- Bab 171 Sangat Sulit Dicari
- Bab 172 Bagaimana dengan 'Istriku'
- Bab 173 Menikmati Malam
- Bab 174 Aku Berhutan Nyawa Padamu
- Bab 175 Bukan Hanya Kamu Yang Jadi Anjingku
- Bab 176 Banyak Omong Kosong
- Bab 177 Sudah Sangat Tua
- Bab 178 Aku Takut
- Bab 179 Perbedaan Anjing
- Bab 180 Permen Kapas
- Bab 181 Aku Benci
- Bab 182 Masalah Nenek
- Bab 183 Membuatmu Menderita
- Bab 184 Apakah Kamu Tahu Siapa Aku?
- Bab 185 Putra Dan Cucu Berbakti
- Bab 186 Bores Resoda
- Bab 187 Masalah Dari Dalam
- Bab 188 Obat Tidur
- Bab 189 Mahakarya Anakku
- Bab 190 Tidak Penting
- Bab 191 Menggila
- Bab 192 Menikmati Sekarang
- Bab 193 Semua Habis