King Of Red Sea - Bab 16 Dia, Datang
"Brandon harus menghadapi ketiga orang itu secara berurutan. Pasangan muda itu dibiarkan saja terlebih dahulu. Kamu suruh Senior Keempat memanggil beberapa orang untuk melumpuhkan wanita tua yang bernama Gavia itu!"
... ...
Gavia sedang dalam suasana hati yang baik sekarang.
Pekerjaan anak perempuannya berjalan dengan sangat lancar.
Meski anak laki-laki yang menganggur setiap hari tidak serajin anak lain dalam belajar untuk mengikuti ujian seleksi universitas, tapi setidaknya dia tidak lagi keluar dan bergaul dengan teman-teman sembarangan seperti dulu.
Walau sekarang dia selalu mengurung diri di kamar dan entah apa yang dipelajari.
Namun secara umum, ini adalah awalan yang baik.
Perubahan yang terjadi pada rumah mereka ini merupakan berkat kedatangan Cloud.
Entah kenapa, Gavia merasa bahwa sekarang Cloud semakin menyenangkan.
Terkadang, dia tiba-tiba punya ide seperti ini.
Betapa baiknya jika Cloud adalah putranya.
Dia mau pergi ke pasar untuk membeli iga babi. Dia berencana membuat iga asam manis untuk Cloud malam ini.
Pasar terdekat dari rumah mereka membutuhkan waktu 10 menit dengan mengendarai motor listrik.
Dia meminjam motor baterai dari tetangga sebelah dan mengendarainya di jalan tua yang akrab.
Pada saat ini, sebuah Van tiba-tiba bergegas keluar dari gang di depan dan menghalangi jalannya!
Tujuh sampai delapan preman berparas ganas dan galak turun dari Van tersebut dengan pentungan di dalam pegangan.
Gavia tercengang. Dia buru-buru mengendarai motor baterai, memutar arah dan melarikan diri.
"Wanita tua, jangan lari!"
Para preman langsung masuk ke dalam Van dan mengejarnya!
Pada saat bersamaan, di kantor Grandy.
Cloud berdiri dari sofa.
Dia sudah keluar lama, jadi dia berencana untuk kembali ke lokasi konstruksi Aeris.
Tiba-tiba, ponsel di sakunya berdering.
Panggilan telepon dari Aeris.
Begitu Cloud menekan tombol jawab, suara panik Aeris langsung terdengar dari telepon.
"Ibu dikejar oleh sekelompok preman, apa yang harus dilakukan?"
"Orang-orang itu sangat galak! Mereka mau melumpuhkan tangan dan kaki ibu!"
Dalam sekejap, aura yang kuat memancar keluar dari tubuh Cloud!
Ngeri! takut!
Grandy ketakutan oleh aura kuat tersebut. Gelas air jatuh ke lantai dan pecah, air terciprat ke mana-mana!
Ernes yang berada di belakang Cloud sedang berjuang untuk bertahan!
Rasanya seolah ada batu besar yang menekan di atas kepala!
Sementara Ernes berjuang untuk bertahan, Grandy sudah terduduk lumpuh di sofa akibat ditindih oleh aura Cloud.
Seluruh tubuhnya dibasahi keringat dingin.
Dia bahkan tidak ada kekuatan untuk menggerakkan jari.
Terlalu menakutkan!
Di pandangan mereka, sosok Cloud yang sekarang sangat tinggi dan gagah, seperti dinosaurus yang ganas!
Cloud menoleh untuk melihat Ernes, menarik kerah bajunya dan menyeretnya ke lantai bawah.
Ketika mereka hendak masuk ke dalam mobil, ponsel di saku Cloud berdering lagi!
Panggilan telepon dari Aeris lagi!
Segera setelah itu, seruan Aeris datang dari telepon. Pada saat yang sama, ada banyak pria yang berteriak.
Melalui telepon, Cloud bisa mendengar sekelompok pria berteriak.
"Dasar jalang, kalau tidak minggir, aku akan menelanjangimu!"
"Abang, gadis kecil ini sangat cantik. Kulit di sekujur tubuhnya kelihatan halus sekali."
"Begitu halus, jika dimainkan, pastinya sangat licin, menggairahkan!"
Kemudian, suara wanita lain datang dari telepon.
Cloud langsung mengenali suara itu. Dia adalah asisten Aeris, Stefani Grat.
"Kakak ipar, kamu cepat datang!"
Stefani Grat sedang meminta tolong!
Suaranya gemetaran!
"Ada banyak preman di tempat kami!"
"Mereka tidak mengizinkan kami bekerja dan mau menghancurkan mesin kami! "
"Kak Aeris memimpin orang untuk berdebat dengan mereka, tapi orang dari pihak kami terlalu sedikit, kami mungkin akan dibunuh!"
"Mereka, mereka semua sangat jahat. Kamu, kamu cepat datang. Aku, aku takut Kak Aeris akan… ..."
"Aku akan tiba dalam lima menit."
Permintaan tolong Stefani diinterupsi oleh suara Cloud yang berat.
Begitu telepon dimatikan, Stefani bergegas ke sisi Aeris dan menudingkan jari pada para preman.
"Jangan sombong, kakak iparku akan segera datang!"
Suasana tiba-tiba hening.
Setelah keheningan singkat, tawa yang kompak bergelegar.
"Apa-apaan kakak iparmu itu! Apakah kamu tahu siapa abang kami?"
"Abang kami dijuluki Sabit ! Siapa pun yang datang, dia tetap akan menyabit lehernya!"
Pria berbekas luka pisau yang disebut Sabit maju dari kerumunan, tersenyum penuh kebanggaan.
"Kamu bilang kakak iparmu mau datang, maksudmu kita harus tunggu dia?"
"Sobatku, menurut kalian tunggu atau tidak?"
Seseorang di antara kerumunan bertanya dengan lantang, "Abang, celana sudah setengah lepas, siapa yang masih bisa tunggu?"
Tawaan!
Sekelompok besar pria tertawa dengan maksud jahat.
Ada cahaya di mata mereka! Seperti binatang yang rakus!
Binatang buas!
Pria berbekas luka berdiri di hadapan Aeris.
Semakin dekat dia memandang Aeris, semakin dia menyadari bahwa Aeris memang sangat cantik.
Riasannya tidak glamor, cara berpakaiannya tidak seksi.
Tetapi seluruh tubuhnya menampilkan keindahan dan keanggunan.
Semakin dipandang, semakinnyaman.
Semakin dilihat, semakin menginginkannya!
Pria berbekas luka itu mengulurkan tangan secara naluriah, mencoba menyentuh wajah halus Aeris.
Aeris segera mundur, menghindarinya.
"Apa yang mau kamu lakukan?"
Begitu Aeris berkata demikian, bekas luka di wajah pria itu berkedut, seperti ada kelabang yang merangkak di wajahnya.
"Apa yang mau aku lakukan?"
"Hehehe--"
Tatapannya jahat, menunjukkan nafsu dan kesembronoannya!
Dia semakin mendekat!
Aeris terus mengambil langkah mundur!
Dia mengulurkan tangan, meremas-merasnya di udara.
"Hehe, aku mau, aku mau… ..."
"Kakak, cepat lari!"
Stefani tiba-tiba menarik Aeris dengan cepat.
Mereka berbalik dan berlari menuju kantor di belakang.
Pria berbekas luka segera menyusuli langkah mereka.
Ada begitu banyak karyawan laki-laki dari Grup Tazma di sana, tapi tidak ada seorang pun yang berani maju. Semuanya menundukkan kepala karena ketakutan.
Apa yang memenuhi atmosfer hanyalah tawa dari pria berbekas luka: "Hehe, bagus sekali di kantor. Jika pintunya ditutup, sekeras apa pun teriakan kalian, orang luar tidak akan bisa mendengarnya."
... …
Pada saat yang sama, di sebuah gang di kota tua.
Empat preman berdiri di jalan masuk gang. Sedangkan Gavia meringkuk, ekspresinya panik!
Ini adalah jalan buntu, tidak ada jalan untuk melarikan diri!
"Lari!"
"Cepat lari!"
Dua preman memegang pentungan besi, membantingnya ke dinding gang hingga menimbulkan suara keras.
Senyuman sinis, ejekan.
Semua mata mereka dipenuhi tatapan sembrono yang memainkan kehidupan orang lain dengan sewenang-wenangnya!
"Wanita tua, walau kamu memasang sayap, kamu juga tidak bisa terbang!"
"Abang, wanita tua ini kelihatan tidak tahan pukulan, agaknya dia sudah sekarat dengan hanya beberapa kali pukulan. Bagaimana kalau kita melempar barang ke arahnya saja, berlomba siapa yang bisa mengenainya?"
Sambil berbicara, satu orang mengambil batu bata dan melemparkannya.
"PONG!"
Sebuah batu bata hampir mengenai bahu Gavia, tapi meleset dan menghantam dinding di belakangnya.
"Lagi."
"PONG!"
"Sial, tidak kena, lagi!"
"PONG!"
"Lihat aku!"
"PONG!"
Gavia sangat ketakutan. Dia bersembunyi di balik keranjang bambu, bergidik!
"Hahaha, wanita tua ini sangat ketakutan!"
"Sudah, jangan main lagi, ayo!"
Keempatnya mengambil pentung besi dan bergerak maju.
Empat pria yang bekerja sebagai delivery bergegas kemari dengan mengendarai motor listrik.
Keempatnya memegang tali tebal dan panjang yang memiliki kait di ujung.
"KRACK! KRACK! KRACK! KRACK!"
Sebelum para preman bereaksi, empat pria itu sudah mengaitkan kait di pakaian dan ikat pinggang mereka!
"Sialan!"
"Apa yang kalian lakukan!?"
Begitu keempat preman itu berbalik, salah satu dari mereka tiba-tiba berbicara.
"Hei, apakah kalian mendengar suara-suara aneh?"
Mendadak!
Tali di belakangnya berubah dari menekuk menjadi vertikal!
Mereka melayang!
Kedua kaki terpisah dari lantai, tubuh terangkat semakin tinggi!
"AH!"
"Tolong!!"
Keempat preman meronta dan berteriak di udara.
Orang-orang yang terjebak macet di jalan utama di luar gang melihat ke atas secara bersamaan. Sebuah helikopter terbang di atas mereka!
Ada empat orang tergantung di bawah helikopter!
Saat ini, Cloud sedang duduk di kursi penumpang helikopter.
Dia berkata kepada pilot: "Naik sampai di ketinggian 70 derajat, lalu turun, lalu naik lagi."
Pilot memandang Cloud dengan takjub.
"Ini, ini, keterampilan mengemudiku mungkin tidak bisa melakukannya!"
"Serahkan setirnya padaku."
Sambil bicara, Cloud langsung memegang setir.
Helikopter yang awalnya terbang dengan mulus seketika bergerak naik dengan kecepatan tinggi!
Di langit kota, teriakan keempat preman tidak ada hentinya!
... …
"PONG!"
Pria berbekas luka menendang pintu kantor yangnyaris runtuh.
Jika dia menggunakan sedikit kekuatan lagi, pintu akan terbuka!
Di dalam pintu, ada dua wanita lembut dan halus yang sedang menunggunya.
Pegang, jilat, sentuh, tekan ... …hehehe!
"PONG!"
Pintunya ditendang hingga terbuka!
"Haha, cantik, aku sudah datang!"
Saat ini, Aeris sedang memanjat jendela.
"Kakak, cepat lari! Aku akan menghentikannya!" Teriak Stefani .
"Heh, bisakah kamu lari? Kamu mau disetubuhiku di luar, aku akan memenuhi keinginanmu!"
Pria berbekas luka berbalik dan mengejar Aeris.
Aeris terus berlari, tapi kakinya tiba-tiba tersandung batu!
Seluruh tubuhnya terjatuh ke tanah.
"Hehe, ayo lari, si cantik kecil, cepat lari!"
Kaki Aeris yang ramping terpapar ke luar, stokingnya robek.
Halus dan putih.
Pria berbekas luka meneteskan air liur, menyerbu Aeris dengan diiringi raungan serigala!
Angin!
Angin kencang!
Angin itu membalikkan tubuh pria berbekas luka!
Ketika dia mendongak, pupilnya tiba-tiba membesar!
Helikopter!
Helikopter lapis baja, bak raksasa yang mengaum di langit!
Meluncur menuju pria berbekas luka!
Seperti rajawali yang mematuk mangsa!
Seperti panah tajam yang menembus dada!
Di bawah helikopter itu, ada empat pria yang tergantung dengan empat tali!
Keempat pria itu kehabisan energi untuk meronta.
Tenggorokan mereka sudah bisu, selangkangan mereka basah.
Mereka kehilangan kendali atas sistem eksresi sendiri!
Ketika helikopter terbang di atas sungai kecil di samping lokasi konstruksi, keempat tali tiba-tiba jatuh.
Tiba-tiba, keempat orang itu jatuh ke sungai dengan diiringi teriakan seram!
Detik berikutnya, helikopter mendarat.
Angin!
Angin kencang membuat semua orang memejamkan mata.
Pintu kabin terbuka.
Di tengah udara yang mengepul, seseorang keluar.
Dia, bak gunung yang diam di tempat!
Dia, bertatapan sedingin es!
Dia bak pisau yang terhunus!
Dia……
"KRUANG!"
Tiba-tiba!
Kotak coklat berbahan timah jatuh dari saku Cloud!
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinPredestined
CarlyCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaAdieu
Shi QiRahasia Istriku
MahardikaHusband Deeply Love
NaomiKing Of Red Sea×
- Bab 1 Kembali Untuk Menikah Denganmu
- Bab 2 Menyingkirkan Hambatan
- Bab 3 Berpegangan Tangan
- Bab 4 Gadis Lugu Yang Baik
- Bab 5 Lancang
- Bab 6 Ingin Mengatakan Sesuatu, Jangan Mengambil Pisau Dapur
- Bab 7 Jika Kamu Melawan Dia, Kamu Akan Mati
- Bab 8 Siapa Yang Memberimu Keberanian
- Bab 9 Apakah Membersihkan Kaki Itu Baik?
- Bab 10 Gadis Pemalu, Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu Dalam Hidup Ini
- Bab 11 Monster Bucin
- Bab 12 Istriku, Apakah Kamu Pernah Main Bombom Car
- Bab 13 Bedebah Yang Tidak Punya Mata
- Bab 14 Itu Karena Ibu Kita Menyayangiku
- Bab 15 Nyawaku Ini, Kelak Adalah Milikmu
- Bab 16 Dia, Datang
- Bab 17 Tiranosaurus
- Bab 18 Black Panther Datang
- Bab 19 Black Panther Dilumpuhkan
- Bab 20 Berlutut
- Bab 21 Aku adalah Sepiring Ikan Acar Kubis
- Bab 22 Penghinaan Bank Terhadap Ibu Mertua
- Bab 23 Siapa Berani Menindas Ibuku
- Bab 24 Black Naga Kembali, Pasti Akan Balas Dendam Untuk Adiknya
- Bab 25 Kakak Ipar, Tindakan Pengaman dan Pencegahan Harus Dilakukan Dengan Baik
- Bab 26 Pesta Keluarga, Jadi Keributan
- Bab 27 Ayah, Apa Aku Boleh Memukulnya
- Bab 28 Memutuskan Hubungan
- Bab 29 Wanita Harus Mengikuti Suaminya Setelah Menikah
- Bab 30 Tragedi Yang Disebabkan Oleh Sepiring Ayam Panggang
- Bab 31 Dua Kali Kesempatan
- Bab 32 Cloud Tidak Ada Di Sana
- Bab 33 Berlian Palsu
- Bab 34 Tempat Bakat Terpendam
- Bab 35 Rekrutmen
- Bab 36 Kuat
- Bab 37 Hubungan Suami Istri
- Bab 38 Mendapatkan Masalah
- Bab 39 Mengamati Kemajuan
- Bab 40 Dia Telah Kembali
- Bab 41 Membuktikan Diri Sendiri
- Bab 42 Membuat Janji
- Bab 43 Melakukan Hal Apapun
- Bab 44 Orang Gila Datang Lagi
- Bab 45 Lebih Hebat Daripada Yang Dibayangkan
- Bab 46 Ganti Rugi
- Bab 47 Makan Asbak
- Bab 48 Makan
- Bab 49 Semuanya Karenamu
- Bab 50 Agar Kamu Tidak Bisa Memelukku
- Bab 51 Aku Tidak Akan Mengampunimu
- Bab 52 Masuk Tanpa Izin
- Bab 53 Tanggung Jawab
- Bab 54 Maaf
- Bab 55 Melakukan Sesuatu
- Bab 56 Sangat Keji Sekali
- Bab 57 Kesal Bukan Main
- Bab 58 Datang Dengan Sendirinya
- Bab 59 Hitung Sampai Tiga
- Bab 60 Duduk Tidak Tenang, Berdiri Juga Tidak Tenang
- Bab 61 Pengikutku Hidup, Penantangku Mati
- Bab 62 Sombong
- Bab 63 Dimainkan Sampai Mati
- Bab 64 Tuan Ketiga Sudah Pulang
- Bab 65 Terlalu Brengsek
- Bab 66 Lihat Saja Sendiri
- Bab 67 Bukan Bukan
- Bab 68 Ditangkap
- Bab 69 Punya Masalah Hati
- Bab 70 Semut
- Bab 71 Celananya Lepaskan Juga
- Bab 72 Operasi Perubahan Kelamin
- Bab 73 Berubah Menjadi Wanita
- Bab 74 Tidak Akan Mengabaikan
- Bab 75 Tante
- Bab 76 Memanfaatkan Relasi
- BAB 77 Bergengsi
- BAB 78 Pantas miskin seumur hidup
- Bab 79 Bergaya
- Bab 80 Selamat ulang tahun
- Bab 81 Menggerakkan
- Bab 82 Memaksakan Transaksi
- Bab 83 Buang ke Tempat Pembuangan Sampah
- Bab 84 Tertarik
- Bab 85 Aku Adalah Suaminya
- Bab 86 Aku Pergi dengan Kalian
- Bab 87 Mengembangkan Hubungan
- Bab 88 Suami Aku Akan Segera Datang
- Bab 89 Tatapan Yang Sangat Mengerikan
- Bab 90 Kamu Dimana?
- Bab 91 Ciuman Pertama
- Bab 92 Kemakmuran
- Bab 93 Kacau
- Bab 94 Tidak Akan Terulang
- Bab 95 Merasa Bahaya
- Bab 96 Bar Dihancurkan
- Bab 97 Berjuang
- Bab 98 Bagaimana Baru Bisa Disebut Selebriti?
- Bab 99 Citra Yang Mulia
- Bab 100 Memasak Tofu Kesukaannya
- Bab 101 Menyembah Tiga Kali
- Bab 102 Itu Kode Nama Siapa?
- Bab 103 Sayang, Ayo Tidur!
- Bab 104 Apakah Kamu Membutuhkan Bantuan Dari Suamimu?
- Bab 105 Aku Adalah Suaminya
- Bab 106 Aku Adalah Aturannya
- Bab 107 Memberhentikannya Dari Jabatan CEO
- Bab 108 Menyukainya
- Bab 109 Datang Untuk Berdiskusi Dengan Kamu
- Bab 110 Habis Sudah
- Bab 111 Badut Pelompat
- Bab 112 Menghadiahi Mobil
- Bab 113 Maybach
- Bab 114 Saldo Rekening Adalah Nol
- Bab 115 Melewati Kesulitan
- Bab 116 Cloud Revengale Sudah Datang
- Bab 117 Sebuah Batu
- Bab 118 Wilayah Yang Diduduki
- Bab 119 Terlalu Banyak Omong Kosong
- Bab 120 Tidak Ada Yang Tersisa
- Bab 121 200 Juta Per Orang
- Bab 122 Membuat Masalah Untuk Orang Lain
- Bab 123 Mengatur Ulang
- Bab 124 Didirikan Sendiri
- Bab 125 Aku Memang Terlihat Biasa Saja
- Bab 126 Tuan Muda No 1 di Jiangzhou
- 127 Aroma Pembersih Lantai
- 128
- Bab 129 Membuat Dia Jatuh Cinta Padaku
- Bab 130 Aku Tidak Akan Kalah
- Bab 131 Efek Obat Sangat Ampuh
- Bab 132 Tidak Sanggup Menahan Efek Alkohol
- Bab 133 Manis Sekali
- Bab 134 Cinta Yang Dalam
- Bab 135 Benarkah Kamu Sangat Menyukainya?
- Bab 136 Masih Ada Dua Serangan
- Bab 137 Apakah Ini Masih Manusia?
- Bab 138 Langsung Ke Intinya
- Bab 139 Kata-Kata Emas
- Bab 140 Moral Dunia Semakin Memburuk
- Bab 141 Matilah Kalian
- Bab 142 Orangnya Sudah Datang
- Bab 143 Apakah Itu Manusia?
- Bab 144 Aku Menolak
- Bab 145 Serahkan Gadis Ini Padaku
- Bab 146 Sungguh Lemah
- Bab 147 Kakek, Tolong Aku
- Bab 148 Tidak Peduli Dia Serigala Atau Harimau
- Bab 149 Aku Akan Menjadi Anjing Untukmu
- Bab 150 Jangan Menyalahkan Orangku Yang Kejam
- Bab 151 Hanya Sekelompok Badut
- Bab 152 Aku Akan Menikah Denganmu
- Bab 153 Selamat Datang
- Bab 154 Raja Dunia Bawah Tanah
- Bab 155 Ikuti Aku Ke Sinra
- Bab 156 Mengapa Tidak Pergi Denganku
- Bab 157 Dewa Menghalangi, Membunuh Dewa
- Bab 158 Bekas Luka
- Bab 159 Kesempatan Emas
- Bab 160 Buka
- Bab 161 Mati!
- Bab 162 Berdiri Dengan Bangga
- Bab 163 Potong Kepala Anjing Dengan Tangan Sendiri
- Bab 164 Siapa Dia?
- Bab 165 Tidak Menyenangkan
- Bab 166 Perempuan Harus Di Bujuk
- Bab 167 Ciuman Cukup Lama
- Bab 168 Mati Di Sini
- Bab 169 Tangan Kanan
- Bab 170 Apakah Kamu Sudah Tidur?
- Bab 171 Sangat Sulit Dicari
- Bab 172 Bagaimana dengan 'Istriku'
- Bab 173 Menikmati Malam
- Bab 174 Aku Berhutan Nyawa Padamu
- Bab 175 Bukan Hanya Kamu Yang Jadi Anjingku
- Bab 176 Banyak Omong Kosong
- Bab 177 Sudah Sangat Tua
- Bab 178 Aku Takut
- Bab 179 Perbedaan Anjing
- Bab 180 Permen Kapas
- Bab 181 Aku Benci
- Bab 182 Masalah Nenek
- Bab 183 Membuatmu Menderita
- Bab 184 Apakah Kamu Tahu Siapa Aku?
- Bab 185 Putra Dan Cucu Berbakti
- Bab 186 Bores Resoda
- Bab 187 Masalah Dari Dalam
- Bab 188 Obat Tidur
- Bab 189 Mahakarya Anakku
- Bab 190 Tidak Penting
- Bab 191 Menggila
- Bab 192 Menikmati Sekarang
- Bab 193 Semua Habis