King Of Red Sea - Bab 3 Berpegangan Tangan
Dan seseorang yang membuatnya gugup berdiri sepuluh meter jauhnya. Meski 16 tahun telah berlalu sejak pertama kali mereka bertemu, Cloud masih bisa langsung mengenalinya secara sekilas. Karena apa yang dia lihat bukanlah wajahnya yang cantik, tetapi hatinya yang baik dan murni.
Hanya saja senyumannya yang secerah matahari di bulan Maret itu untuk sementara tertutupi oleh kesedihan di wajahnya. Saat ini, Cloud bersumpah di dalam hatinya kalau dia akan membuatnya terus berusaha untuk membuatnya terus tersenyum.
Saat ini, Cloud dan Aeris saling berhadapan. Saat dia menatapnya, Aeris tiba-tiba merasa bahwa penampilannya tampak tidak asing, tetapi dia tidak bisa mengingat kapan dia pernah melihatnya.
Pada saat ini, Jared berjalan ke Aeris, dan dia menghalangi pandangan Aeris dan Cloud. Kemudian Jared meraih tangan Aeris untuk membawanya kepada Cloud, tetapi Aeris mengambil inisiatif dan langsung berjalan mendekat. Lalu perlahan dia mulai berjalan mendekati Cloud.
Semakin dekat, kian dekat.
Hati Cloud sendiri juga sudah lama tidak mengalami fluktuasi seperti ini selama 16 tahun terakhir. Dan sekarang, hatinya seperti seekor rusa kecil yang berlarian di padang rumput.
Setelah cukup dekat dengan Cloud, Aeris berhenti.
Dia memandang Cloud dengan tatapan aneh, dan ada sedikit perlawanan dalam keanehan itu. Tetapi mata Cloud penuh dengan kelembutan. Sebenarnya cinta macam inilah yang bisa meluluhkan hati banyak wanita yang membuatnya lupa pada orang-orang di sebelahnya.
Di mata semua orang, Cloud terlihat seperti orang bodoh sekarang, tetapi dia terus memandang Aeris yang sangat canti dengan mempesona, seperti seorang pengemis yang melihat sang putri.
Jared lalu berdiri di antara keduanya.
"Cloud, kamulah orang yang paling menonjol di antara semua pesaingmu. Apakah kamu merasa sangat bahagia sekarang?"
Cloud mengangguk, dan dia tersenyum dengan deretan gigi putih pada Aeris. Senyumannya itu juga membuat semua orang tertawa. Tawa orang-orang yang penuh dengan sindiran dan ejekan. Lalu Jared bertepuk tangan, dan seseorang segera datang dengan membawa nampan kayu ke sebelahnya.
Ada kotak perhiasan di atas nampan kayu itu. Kemudian Jared membuka kotak perhiasan itu dan mengeluarkan dua cincin dari dalam.
"Cloud, pakaikanlah cincin pertunangan ini pada calon istrimu."
Begitu kata ini keluar, semua orang di sekitarnya bertepuk tangan, diantara tepuk tangan dan tawa, Gavia menangis.
Cincin berlian untuk wanita itu terdapat ukiran nama Cloud di atasnya, dan Jared juga menemukan cincin berlian kecil di tangan Cloud tampak seperti cincin pernah dibelinya. Tetapi cincin itu tampak sedikit berbeda, namun dia tidak berpikir terlalu banyak, karena berpikir bahwa pelayan di toko perhiasan itu mungkin salah.
Bagaimanapun juga sepasang cincin itu adalah barang yang murah, jadi tidak masalah jika jumlahnya kurang dari beberapa juta rupiah. Tetapi yang tidak diketahui Jared adalah, meski cincin pertunangan itu bukan berlian besar, tetapi nilai sebenarnya lebih dari 400 triliun. Karena berlian itu salah satu yang paling unik di dunia, serta memiliki nama yang sangat indah yaitu “Eternal Heart”
Cloud meraih tangan Aeris dan perlahan memakaikan cincin di jari manisnya. Aeris memejamkan mata, dan air mata mengalir perlahan dari sudut matanya. Tepat setelah Aeris mengambil cincin dan memakaikannya pada jari manis Cloud, Gavia, yang sudah tidak bisa menahannya lagi, menutupi wajahnya dan berlari keluar vila sambil menangis.
Casius yang tergesa-gesa mengejarnya malah jatuh ke bawah. Aeris pun dengan cepat membantu Casius berdiri.
"Aeris, pergi kejar ibumu. Aku khawatir dia tidak akan sanggup untuk menerimanya!"
Aeris segera mengejarnya, begitu dia akan meninggalkan vila, dia dihentikan oleh kakak sepupunya Reinhard dan beberapa pengikutnya di pintu gerbang.
"Adikku, upacara pertunanganmu belum berakhir, kamu tidak bisa pergi. Dan juga suamimu yang merupakan orang pilihan masih berdiri di sana, kamu harus mengajaknya jika kamu ingin pergi."
Mendengar Reinhard mengatakan bahwa Cloud adalah orang pilihan, orang-orang di sebelahnya langsung tertawa.
"Minggir!"
Aeris menjadi pucat karena marah. Sejak kecil, Reinhard sering membully Aeris. Karena dia adalah perempuan, jadi setiap kali dia mengadu kepada kakeknya, dia selalu diabaikan atau dihukum oleh kakeknya sendiri. Reinhard tidak pernah melewatkan kesempatan untuk selalu menindas Aeris.
"Aku ini kakak sepupumu, jadi aku bertanggung jawab penuh atas semua urusan hidupmu.."
"Ayah telah memilihkan calon suami untukmu, dan sangat sulit untuk menemukan seseorang dengan kelebihan."
Saat ini, Cloud juga ikut keluar dari aula.
"Orang gila itu... ah, tidak, calon suamimu, ada di sini rupanya."
Cloud berdiri di samping Aeris.
"Cepat dan ajak istrimu kembali, karena kamu harus makan sedikit malam ini. Dengan begitu, kamu bisa bekerja keras saat di tempat tidur, sehingga adiku akan melahirkan anak yang gemuk lebih cepat."
Saat perkataan itu terhenti, seorang pemuda di antara kerumunan itu berteriak, "Ya Tuhan, dia mungkin bahkan tidak tahu apa artinya bekerja keras di tempat tidur."
Reinhard sengaja berkata, "Dia hanya gila, bukannya bodoh!"
Setelah itu, semua orang di sekitarnya tertawa lagi. Lalu Cloud mengulurkan tangan dan menyentuh hidungnya.
“Adikku sepertinya calon suamimu belum pernah menyentuh wanita sebelumnya, jadi apakah kamu mau aku membantunya? Tidak usah malu. "
Tangan Aeris sudah memutih karena tangannya mengepal terlalu keras.
"Reinhard, sudah cukup!"
"Jangan lepaskan, aku, aku …” Ketika hendak menampar Reinhard, tangan Aeris di tahan olehnya.
"Hei, apa kamu ingin memukulku?" Reinhard mengangkat wajahnya mendekati Aeris.
"Ayo, cepat pukul aku. Mau pukul dimana, di sini, atau di sini, ayo pukul, pukul?"
Begitu suara Reinhard berhenti, ada tangan lain yang kemudian menamparnya.
"Plak!
Tepuk tangan meriah terdengar di seluruh ruang perjamuan. Reinhard dipukul dan berputar dua kali sebelum jatuh ke tanah. Dia lalu memegang setengah dari wajahnya yang benar-benar menjadi bengkak dan menatap Cloud dengan bingung.
"Kamu, kamu beraninya memukulku!"
"Kamu, calon suami yang tidak berguna, berani memukulku!"
Aeris juga menatap Cloud dengan tatapan kosong. Lalu Reinhard tiba-tiba mengepalkan tangan dan hendak memukul Cloud. Tetapi Cloud bisa menangkap kepalan tangan Reinhard dengan telapak tangannya, lalu dia menekannya sedikit.
Krak!
Suara tulang patah!
"Arrgggggggh!!"
Reinhard menjerit kesakitan, lalu berkata “Brengsek, aku akan membunuhmu, aku akan membunuhmu ... Argggh! Sakit, sakit sekali rasanya seperti hampir mati!"
Begitulah, karena dari kecil hingga dewasa, semua orang selalu memanjakan Reinhard. Meski dia melakukan sesuatu yang salah tidak akan ada yang akan menegurnya termasuk kakek.
Aeris menarik Cloud dan berlari dengan cepat, lalu menuku ke sudut di samping vila, dan menemukan Gavia sedang bersembunyi di situ. Gavia telah melihat semua yang terjadi,lalu ketiganya buru-buru meninggalkan area vila dan bergegas menuju halte bus.
"Terima kasih."
Sejenak Aeris mengucapkan terima kasih. Gadis yang baik hati ini, jelas sudah kehabisan kata - kata. Tetapi saat dia membuka mulut, dia sangat bersyukur. Setelah diam beberapa saat, dia ragu-ragu dan berkata, "Kamu, mengapa kamu memukulnya?"
"Karena kamu adalah istriku." Kata Cloud dengan benar.
"Aku ..." Aeris mengerutkan dua bibir tipis seksi.
Banyak hal yang ingin dia katakan, tetapi dia tidak tahu bagaimana harus mengatakannya. Lalu dia segera menjadi khawatir lagi, "Tapi, kamu barusan memukul Reinhard, dia tidak akan melepaskanmu, aku akan kembali dan meminta maaf padanya sekarang."
Cloud mengulurkan tangan untuk menghentikannya dan tersenyum lembut.
"Tidak apa-apa, lain kali jika dia melakukan itu lagi, aku akan menghajarnya lagi. Di dunia ini, tidak ada yang boleh menyakitimu."
Novel Terkait
Awesome Husband
EdisonDemanding Husband
MarshallThat Night
Star AngelCinta Yang Terlarang
MinnieSuami Misterius
LauraIstri Yang Sombong
JessicaCinta Dan Rahasia
JesslynKing Of Red Sea×
- Bab 1 Kembali Untuk Menikah Denganmu
- Bab 2 Menyingkirkan Hambatan
- Bab 3 Berpegangan Tangan
- Bab 4 Gadis Lugu Yang Baik
- Bab 5 Lancang
- Bab 6 Ingin Mengatakan Sesuatu, Jangan Mengambil Pisau Dapur
- Bab 7 Jika Kamu Melawan Dia, Kamu Akan Mati
- Bab 8 Siapa Yang Memberimu Keberanian
- Bab 9 Apakah Membersihkan Kaki Itu Baik?
- Bab 10 Gadis Pemalu, Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu Dalam Hidup Ini
- Bab 11 Monster Bucin
- Bab 12 Istriku, Apakah Kamu Pernah Main Bombom Car
- Bab 13 Bedebah Yang Tidak Punya Mata
- Bab 14 Itu Karena Ibu Kita Menyayangiku
- Bab 15 Nyawaku Ini, Kelak Adalah Milikmu
- Bab 16 Dia, Datang
- Bab 17 Tiranosaurus
- Bab 18 Black Panther Datang
- Bab 19 Black Panther Dilumpuhkan
- Bab 20 Berlutut
- Bab 21 Aku adalah Sepiring Ikan Acar Kubis
- Bab 22 Penghinaan Bank Terhadap Ibu Mertua
- Bab 23 Siapa Berani Menindas Ibuku
- Bab 24 Black Naga Kembali, Pasti Akan Balas Dendam Untuk Adiknya
- Bab 25 Kakak Ipar, Tindakan Pengaman dan Pencegahan Harus Dilakukan Dengan Baik
- Bab 26 Pesta Keluarga, Jadi Keributan
- Bab 27 Ayah, Apa Aku Boleh Memukulnya
- Bab 28 Memutuskan Hubungan
- Bab 29 Wanita Harus Mengikuti Suaminya Setelah Menikah
- Bab 30 Tragedi Yang Disebabkan Oleh Sepiring Ayam Panggang
- Bab 31 Dua Kali Kesempatan
- Bab 32 Cloud Tidak Ada Di Sana
- Bab 33 Berlian Palsu
- Bab 34 Tempat Bakat Terpendam
- Bab 35 Rekrutmen
- Bab 36 Kuat
- Bab 37 Hubungan Suami Istri
- Bab 38 Mendapatkan Masalah
- Bab 39 Mengamati Kemajuan
- Bab 40 Dia Telah Kembali
- Bab 41 Membuktikan Diri Sendiri
- Bab 42 Membuat Janji
- Bab 43 Melakukan Hal Apapun
- Bab 44 Orang Gila Datang Lagi
- Bab 45 Lebih Hebat Daripada Yang Dibayangkan
- Bab 46 Ganti Rugi
- Bab 47 Makan Asbak
- Bab 48 Makan
- Bab 49 Semuanya Karenamu
- Bab 50 Agar Kamu Tidak Bisa Memelukku
- Bab 51 Aku Tidak Akan Mengampunimu
- Bab 52 Masuk Tanpa Izin
- Bab 53 Tanggung Jawab
- Bab 54 Maaf
- Bab 55 Melakukan Sesuatu
- Bab 56 Sangat Keji Sekali
- Bab 57 Kesal Bukan Main
- Bab 58 Datang Dengan Sendirinya
- Bab 59 Hitung Sampai Tiga
- Bab 60 Duduk Tidak Tenang, Berdiri Juga Tidak Tenang
- Bab 61 Pengikutku Hidup, Penantangku Mati
- Bab 62 Sombong
- Bab 63 Dimainkan Sampai Mati
- Bab 64 Tuan Ketiga Sudah Pulang
- Bab 65 Terlalu Brengsek
- Bab 66 Lihat Saja Sendiri
- Bab 67 Bukan Bukan
- Bab 68 Ditangkap
- Bab 69 Punya Masalah Hati
- Bab 70 Semut
- Bab 71 Celananya Lepaskan Juga
- Bab 72 Operasi Perubahan Kelamin
- Bab 73 Berubah Menjadi Wanita
- Bab 74 Tidak Akan Mengabaikan
- Bab 75 Tante
- Bab 76 Memanfaatkan Relasi
- BAB 77 Bergengsi
- BAB 78 Pantas miskin seumur hidup
- Bab 79 Bergaya
- Bab 80 Selamat ulang tahun
- Bab 81 Menggerakkan
- Bab 82 Memaksakan Transaksi
- Bab 83 Buang ke Tempat Pembuangan Sampah
- Bab 84 Tertarik
- Bab 85 Aku Adalah Suaminya
- Bab 86 Aku Pergi dengan Kalian
- Bab 87 Mengembangkan Hubungan
- Bab 88 Suami Aku Akan Segera Datang
- Bab 89 Tatapan Yang Sangat Mengerikan
- Bab 90 Kamu Dimana?
- Bab 91 Ciuman Pertama
- Bab 92 Kemakmuran
- Bab 93 Kacau
- Bab 94 Tidak Akan Terulang
- Bab 95 Merasa Bahaya
- Bab 96 Bar Dihancurkan
- Bab 97 Berjuang
- Bab 98 Bagaimana Baru Bisa Disebut Selebriti?
- Bab 99 Citra Yang Mulia
- Bab 100 Memasak Tofu Kesukaannya
- Bab 101 Menyembah Tiga Kali
- Bab 102 Itu Kode Nama Siapa?
- Bab 103 Sayang, Ayo Tidur!
- Bab 104 Apakah Kamu Membutuhkan Bantuan Dari Suamimu?
- Bab 105 Aku Adalah Suaminya
- Bab 106 Aku Adalah Aturannya
- Bab 107 Memberhentikannya Dari Jabatan CEO
- Bab 108 Menyukainya
- Bab 109 Datang Untuk Berdiskusi Dengan Kamu
- Bab 110 Habis Sudah
- Bab 111 Badut Pelompat
- Bab 112 Menghadiahi Mobil
- Bab 113 Maybach
- Bab 114 Saldo Rekening Adalah Nol
- Bab 115 Melewati Kesulitan
- Bab 116 Cloud Revengale Sudah Datang
- Bab 117 Sebuah Batu
- Bab 118 Wilayah Yang Diduduki
- Bab 119 Terlalu Banyak Omong Kosong
- Bab 120 Tidak Ada Yang Tersisa
- Bab 121 200 Juta Per Orang
- Bab 122 Membuat Masalah Untuk Orang Lain
- Bab 123 Mengatur Ulang
- Bab 124 Didirikan Sendiri
- Bab 125 Aku Memang Terlihat Biasa Saja
- Bab 126 Tuan Muda No 1 di Jiangzhou
- 127 Aroma Pembersih Lantai
- 128
- Bab 129 Membuat Dia Jatuh Cinta Padaku
- Bab 130 Aku Tidak Akan Kalah
- Bab 131 Efek Obat Sangat Ampuh
- Bab 132 Tidak Sanggup Menahan Efek Alkohol
- Bab 133 Manis Sekali
- Bab 134 Cinta Yang Dalam
- Bab 135 Benarkah Kamu Sangat Menyukainya?
- Bab 136 Masih Ada Dua Serangan
- Bab 137 Apakah Ini Masih Manusia?
- Bab 138 Langsung Ke Intinya
- Bab 139 Kata-Kata Emas
- Bab 140 Moral Dunia Semakin Memburuk
- Bab 141 Matilah Kalian
- Bab 142 Orangnya Sudah Datang
- Bab 143 Apakah Itu Manusia?
- Bab 144 Aku Menolak
- Bab 145 Serahkan Gadis Ini Padaku
- Bab 146 Sungguh Lemah
- Bab 147 Kakek, Tolong Aku
- Bab 148 Tidak Peduli Dia Serigala Atau Harimau
- Bab 149 Aku Akan Menjadi Anjing Untukmu
- Bab 150 Jangan Menyalahkan Orangku Yang Kejam
- Bab 151 Hanya Sekelompok Badut
- Bab 152 Aku Akan Menikah Denganmu
- Bab 153 Selamat Datang
- Bab 154 Raja Dunia Bawah Tanah
- Bab 155 Ikuti Aku Ke Sinra
- Bab 156 Mengapa Tidak Pergi Denganku
- Bab 157 Dewa Menghalangi, Membunuh Dewa
- Bab 158 Bekas Luka
- Bab 159 Kesempatan Emas
- Bab 160 Buka
- Bab 161 Mati!
- Bab 162 Berdiri Dengan Bangga
- Bab 163 Potong Kepala Anjing Dengan Tangan Sendiri
- Bab 164 Siapa Dia?
- Bab 165 Tidak Menyenangkan
- Bab 166 Perempuan Harus Di Bujuk
- Bab 167 Ciuman Cukup Lama
- Bab 168 Mati Di Sini
- Bab 169 Tangan Kanan
- Bab 170 Apakah Kamu Sudah Tidur?
- Bab 171 Sangat Sulit Dicari
- Bab 172 Bagaimana dengan 'Istriku'
- Bab 173 Menikmati Malam
- Bab 174 Aku Berhutan Nyawa Padamu
- Bab 175 Bukan Hanya Kamu Yang Jadi Anjingku
- Bab 176 Banyak Omong Kosong
- Bab 177 Sudah Sangat Tua
- Bab 178 Aku Takut
- Bab 179 Perbedaan Anjing
- Bab 180 Permen Kapas
- Bab 181 Aku Benci
- Bab 182 Masalah Nenek
- Bab 183 Membuatmu Menderita
- Bab 184 Apakah Kamu Tahu Siapa Aku?
- Bab 185 Putra Dan Cucu Berbakti
- Bab 186 Bores Resoda
- Bab 187 Masalah Dari Dalam
- Bab 188 Obat Tidur
- Bab 189 Mahakarya Anakku
- Bab 190 Tidak Penting
- Bab 191 Menggila
- Bab 192 Menikmati Sekarang
- Bab 193 Semua Habis