King Of Red Sea - Bab 10 Gadis Pemalu, Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu Dalam Hidup Ini
"Ayo kita berangkat kerja bersama nanti siang."
"Bersama?"
Aeris terdiam sesaat, tetapi Cloud hanya tersenyum saat menatap Aeris.
Dia tersenyum sangat serius: "Aku belum pernah melakukan pekerjaan formal. Alangkah baiknya belajar dari kamu yang sudah memiliki pengalaman panjang dengan perusahaan besar."
Sementara Aeris ragu-ragu, Gavia di sampingnya mengangguk.
"Ehm, kalau kamu bisa berpikir untuk pergi bekerja, itu artinya kamu sedikit termotivasi. Kamu antar Aeris untuk bekerja siang ini."
Cloud merasa senang dengan persetujuan ibu mertuanya, tetapi Aeris sedikit cemberut, karena dia menyadari bahwa ibunya sepertinya semakin ingin mendekatkannya ke Cloud. Dia jelas baru mengenalnya kurang dari sehari.
Selain itu, masih ada orang yang bersembunyi di hati Aeris, lalu Aeris menarik Cloud ke kamarnya.
"Kamu tidak boleh bersikap sopan seperti itu kepada ibuku, jika tidak, bagaimana jika dia benar-benar mengangkatmu sebagai menantu?"
Sudut mulut Cloud sedikit terangkat: "Kalau begitu, ayo kita lakukan."
"Tidak!"
"Aku sudah memberitahumu bahwa ada seseorang di hatiku."
Cloud segera menjulurkan kepalanya dan bertanya sambil tersenyum, dan berkata, "Lalu siapa nama orang itu?"
"Namanya Clo ..."
Aeris hampir saja memanggil nama Cloud, dan dia dengan cepat mengulurkan tangan dan menutup mulutnya. Lalu dia menatap Cloud sambil tersipu malu. Kemudian dia memalingkan muka dan sedikit mengerutkan bibir merahnya yang seksi, "Aku tidak akan memberitahumu."
Saat ini, Aeris terlihat sangat imut di mata Cloud, sehingga dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggodanya.
Wajah Cloud semakin dekat, dan dia bahkan bisa mencium aroma parfum Aeris.
"Baiklah, karena kamu tidak ingin aku menjadi calon suamimu, maka aku akan menjadi kakakmu. Aku sudah menjadi yatim piatu sejak masih kecil, dan aku juga tidak pernah merasakan kehangatan sebuah keluarga. Jadi meskipun Ibu terlihat galak, dia sebenarnya sangat baik pada orang lain dan Ayah, sepertinya dia terlihat tidak suka banyak bicara dan tidak mudah untuk didekati. Tapi aku tahu, dia orang yang baik. Lalu adapun saudaramu ..."
"Kakak ipar, makan malam sudah siap!" Suara Denzel datang dari luar pintu.
Aeris menghentakkan kakinya lagi, "dasar rubah ini tiba-tiba saja datang."
Meski begitu, tatapan mata Aeris pada Cloud menjadi jauh lebih lembut.
"Meskipun keluarga kami tidak punya cukup uang dan kondisi kehidupan kami juga belum membaik. Tapi kata ibuku, kalau kamu tinggal disini kamu juga masih bisa makan disini. Lalu kalau kamu sudah menemukan tempat untuk tinggal, kamu boleh pindah dari sini.”
Gadis baik ini, jelas karena dia sedang memikirkan seseorang di dalam hatinya, dia mencoba mengusir Cloud, tanpa ingin melukai perasaanya. Cloud memperhatikan saat Aeris keluar dari kamar dengan senyum hangat dan cerah di wajahnya, sambil bergumam, "Dasar gadis pemalu, aku tidak akan pernah meninggalkanmu seumur hidupku."
...
Aeris baru saja turun dari tangga, dan Cloud yang turun selangkah lebih awal sudah mengendarai sepeda motor matic yang di parkir di sebelah Aeris.
"Calon istriku ayo segera naik!"
Aeris melirik Cloud.
"Apa kamu tahu di mana kantornya? Biar aku yang di depan."
Begitu Aeris mengatakan ini, Cloud segera membuat gerakan yang sangat bersemangat. Dia menggosok tangannya dan berkata sambil tersenyum," Tidak biar aku saja yang di depan."
Aeris tidak terlalu mempermasalahkannya, tetapi ketika dia melihat ekspresi di wajah Cloud, dia hanya bisa sedikit mengernyit. Tak lama kemudian, Aeris malah jadi bingung jika dirinya membonceng Cloud di belakang, lalu di mana dia harus meletakkan tangannya?.
Saat melihat ekspersi wajah Cloud lagi. Aeris tiba-tiba merasa marah, dan dia mengulurkan tangan dan menepuk bahu Cloud.
“Aduhh!"
Cloud berteriak kesakitan, dan menunjukkan ekspresi kesakitan di wajahnya.
"Ada apa, apa kamu baik-baik saja?"
Setelah mendengar suara Cloud, Aeris dengan cepat menundukkan kepalanya karena merasa bersalah. Namun Aeris segera menyadari bahwa dirinya telah dipermainkan oleh Cloud lagi. Jadi dia mendengus, berbalik dan berjalan menuju ke gerbang keluar perumahan.
Cloud mengendarai motor dan mengejarnya, meminta maaf sambil tertawa, dan akhirnya membujuk Aeris untuk naik ke sepeda motor baterai.
Cloud melaju dengan perlahan di kota tua Sinra. Aeris duduk diam di belakang Cloud dan dia berusaha untuk tidak melakukan kontak fisik dengan Cloud. Tetapi ketika Cloud mengendarai motor listrik, dia selalu sengaja menemukan kesempatan, sehingga Aeris tidak punya pilihan selain memegang bahu Cloud dengan kedua tangannya.
Motor terus berjalan, tetapi Aeris menemukan bahwa rutenya sepertinya salah.
"Hei, kita berada di jalan yang salah, kantornya itu ada di sebelah barat, tetapi kita sekarang malah menuju utara."
"Kita tidak salah kok, kamu lihat itu ada di depan." jawab Cloud.
Aeris mengikuti arah tangan Cloud dan menemukan bahwa di depannya itu adalah toko Mercedes-Benz 4S.
Aeris awalnya mengira Cloud hanya bercanda, tetapi ketika Cloud mengendarai sepeda motornya masuk, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak panik.
"Kita akan berbelanja"
Cloud mengatakannya dengan tenang, seolah-olah dia memasuki supermarket kecil untuk membeli makanan ringan. Dia memarkir motornya di samping, meraih tangan Aeris, dan mengajaknya masuk.
Ini adalah pertama kalinya Aeris datang ke toko Mercedes-Benz 4S.
Meskipun dia pernah berpikir untuk membeli mobil sebelumnya, kondisi keuangan keluarganya sangat buruk, sehingga baginya, membeli mobil adalah sebuah kemewahan.
Cloud dan Aeris berpakaian santai, meskipun Aeris sangat cantik, tetapi dia tidak memiliki perhiasan yang berharga. Adapun cincin pertunangan yang dikenakan Cloud di tangannya, tidak lebih dari sepuluh orang di dunia yang mengetahui nilai sebenarnya.
Para penjual di sebelah mereka lebih suka berdiri di sana mengobrol, dan tidak ada yang mempedulikan Cloud dan Aeris. Tetapi Cloud sepertinya tidak peduli, dia terus menarik Aeris untuk melihat berkeliling toko.
Lalu Aeris mengulurkan tangan dan menarik lengan baju Cloud dan berbisik.
"Ayo pergi, mobil di sini terlalu mahal."
"Model seperti apa yang kamu suka?" Tanya Cloud
Cloud sepertinya tidak mendengar kata-kata Aeris, dan menganggap dirinya sedang bertanya pada diri sendiri.
Aeris menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Aku tidak suka, ayo pergi."
Aeris baru saja selesai berbicara, dan Cloud meraih tangannya dan berjalan ke sedan Mercedes-Benz "E-Class" berwarna putih. Karena ketika Cloud membawa Aeris berkeliling toko, dia menyadari bahwa mata Aeris terus tertuju ke arah mobil itu dari waktu ke waktu.
Cloud mengulurkan tangan dan membuka pintu.
"Cepat duduk dan rasakan."
Aeris mengatakan tidak, tetapi sejujurnya dia sudah pernah duduk di dalam mobil Mercedes-Benz. Dan dari matanya yang berbinar - binar, dia bisa tahu kalau Aeris sangat menyukai mobil itu.
"Nona, tolong keluar dari mobil."
Kali ini, seorang wiraniaga wanita dengan riasan tebal datang. Dia tidak memandang Cloud dan Aeris sebagai seseorang yang mampu membeli mobil. Wajahnya tegas, dan nada bicaranya juga tampak sangat kasar.
Aeris yang masih bersemangat tinggi merasa seperti tengah disiram dengan air dingin. Aeris yang hendak keluar dari mobil dengan putus asa, tetapi Cloud mengulurkan tangan dan meletakkan tangannya dengan lembut di bahunya.
Kemudian Cloud menemui penjual wanita yang telah berdiri di pintu yang tidak jauh dari sana.
Cloud menunjuk jarinya padanya. Pramuniaga itu baru di sini, dan tugasnya hari ini adalah berdiri di depan pintu untuk menyambut tamu.
Dia memindahkan motor yang diparkir barusan oleh Cloud dan Aeris dengan santai ke tempat parkir di dekatnya.
"Halo Pak, apakah ada yang bisa saya bantu?"
Novel Terkait
Inventing A Millionaire
EdisonMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniPejuang Hati
Marry SuVillain's Giving Up
Axe AshciellyAir Mata Cinta
Bella CiaoDon't say goodbye
Dessy PutriCinta Tak Biasa
SusantiKing Of Red Sea×
- Bab 1 Kembali Untuk Menikah Denganmu
- Bab 2 Menyingkirkan Hambatan
- Bab 3 Berpegangan Tangan
- Bab 4 Gadis Lugu Yang Baik
- Bab 5 Lancang
- Bab 6 Ingin Mengatakan Sesuatu, Jangan Mengambil Pisau Dapur
- Bab 7 Jika Kamu Melawan Dia, Kamu Akan Mati
- Bab 8 Siapa Yang Memberimu Keberanian
- Bab 9 Apakah Membersihkan Kaki Itu Baik?
- Bab 10 Gadis Pemalu, Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu Dalam Hidup Ini
- Bab 11 Monster Bucin
- Bab 12 Istriku, Apakah Kamu Pernah Main Bombom Car
- Bab 13 Bedebah Yang Tidak Punya Mata
- Bab 14 Itu Karena Ibu Kita Menyayangiku
- Bab 15 Nyawaku Ini, Kelak Adalah Milikmu
- Bab 16 Dia, Datang
- Bab 17 Tiranosaurus
- Bab 18 Black Panther Datang
- Bab 19 Black Panther Dilumpuhkan
- Bab 20 Berlutut
- Bab 21 Aku adalah Sepiring Ikan Acar Kubis
- Bab 22 Penghinaan Bank Terhadap Ibu Mertua
- Bab 23 Siapa Berani Menindas Ibuku
- Bab 24 Black Naga Kembali, Pasti Akan Balas Dendam Untuk Adiknya
- Bab 25 Kakak Ipar, Tindakan Pengaman dan Pencegahan Harus Dilakukan Dengan Baik
- Bab 26 Pesta Keluarga, Jadi Keributan
- Bab 27 Ayah, Apa Aku Boleh Memukulnya
- Bab 28 Memutuskan Hubungan
- Bab 29 Wanita Harus Mengikuti Suaminya Setelah Menikah
- Bab 30 Tragedi Yang Disebabkan Oleh Sepiring Ayam Panggang
- Bab 31 Dua Kali Kesempatan
- Bab 32 Cloud Tidak Ada Di Sana
- Bab 33 Berlian Palsu
- Bab 34 Tempat Bakat Terpendam
- Bab 35 Rekrutmen
- Bab 36 Kuat
- Bab 37 Hubungan Suami Istri
- Bab 38 Mendapatkan Masalah
- Bab 39 Mengamati Kemajuan
- Bab 40 Dia Telah Kembali
- Bab 41 Membuktikan Diri Sendiri
- Bab 42 Membuat Janji
- Bab 43 Melakukan Hal Apapun
- Bab 44 Orang Gila Datang Lagi
- Bab 45 Lebih Hebat Daripada Yang Dibayangkan
- Bab 46 Ganti Rugi
- Bab 47 Makan Asbak
- Bab 48 Makan
- Bab 49 Semuanya Karenamu
- Bab 50 Agar Kamu Tidak Bisa Memelukku
- Bab 51 Aku Tidak Akan Mengampunimu
- Bab 52 Masuk Tanpa Izin
- Bab 53 Tanggung Jawab
- Bab 54 Maaf
- Bab 55 Melakukan Sesuatu
- Bab 56 Sangat Keji Sekali
- Bab 57 Kesal Bukan Main
- Bab 58 Datang Dengan Sendirinya
- Bab 59 Hitung Sampai Tiga
- Bab 60 Duduk Tidak Tenang, Berdiri Juga Tidak Tenang
- Bab 61 Pengikutku Hidup, Penantangku Mati
- Bab 62 Sombong
- Bab 63 Dimainkan Sampai Mati
- Bab 64 Tuan Ketiga Sudah Pulang
- Bab 65 Terlalu Brengsek
- Bab 66 Lihat Saja Sendiri
- Bab 67 Bukan Bukan
- Bab 68 Ditangkap
- Bab 69 Punya Masalah Hati
- Bab 70 Semut
- Bab 71 Celananya Lepaskan Juga
- Bab 72 Operasi Perubahan Kelamin
- Bab 73 Berubah Menjadi Wanita
- Bab 74 Tidak Akan Mengabaikan
- Bab 75 Tante
- Bab 76 Memanfaatkan Relasi
- BAB 77 Bergengsi
- BAB 78 Pantas miskin seumur hidup
- Bab 79 Bergaya
- Bab 80 Selamat ulang tahun
- Bab 81 Menggerakkan
- Bab 82 Memaksakan Transaksi
- Bab 83 Buang ke Tempat Pembuangan Sampah
- Bab 84 Tertarik
- Bab 85 Aku Adalah Suaminya
- Bab 86 Aku Pergi dengan Kalian
- Bab 87 Mengembangkan Hubungan
- Bab 88 Suami Aku Akan Segera Datang
- Bab 89 Tatapan Yang Sangat Mengerikan
- Bab 90 Kamu Dimana?
- Bab 91 Ciuman Pertama
- Bab 92 Kemakmuran
- Bab 93 Kacau
- Bab 94 Tidak Akan Terulang
- Bab 95 Merasa Bahaya
- Bab 96 Bar Dihancurkan
- Bab 97 Berjuang
- Bab 98 Bagaimana Baru Bisa Disebut Selebriti?
- Bab 99 Citra Yang Mulia
- Bab 100 Memasak Tofu Kesukaannya
- Bab 101 Menyembah Tiga Kali
- Bab 102 Itu Kode Nama Siapa?
- Bab 103 Sayang, Ayo Tidur!
- Bab 104 Apakah Kamu Membutuhkan Bantuan Dari Suamimu?
- Bab 105 Aku Adalah Suaminya
- Bab 106 Aku Adalah Aturannya
- Bab 107 Memberhentikannya Dari Jabatan CEO
- Bab 108 Menyukainya
- Bab 109 Datang Untuk Berdiskusi Dengan Kamu
- Bab 110 Habis Sudah
- Bab 111 Badut Pelompat
- Bab 112 Menghadiahi Mobil
- Bab 113 Maybach
- Bab 114 Saldo Rekening Adalah Nol
- Bab 115 Melewati Kesulitan
- Bab 116 Cloud Revengale Sudah Datang
- Bab 117 Sebuah Batu
- Bab 118 Wilayah Yang Diduduki
- Bab 119 Terlalu Banyak Omong Kosong
- Bab 120 Tidak Ada Yang Tersisa
- Bab 121 200 Juta Per Orang
- Bab 122 Membuat Masalah Untuk Orang Lain
- Bab 123 Mengatur Ulang
- Bab 124 Didirikan Sendiri
- Bab 125 Aku Memang Terlihat Biasa Saja
- Bab 126 Tuan Muda No 1 di Jiangzhou
- 127 Aroma Pembersih Lantai
- 128
- Bab 129 Membuat Dia Jatuh Cinta Padaku
- Bab 130 Aku Tidak Akan Kalah
- Bab 131 Efek Obat Sangat Ampuh
- Bab 132 Tidak Sanggup Menahan Efek Alkohol
- Bab 133 Manis Sekali
- Bab 134 Cinta Yang Dalam
- Bab 135 Benarkah Kamu Sangat Menyukainya?
- Bab 136 Masih Ada Dua Serangan
- Bab 137 Apakah Ini Masih Manusia?
- Bab 138 Langsung Ke Intinya
- Bab 139 Kata-Kata Emas
- Bab 140 Moral Dunia Semakin Memburuk
- Bab 141 Matilah Kalian
- Bab 142 Orangnya Sudah Datang
- Bab 143 Apakah Itu Manusia?
- Bab 144 Aku Menolak
- Bab 145 Serahkan Gadis Ini Padaku
- Bab 146 Sungguh Lemah
- Bab 147 Kakek, Tolong Aku
- Bab 148 Tidak Peduli Dia Serigala Atau Harimau
- Bab 149 Aku Akan Menjadi Anjing Untukmu
- Bab 150 Jangan Menyalahkan Orangku Yang Kejam
- Bab 151 Hanya Sekelompok Badut
- Bab 152 Aku Akan Menikah Denganmu
- Bab 153 Selamat Datang
- Bab 154 Raja Dunia Bawah Tanah
- Bab 155 Ikuti Aku Ke Sinra
- Bab 156 Mengapa Tidak Pergi Denganku
- Bab 157 Dewa Menghalangi, Membunuh Dewa
- Bab 158 Bekas Luka
- Bab 159 Kesempatan Emas
- Bab 160 Buka
- Bab 161 Mati!
- Bab 162 Berdiri Dengan Bangga
- Bab 163 Potong Kepala Anjing Dengan Tangan Sendiri
- Bab 164 Siapa Dia?
- Bab 165 Tidak Menyenangkan
- Bab 166 Perempuan Harus Di Bujuk
- Bab 167 Ciuman Cukup Lama
- Bab 168 Mati Di Sini
- Bab 169 Tangan Kanan
- Bab 170 Apakah Kamu Sudah Tidur?
- Bab 171 Sangat Sulit Dicari
- Bab 172 Bagaimana dengan 'Istriku'
- Bab 173 Menikmati Malam
- Bab 174 Aku Berhutan Nyawa Padamu
- Bab 175 Bukan Hanya Kamu Yang Jadi Anjingku
- Bab 176 Banyak Omong Kosong
- Bab 177 Sudah Sangat Tua
- Bab 178 Aku Takut
- Bab 179 Perbedaan Anjing
- Bab 180 Permen Kapas
- Bab 181 Aku Benci
- Bab 182 Masalah Nenek
- Bab 183 Membuatmu Menderita
- Bab 184 Apakah Kamu Tahu Siapa Aku?
- Bab 185 Putra Dan Cucu Berbakti
- Bab 186 Bores Resoda
- Bab 187 Masalah Dari Dalam
- Bab 188 Obat Tidur
- Bab 189 Mahakarya Anakku
- Bab 190 Tidak Penting
- Bab 191 Menggila
- Bab 192 Menikmati Sekarang
- Bab 193 Semua Habis