King Of Red Sea - Bab 22 Penghinaan Bank Terhadap Ibu Mertua

"Kaki, kakiku bisa sembuh?"

"Um, aku punya teman yang hebat dalam hal ini. Selama ada dia, kaki Anda akan sembuh."

Harapan yang tiba-tiba muncul membuat Casius menjadi sangat ceria, kemudian minum lagi beberapa gelas berturut-turut dengan Cloud, alhasil mabuk-mabukkan.

Dalam perjalanan pulang, Casius yang sedang duduk di bagian belakang mobil, memeluk Gavia .

Casius mulai menangis seperti anak kecil, menangis sembari berteriak.

"Istriku, maafkan aku".

"Istriku, aku pasti akan membuat kamu menjalani hidup yang baik."

Gavia memeluk Casius dengan erat.

Wajah yang penuh perubahan itu, muncul senyuman yang bahagia ...

Di pagi hari, Cloud dan Aeris pergi ke lokasi konstruksi.

Gavia membersihkan rumah terlebih dahulu, kemudian mengganti pakaian biasa dan berencana keluar untuk membeli sayuran.

Kemarin iga babi asam manis tidak jadi masak, dalam hati Gavia berpikir bagaimanapun hari ini harus memasaknya untuk Cloud.

Karena kemarin dikejar oleh gangster kecil, Gavia kehilangan tasnya karena kepanikan.

Jadi, sekarang Gavia ingin pergi ke bank untuk menarik sejumlah uang.

Biasanya kartu bank yang digunakan untuk keperluan rumah, juga ada di dalam tas itu.

Sekarang Gavia hanya bisa menggunakan kartu emas kecil yang Cloud berikan padanya.

Pagi ini, banyak sekali orang yang ada di bank.

Gavia duduk di kursi di samping, menunggu staf bank "memanggil nomor".

Gavia adalah orang yang sangat hemat, selama bertahun-tahun, Gavia hanya memiliki tas kecil yang biasanya digunakan untuk belanja bahan makanan.

Setelah tasnya hilang, Gavia bahkan menyimpan ponsel ke dalam sakunya.

Gavia yang begitu sederhana, tampak seperti orang dari pedesaan dan tampak sedikit tidak cocok dengan "orang kota" lain yang ada di bank.

Saat ini, ponsel di saku Gavia berdering.

Saat mengeluarkan telepon, kartu emas yang disimpan dalam saku juga ikut keluar dan jatuh bersamaan dengan ponsel.

Panggilan ini berasal dari Denzel.

Denzel saat ini sedang berada di luar bank, Denzel melihat Gavia di seberang dinding kaca bank.

Sambil menekan tombol jawab, Gavia membungkuk dan ingin mengambil kartu emas.

Tapi saat ini, terdengar teriakan seorang pria dari ruang VIP yang tidak jauh di depan.

"Ke mana perginya kartu emasku?"

"Bajingan mana yang mencuri kartu emasku!?"

Segera setelah itu, Robert Hong, Presiden Camleon Grup keluar dari ruang VIP dengan marah.

Begitu melirik sekilas, Robert langsung melihat kartu emas yang ada di tangan Gavia .

Pakaian di tubuh Gavia ini tidak terlihat seperti orang yang bisa memiliki kartu emas.

Robert tiba-tiba berteriak marah: "Ternyata kamu, pencuri tua yang mencuri kartu emasku!"

Robert dengan cepat berjalan ke arah Gavia dan memukul kepala Gavia dengan kasar.

Pukulan dari seorang pria dewasa sangat kuat membuat Gavia seketika langsung terjatuh.

Gavia memandang Robert dengan wajah ketakutan.

"Apa yang kamu lakukan? Aku tidak melakukan kesalahan, kenapa kamu memukulku?"

"Kamu, pencuri tua telah mencuri barangku dan kamu biliang kamu tidak melakukan kesalahan apa pun!?"

Karena proyeknya ditarik, Robert sudah penuh amarah dan tidak bisa melampiaskannya.

Sekarang menjadi semakin marah, dan di depan begitu banyak orang di sekelilingnya, Robert mengangkat kakinya dan hendak menendang Gavia dengan kejam!

Pada saat kritis, Denzel tiba-tiba bergegas masuk ke dalam.

Denzel langsung menghalangi bagian depan Gavia, dan menyebabkan tendangan Robert mengenai punggung Denzel.

Denzel terbaring di lantai dan merasa kesakitan.

Denzel menoleh dan menatap Robert dengan marah: "Mengapa kamu memukul ibuku?!"

Robert mencibir: "Wow, ternyata pencuri tua sepertimu memiliki rekan!"

"Sudah kubilang, kartu emas yang aku masukkan ke dalam tas dengan baik, bagaimana mungkin tiba-tiba hilang."

"Ternyata kalian berdua, manusia sialan bekerjasama melakukan kejahatan!"

Denzel mendengus: "Kamu omong kosong, kartu emas ini diberikan oleh abang iparku kepada ibu untuk digunakan membeli sayuran!"

Begitu Denzel mengatakan ini, Robert tiba-tiba tertawa.

Pada saat yang sama, manajer bank juga bergegas datang bersama para staf.

Begitu manajer melihat Robert, manajer langsung mengangguk dan membungkuk, persis seperti seekor anjing yang mengibas-ngibaskan ekornya.

Alih-alih menghentikan Robert dari melakukan kejahatan, manajer bank itu berteriak marah pada penjaga keamanan.

"Mengapa kalian masih dalam keadaaan linglung? Segera tangkap kedua orang ini dan bawa ke pintu neraka!"

"Tidak!"

Robert melambaikan tangannya.

Robert menoleh ke bawah, memandang Denzel: "Hari ini, aku harus memberi pelajaran kepada dua manusia sialan ini yang tidak pandai melihat kondisi!"

Saat ini, Robert mengedipkan mata kepada dua pengawal di sampingnya.

Salah satu pengawal segera melangkah maju dan menjatuhkan Denzel ke lantai.

Pengawal lainnya adalah meraih tangan Denzel dan meletakkannya di kursi di sebelahnya.

"Apa yang kalian lakukan? Kalian tidak boleh seperti ini!"

Gavia bergegas mendekatinya.

Bukannya menghentikan hal ini, manajer bank itu malah mendorong Gavia ke samping.

Jari Manajer bank menunjuk ke arah Gavia : "Hama seperti kalian ini harus diberi pelajaran!"

Gavia terus menggelengkan kepalanya, sangking paniknya, air mata Gavia pun mengalir.

"Bukan begitu, bukan begitu!"

"Kartu emas ini benar-benar diberi untukku dari menantuku!"

"Jika tidak percaya, bawa kartu emas itu ke konter dan gunakan."

"Menantuku bilang kartu emas ini dibuat atas namaku!"

"Namaku Gavia, dan kartu emas ini benar-benar milikku."

"Dan uang di dalamnya tidak banyak, menantuku memberikannya padaku untuk membeli sayuran."

Manajer bank tersenyum menyeringai.

"Kamu wanita desa bodoh yang tidak tahu apa-apa!"

"Apakah kamu tahu betapa berharganya kartu emas milik Tuan Robert ?"

"Melihat penampilan kalian berdua yang tampak miskin, bagaimana mungkin menantu laki-laki kalian bisa lebih baik?"

"Orang rendahan seperti kalian, apakah berhak untuk memiliki kartu emas semacam ini!?"

Setelah itu, manajer bank meminta stafnya untuk membawa sebuah palu.

Manajer bank dengan hormat menyerahkan palu itu ke tangan Robert .

Robert mengambil palu itu, wajahnya tampak tersenyum menyeringai.

Robert menampilkan sederet gigi kuningnya dan berjalan ke arah Denzel sambil senyum menyeringai.

"Di usia yang begitu muda malah belajar yang tidak baik dan berani mencuri barangku, hari ini aku akan membuatmu terus mengingatnya!"

Setelah mengatakan itu, Robert mengangkat palu di tangannya dan hendak menghantamnya dengan kejam!

"Pong!"

Tiba-tiba!

Sebuah mobil Mercedes Benz putih baru dan belum ada lisensi, bergegas masuk ke dalam dari luar.

Mobil Mercedes Benz itu menghancurkan pintu kaca bank dan berhenti tepat di tengah lobi bank!

Segera setelah itu, Cloud membuka pintu pengemudi dengan wajah dingin.

Pada saat yang sama, Aeris bergegas turun dari kursi penumpang.

"Ibu!"

Aeris bergegas ke sisi Gavia, matanya merah karena cemas.

Tadi saat Denzel berlari masuk, Denzel mengirim pesan teks kepada Aeris.

Cloud dan Aeris kebetulan berbelanja di dekat sekitar, setelah menerima pesan teks, mereka berdua langsung bergegas kemari.

Pada saat ini, tubuh Cloud membawa aura yang sangat kuat!

Cloud melangkah maju, selangkah demi selangkah menuju manajer bank dan Robert .

Saat Cloud terus mendekat, manajer bank itu gemetar dan meminta penjaga keamanan untuk maju dan menghentikannya.

Tetapi saat manajer bank berbalik dan menoleh, manajer baik itu baru menyadari bahwa kedua penjaga keamanan itu sudah terjatuh dan terduduk di lantai!

Cloud tidak melakukan tindakan apapun dan hanya berdiri di depan manajer bank.

Cloud mengulurkan tangannya kepada manajer bank.

Dan dengan tenang mengucapkan beberapa kata: "Berikan ponselmu padaku."

Manajer bank dengan gemetar menyerahkan ponsel ke tangan Cloud.

Kemudian, di depan manajer bank, Cloud memanggil sebuah nomor panggilan yang sama sekali tidak berani dihubungi oleh manajer bank!

Itu adalah panggilan kepada Ketua Serikat Perbankan mereka di Sinra!

Setelah panggilan tersambung, Cloud menekan tombol pengeras suara.

"Halo, ini siapa?"

Di ujung telepon, terdengar suara agung dari seorang pria paruh baya.

Setelah mendengar suara ini, manajer bank secara naluriah langsung menciutkan lehernya.

"Ini aku."

Dua kata yang sangat sederhana.

Cloud bahkan tidak perlu menyebutkan namanya.

Saat Ketua Serikat Perbankan mendengar suara ini, nada tenangnya tiba-tiba berubah menjadi penuh hormat.

"Aku benar-benar minta maaf, aku tidak menyangka Anda akan meneleponku! Maaf, apakah ada sesuatu yang ingin Anda sampaikan?"

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu