King Of Red Sea - BAB 78 Pantas miskin seumur hidup

“Kalian pantas menjadi miskin seumur hidup! “

Setelah selesai berbicara, Nami pergi dengan putra keluarga 苏 yang berperut buncit.

Setelah pukul dua siang, semua orang berberes-beres, dan bersiap pergi ke rumah paman.

Cloud melihat nenek mengambil bangku kecil dan duduk di depan rumahnya, dia bertanya : “Nenek tidak pergi? “

Casius menggelengkan kepalanya : “Pamanmu tidak mengizinkan nenek untuk pergi, dia pikir nenek akan mempermalukannya. “

Pesta ulang tahun paman diadakan di rumahnya sendiri.

Semuanya dua puluh meja dari depan ke belakang, dan banyak juga orang yang hadir.

Karena mereka tinggal tidak jauh, Cloud mereka berjalan pergi lewat pinggir jalan.

Mereka baru saja memilih sebuah meja kosong untuk duduk, Nami yang tidak jauh dari samping, tiba-tiba berteriak.

“Siapa yang membiarkan kalian duduk disini!? “

“Apakah ini untuk kalian!? “

Dengan teriakan Nami, banyak orang yang disamping menoleh melihat ke arah mereka.

“Tempat ini ntuk para pemimpin, kalian hanya pantas untuk duduk di meja sana! “

Mengikuti arah tangan Nami dan melihat ke arah yang dia tunjuk, meja itu berada di pojok, di sebelah toilet.

Pada saat ini, benar ada beberapa pria paruh baya yang setengah botak berjalan kemari.

Diantara mereka ada suami Nami.

Suami Nami adalah pemimpin kecil di departemen.

Biasanya memandang rendah keluarga Noctis.

Suami Nami bertanya dengan tatapan buruk : “Apa yang terjadi, mengapa mereka duduk di tempat para pemimpin? “

Nami berkata dengan segera : “Aku akan mengusir mereka sekarang. “

Nami berbalik dan berteriak dengan dingin.

“Apa yang kalian lakukan? Cepat bangun! “

Dengan teriakan Nami, Casius dan Noctis ingin segera bangun.

Namun, pada saat ini, Cloud mengulurkan tangannya dan meletakkannya dengan lembut di bahu mereka berdua.

Menekan kedua orang tua itu kembali ke tempat duduk mereka lagi.

Cloud memandang Nami dengan dingin : “Bagaimana jika kami tidak bangun? “

“Kamu menantu yang datang sendiri, siapa kamu, beraninya kamu bergaya disini!? “

“Biar kuberitahumu, meja perjamuan hari ini, sebenarnya tidak ada tempat untuk kedua keluarga kalian! “

“Jika bukan karena kami melihat kalian kasihan, kalian bahkan tidak pantas untuk duduk meja yang disebelah toilet itu! “

Nami mengangkat keranjang bambu dari samping, di dalamnya ada angpao dari pesta.

Dia mengeluarkan angpao paling tipis dari keranjang itu.

Setelah membukanya, hanya ada selembar kertas merah didalamnya.

“Lihat semuanya, ini adalah angpao dari keluarga mereka! “

“Tidak ada uang di dalamnya, hanya ada selembar kertas merah. “

“Orang-orang ini hanya datang untuk menipu makan dan minum! “

Saat ini, seluruh ruangan tertawa.

“Apakah ada yang salah? memberikan selembar kertas untuk orang tua yang merayakan ulang tahunnya yang ke-80! “

“Keluarga siapa yang tidak mempunyai kerabat yang miskin, namun aku belum pernah melihat keluarga yang begitu miskin dan pelit! “

“Zhezhe, kalau itu aku, aku pasti sudah menutupi wajahku dan kabur! mereka masih punya wajah untuk terus duduk di sana! “

Paman, yang awalnya duduk di posisi tinggi dengan senyum diwajahnya, pada saat ini menggunakan tongkatnya berjalan dengan marah menuju ke sini.

“Kalian segera pergi dari sini! “

“Aku tidak punya kerabat seperti kalian! “

Ekspresi Cloud tidak berubah, dan dia berkata dengan tenang : “Ini adalah daftar hadiah aku untuk orang tua yang merayakan ulang tahun. “

“Daftar hadiah? “

Nami mencibir di samping.

Dia membuka kertas itu, dan berkata dengan keras : “Menantu yang datang sendiri ini mengatakan ini adalah daftar hadiah, biarkan aku membacakannya untuk semua orang! “

“Sebuah persik emas, sepasang gelang giok, sebuah mobil Mercedes-Benz, delapan ratus hadiah uang tunai…..”

“Aiyyo, aku tidak bisa membacanya lagi, aku benar tidak bisa melanjutkannya! “

“Astaga, aku belum pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu! “

Banyak orang di sekitar juga mulai mencemooh.

“Pergi dari sini! “

“Malu, sungguh memalukan! “

“Jika aku memiliki kerabat seperti ini, aku tidak akan berinteraksi dengan mereka seumur hidup! “

Nami menatap dengannya jijik.