King Of Red Sea - Bab 174 Aku Berhutan Nyawa Padamu

Dalam sekejap, pedang itu dikeluarkan dari sarungnya.

‘Sringggg’

Suaranya membuat gendang telinga orang yang mendengarnya bergetar.

Di udara, terlihat cahaya keemasan menyala menyilaukan!

Tubuh dari ketiga petinggi itu masih bergerak, tetapi kepala mereka sudah terpisah dari tubuhnya masing-masing dan jatuh di lantai.

Tewas seketika!

Melihat tiga orang petinggi yang dibawa dari keluarganya mati begitu saja di depan matanya, Sova tidak bisa berkata apa-apa dan langsung terkejut.

"Tua bangka not bad juga!"

"Pedang tua tapi ganas, sepertinya pantas untuk bangsat tua sepertimu."

Pada saat ini, Raze perlahan berjalan dari belakang Sova.

Dia meletakannya tangannya di belakang tubuhnya dan memandang Bos Eren: "Akhirnya aku mengerti mengapa itu disebut pedang emas."

"Tapi sayang, memakai tehknik pedang seperti itu sepertinya menguras banyak tenagamu."

"Ditambah kamu sudah keracunan sebelumnya, dan lagi kakimu tidak bisa digunakan sepenuhnya."

"Yang harus kulakukan saat ini hanyalah menyiapkan peti mati dan meletakanmu di dalamnya."

"Berhenti bicara omong kosong, ayo maju!" Teriak Bos Eren dengan marah.

Keduanya menyeramg pada saat yang sama, seketika, dua bilah pedang mereka bertemu, dan juga saling beradu pukulan!

Orang-orang di sekitar mereka tidak bisa melihat pergerakan mereka sama sekali.

Mereka hanya bisa merasakan ada dua bilah pedang sedang beradu dan adu pukulan yang membuat telinga mati rasa!

Sebelum semua orang sempet bereaksi, mereka berdua sudah berpisah dan kembali ke posisi semula.

Raze, yang sebelumnya sangat santai dengan tangan dibelakang, saat ini, kedua tangannya sudah diletakan di sampingnya.

Dia memunggungi Bos Eren dan menghadap kearah Sova.

Tiba-tiba, Raze bergegas ke sisi Sova.

"Kemarilah!"

Setelah berkata, Raze pergi kearah Sova dengan cepat.

Di luar pintu, suara bingung Sova terdengar: "Mengapa kamu kembali? Cepat segera bunuh orang tua itu!"

Kurumi melihat bahwa saat ini ada genangan darah dibawah kaki tempat Raze berdiri.

Harusnya itu darah Raze!

Dia terluka karena Bos Eren!

Tetapi sebelum semua orang punya waktu untuk bersorak, Bos Eren, yang masih berdiri tegak, tiba-tiba terhuyung lemah.

Segera, dia terjatuh.

“Kakek!” Kurumi berteriak dengan panik dan suaranya terdengar di seluruh aula.

Bos Eren jatuh.

Dia terjatuh dan berbaring di lantai, dengan tangannya yang gemetar, dia memegang erat lengan Kurumi.

"Kurumi, kamu harus segera tinggalkan ibu kota provinsi."

"Kakek, aku tidak akan pergi, Ini rumahku, Aku tidak akan pernah mau pergi, apalagi meninggalkanmu!"

Bos Eren memanggil Melvin di sebelahnya: "Melvin, kamu segera bawa pergi Kurumi, pergi ke Sinra, lalu temui Cloud."

Melvin dengan cepat berkata: "Bos Eren, Raze telah dipukuli olehmu, mengapa kami harus pergi? Dan dengan adanya kamu disini ..."

Sebelum Melvin selesai berbicara, Bos Eren terbatuk-batuk.

Batuk parah, Bos Eren batuk sampai mengeluarkan darah hitam.

Kurumi dan Melvin terkejut.

"Bagaimana kakek bisa jadi seperti ini?"

"Aku tidak bisa melanjutkannya lagi, Aku telah menahan semua ini sebelumnya, aku hanya tidak ingin Raze melihat kelemahanku."

"Meskipun Raze terluka oleh aku, cederanya tidak begitu serius dan pasti akan segera pulih."

"Mereka pasti akan menyerang lagi, jika itu terjadi pasti sudah terlambat untuk kalian jika mau lari!"

"Cepat lari!"

Tapi tidak peduli apa yang dikatakan Bos Eren, Kurumi dan Melvin masih berdiri di sampingnya, tidak bergerak sama sekali.

Dan tidak hanya mereka berdua, tapi semua pasukan elit dari Geng pedang Emas di sebelah mereka juga terlihat seperti tiang kayu, satu per satu berbaris berdiri tegak.

Pada saat ini, semua orang memandang Bos Eren.

Mereka memiliki tubuh yang gagah dan mata yang tegas!

Kurumi membantu Bos Eren untuk kembali ke sofa, dan dia langsung berlutut: "Kakek, hidupku sudah diselamatkan olehmu."

"Pada waktu itu, jika kamu tidak menerobos kedalam kobaran api dan menyelamatkanku."

"Aku pasti akan dikubur bersama dengan kedua orangtuaku."

"Tidak peduli apa yang akan kamu katakan hari ini, aku tidak akan pergi."

"Kita semua akan hidup di tempat ini dan mati di lubang yang sama!

"Hidup di tempat ini dan mati di lubang yang sama!!"

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu