King Of Red Sea - Bab 82 Memaksakan Transaksi

"Hah? Dia, dia, dia, dia sudah jadi ketua dewan!?"

Pandangan Shouta menjadi gelap karena ketakutan, dia pingsan.

Nami berteriak di tengah kerumunan "Ah! Kepala keluarga, kenapa kamu pingsan!!"

...

Aeris membawa piring kecil dan berjalan keluar dari pintu belakang.

"Aku sudah lama mencarimu, ternyata kamu ada di sini."

"Coba kamu cicipi masakan tante, daging babi rebus yang dia masak jauh lebih enak daripada ibuku."

Cloud mula-mula memakan sesuap penuh daging babi rebus, lalu tersenyum dan berkata "Enak, tapi menurutku babi rebus masakan ibu kita lebih harum."

"Apanya ibu kita? Itu ibuku."

Cloud mengikuti nada bicara Casius, berkata "Hei, sebutan itu sudah mendekat."

Aeris tidak berdebat dengan Cloud.

Dia mengerutkan bibir merahnya, berbisik kepada Cloud "Terima kasih."

"Kenapa berterima kasih padaku?"

"Beberapa tahun ini nenek selalu bekerja keras, tidak pernah menikmati kesenangan."

"Meskipun nenek selalu tersenyum setiap kali aku bertemu dia."

"Aku tahu hatinya merasa pahit."

"Hari ini, menurutku hati nenek seharusnya merasa manis."

Cloud perlahan mengulurkan tangan.

Dia menyentuh wajah halus Aeris dengan kedua tangan.

"Jangan khawatir! Mulai sekarang, aku akan membiarkan nenek hidup seperti kamu, hatinya akan merasa manis setiap hari."

“A-aku tidak merasa demikian.” Aeris agak memalingkan muka.

"Hatimu tidak merasa manis?"

"Tidak manis sama sekali, sangat asam."

Usai berbicara, Aeris buru-buru berbalik dan memasuki ruangan.

Saat ini, merah di pipinya sudah menjalar sampai ke akar telinga...

Paman datang.

Ini adalah pertama kalinya paman datang ke rumah Noctis setelah lebih dari sepuluh tahun.

Dia tidak ingin datang, tapi dia harus datang.

Karena banyak dari tamu yang menghadiri perjamuan ulang tahunnya datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada nenek.

Meskipun Pimpinan Jarot pergi lebih awal, tapi para pimpinan ibukota masih ada di sini!

Bagi para pimpinan besar ini, suami Nami yang biasanya sombong tidak ada apa-apanya!

Paman berjalan kemari dengan memasang senyuman di wajah, dia selalu rakus akan persik ulang tahun emas murni itu.

"Adik bungsu, bagi separuh dari persik ulang tahun yang besar ini untuk aku."

Sebelum nenek berbicara, Cloud memberikan pisau dapur dari samping.

Paman dan para tamu di samping terkejut!

"Potonglah."

"Kalau anda bisa memotong persik emas ini, saya akan membagikan separuhnya untuk anda."

Tangan paman gemetar.

Dia ingin memotongnya.

Tapi ini adalah emas murni, tidak bisa dipotong!

Pada saat ini, Denzel tiba-tiba bergegas masuk dari luar!

"Celaka! Celaka!"

"Kakak, kakak ipar, paman dipukul orang!"

Di gerbang sekolah, Noctis terbaring di tanah. Ada satu kaki yang menginjak kepalanya.

Pemilik kaki itu adalah seorang pria muda.

Dia memakai kacamata hitam dan mengisap sebatang rokok di mulutnya.

Dia melihat ke arah guru sekolah yang telah menciutkan kepala dan ekor mereka dan tidak berani melangkah maju, lalu berkata dengan dingin "Kalian ini sebenarnya berani atau bodoh?"

"Kalian jelas mengetahui bahwa Grup Veda tertarik pada sekolah ini, tapi kalian masih saja melakukan perlawanan."

"Apakah kalian tidak takut mati!?"

Meskipun Noctis diinjak, dia tetap berteriak keras.

"Walau kalian adalah perusahaan besar, kalian juga tidak boleh memaksa orang untuk melakukan transaksi!"

"Kalau kalian benar-benar mau membeli sekolah ini, setidaknya kalian harus memindahkan siswa-siswi kami ke sekolah swasta lain dari Veda Grup terlebih dahulu!"

Pria melepas kacamata hitam dari pangkal hidung.

Tiba-tiba, banyak orang tersentak.

Karena pria ini memiliki bekas luka yang panjang di atas mata kirinya.