King Of Red Sea - Bab 26 Pesta Keluarga, Jadi Keributan

Hari ini semua kerabat keluarga besar berkumpul di vila Antai Lehard.

Keluarga Casius datang ke vila dengan Mercedes Benz yang baru dibeli.

Penampilan mereka saat ini langsung menarik perhatian semua orang.

Reinhard melangkah maju dan melihat Aeris memandanginya dari ke atas dan ke bawah.

Dia pun berkata dengan aneh dan tak enak didengar, "Ya ampun! Ini habis menggoda pria kaya raya mana, bahkan sampai pakaian dan riasan saja sudah berbeda sekali dari yang dulu.”

Aeris malas sekali memedulikannya, “Hari ini adalah hari ulang tahun kakek. Aku tidak ingin bertengkar dan ribut denganmu."

"Cih, menjadi simpanan bos besar. Sekarang bahkan bicara saja sudah cukup penuh percaya diri ya.”

Aeris mengerutkan kening, "Apa maksudmu?!"

Reinhard tersenyum dingin, "Grandy sudah tidak muda lagi, apa dia masih bisa berolahraga keras di ranjang?"

"Jika menurutmu kekuatan pinggangnya tidak cukup baik, bagaimana kalau aku mengenalkan satu pria kaya lagi padamu?"

Lokasi berdiri Aeris tidak jauh dari Antai .

Antai mendengar apa yang dikatakan Reinhard .

"Kakek."

Begitu Aeris membuka mulutnya bicara, Antai segera mengulurkan tangan untuk menghentikannya.

Awalnya masih ada senyum yang tergantung di wajahnya. Namun, begitu dia melihat Aeris, ekspresi wajahnya jadi penuh kesal, “Sudahlah, keluarga kalian menghabiskan banyak uang, aku tidak tertarik untuk tahu itu.”

“Kakek! Reinhard ini sengaja menyebarkan rumor dan fitnah!"

Aeris tidak ingin menimbulkan masalah, tapi masalah ini terkait dengan nama baiknya.

Bahkan keluarganya pasti nanti akan terlibat dan terbebani, Aeris harus mengklarifikasi hal ini!

Ada rasa jijik di mata Antai .

"Aku tidak ingin tahu apa Reinhard menyebarkan rumor atau tidak!”

"Satu-satunya hal yang perlu kamu ketahui adalah semua yang kamu miliki sekarang ini diberikan oleh keluarga ini."

"Jika kamu melakukan sesuatu yang bisa menjelekkan nama keluarga, maka jangan salahkan aku karena bersikap kasar padamu."

Begitu dingin

Tak berperasaan!

Aeris pada dasarnya sudah tidak bisa merasakan sedikit pun kehangatan dan kasih sayang dari Antai sama sekali!

Apa yang dikatakan Antai membuat Reinhard semakin arogan dan menjadi-jadi!

Reinhard sengaja meninggikan suaranya, berbicara dengan kerabat dan teman di dekatnya.

"Semuanya berkumpul di sini, aku punya hal yang sangat menarik untuk diceritakan pada kalian semua."

Ketika semua orang berkumpul, Reinhard menunjuk ke Aeris, Casius dan lainnya.

"Semua orang tahu kalau paman kedua ku ini cacat.setiap hari jadi orang yang diam di rumah yang tak berguna bagai kura-kura di dalam tempurungnya.”

Begitu ucapan ini keluar, tidak sedikit dari orang-orang itu menutup mulutnya diam-diam tertawa.

Tapi bagaimana Reinhard menjelekkan tetua seperti ini, Antai sebagai seorang kakek malah tidak menghentikannya.

Dengan diam Antai yang menandakan mengijinkan, Reinhard pun sekarang bahkan jadi lebih liar dan gila lagi!

"Dulu, setiap kali mereka muncul di acara keluarga ini, pasti mereka terlihat sangat miskin sekali bahkan seperti pengemis! Tapi, coba kalian lihat sekarang, baju apa yang mereka kenakan?”

Pada saat ini, seseorang di antara kerumunan itu berkata, "Berasal dari mana semua uang itu?”

"Apa itu masih perlu ditebak dan ditanyakan? Pasti itu diberikan oleh pria kaya yang memeliharanya sebagai simpanan.”

“Di umur segini sudah menjadi simpanan. Ini jauh lebih cepat menghasilkan uang daripada bekerja keras untuk memulai bisnis.”

Begitu ucapan ini keluar semua orang di aula itu tertawa dengan kerasnya. Suara tawa itu dalam sekejap menutupi musik yang ada di ruang tamu.

Ruangan yang penuh dengan suara tawa yang keras itu benar-benar memekikkan teliga dan seperti sebuah pisau yang satu persatu menusuk hati Aeris .

Gavia yang sedang bekerja dengan para pelayan di dapur vila, bergegas keluar.

Gavia menegur dengan suara keras, "Mengapa kamu menghina putriku dengan ucapan semacam ini?"

"Kalian semua melihat putriku ini tumbuh jadi kecil. Dia orang yang seperti apa, apa kalian masih tidak tahu juga?”

"Tahu orang dan wajahnya tapi tidak tahu hatinya! Jika orang sudah takut miskin, maka mereka pasti akan bisa melakukan apapun.”

Arogan!

Sombong!

Ini adalah vila Antai Lehard, Reinhard bisa menjadi tidak bermoral di sini!

Dan ketika Reinhard sangat bahagia, seseorang tiba-tiba berdiri di belakang Reinhard .

Dia mengulurkan tangan di bahu Reinhard lalu menepuknya.

Ketika Reinhard berbalik, hanya terdengar suara ‘plakkkk’ yang keras.

Sebuah tamparan yang mantap dan keras!

Tamparan ini membuat seluruh tubuh Reinhard berputar sampai tiga kali.

“Orang gila ini lagi-lagi memukul orang. Semua orang cepat bersembunyi dan menghindar.” Teriak seseorang dalam kerumunan itu.

Orang-orang di samping mereka dengan cepat bersembunyi.

Antai yang sedari tadi masih diam dan tak bergerak walaupun mendengar semua tawa dan ejekan pun tiba-tiba berteriak dengan keras.

Dia menunjuk ke arah Cloud, dan berteriak "Kamu beraninya memukul cucuku!”

Cloud menoleh dan menatap Antai dengan tatapan kosong.

Suara yang dia ucapkan sekarang seperti angin yang bertiup dari gua yang dalam.

Dingin! Menusuk ke tulang-tulang!

"Ketika cucu perempuanmu dan kerabatmu difitnah dan ditindas secara bersama-sama, kenapa kamu tidak berdiri di depan bicara dan membela mereka?”

Seolah tidak mendengar kata-kata Cloud, Antai sudah sangat marah tidak karuan!

"Dasar kamu anjing ini, sudah makan milikku, minum milikku, tapi berani-beraninya memukul cucuku di rumahku ini.”

Antai sangat marah dan kesal sekali, tatapan matanya yang tajam dan ganas menatap dalam-dalam mata Cloud .

Reinhard menambahkan api untuk membakar kemarahan kakeknya, “Kakek, Ini bukan pertama kalinya orang gila ini memukulku. Terakhir kali dia memukulku lebih keras dari ini."

"Kakek, aku adalah cucumu. Jika orang gila ini memukulku, apa itu bukan sama saja dengan menampar mukamu?”

Reinhard menunjuk ke arah Aeris, "Dan wanita jalang murahan ini benar-benar sudah mempermalukan Keluarga Lehard kita ini.”

"Sudah cukup!"

Sebelum Cloud sempat memukul Reinhard sampai mati,

"Ayah!"

Ini adalah pertama kalinya Casius berteriak begitu keras di depan semua orang.

Casius membelalakkan matanya lebar-lebar.

Pada saat ini, matanya sudah penuh dengan warna merah semerah darah. Tampak air mata yang menggantung di matanya yang akan menetes begitu dia mengedipkan mata.

Bukan tersudutkan.

Malah sebaliknya, dia tidak mengerti dan sedikit kesal.

"Mengapa?"

"Mengapa kamu memperlakukan keluargaku seperti ini?”

"Mengapa kamu tidak pernah mendengarkan baik-baik apa yang kami katakan."

Di hadapan Casius yang sangat tulus dan berbakti ini, Antai malah tersenyum dingin.

Dia menoleh dan menatap Casius dengan tatapan dingin.

"Kamu pikir kamu siapa?"

"Dibandingkan dengan kakak laki-lakimu. Kamu ini hanyalah sampah."

Ekspresi Antai menjadi semakin dingin dan kaku.

Tak berperasaan!

Dingin!

Dia memandang Casius seolah-olah dia tidak sedang melihat putranya sendiri, tapi seolah melihat orang asing.

Bahkan.

Seperti melihat seorang pengemis yang datang untuk meminta makanan!

"Sejak kecil, sudah berapa kali aku menutupi semua kesalahanmu?”

"Jika bukan karena aku, keluargamu pasti sudah lama meninggal."

"Keluargamu semuanya adalah parasit!"

Boommmm!

Tubuh Casius sepertinya telah diledakkan oleh bom, seluruh tubuhnya tersentak.

Wajahnya langsung memucat tidak karuan.

Seluruh tubuhnya terhuyung mundur. Gavia langsung berjalan maju untuk memapahnya.

"Suamiku, apa kamu baik-baik saja?"

Casius tidak bicara, dia menatap ayah kandungnya dengan tatapan kosong.

Dia tidak pernah berpikir bahwa kata-kata seperti itu akan keluar dari mulut ayahnya!

Sekejap dia bingung dan tak tahu harus melakukan apa.

Hatinya sangat malu bagaikan debu!

Antai terus menunjuk ke Casius dan berkata.

"Lihat apa yang telah kamu lakukan selama ini?"

Semakin Casius bicara, dia semakin marah. Semua hal yang terjadi di masa lalu pun semuanya dikatakan olehnya!

"Saat itu, aku memintamu untuk menikahi gadis cacat dari keluarga kaya raya, kamu tidak mau dan menolak. Tapi, kamu malah mau menikahi seorang wanita liar dan murahan dari desa.”

Casius menunjuk ke Gavia, "Bagaimana mungkin wanita liar seperti ini bisa membantumu?"

"Dia hanya orang biasa dan tak berguna yang bisanya hanya makan dan melakukan pekerjaan rumah tangga saja!"

"Lalu coba kamu lihat lagi, anak-anak yang kamu lahirkan ini, apa mereka ini?”

Antai pertama kali menunjuk ke Denzel yang berdiri di sudut di sampingnya.

"Dia sama saja denganmu, sejak kecil orang yang tak berguna.”

“Pelajaran tidak bagus, melakukan banyak hal juga tidak bagus. Coba kamu lihat dia, setiap hari apa yang dia lakukan? Hanya makan menunggu kematian!

Lalu, Antai menunjuk Aeris lagi.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu