King Of Red Sea - Bab 101 Menyembah Tiga Kali

Ucapan Sazam ini membuat beberapa murid yang ada di samping berulang kali mengangguk.

Sazam lanjut mengatakan “Pada waktu itu, orang itu memang berkemampuan, tapi dia terlalu memandang tinggi dirinya.”

“Jelas-jelas tahu aku sudah terkenal selama 20 tahun di Prontera ini, masih berani begitu sombong, bicara tidak sopan sama sekali.”

“Jika bukan karena mulutnya terlalu busuk, aku juga tidak akan memotong kedua tangannya, membuat dia menjadi pengemis selama lima tahun di Prontera.”

“Itu karena Guru berbaik hati, jika ganti aku, dari awal sudah akan aku lempar ke sungai untuk beri makan ikan.” Di samping ada seorang murid yang segera mengatakannya.

Sazam mencibir, berkata pada beberapa muridnya.

“Kalian harus ingat, menyiksa seseorang dan biarkan dia hidup dalam penghinaan, jauh lebih menarik dibandingkan membunuhnya.”

Beberapa murid segera mengangguk “Yang Guru katakan benar.”

Pada saat ini, ada yang membuka pintu.

Empat murid Sazam, seperti kantong sampah dilempar oleh orang dari luar ke dalam.

Setelah mereka terjatuh ke lantai, satu per satu lumpuh di atas lantai, tubuh terpelintir, kelihatannya kaki dan tangan mereka telah dipatahkan oleh orang lain.

Sazam melihatnya, bergegas memarahi “Siapa yang melakukannya?”

Saat ini Cloud membawa sekelompok bawahannya perlahan berjalan ke dalam.

Saat saling memandang dengan Cloud, Sazam tidak bisa menahan diri untuk mengerutkan kening.

Tatapan yang begitu tajam!

Dalam diri Cloud, Sazam seolah-olah melihat pemuda sombong pada waktu itu yang tahu hidup dan mati, tidak bisa menahan cibiran.

“Kamu ada petarung yang ada di sisi Grandy?” Dalam nada bicara Sazam yang penuh curiga, terdapat kepastian.

“Grandy hanya salah satu bawahanku saja.”

Begitu kata-kata Cloud diucapkan, Sazam langsung tercengang.

Sazam serta banyak pemimpin dunia gelap yang ada di Prontera, semua mengira Grandy yang memanipulasi dunia gelap di Sinra.

Hasilnya tidak menyangka, begitu Cloud datang langsung mengatakan, Grandy adalah bawahannya.

Pada saat ini Cloud melihat jam tangan sejenak, berkata dengan datar “Saat perjalanan ke sini, terjadi kemacetan selama beberapa saat, waktu sudah berkurang 15 menit.”

“Aku masih butuh 10 menit untuk pulang ke rumah, sisa waktu untukmu hanya ada 5 menit.”

“Tidak perlu banyak basa-basi, aku langsung ke intinya saja, pertama-tama aku ingin berterima kasih padamu.”

Sazam mencibir “Aku masih berpikir kalian masuk dengan galaknya, ingin membuat keributan dan menanyakan salahku, ternyata datang untu memohon ampun padaku.”

“Hanya saja, kamu sudah mematahkan kaki dan tangan muridku, apakah tidak terlalu terlambat saat ini datang untuk mohon ampun?”

Cloud seolah-olah tidak mendengar ucapan Sazam, berbicara sendiri.

“Dunia gelap di Sinra cukup besar, banyak sudut yang tidak bisa dibersihkan. Karena kemunculan kalian, seketika sudah membantu kamu membersihkannya.”

“Yang kedua, muridmu telah melukai adik iparku, sekarang ada datang untuk membuat perhitungan denganmu.”

Sambil bicara, tanpa ada tanda-tanda Cloud berjalan ke arah Sazam.

Langkah kaki Cloud tidak cepat juga tidak lambat, sama seperti orang biasa, selangkah demi selangkah menuju Sazam.

Pada saat ini, salah satu murid di samping Sazam melompat keluar.

Dia berteriak keras pada Cloud “Berani menantang Guruku, tanya dulu pada tinjuku setuju apa tidak?”

“Prakkk!”

Cloud menjawab murid itu dengan satu tamparan.

Murid itu dipukul hingga berputar 360 derajat di tempat.

Setelah di berputar beberapa kali, tubuh membentur ke tembok dengan keras.

Dua orang lainnya yang ada di samping, sambil berteriak ingin maju ke depan, mendadak Sazam malah mengangkat tangan.

Kedua murid itu segera mundur.

Salah satu dari mereka, menyipitkan mata dan berkata dengan kejamnya “Bocah, kamu sudah pasti mati.”

“Guruku adalah julukan pedang tercepat di Prontera.”

“Selain kami beberapa muridnya, semua orang yang pernah melihat dia mengeluarkan pedang, jika bukan patah tangan maka akan patah kaki, bahkan ada orang yang kehilangan nyawa karena hal ini.”

Sazam berdiri di hadapan Cloud, ekspresi sangat serius, mengucapkan kata demi kata.

“Bocah, kamu memiliki dasar yang bagus.”

“Bisa dilihat, tinju dan kakimu sudah terlatih.”

“Aku akan memberimu kesempatan terakhir.”

“Jika kamu berlutut sekarang, menyembahku sebanyak tiga kali dan menjadikan aku sebagai gurumu, maka akan aku lepaskan kamu.”

“Jika tidak, pedangku akan memotong kedua lenganmu!”

“Aku juga beri kamu satu kesempatan.” Cloud berkata dengan santai.

“Jika sekarang kamu berlutut dan menyembahku tiga kali dan berjanji kelak tidak akan datang ke Sinra untuk membuat keributan.”

“Aku akan membiarkanmu dan murid-muridmu ini meninggalkan Sinra.”

“Kalau tidak, kalian akan sama seperti Kelvin, menumpang mobil orang untuk kembali ke Prontera.

“Sombong!”

Sazam berteriak dengan marah.

Dia, sudah bergerak!

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu