King Of Red Sea - Bab 59 Hitung Sampai Tiga

“Saat pergi menangani Cloud orang sinting ini, panggil Rosiki sekalian menangkap Noelle Lehard, antar ke Jiangzhou.”

“Baik!”

Denzel sebenarnya bukan sungguhan suka berjudi, dia hanya ingin dengan modal yang paling kecil, mendapatkan lebih banyak uang.

Dan tujuan dia mencari uang, juga bukan seperti putra orang kaya untuk membeli mobil mewah, mengejar model wanita yang muda.

Dia hanya mau mencapai cita-citanya di dunia musik.

Saat ini, Denzel sedang bernyanyi di sebuah bar.

Dia duduk di meja bar, menggenggam sebuah gitar di tangan bermain gitar dan bernyanyi sendiri.

Orang di bar berlalu-lalang.

Tidak ada satu orang pun yang mendengarkan dia bernyanyi dengan baik, semuanya hanya minum minuman beralkohol, berbincang, mengejar wanita.

Saat ini, ada satu orang yang mengambil setengah lusin bir, berjalan ke samping Denzel .

“Anak muda, minum habis 6 botol bir ini, aku akan memberimu uang tip 400 ribu.”

Kalau itu dulu, Denzel pasti akan membuka tutup botol bir, menggantung botol-botol itu di mulutnya.

Tapi sekarang, dia malah menggeleng.

“Kak, akhir-akhir ini peraturan di rumah sangat ketat, malam hari tidak boleh minum bir.”

“Phui! Di sini itu bar, kalau tidak minum bir, kenapa mau datang ke sini? Mendengar kamu bernyanyi lagu jelek ini yah, minum! Kalau tidak minum aku tonjok kamu!”

Denzel sering datang ke bar untuk jadi penyanyi bar, juga sudah sering bertemu dengan hal semacam ini.

Bertemu dengan tamu yang mabuk, satu-satunya cara penyelesaian, adalah menemaninya minum.

Kalau tidak, tidak hanya bisa dipukul, masih mungkin tidak bisa mendapatkan gaji.

Saat ini, ada tiga orang yang mengelilingi kemari, menjulurkan tangan memukul pundak pria yang mabuk ini.

Pria mabuk itu belum sempat membuka mulut, langsung diseret keluar oleh dua pria.

Tinggal satu orang yang mengambil uang tip 400 ribu, melemparnya ke dalam topi yang berada di bawah kaki Denzel .

“Terima kasih banyak kak, terima kasih banyak.”

Pria itu melihat Denzel tersenyum berkata: “Bro, lumayan nyanyianmu, aku ada satu teman produsen musik, boleh kenalkan ke kamu, coba pergi, siapa tahu bisa merilis album lagu.”

“Sungguh!”

Denzel sangat senang sekali, langsung keluar ikut dengan pria itu.

Dia baru saja keluar dari bar, langsung ada 3 pria yang mengelilingi dan mengapit.

Mereka membungkus Denzel masuk ke kantong jerami, langsung dilempar masuk ke dalam mobil roti.

Tunggu saat kantong jerami dibuka, Denzel menemukan dirinya sudah dikurung di dalam sebuah kamar.

Tempat ini kelihatannya sangat lama dan jelek.

Di sekelilingnya berdiri beberapa pria yang ganas dan jahat.

Salah satu di antaranya menjulurkan lidah, dan menjilat pisau kecil di tangannya.

“Kamu, apa yang mau kalian lakukan?”

“Aku tidak mengganggu kalian, kenapa kalian mau seperti ini terhadapku?”

Seorang pria menjulurkan tangan menepuk wajah Denzel .

“Apa kamu yang bernama Denzel ?”

“Aku, benar aku.”

Denzel segera berkata: “Kakak sekalian, aku biasanya selalu sangat berhati-hati melakukan sesuatu, tidak pernah membuat orang tidak senang, apa kalian salah menangkap orang?”

“Benar kamu bernama Denzel , kalau benar demikian memang kamu, pukul dia!”

Seketika, dua orang menerjang ke depan, langsung memukul dan menendang Denzel .

Denzel menjerit sedih sambil memohon ampun.

Setelah selesai memukul, pria itu menjambak rambut Denzel , mengangkat wajahnya.

Bersamaan dengan itu, dia mengenggam sebuah pisau pendek, menempelkan ke wajah Denzel .

“Sekarang ada satu kesempatan yang bisa membuatmu hidup. Asal kamu melakukan apa yang kukatakan, aku akan langsung melepaskanmu.”

“Kak, aku sungguh tidak melakukan kesalahan apapun, ini pasti ada salah paham.”

Orang itu tertawa dingin sebentar, dari kantong mengambil keluar sebuah botol kecil.

“Kamu sekarang segera pulang ke rumah, campurkan barang di dalam botol ini ke dalam air minum kakak iparmu.”

“Ah!?”

Denzel buru-buru menggelengkan kepala menjadi sebuah gelombang.

“Tidak bisa tidak bisa, aku tidak bisa melakukan hal ini!”

Pria itu tertawa dan mundur, saat ini, ada lagi orang yang langsung maju, memukul Denzel dengan ganas.

“Anak kecil! Sekarang kamu ada dua pilihan, kalau bukan kamu mati, kakak iparmu mati!”

“Nyawamu dan nyawa kakak iparmu mana yang penting? Kamu pertimbangkan sendiri.“

Saat mengatakan, pisau kecil yang tajam di tangan pria itu, terus bergoyang di depan mata Denzel .

“Aku hitung sampai tiga, kalau kamu masih juga tidak setuju, pisau ini akan menancap ke dalam tenggorokanmu!"

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu