King Of Red Sea - Bab 100 Memasak Tofu Kesukaannya
Dia melemparkan biji kuaci dengan sangat cepat.
Di tengah udara kecepatan biji kuaci ini tidak bisa dibedakan hanya dengan mata telanjang, dipukulkan ke kursi yang ada di tangan pria kuat.
Jika dilihat dari sudut pandang khalayak ramai, kursi ini kebetulan dipukulkan di atas kepala Denzel.
Hanya saja, saat akan terbentur ke kepala Denzel, kursi itu terpental kembali oleh kekuatan yang tak terlihat.
Pada saat ini, Cloud yang berada dalam kegelapan dengan tenang melontarkan dua kata “Lakukan.”
Denzel segera melayangkan tinjunya ke dada pria kuat itu.
Pada saat bersamaan, satu biji kuaci mengikuti sepanjang lengan Denzel, hampir dalam waktu bersamaan menghantam ke dada pria kuat itu.
Hanya mendengar pria kuat mengeluarkan suara jeritan.
Kali ini, tubuhnya seperti bola yang ditendang melayang, terbang mundur dengan kerasnya.
Hingga tubuh terjatuh di dinding yang dua puluh atau tiga puluh meter jauhnya, barulah dia jatuh ke lantai.
Denzel mengangkat kepala, orang yang penuh keberanian yang menakjubkan datang dari depan.
Dia meraih mikrofon yang ada di depannya, menunjuk ke orang-orang sambil mengatakan “Aku beritahu kalian, selama ada aku, maka tidak akan membiarkan kalian sombong di sini.”
Mendengarnya, beberapa pria kuat saling memandang.
Mereka satu demi satu menunjukkan senyuman mengerikan, bersama-sama maju ke arah Denzel.
Pada saat ini Cloud menjentikkan jarinya.
Ernes dan lainnya yang berdiri di belakangnya, sama seperti serigala yang melompat keluar dari dalam hutan, semuanya melolong, pergi ke arah beberapa preman kuat itu.
Hanya sebentar saja, petarung yang dididik Sazam dengan cermat, sudah dijatuhkan oleh Ernes dan lainnya.
Pada saat orang-orang ini meratap kesakitan, juga sangat terkejut menyadari, di Sinra yang begitu kecil, bahkan ada sekelompok orang yang berkemampuan kuat seperti ini.
Denzel perlahan berjalan menuruni tangga.
Dia berdiri di hadapan orang-orang ini, berkata dengan keren “Hari ini suasana hatiku sedang bagus, aku akan melepaskan kalian.”
“Jika kalian masih tidak tahu diri, lain kali masih berani ke sini, maka tidak perlu pulang lagi.”
Selesai bicara, Denzel mengangkat kepalanya, membawa Ernes dan yang lainnya, penuh semangat berjalan keluar dari bar.
Baru saja keluar dari bar, Aeris sudah mengendarai mobil berhenti di depan Denzel.
Mobil menyala, Aeris langsung membawa Denzel pergi dengan cepat.
“Kak, barusan aku keren apa tidak?”
Aeris tidak bersikap baik mengatakan “Apanya yang keren, aku hampir saja mati ketakutan, barusan orang itu begitu kuat, bagaimana jika benar-benar sampai melukaimu?”
“Tidak apa-apa, ada kakak ipar.”
“Di dunia ini benar-benar belum ada masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh kakak ipar.”
“Kak, nasibmu sangat beruntung sekali, ada orang seperti kakak ipar yang melindungimu, seumur hidup ini kamu tidak perlu khawatir lagi.”
Meskipun Aeris tidak membantahnya, tapi berpikir lama sekali, juga tidak bisa menemukan kata-kata untuk membalasnya.
Karena jika dipikir dengan teliti, apa yang dikatakan oleh Denzel benar juga.
Memiliki suami seperti ini benar-benar sangat bagus……
Aduh! Malu sekali!
Pikiran seperti ini jangan sampai ketahuan olehnya.
Jika dia sampai tahu, kelak bagaimana dirinya bisa mengangkatkan kepala ini lagi di hadapannya?”
“Oh iya, kak, di mana kakak ipar? Kenapa dia tidak bersama dengan kita?”
“Sekarang kurang dari setengah jam sudah tiba waktu makan malam, malam ini mama memasak Tofu kesukaan kakak ipar.”
“Tadi dia mengatakan, ada sebuah hal kecil yang harus ditangani dulu, sebelum waktu makan malam pasti akan tiba di rumah.”
Pada saat ini mendadak Denzel mengatakan “Kak, masalah yang membuat kakak ipar mengesampingkan Tofu dan pergi menanganinya dulu, pasti sebuah masalah yang besar bukan?”
……
Sazam yang sedang menunggu kabar di kedai teh, sambil menyeduh teh dengan anggunnya, sambil membicarakan teori kebenaran hidup dengan murid-murid yang berdiri di depannya.
Rambut Kuning sudah selesai diperban.
Dia seperti pengikut berdiri di belakang Sazam, terus membantu Sazam memijit bahu.
“Guru, kali ini Dio memintamu turun gunung, seharusnya memberimu keuntungan yang besar bukan?”
“Aku sudah bertahun-tahun tidak melihat guru turun tangan.”
“Aku masih ingat terakhir kali kamu turun tangan yaitu lima tahun yang lalu.”
“Pada waktu itu, di Prontera ada satu orang yang berkembang dengan sangat cepat, setiap tiap hari dia menantang orang.”
“Hingga akhirnya bertemu dengan Guru, kamu adalah orang yang hebat.”
Rambut Kuning berkata seperti itu, Sazam langsung mengelus kumisnya sendiri, ada sedikit raut kepuasan di sudut mulutnya.
“Orang ya, paling penting harus mampu memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri.”
“Sebelum bertindak, harus mempertimbangkan dulu berapa banyak kemampuan yang kamu miliki.”
“Ini yang dinamakan ‘memahami situasi sendiri dan musuh, baru bisa memenangkan setiap pertempuran’.”
“Kamu tidak tahu bagaimana kemampuanmu sendiri, juga tidak jelas seberapa kuatnya musuh.”
“Setelah bertarung baru tahu, maka itu sudah terlambat.”
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlHusband Deeply Love
NaomiAdore You
ElinaDewa Perang Greget
Budi MaKing Of Red Sea×
- Bab 1 Kembali Untuk Menikah Denganmu
- Bab 2 Menyingkirkan Hambatan
- Bab 3 Berpegangan Tangan
- Bab 4 Gadis Lugu Yang Baik
- Bab 5 Lancang
- Bab 6 Ingin Mengatakan Sesuatu, Jangan Mengambil Pisau Dapur
- Bab 7 Jika Kamu Melawan Dia, Kamu Akan Mati
- Bab 8 Siapa Yang Memberimu Keberanian
- Bab 9 Apakah Membersihkan Kaki Itu Baik?
- Bab 10 Gadis Pemalu, Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu Dalam Hidup Ini
- Bab 11 Monster Bucin
- Bab 12 Istriku, Apakah Kamu Pernah Main Bombom Car
- Bab 13 Bedebah Yang Tidak Punya Mata
- Bab 14 Itu Karena Ibu Kita Menyayangiku
- Bab 15 Nyawaku Ini, Kelak Adalah Milikmu
- Bab 16 Dia, Datang
- Bab 17 Tiranosaurus
- Bab 18 Black Panther Datang
- Bab 19 Black Panther Dilumpuhkan
- Bab 20 Berlutut
- Bab 21 Aku adalah Sepiring Ikan Acar Kubis
- Bab 22 Penghinaan Bank Terhadap Ibu Mertua
- Bab 23 Siapa Berani Menindas Ibuku
- Bab 24 Black Naga Kembali, Pasti Akan Balas Dendam Untuk Adiknya
- Bab 25 Kakak Ipar, Tindakan Pengaman dan Pencegahan Harus Dilakukan Dengan Baik
- Bab 26 Pesta Keluarga, Jadi Keributan
- Bab 27 Ayah, Apa Aku Boleh Memukulnya
- Bab 28 Memutuskan Hubungan
- Bab 29 Wanita Harus Mengikuti Suaminya Setelah Menikah
- Bab 30 Tragedi Yang Disebabkan Oleh Sepiring Ayam Panggang
- Bab 31 Dua Kali Kesempatan
- Bab 32 Cloud Tidak Ada Di Sana
- Bab 33 Berlian Palsu
- Bab 34 Tempat Bakat Terpendam
- Bab 35 Rekrutmen
- Bab 36 Kuat
- Bab 37 Hubungan Suami Istri
- Bab 38 Mendapatkan Masalah
- Bab 39 Mengamati Kemajuan
- Bab 40 Dia Telah Kembali
- Bab 41 Membuktikan Diri Sendiri
- Bab 42 Membuat Janji
- Bab 43 Melakukan Hal Apapun
- Bab 44 Orang Gila Datang Lagi
- Bab 45 Lebih Hebat Daripada Yang Dibayangkan
- Bab 46 Ganti Rugi
- Bab 47 Makan Asbak
- Bab 48 Makan
- Bab 49 Semuanya Karenamu
- Bab 50 Agar Kamu Tidak Bisa Memelukku
- Bab 51 Aku Tidak Akan Mengampunimu
- Bab 52 Masuk Tanpa Izin
- Bab 53 Tanggung Jawab
- Bab 54 Maaf
- Bab 55 Melakukan Sesuatu
- Bab 56 Sangat Keji Sekali
- Bab 57 Kesal Bukan Main
- Bab 58 Datang Dengan Sendirinya
- Bab 59 Hitung Sampai Tiga
- Bab 60 Duduk Tidak Tenang, Berdiri Juga Tidak Tenang
- Bab 61 Pengikutku Hidup, Penantangku Mati
- Bab 62 Sombong
- Bab 63 Dimainkan Sampai Mati
- Bab 64 Tuan Ketiga Sudah Pulang
- Bab 65 Terlalu Brengsek
- Bab 66 Lihat Saja Sendiri
- Bab 67 Bukan Bukan
- Bab 68 Ditangkap
- Bab 69 Punya Masalah Hati
- Bab 70 Semut
- Bab 71 Celananya Lepaskan Juga
- Bab 72 Operasi Perubahan Kelamin
- Bab 73 Berubah Menjadi Wanita
- Bab 74 Tidak Akan Mengabaikan
- Bab 75 Tante
- Bab 76 Memanfaatkan Relasi
- BAB 77 Bergengsi
- BAB 78 Pantas miskin seumur hidup
- Bab 79 Bergaya
- Bab 80 Selamat ulang tahun
- Bab 81 Menggerakkan
- Bab 82 Memaksakan Transaksi
- Bab 83 Buang ke Tempat Pembuangan Sampah
- Bab 84 Tertarik
- Bab 85 Aku Adalah Suaminya
- Bab 86 Aku Pergi dengan Kalian
- Bab 87 Mengembangkan Hubungan
- Bab 88 Suami Aku Akan Segera Datang
- Bab 89 Tatapan Yang Sangat Mengerikan
- Bab 90 Kamu Dimana?
- Bab 91 Ciuman Pertama
- Bab 92 Kemakmuran
- Bab 93 Kacau
- Bab 94 Tidak Akan Terulang
- Bab 95 Merasa Bahaya
- Bab 96 Bar Dihancurkan
- Bab 97 Berjuang
- Bab 98 Bagaimana Baru Bisa Disebut Selebriti?
- Bab 99 Citra Yang Mulia
- Bab 100 Memasak Tofu Kesukaannya
- Bab 101 Menyembah Tiga Kali
- Bab 102 Itu Kode Nama Siapa?
- Bab 103 Sayang, Ayo Tidur!
- Bab 104 Apakah Kamu Membutuhkan Bantuan Dari Suamimu?
- Bab 105 Aku Adalah Suaminya
- Bab 106 Aku Adalah Aturannya
- Bab 107 Memberhentikannya Dari Jabatan CEO
- Bab 108 Menyukainya
- Bab 109 Datang Untuk Berdiskusi Dengan Kamu
- Bab 110 Habis Sudah
- Bab 111 Badut Pelompat
- Bab 112 Menghadiahi Mobil
- Bab 113 Maybach
- Bab 114 Saldo Rekening Adalah Nol
- Bab 115 Melewati Kesulitan
- Bab 116 Cloud Revengale Sudah Datang
- Bab 117 Sebuah Batu
- Bab 118 Wilayah Yang Diduduki
- Bab 119 Terlalu Banyak Omong Kosong
- Bab 120 Tidak Ada Yang Tersisa
- Bab 121 200 Juta Per Orang
- Bab 122 Membuat Masalah Untuk Orang Lain
- Bab 123 Mengatur Ulang
- Bab 124 Didirikan Sendiri
- Bab 125 Aku Memang Terlihat Biasa Saja
- Bab 126 Tuan Muda No 1 di Jiangzhou
- 127 Aroma Pembersih Lantai
- 128
- Bab 129 Membuat Dia Jatuh Cinta Padaku
- Bab 130 Aku Tidak Akan Kalah
- Bab 131 Efek Obat Sangat Ampuh
- Bab 132 Tidak Sanggup Menahan Efek Alkohol
- Bab 133 Manis Sekali
- Bab 134 Cinta Yang Dalam
- Bab 135 Benarkah Kamu Sangat Menyukainya?
- Bab 136 Masih Ada Dua Serangan
- Bab 137 Apakah Ini Masih Manusia?
- Bab 138 Langsung Ke Intinya
- Bab 139 Kata-Kata Emas
- Bab 140 Moral Dunia Semakin Memburuk
- Bab 141 Matilah Kalian
- Bab 142 Orangnya Sudah Datang
- Bab 143 Apakah Itu Manusia?
- Bab 144 Aku Menolak
- Bab 145 Serahkan Gadis Ini Padaku
- Bab 146 Sungguh Lemah
- Bab 147 Kakek, Tolong Aku
- Bab 148 Tidak Peduli Dia Serigala Atau Harimau
- Bab 149 Aku Akan Menjadi Anjing Untukmu
- Bab 150 Jangan Menyalahkan Orangku Yang Kejam
- Bab 151 Hanya Sekelompok Badut
- Bab 152 Aku Akan Menikah Denganmu
- Bab 153 Selamat Datang
- Bab 154 Raja Dunia Bawah Tanah
- Bab 155 Ikuti Aku Ke Sinra
- Bab 156 Mengapa Tidak Pergi Denganku
- Bab 157 Dewa Menghalangi, Membunuh Dewa
- Bab 158 Bekas Luka
- Bab 159 Kesempatan Emas
- Bab 160 Buka
- Bab 161 Mati!
- Bab 162 Berdiri Dengan Bangga
- Bab 163 Potong Kepala Anjing Dengan Tangan Sendiri
- Bab 164 Siapa Dia?
- Bab 165 Tidak Menyenangkan
- Bab 166 Perempuan Harus Di Bujuk
- Bab 167 Ciuman Cukup Lama
- Bab 168 Mati Di Sini
- Bab 169 Tangan Kanan
- Bab 170 Apakah Kamu Sudah Tidur?
- Bab 171 Sangat Sulit Dicari
- Bab 172 Bagaimana dengan 'Istriku'
- Bab 173 Menikmati Malam
- Bab 174 Aku Berhutan Nyawa Padamu
- Bab 175 Bukan Hanya Kamu Yang Jadi Anjingku
- Bab 176 Banyak Omong Kosong
- Bab 177 Sudah Sangat Tua
- Bab 178 Aku Takut
- Bab 179 Perbedaan Anjing
- Bab 180 Permen Kapas
- Bab 181 Aku Benci
- Bab 182 Masalah Nenek
- Bab 183 Membuatmu Menderita
- Bab 184 Apakah Kamu Tahu Siapa Aku?
- Bab 185 Putra Dan Cucu Berbakti
- Bab 186 Bores Resoda
- Bab 187 Masalah Dari Dalam
- Bab 188 Obat Tidur
- Bab 189 Mahakarya Anakku
- Bab 190 Tidak Penting
- Bab 191 Menggila
- Bab 192 Menikmati Sekarang
- Bab 193 Semua Habis