King Of Red Sea - Bab 172 Bagaimana dengan 'Istriku'

Aeris memandang Cloud sambil memarahinya: "Cepat makan, makanannya jadi dingin."

Setelah makan beberapa sendok, Cloud tiba-tiba merasa ingin buang air kecil, jadi dia pergi ke toilet.

Segera setelah dia pergi, seseorang datang dan duduk di tempat Cloud.

Ketika Aeris melihat siapa yang duduk, dia terkejut dan langsung melihatnya dengan tatapan penuh hormat.

Dia menyapa orang di depannya dengan sopan.

"Bang Jago, apa kabar?"

Bang Jago tersenyum ramah pada Aeris.

"Nona Lehard, halo juga."

"Waktu itu, Tuan Cloud sudah sangat banyak membantu aku."

"Sebagai imbalannya, aku bermaksud untuk memberi kamu perusahaan pertelevisian di ibu kota provinsi."

Setelah mendengar apa yang Bang Jago katakan, Aeris melambaikan tangannya dengan cepat: "Tidak perlu, tidak perlu! Kami tidak bisa menerima hadiah semahal itu."

"Nona Lehard, pada dasarnya aku sudah pasrah akan semua industriku di ibu kota provinsi."

"Perusahaan pertelevisian ini rencana awalnya mau kujual."

"Aku dengar bahwa Grup Linggar memiliki rencana mau terlibat dalam industri hiburan."

"Oleh karena itu aku ingin memberikan perusahaan ini kepada kamu."

"Tidak baik jika diberikan cuma-cuma." Aeris menghentikannya, "Mengapa kamu tidak coba berikan harga? Aku akan kembali dan membicarakannya dengan ayahku."

"Nona Lehard, aku tidak kekurangan uang dan aku juga berharap bisa menjalin hubungan yang baik dengan keluarga kamu, perusahaan ini bisa menjadi saksi bisu dari persahabatan kita yang saling menguntungkan."

"Tapi……"

Ketika Aeris masih ragu-ragu, suara Cloud tiba-tiba terdengar dari belakang.

"Karena itu adalah hadiah dari Bang Jago, terima saja."

Ketika dia mendengar suara Cloud, jantung Bang Jago tiba-tiba berdegup kencang.

Tegang!

Dia tidak berharap Cloud kembali begitu cepat!

Ketika Cloud datang, Bang Jago dengan cepat menyerahkan kursinya.

"Bang Jago, kedepannya jika kamu ingin mengatakan sesuatu, lebih baik langsung saja, aku tidak suka ada orang yang diam-diam menyembunyikan sesuatu."

"Oke, oke."

Dahi Bang Jago sudah berkeringat dingin.

Cloud tidak berbicara dengan keras, hanya pelan-pelan saja, tapi Bang Jago merasakan niat membunuh!

Dia tahu bahwa selama dia bisa membujuk Aeris, Cloud tidak akan menolak.

Tetapi pada saat yang sama, Aeris juga merupakan kesayangan Cloud

Siapa yang berani mengganggunya pasti mati! !

Cloud bertanya: "Di mana perusahaan pertelevisian yang kamu bicarakan itu?"

Bang Jago buru-buru memberikan sebuah alamat dan mulut Cloud sedikit terangkat saat ini.

"Tempat yang kamu sebutkan ini seharusnya berada tepat di sebelah kediaman Geng pedang Emas."

Bang Jago buru-buru menundukkan kepalanya, dan keringat di dahinya langsung jatuh ke tanah.

"Tok tok tok."

"Tok tok tok."

Cloud mengulurkan jari dan mengetuk meja dua kali: "Hanya kali ini saja, tidak ada kesempatan kedua, kamu boleh pergi."

Bang Jago segera berbalik dan pergi setelah Cloud selesai bicara.

Aeris hanya melihat punggung Bang Jago yang buru-buru pergi, dan berkata dengan lembut kepada Cloud, "Tidak bisakah kamu lebih sopan kepada orang tua?"

"Oke istriku."

Bibir merah Aeris sedikit mengerucut: "Jangan panggil istriku, aku belum setua itu."

"Lalu … aku harus memanggilmu apa?"

Mulut Cloud terangkat.

Pada saat ini, dia dengan sengaja mengangkat wajahnya ke atas, dengan ekspresi yang ambigu: "Lalu, bagaimana kalau memanggilmu ‘baby’?"

Yikesss!

Aeris merinding!

"Atau, panggil aja ‘istri’."

"Ya istri saja."

"Tidak masalah, istriku."

...

Sova bersenang-senang dengan dua wanita cantik di ranjang besar Raksa.

Setelah selesai dia memakai celananya, mengikat ikat pinggangnya, turun dari tangga, dan melambaikan tangannya ke Raze: "Ayo pergi! Ayo pergi ke tempat Geng pedang Emas!"

Pada saat ini, semua orang di aula Geng pedang Emas seperti menghadapi musuh berat.

Racun yang dipakai Jova pada Bos Eren sudah diselesaikan.