King Of Red Sea - Bab 120 Tidak Ada Yang Tersisa

"Jika kamu mau tahu apa yang akan terjadi, keluarkan kontraknya sekarang."

"Kalau tidak, hmmmm, aku dengar kamu punya istri cantik dirumah ..."

Sebelum Vorez selesai berbicara, Cloud tiba-tiba menatap dengan tajam.

Pada saat Vorez dan Cloud saling memandang, Vorez tiba-tiba merasa ada hawa dingin menusuk.

Dia adalah Bos di Anhai!

Saat berhadapan dengan pria yang lebih muda seperti Cloud, dia sudah menunjukkan kelemahan di hatinya!

Grandy tiba-tiba bertepuk tangan.

Tiba-tiba, sebuah cahaya menyala tidak jauh dari arah tangan kanan Cloud.

Terlihat ada lubang di tanah itu.

Ada bau menyengat yang keluar dari lubang itu.

Vorez mengirim dua anggotanya untuk memeriksa.

Kedua orang itu baru saja mendekat sedikit, sudah langsung melangkah mundur sambil memegang hidung dan berteriak.

"Bos! Bos Kedua ada di bawah sana, baunya sangat busuk! Mereka menuangkan kotoran dan air seni ke dalamnya!"

Vorez menunjuk Cloud: "Nak, apa yang kamu inginkan?"

Cloud akhirnya berbicara.

"Sangat sederhana, aku hanya akan berdiri di sini, jika kamu dan orang-orang kamu dapat menyentuh bagian mana pun dari tubuh aku, aku akan memenuhi semua yang kamu mau."

"Jika kamu tidak bisa menyentuhku ..."

Saat sedang berbicara, dia menjentikkan jarinya, dan beberapa lampu menyala lagi di sampingnya.

Beberapa lubang sudah digali cukup dalam setelah lampu di nyalakan, dan ada juga bau busuk tercium di dalamnya.

"Lubang itu telah digali untukmu."

"Brengsek! Serang dia!" Diiringi teriakan pria kekar di samping Vorez.

Tiba-tiba, sekelompok besar orang bergegas menuju Cloud dan Grandy.

Saat sekelompok besar orang ini bergegas menuju Cloud dan Grandy, sekelompok orang perlahan berjalan keluar dari kegelapan dari belakang mereka.

Ernes dan Johan masing-masing memimpin dua tim, menghadang mereka dari kiri dan kanan.

Mereka seperti serigala jahat yang bergegas keluar dari hutan.

Setiap orang membawa senjata di tangannya.

Segera setelah pertarungan dimulai, Vorez langsung mengalami kekalahan dari pihaknya.

Bawahan yang dilatih oleh Cloud bergegas membentu barisan mereka seperti kendaraan lapis baja.

Ernes dan Johan lebih seperti dua tank, mampu melemparkan orang dengan sesuka hati.

Tinju mereka saling beradu, pukulan demi pukulan dilontarkan.

Dengan cepat, batang hidung banyak yang patah! Patah tulang! Gigi tanggal!

Ini seperti tidak normal untuk siapapun.

Pukulan demi pukulan, pukulan yang tak terhitung jumlahnya, terus menghujani para gangster Anhai.

Jeritan kesakitan bergema di seluruh lokasi konstruksi.

Hanya terlihat memar!

Hanya terdengar suara keras!

Ini bukan perkelahian, ini adalah pembantaian!

Vorez ketakutan.

Sebagai preman nomor satu di Anhai, dia benar-benar panik.

Karena dia menyadari bawahannya semakin sedikit dengan sangat cepat.

Kecepatan berkurang itu seperti seseorang yang menggunakan sabit untuk memotong seikat daun bawang!

Ya, para preman itu hanya seperti daun bawang!

Mereka masih secara pribadi mengirimkan daun bawang ke pintu gerbang untuk dipanen oleh Cloud!

Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, tidak ada dari 300 orang tadi yang masih bisa berdiri.

Ernes dan anggota timnya, meskipun semua orang terluka.

Meskipun mereka semua berlumuran darah musuh, tidak satupun dari mereka yang tersungkur di tanah.

Masing-masing dari mereka melepaskan sejenis aura kebuasan yang tidak bisa dirasakan manusia.

Ini sama seperti sekelompok serigala yang memakan manusia tanpa menyisakan tulangnya.

Dan Cloud, yang masih berdiri diam ditempat, adalah raja serigala yang sebenarnya!

Vorez akhirnya mengerti mengapa Grandy mengatakan Cloud adalah bosnya sekarang!

Dia hanya ingin pergi sekarang, tapi semua sudah terlambat!

Vorez seperti pohon di gurun, berdiri sendirian tengah-tengah kerumunan.

Tidak ada orang di sekitarnya lagi.

Kakinya gemetar.