King Of Red Sea - Bab 13 Bedebah Yang Tidak Punya Mata
Kenapa dia bisa ada disini?
Tokoh besar seperti dia, bagaimana bisa berada di pemukiman yang kecil dan sempit seperti ini?!
“Bang Norton kamu kenapa?”
“Bang Norton, apakah kamu sekarang sedang berpikir bagaimana mematahkan kaki dan tangan bedebah ini?”
“Bang Norton, kamu tidak perlu pikirkan lagi, aku sudah membantumu mengatur semuanya.”
Setelah mengatakannya, Brandon langsung membuka bagasi mobilnya yang sudah tidak berbentuk.
Ia mengambil sebuah kunci pas, lalu menyerahkan kunci pas itu kehadapan Norton .
“Pakai saja kunci pas ini!”
“Bang Norton, selanjutnya kuserahkan padamu!”
“Setelah urusan ini beres, aku akan……….”
“Brakk!”
Tinju Norton yang sangat besar langsung mendarat di wajah Brandon .
Brandon memegang hidungnya yang berdarah tidak berhenti sambil menatap Norton dengan bingung.
“Bang Norton, kenapa kamu malah memukulku?”
Norton langsung menarik kerah Brandon dan melemparkannya dengan kuat ke tanah.
“Yang ingin kupukul memang kamu!”
“Dasar bedebah yang tidak punya mata!”
Norton memukuli dan menendangi Brandon .
Bahkan menyuruh dua orang anak buahnya untuk menyeret Brandon kedalam mobil Van hitamnya.
Sebelum naik ke dalam mobil, Norton masih menyempatkan diri untuk tersenyum pada Cloud dan memberi hormat.
Melihat Norton yang datang dengan begitu garang, lalu menyeret Brandon bagaikan menyeret bangkai anjing.
Aeris dan Gavia menoleh kearah Cloud bersamaan.
“Orang yang bertubuh seperti beruang itu, kamu kenal?”
Cloud mengangguk.
“Hm, dulu kami sempat mengemis bersama, aku juga pernah membaginya dua potong roti.”
Aeris memutar bola matanya yang indah.
Siapa yang akan percaya!
Karena tahu Cloud tidak akan mengatakan hal yang sebenarnya, Aeris hanya bisa menghela nafas pelan.
Lalu dia berjalan kedepan mobil Benz yang baru saja ia beli dengan perasaan sedih.
Gavia menghampiri, melihat mobil Benz yang rusak karena tabrakan, wajahnya dipenuhi dengan ekspresi sedih.
“Aduh! Mobil sebagus ini malah di tabrak sampai menjadi seperti ini, bagaimana kalau sampai ketahuan oleh pemilik mobil?”
“Aeris, mobil ini kamu pinjam darimana? Cepat hubungi dia, kita harus meminta maaf padanya.”
Aeris mengetatkan bibirnya yang merah, setelah ragu sejenak, akhirnya dia berkata pada Gavia .
“Ibu, ini adalah mobil yang baru saja kami beli.”
“Ha?!”
……
Diruang tamu, Aeris sekeluarga bertiga duduk mengelilingi meja makan.
Casius Lehard sedang pergi ke klinik untuk memeriksa kaki dan belum pulang.
Aeris bertiga menatap Cloud yang duduk diseberang meja makan.
akhirnya Gavia memulai pembicaraan.
“Bukankah kamu tidak memiliki pekerjaan tetap sama sekali?”
“Kamu dapat uang sebanyak itu dari mana?”
Begitu Gavia membuka mulut, ia langsung membombardir dengan pertanyaan beruntun.
Cloud belum sempat menjawab, Denzel tiba-tiba menepuk tangannya.
“Aku tahu!”
“Kakak ipar pasti mendapatkan uang dari judi!”
“Ibu, kak, kakak ipar sungguh sangat hebat!”
“Malam itu hanya dengan sekejap dia memenangkan uang 12 miliar!”
Awalnya Cloud masih bingung harus bagaimana menjelaskannya, sekarang mendengar adik iparnya berkata demikian, malah membuatnya menemukan alasan yang tepat.
Dia tidak mengelak, melainkan mengikuti alur yang dikatakan adik iparnya dan menyelesaikan masalah ini.
Denzel menceritakan Cloud bagaikan tokoh dalam film.
Setelah Gavia mendengarnya, dia sama sekali tidak merasa senang karena Cloud mendapatkan begitu banyak uang.
Ia malah menatap Cloud sambil menasehatinya.
“Judi bukanlah hal yang baik, kelak jangan pernah melakukannya lagi.”
“Lagipula, meskipun kamu memiliki uang, kamu juga tidak boleh sembarangan menghamburkannya.”
Disaat ini, Cloud dengan santai mengeluarkan sebuah kartu atm berwarna emas dari dalam kantungnya.
Dia langsung menyerahkan kartu berwarna emas itu kehadapan Gavia .
“Ibu, didalam kartu ini ada sedikit uang, untuk ibu beli sayur.”
Gavia menggeleng : “Tidak tidak, bagaimana boleh aku menerima uangmu?”
“Aku tinggal dan makan dirumah ini cuma-cuma, kalau tidak membantu sedikit, aku akan merasa tidak enak hati.”
Melihat Gavia tidak bersedia menerima, Cloud memberi isyarat pada Denzel yang ada disamping.
Denzel langsung mengerti, ia segera mengambil kartu itu dan menyodorkannya ke dalam tangan Gavia .
“Ibu, apa yang kakak ipar katakan benar.”
“Dia tinggal dan makan dengan cuma-cuma di rumah kita, bagaimana pun tetap harus membantu sedikit.”
Gavia memelototi Denzel, dia menerima kartu berwarna emas itu dan berkata sambil menatap Cloud .
“Apakah didalam kartu ini ada banyak uang?”
“Tidak banyak.”
Cloud menggeleng : “Hanya cukup untuk ibu membeli sayur.”
Mendengar uang didalam kartu ini hanya cukup untuk membeli sayur, Gavia diam-diam merasa lega.
Kalau uang didalamnya benar-benar sangat banyak, dia tidak bisa menerimanya.
Namun kalau hanya digunakan untuk membeli sayur, paling banyak ada beberapa ratus ribu saja didalam.
Dengan berpikir demikian, Gavia lalu memasukkan kartu itu kedalam dompet yang biasa dia bawa untuk belanja ke pasar.
Di lantai bawah.
Brandon berjalan dengan tergopoh-gopoh kesamping mobilnya.
Brandon melihat mobilnya yang hancur ditabrak, sorot matanya terlihat begitu tajam dan penuh kebencian.
Dia membuka pintu mobil yang sudah ditabrak sampai rusak, lalu duduk didalam mobil.
Dia mengeluarkan selembar kartu nama dan menelepon nomor Black Panther .
Suara Brandon terdengar begitu jahat.
“Waw, Pewaris kamu sejak kapan punya waktu untuk meneleponku?”
Dari balik telepon terdengar suara Black Panther yang sedang menertawakannya.
Brandon memang seorang “Pewaris ”.
Rumah turun temurun keluarga mereka, setengah tahun yang lalu sudah digusur
Dan dia dalam waktu singkat mendapatkan uang penggusuran yang sangat besar.
“Kak Panther, aku punya sebuah bisnis untukmu, apakah kamu mau menerimanya?”
“Coba katakan.”
“Aku ingin menghajar tiga orang. Dua orang wanita, yang satu tua dan satu muda, dan juga seorang pria.”
Dari balik telepon terdengar suara tawa Black Panther .
“Tuan muda Salim ternyata punya bisnis yang besar rupanya, kamu juga tahu aku Black Panther selalu menyelesaikan masalah dengan bersih dan rapi, namun harga yang kuberikan tidaklah murah.”
“Harga bukan masalah!”
Brandon berkata sambil menggertakkan giginya : “Ketiga orang ini ingin kuhajar berdasarkan urutan yang kubuat. Awalnya hajar dulu wanita tua itu, lalu aku ingin mengurung pria itu dan memperkosa wanitanya sampai mati dihadapannya!”
“Gampang! 1 orang harganya 800 juta, begitu uang masuk, besok akan langsung bergerak!”
Black Panther baru saja menutup telepon dari Brandon .
Ponselnya tiba-tiba berdering lagi.
Begitu dilihat ternyata itu adalah telepon dari Jared Lehard.
Black Panther menepuk pahanya dan berkata sambil tersenyum : “Hehe, lagi-lagi uang yang mengetuk pintu!”
“Presdir Lehard, apakah ada yang perlu kubantu?”
Dibalik telepon terdengar suara Jared yang begitu jahat : “Aku akan memberikanmu sebuah alamat, besok kamu suruh orangmu untuk membuat onar disana.”
“Ini mudah.”
Begitu mendengar hanya pekerjaan membuat onar yang mudah, Black Panther langsung bersemangat.
Namun Jared yang berada dibalik telepon malah berkata dengan nada tegas : “Black Panther, tujuanku adalah membuat proyek ini paling tidak selama satu bulan tidak bisa bekerja.”
“Aku tidak perduli cara apapun yang kamu lakukan, asalkan kamu bisa melakukan sampai ke tahap itu, aku akan memberikanmu 2 miliar.”
Black Panther langsung menepuk tangannya.
“Memang benar-benar bos besar, sangat elegan!”
“Tenang saja! Aku tidak akan membiarkan mereka menggerakkan sapotong bata ataupun batu!”
……
Proyek kerjasama Tazma Grup dan Grandy resmi dimulai hari ini.
Proyek ini merupakan kerjasama pertama diantara kedua group, kedua belah pihak sangat mementingkan proyek ini.
Lahan proyek sudah dibeli sejak dua bulan yang lalu.
Hari ini Cloud mengendarai mobil mengantar Aeris pergi ke lokasi proyek.
Dijalan, Aeris terus menoleh kearah Cloud dan menatapnya beberapa saat.
Melihatnya terus seperti itu, Cloud tidak tahan untuk bertanya.
“Apakah masih ada butiran nasi yang menempel di pipiku.”
Aeris menggeleng.
“Kalau begitu kenapa kamu terus melihatku?”
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickCinta Di Balik Awan
KellyDiamond Lover
LenaIstri Yang Sombong
JessicaDark Love
Angel VeronicaYour Ignorance
YayaAku bukan menantu sampah
Stiw boyHis Soft Side
RiseKing Of Red Sea×
- Bab 1 Kembali Untuk Menikah Denganmu
- Bab 2 Menyingkirkan Hambatan
- Bab 3 Berpegangan Tangan
- Bab 4 Gadis Lugu Yang Baik
- Bab 5 Lancang
- Bab 6 Ingin Mengatakan Sesuatu, Jangan Mengambil Pisau Dapur
- Bab 7 Jika Kamu Melawan Dia, Kamu Akan Mati
- Bab 8 Siapa Yang Memberimu Keberanian
- Bab 9 Apakah Membersihkan Kaki Itu Baik?
- Bab 10 Gadis Pemalu, Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu Dalam Hidup Ini
- Bab 11 Monster Bucin
- Bab 12 Istriku, Apakah Kamu Pernah Main Bombom Car
- Bab 13 Bedebah Yang Tidak Punya Mata
- Bab 14 Itu Karena Ibu Kita Menyayangiku
- Bab 15 Nyawaku Ini, Kelak Adalah Milikmu
- Bab 16 Dia, Datang
- Bab 17 Tiranosaurus
- Bab 18 Black Panther Datang
- Bab 19 Black Panther Dilumpuhkan
- Bab 20 Berlutut
- Bab 21 Aku adalah Sepiring Ikan Acar Kubis
- Bab 22 Penghinaan Bank Terhadap Ibu Mertua
- Bab 23 Siapa Berani Menindas Ibuku
- Bab 24 Black Naga Kembali, Pasti Akan Balas Dendam Untuk Adiknya
- Bab 25 Kakak Ipar, Tindakan Pengaman dan Pencegahan Harus Dilakukan Dengan Baik
- Bab 26 Pesta Keluarga, Jadi Keributan
- Bab 27 Ayah, Apa Aku Boleh Memukulnya
- Bab 28 Memutuskan Hubungan
- Bab 29 Wanita Harus Mengikuti Suaminya Setelah Menikah
- Bab 30 Tragedi Yang Disebabkan Oleh Sepiring Ayam Panggang
- Bab 31 Dua Kali Kesempatan
- Bab 32 Cloud Tidak Ada Di Sana
- Bab 33 Berlian Palsu
- Bab 34 Tempat Bakat Terpendam
- Bab 35 Rekrutmen
- Bab 36 Kuat
- Bab 37 Hubungan Suami Istri
- Bab 38 Mendapatkan Masalah
- Bab 39 Mengamati Kemajuan
- Bab 40 Dia Telah Kembali
- Bab 41 Membuktikan Diri Sendiri
- Bab 42 Membuat Janji
- Bab 43 Melakukan Hal Apapun
- Bab 44 Orang Gila Datang Lagi
- Bab 45 Lebih Hebat Daripada Yang Dibayangkan
- Bab 46 Ganti Rugi
- Bab 47 Makan Asbak
- Bab 48 Makan
- Bab 49 Semuanya Karenamu
- Bab 50 Agar Kamu Tidak Bisa Memelukku
- Bab 51 Aku Tidak Akan Mengampunimu
- Bab 52 Masuk Tanpa Izin
- Bab 53 Tanggung Jawab
- Bab 54 Maaf
- Bab 55 Melakukan Sesuatu
- Bab 56 Sangat Keji Sekali
- Bab 57 Kesal Bukan Main
- Bab 58 Datang Dengan Sendirinya
- Bab 59 Hitung Sampai Tiga
- Bab 60 Duduk Tidak Tenang, Berdiri Juga Tidak Tenang
- Bab 61 Pengikutku Hidup, Penantangku Mati
- Bab 62 Sombong
- Bab 63 Dimainkan Sampai Mati
- Bab 64 Tuan Ketiga Sudah Pulang
- Bab 65 Terlalu Brengsek
- Bab 66 Lihat Saja Sendiri
- Bab 67 Bukan Bukan
- Bab 68 Ditangkap
- Bab 69 Punya Masalah Hati
- Bab 70 Semut
- Bab 71 Celananya Lepaskan Juga
- Bab 72 Operasi Perubahan Kelamin
- Bab 73 Berubah Menjadi Wanita
- Bab 74 Tidak Akan Mengabaikan
- Bab 75 Tante
- Bab 76 Memanfaatkan Relasi
- BAB 77 Bergengsi
- BAB 78 Pantas miskin seumur hidup
- Bab 79 Bergaya
- Bab 80 Selamat ulang tahun
- Bab 81 Menggerakkan
- Bab 82 Memaksakan Transaksi
- Bab 83 Buang ke Tempat Pembuangan Sampah
- Bab 84 Tertarik
- Bab 85 Aku Adalah Suaminya
- Bab 86 Aku Pergi dengan Kalian
- Bab 87 Mengembangkan Hubungan
- Bab 88 Suami Aku Akan Segera Datang
- Bab 89 Tatapan Yang Sangat Mengerikan
- Bab 90 Kamu Dimana?
- Bab 91 Ciuman Pertama
- Bab 92 Kemakmuran
- Bab 93 Kacau
- Bab 94 Tidak Akan Terulang
- Bab 95 Merasa Bahaya
- Bab 96 Bar Dihancurkan
- Bab 97 Berjuang
- Bab 98 Bagaimana Baru Bisa Disebut Selebriti?
- Bab 99 Citra Yang Mulia
- Bab 100 Memasak Tofu Kesukaannya
- Bab 101 Menyembah Tiga Kali
- Bab 102 Itu Kode Nama Siapa?
- Bab 103 Sayang, Ayo Tidur!
- Bab 104 Apakah Kamu Membutuhkan Bantuan Dari Suamimu?
- Bab 105 Aku Adalah Suaminya
- Bab 106 Aku Adalah Aturannya
- Bab 107 Memberhentikannya Dari Jabatan CEO
- Bab 108 Menyukainya
- Bab 109 Datang Untuk Berdiskusi Dengan Kamu
- Bab 110 Habis Sudah
- Bab 111 Badut Pelompat
- Bab 112 Menghadiahi Mobil
- Bab 113 Maybach
- Bab 114 Saldo Rekening Adalah Nol
- Bab 115 Melewati Kesulitan
- Bab 116 Cloud Revengale Sudah Datang
- Bab 117 Sebuah Batu
- Bab 118 Wilayah Yang Diduduki
- Bab 119 Terlalu Banyak Omong Kosong
- Bab 120 Tidak Ada Yang Tersisa
- Bab 121 200 Juta Per Orang
- Bab 122 Membuat Masalah Untuk Orang Lain
- Bab 123 Mengatur Ulang
- Bab 124 Didirikan Sendiri
- Bab 125 Aku Memang Terlihat Biasa Saja
- Bab 126 Tuan Muda No 1 di Jiangzhou
- 127 Aroma Pembersih Lantai
- 128
- Bab 129 Membuat Dia Jatuh Cinta Padaku
- Bab 130 Aku Tidak Akan Kalah
- Bab 131 Efek Obat Sangat Ampuh
- Bab 132 Tidak Sanggup Menahan Efek Alkohol
- Bab 133 Manis Sekali
- Bab 134 Cinta Yang Dalam
- Bab 135 Benarkah Kamu Sangat Menyukainya?
- Bab 136 Masih Ada Dua Serangan
- Bab 137 Apakah Ini Masih Manusia?
- Bab 138 Langsung Ke Intinya
- Bab 139 Kata-Kata Emas
- Bab 140 Moral Dunia Semakin Memburuk
- Bab 141 Matilah Kalian
- Bab 142 Orangnya Sudah Datang
- Bab 143 Apakah Itu Manusia?
- Bab 144 Aku Menolak
- Bab 145 Serahkan Gadis Ini Padaku
- Bab 146 Sungguh Lemah
- Bab 147 Kakek, Tolong Aku
- Bab 148 Tidak Peduli Dia Serigala Atau Harimau
- Bab 149 Aku Akan Menjadi Anjing Untukmu
- Bab 150 Jangan Menyalahkan Orangku Yang Kejam
- Bab 151 Hanya Sekelompok Badut
- Bab 152 Aku Akan Menikah Denganmu
- Bab 153 Selamat Datang
- Bab 154 Raja Dunia Bawah Tanah
- Bab 155 Ikuti Aku Ke Sinra
- Bab 156 Mengapa Tidak Pergi Denganku
- Bab 157 Dewa Menghalangi, Membunuh Dewa
- Bab 158 Bekas Luka
- Bab 159 Kesempatan Emas
- Bab 160 Buka
- Bab 161 Mati!
- Bab 162 Berdiri Dengan Bangga
- Bab 163 Potong Kepala Anjing Dengan Tangan Sendiri
- Bab 164 Siapa Dia?
- Bab 165 Tidak Menyenangkan
- Bab 166 Perempuan Harus Di Bujuk
- Bab 167 Ciuman Cukup Lama
- Bab 168 Mati Di Sini
- Bab 169 Tangan Kanan
- Bab 170 Apakah Kamu Sudah Tidur?
- Bab 171 Sangat Sulit Dicari
- Bab 172 Bagaimana dengan 'Istriku'
- Bab 173 Menikmati Malam
- Bab 174 Aku Berhutan Nyawa Padamu
- Bab 175 Bukan Hanya Kamu Yang Jadi Anjingku
- Bab 176 Banyak Omong Kosong
- Bab 177 Sudah Sangat Tua
- Bab 178 Aku Takut
- Bab 179 Perbedaan Anjing
- Bab 180 Permen Kapas
- Bab 181 Aku Benci
- Bab 182 Masalah Nenek
- Bab 183 Membuatmu Menderita
- Bab 184 Apakah Kamu Tahu Siapa Aku?
- Bab 185 Putra Dan Cucu Berbakti
- Bab 186 Bores Resoda
- Bab 187 Masalah Dari Dalam
- Bab 188 Obat Tidur
- Bab 189 Mahakarya Anakku
- Bab 190 Tidak Penting
- Bab 191 Menggila
- Bab 192 Menikmati Sekarang
- Bab 193 Semua Habis