King Of Red Sea - Bab 136 Masih Ada Dua Serangan

Kurumi berkata terus terang: “Enn, aku ingin bersama dengannya seumur hidup.”

Jack segera bangkit: “Serahkan saja masalah ini pada paman kedua.”

Alasan mengapa Geng Pisau Emas bisa mendominasi di ibu kota.

Yang pertama, karena Bos Eren memiliki kekuatan dan pencegahan yang hebat.

Bos Eren seperti singa di dunia bawah tanah, tidak ada yang berani menggoyahkan posisinya.

Selain itu, Geng Pisau Emas masih memiliki satu dewa pembunuh.

Pada usia 16 tahun, dia berguru kepada Bos Eren, bahkan mengikuti Bos Eren bertarung dari selatan sampai ke utara, dengan prestasi yang luar biasa.

Di dunia bawah tanah ibu kota provinsi, semua orang tahu dia adalah master pertama di bawah Bos Eren!

Dan dia datang ke Sinra.

Di bawah pemerintahan Grandy dan Ernes, dunia bawah tanah berubah menjadi sangat bersatu.

Pada saat yang sama, banyak bisnis tidak jelas menghilang, digantikan oleh beberapa bisnis yang serius.

Meskipun Ernes sudah menjadi boss di dunia bawah tanah Sinra.

Tetapi, selama dia memiliki waktu luang, ia akan datang ke tempat latihan untuk menerobos batas kemampuan dirinya.

Saat ini, ada tepuk tangan meriah di tempat latihan.

Ernes dan Johan, menarik dua ban besar pada saat bersamaan, dan berlari kencang di tanah yang datar.

Pertama mereka sedang bertanding, kedua, mencoba memecahkan rekor Cloud.

Ernes dan Johan yang sedang berlari, tiba-tiba berhenti.

Mereka menoleh pada saat yang sama, melihat ke arah kanan.

Tidak tahu kapan, ada seseorang berdiri di sana.

Orang ini sangat aneh.

Jelas-jelas dia berpakaian sangat biasa, tetapi terlihat sangat kasar.

Tangannya memegang sebuah kotak biola.

Dia bergerak.

Dia berjalan selangkah demi selangkah menghampiri Ernes dan Johan.

Keduanya segera melepaskan tali, menatap pria aneh di depan mereka dengan serius.

“Siapa kamu? Untuk apa datang kemari?”Ucap Ernes dengan pelan.

Pria yang datang ini adalah dewa pembunuh Geng Pisau Emas, Jova!

“Diantara kalian berdua, siapa yang bernama Cloud?”

Perkataan Jova, membuat Johan tertawa terbahak-bahak: “Kamu buta ya, kakak kita bagaimana mungkin muncul di tempat ini?”

“Kalian orang terhebat di sini, sekarang aku akan memberi kalian satu kesempatan hidup.”

“Kalian berdua serang bersamaan, kalau bisa menghadang tiga kali serangan pedangku, aku akan mengampuni nyawa kalian.”

Varro melompat dari samping: “Paman, kamu masih belum sadar dari tidur, ya?”

“Tahukah kamu siapa dua orang yang berdiri di depanmu? Mereka ……”

Varro yang belum selesai berbicara, sosok Jova tiba-tiba menghilang.

Pada saat itu, nafas kematian yang sangat kuat menyelimuti seluruh tubuh Varro .

Dalam satu kedipan mata, pedang yang sangat tajam tiba-tiba mengarah ke tenggorokan Varro .

Karena Varro masuk ke tim ini paling lambat.

Dia menghabiskan lebih banyak waktu untuk berlatih setiap hari dibanding yang lain.

Dan saat ini, hasil latihannya akhirnya menunjukkan hasil yang signifikan.

Tepat saat pedang dingin hendak memotong tenggorokannya.

Varro mundur dengan cepat, dia melihat pedang itu bersinar, dekat ke ujung hidungnya.

Pedang ini sangat cepat sampai membuat matanya tidak bisa membedakannya, Varro merasa pedang itu bersinar.

Lalu, rambut di keningnya terpotong.

Untungnya Varro berhasil menghindar, dan bergegas bersembunyi di samping.

Saat ini, Ernes dan Johan menyerang Jova.

Ini pertama kalianya mereka berdua bekerja sama.

Meskipun tidak cukup kompak, tetapi mereka mengerahkan semua tenaga mereka.

Keduanya pada saat yang sama mengambil dua batang besi di samping mereka, dan bergegas menyerang Jova dari kiri dan kanan.

Lalu, melihat pedang bersinar.

Terdengar suara “Kreak”.

Dua batang besi dipotong oleh pedangnya!

Jova memegang pedang besi yang tampak biasa di tangannya.

Dia melontarkan kata-kata dingin: “Masih ada dua serangan.”

Saat ini, semua orang tidak bisa membantu, selain menghirup udara dingin.

Setelah melewati pelatihan selama ini, semuanya mengira kekuatan diri sendiri sudah meningkat pesat.