King Of Red Sea - Bab 24 Black Naga Kembali, Pasti Akan Balas Dendam Untuk Adiknya
"Dan ..." doktor tiba-tiba berhenti di sini.
Black Naga menoleh menatap ke doktor.
Dia tampak seperti binatang buas, menatap doktor dengan begitu ganas!
Saat doktor memandangnya, doktor itu langsung terkejut ketakutan dan buru-buru melangkah mundur dengan cepat.
“Dan apa?” Tanya Black Naga dengan suara beratnya.
doktor sejenak tidak berani mengatakannya.
Begitu saling bertatapan dengan orang ini, sungguh terasa menakutkan dan begitu dingin. Jika dia mengatakan yang sebenarnya, pasti akan dipukuli habis-habisan!
Black Naga berkata dengan dingin, “Jika kamu tidak segera mengatakannya, aku sendiri yang akan langsung mengirimmu ke unit perawatan intensif yang ada di sebelah.”
doktor begitu ketakutan hingga dia berkeringat dingin tidak karuan, lalu buru-buru berkata, “Tulang punggung adikmu benar-benar sepenuhnya sudah patah semua karena dipukuli.”
“Walaupun dia bisa siuman dan sadarkan diri, tapi dia akan jadi orang cacat seumur hidupnya.”
Begitu mendengar ucapan ini, Black Naga tiba-tiba mengulurkan tangannya mencekik tenggorokan doktor itu, lalu mengangkatnya dari lantai.
Saat ini, Black Naga itu seperti iblis dari neraka.
Begitu gelap dan mengerikan!
"Coba kamu ulangi lagi apa yang kamu katakan barusan.”
“Aku hanya mengatakan kenyataan yang sebenarnya. Adikmu masih bisa hidup itu sudah tidak sangat mudah.”
“Orang biasa pasti sudah mati lebih dulu jika menghadapi situasi semacam ini!”
Apa yang dikatakan oleh doktor tidak ada yang salah. Jika itu orang lain, pasti dari awal sudah mati. Black Panther masih bisa hidup karena Cloud ingin Black Panther merasakan hidup tapi rasanya lebih menyakitkan dan mengerikan daripada mati!
Black Naga berteriak dengan marahnya, "Dia adikku Black Panther, bagaimana mungkin bisa mati begitu saja!”
doktor ketakutan dan langsung memejamkan matanya, dan tak berhenti menggelengkan kepalanya.
“Dasar tidak berguna!”
Black Naga melemparkan doktor itu ke lantai.
doktor merangkak dan melarikan diri dari unit perawatan intensif.
Saat ini, Reinhard masuk ke dalam dari luar pintu ruangan.
Ketika dia melihat Black Naga, Reinhard tertegun sejenak, tapi sejenak ekspresi di wajahnya menunjukkan keterkejutan.
"Kakak Laki-laki, kamu sudah kembali?”
Black Naga itu berkata dengan garang, "Siapa itu? Siapa yang mengalahkan dan memukuli adikku sampai jadi seperti ini?"
Reinhard buru-buru berkata, "Itu adalah Grandy . Selain dia, juga ada orang gila yang bernama Cloud ."
"Semua ini diperintahkan oleh Grandy kepada Cloud untuk melakukan semua ini.”
"Kakak Laki-laki, aku dengar kalau orang gila itu sangat hebat sekali. Panther dipukuli hingga jadi babak belur begini tidak lebih dari tiga kali pukulan”
"Bruaaaakkkkk!"
Begitu Reinhard mengatakan ini, Black Naga tiba-tiba menghantam dinding dengan pukulan tangannya yang keras.
Tiba-tiba, ada retakan seperti jaring laba-laba muncul di dinding yang awalnya tampak begitu putih itu!
Sebuah lubang muncul tepat di dinding tempat Black Naga menghantam dinding itu.
Black Panther mengepalkan tinjunya dengan erat, diiringi dengan niat dan aura membunuh yang kuat yang tampak muncul di matanya.
Sungguh kuat sekali!
Ini adalah tangan pedang terbaik di Sinra !
Reinhard sangat terkejut melihat ini, tapi dia sangat bahagia lebih dari apapun.
Dengan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki Black Panther yang akan pergi mencari Cloud, maka Cloud pasti akan mati tanpa diragukan sedikitpun!
Dan juga Aeris, Hehe, dua bersaudara Black Panther dan Black Naga pasti sangat bernafsu dengannya.
Mungkin juga, bahkan Gavia wanita paruh baya itu, juga akan dinikmati. Hehehehe...
Reinhard berkata lagi, "Black Naga, kamu jangan terlalu terburu-buru dan gegabah. Masalah ini harus didiskusikan dalam rencana jangka panjang.”
"Cloud ini benar-benar luar biasa, dia ..."
Sebelum Reinhard selesai berbicara, dia dikejutkan oleh aura Black Naga yang memancar dari tubuh itu!
"Adikku dari kecil sangat malas belajar bela diri ataupun ketrampilan lainnya. Setiap kali menyuruhnya untuk berlatih bela diri, pasti dia akan cari kesempatan untuk bermalas-malasan.”
“Ini adalah harga yang harus dibayarnya karena tidak tekun!”
“Tapi, tidak peduli bagaimanapun, sebagai seorang kakak, aku pasti akan membalaskan dendam untuknya!”
Reinhard mengambil catatan kertas dari sakunya dan menyerahkannya kepada Black Naga.
"Black Naga, ini adalah alamat rumah dari keluarga orang gila itu."
"Kamu baru saja kembali dari luar sana. Pasti sudah lama sekali, kamu tidak menyentuh seorang wanita kan?"
"Aku beritahu ya, istri dari orang gila ini sangat cantik sekali."
"Dan bentuk tubuhnya sungguh bagus sekali. Pasti sangat sesuai dengan seleramu, Black Naga.”
***
Ketika siang hari pulang ke rumah untuk makan, Cloud menemukan tiga potong pakaian di atas sofa di ruang tamu.
Ketiga baju ini terlihat baru tapi juga terlihat lama.
Gayanya sudah ketinggalan zaman, tapi pakaiannya masih sangat baru dan sepertinya jarang dipakai.
Cloud melihat Gavia sedang membandingkan satu persatu baju itu.
Gavia biasanya jarang memperhatikan bajunya maupun riasannya sendiri. Apalagi, ketika dia membandingkan baju-baju itu, dia selalu saja bertanya tidak hentinya pada Aeris mana yang kelihatannya lebih bagus dikenakan.
Cloud menendang Denzel yang duduk di sebelahnya, "Ada apa ini? Ibu mau pergi ke kencan buta ya?"
"Heh!"
Denzel hampir mati tersedak karena ucapan Cloud itu.
Dia menyeruput supnya sejenak, lalu menepuk-nepuk dadanya sendiri.
"Astaga kakak ipar, ketika lain kali kamu bicara, bisa tidak sih kamu tidak segila ini?”
"Ibu memilih-milih baju karena dua hari lagi adalah ulang tahun kakekku."
Saat berbicara, Denzel juga berteriak kepada Gavia di ruang tamu.
"Bu, jangan memilih-milih lagi deh."
"Setiap tahun di ulang tahun kakek, kakek pasti mengadakan pesta ulang tahun besar-besaran."
“Kamu selalu saja mengenakan tiga pakaian ini berkali-kali selama lebih dari sepuluh tahun ini."
"Lagi pula, setiap kali kita pergi ke vila mereka, bukankah kita selalu diabaikan di sudut.”
"Siapa yang di sana yang tidak berniat menertawakan kita, mengenakan apapun, itu semua sama saja.”
Begitu Denzel selesai mengatakan ini, Cloud tiba-tiba menepuk tangannya sendiri.
"Aku sudah memutuskan.”
Aeris yang sedang makan, mengangkat kepalanya menatap Cloud .
Dia mengedipkan bulu matanya yang panjang.
Memutuskan apa?
Apa kamu mau menghabiskan uang asal-asalan lagi ya?
Cloud pada saat ini berkata kepada Aeris, "Istriku, sore ini keluarga kita akan pergi berbelanja di mal!"
Gavia tidak tahu sudah berapa tahun dia tidak berbelanja.
Melihat rangkaian produk yang mempesona, dia sampai bingung dan ragu-ragu tidak tahu harus membeli apa.
Setelah berjalan-jalan, mereka pun sampai di toko pakaian wanita kelas atas.
"Letakkan kembali!"
Pelayan itu berteriak dan merampas pakaian dari tangan Aeris .
"Mana layak kamu menyentuh gaun ini!?"
"Apa kamu bisa menggantinya jika nanti kotor?!”
Pelayan memelototi Aeris dengan mata tajam dan bersikap begitu sombong.
"Sana, sana pergi! Menyebalkan sekali!”
Aeris berdiri tak bergerak. Dia pun menatap pelayan itu dengan sangat serius.
"Apa ada pelayan sepertimu ini yang memperlakukan pelanggan seperti ini?”
“Kamu bagaimana bisa menilai kalau kami tidak akan sanggup membeli baju-baju disini?”
“Walaupun kami tidak sanggup membeli pun, apa pelanggan bahkan tidak punya hak untuk mencoba baju?”
“Cepat panggil manajer kalian. Aku mau berunding dengannya."
Pelayan itu tampak sangat meremehkan, "Kamu ini termasuk pelanggan apaan?”
“Di wajah kalian itu hanya tertulis satu kata yang sangat besar.”
“Miskin!”
Denzel melompat dan ingin memukul orang ketika mendengar ini, Gavia dengan cepat menghentikannya.
"Sudahlah, ayo kita pergi."
Pada saat ini, Cloud tiba-tiba masuk dari luar.
"Plaaakkk."
Dia meletakkan kartu bank berwarna hitam langsung di konter meja.
"Bungkus semua pakaian di tokomu ini untukku, dan segera berikan nota penagihannya!"
Pelayan memandang Cloud dengan tatapan kosong, "Tuan, ada ratusan pakaian di toko kami ini."
"Apa kamu tuli? Aku bilang bungkus semua pakaian ini dan langsung kirim nota penagihannya."
"Oh! Baik! Baik tuan!”
Sekarang hanya ada dia seorang yang menjadi pelayan di toko ini. Dengan beban kerja yang begitu berat, dia tidak bisa melakukan semua pekerjaan ini sendiri.
Dia cukup dengan menelepon saja, maka teman-teman kerjanya yang ada di lantai bawah akan datang untuk membantunya.
Tapi begitu banyak baju ini pasti akan menghasilkan bonus besar. Jika ditambahkan semua maka bonusnya bisa sampai puluhan juta.
Jika dia menerima dan mengerjakan pesanan ini sendirian, maka bonus itu akan setara dengan gaji setengah tahunnya.
Memikirkan hal ini, pelayan itu mengertakkan gigi bertekad mulai bekerja dengan sekuat tenaganya.
Dia pun membungkus semua pakaian itu dengan mudah. Karena begitu pakaian itu keluar dari pabrik, pakaian itu sudah dibungkus dengan rapi.
Bagian tersulit adalah membuat nota penagihan!
Ratusan pakaian ditulis satu persatu nota penagihannya, tangannya sampai gemetaran tidak karuan sekarang karena terus menulis!
Tapi dia tetap menulis dengan giatnya! Menulis! menulis! Dan terus menulis!
Setiap kali dia menulis nota penagihan maka itu sama saja dengan bonusnya. Jadi, meskipun harus menulis sampai tangannya patah, dia masih saja bersedia.
Ketika pelayan akhirnya selesai menulis nota penagihan yang ke-432, dia menghela nafas lega.
Di konter, sudah diletakkan lima buku nota penagihan yang sangat tebal!
Pelayan dengan hormat menyerahkan setumpuk nota penagihan itu kepada Cloud .
"Tuan, ada 432 item pakaian di toko kami, dan total harganya enam ratus lima puluh lima juta enam ratus ribu.”
Pada saat ini, hati pelayan itu sungguh bahagia bagai bunga yang bermekaran.
“Dimana tong sampah toko kalian?”
"Oh, Di sini!"
Pelayan dengan gemetar menunjuk ke tempat sampah di pojok dengan tangan kanannya, yang kehilangan tenaganya karena terlalu banyak menulis.
"Angkat itu," kata Cloud dengan santai.
Novel Terkait
Dewa Perang Greget
Budi MaCutie Mom
AlexiaAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanBaby, You are so cute
Callie WangMore Than Words
HannyLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiKing Of Red Sea×
- Bab 1 Kembali Untuk Menikah Denganmu
- Bab 2 Menyingkirkan Hambatan
- Bab 3 Berpegangan Tangan
- Bab 4 Gadis Lugu Yang Baik
- Bab 5 Lancang
- Bab 6 Ingin Mengatakan Sesuatu, Jangan Mengambil Pisau Dapur
- Bab 7 Jika Kamu Melawan Dia, Kamu Akan Mati
- Bab 8 Siapa Yang Memberimu Keberanian
- Bab 9 Apakah Membersihkan Kaki Itu Baik?
- Bab 10 Gadis Pemalu, Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu Dalam Hidup Ini
- Bab 11 Monster Bucin
- Bab 12 Istriku, Apakah Kamu Pernah Main Bombom Car
- Bab 13 Bedebah Yang Tidak Punya Mata
- Bab 14 Itu Karena Ibu Kita Menyayangiku
- Bab 15 Nyawaku Ini, Kelak Adalah Milikmu
- Bab 16 Dia, Datang
- Bab 17 Tiranosaurus
- Bab 18 Black Panther Datang
- Bab 19 Black Panther Dilumpuhkan
- Bab 20 Berlutut
- Bab 21 Aku adalah Sepiring Ikan Acar Kubis
- Bab 22 Penghinaan Bank Terhadap Ibu Mertua
- Bab 23 Siapa Berani Menindas Ibuku
- Bab 24 Black Naga Kembali, Pasti Akan Balas Dendam Untuk Adiknya
- Bab 25 Kakak Ipar, Tindakan Pengaman dan Pencegahan Harus Dilakukan Dengan Baik
- Bab 26 Pesta Keluarga, Jadi Keributan
- Bab 27 Ayah, Apa Aku Boleh Memukulnya
- Bab 28 Memutuskan Hubungan
- Bab 29 Wanita Harus Mengikuti Suaminya Setelah Menikah
- Bab 30 Tragedi Yang Disebabkan Oleh Sepiring Ayam Panggang
- Bab 31 Dua Kali Kesempatan
- Bab 32 Cloud Tidak Ada Di Sana
- Bab 33 Berlian Palsu
- Bab 34 Tempat Bakat Terpendam
- Bab 35 Rekrutmen
- Bab 36 Kuat
- Bab 37 Hubungan Suami Istri
- Bab 38 Mendapatkan Masalah
- Bab 39 Mengamati Kemajuan
- Bab 40 Dia Telah Kembali
- Bab 41 Membuktikan Diri Sendiri
- Bab 42 Membuat Janji
- Bab 43 Melakukan Hal Apapun
- Bab 44 Orang Gila Datang Lagi
- Bab 45 Lebih Hebat Daripada Yang Dibayangkan
- Bab 46 Ganti Rugi
- Bab 47 Makan Asbak
- Bab 48 Makan
- Bab 49 Semuanya Karenamu
- Bab 50 Agar Kamu Tidak Bisa Memelukku
- Bab 51 Aku Tidak Akan Mengampunimu
- Bab 52 Masuk Tanpa Izin
- Bab 53 Tanggung Jawab
- Bab 54 Maaf
- Bab 55 Melakukan Sesuatu
- Bab 56 Sangat Keji Sekali
- Bab 57 Kesal Bukan Main
- Bab 58 Datang Dengan Sendirinya
- Bab 59 Hitung Sampai Tiga
- Bab 60 Duduk Tidak Tenang, Berdiri Juga Tidak Tenang
- Bab 61 Pengikutku Hidup, Penantangku Mati
- Bab 62 Sombong
- Bab 63 Dimainkan Sampai Mati
- Bab 64 Tuan Ketiga Sudah Pulang
- Bab 65 Terlalu Brengsek
- Bab 66 Lihat Saja Sendiri
- Bab 67 Bukan Bukan
- Bab 68 Ditangkap
- Bab 69 Punya Masalah Hati
- Bab 70 Semut
- Bab 71 Celananya Lepaskan Juga
- Bab 72 Operasi Perubahan Kelamin
- Bab 73 Berubah Menjadi Wanita
- Bab 74 Tidak Akan Mengabaikan
- Bab 75 Tante
- Bab 76 Memanfaatkan Relasi
- BAB 77 Bergengsi
- BAB 78 Pantas miskin seumur hidup
- Bab 79 Bergaya
- Bab 80 Selamat ulang tahun
- Bab 81 Menggerakkan
- Bab 82 Memaksakan Transaksi
- Bab 83 Buang ke Tempat Pembuangan Sampah
- Bab 84 Tertarik
- Bab 85 Aku Adalah Suaminya
- Bab 86 Aku Pergi dengan Kalian
- Bab 87 Mengembangkan Hubungan
- Bab 88 Suami Aku Akan Segera Datang
- Bab 89 Tatapan Yang Sangat Mengerikan
- Bab 90 Kamu Dimana?
- Bab 91 Ciuman Pertama
- Bab 92 Kemakmuran
- Bab 93 Kacau
- Bab 94 Tidak Akan Terulang
- Bab 95 Merasa Bahaya
- Bab 96 Bar Dihancurkan
- Bab 97 Berjuang
- Bab 98 Bagaimana Baru Bisa Disebut Selebriti?
- Bab 99 Citra Yang Mulia
- Bab 100 Memasak Tofu Kesukaannya
- Bab 101 Menyembah Tiga Kali
- Bab 102 Itu Kode Nama Siapa?
- Bab 103 Sayang, Ayo Tidur!
- Bab 104 Apakah Kamu Membutuhkan Bantuan Dari Suamimu?
- Bab 105 Aku Adalah Suaminya
- Bab 106 Aku Adalah Aturannya
- Bab 107 Memberhentikannya Dari Jabatan CEO
- Bab 108 Menyukainya
- Bab 109 Datang Untuk Berdiskusi Dengan Kamu
- Bab 110 Habis Sudah
- Bab 111 Badut Pelompat
- Bab 112 Menghadiahi Mobil
- Bab 113 Maybach
- Bab 114 Saldo Rekening Adalah Nol
- Bab 115 Melewati Kesulitan
- Bab 116 Cloud Revengale Sudah Datang
- Bab 117 Sebuah Batu
- Bab 118 Wilayah Yang Diduduki
- Bab 119 Terlalu Banyak Omong Kosong
- Bab 120 Tidak Ada Yang Tersisa
- Bab 121 200 Juta Per Orang
- Bab 122 Membuat Masalah Untuk Orang Lain
- Bab 123 Mengatur Ulang
- Bab 124 Didirikan Sendiri
- Bab 125 Aku Memang Terlihat Biasa Saja
- Bab 126 Tuan Muda No 1 di Jiangzhou
- 127 Aroma Pembersih Lantai
- 128
- Bab 129 Membuat Dia Jatuh Cinta Padaku
- Bab 130 Aku Tidak Akan Kalah
- Bab 131 Efek Obat Sangat Ampuh
- Bab 132 Tidak Sanggup Menahan Efek Alkohol
- Bab 133 Manis Sekali
- Bab 134 Cinta Yang Dalam
- Bab 135 Benarkah Kamu Sangat Menyukainya?
- Bab 136 Masih Ada Dua Serangan
- Bab 137 Apakah Ini Masih Manusia?
- Bab 138 Langsung Ke Intinya
- Bab 139 Kata-Kata Emas
- Bab 140 Moral Dunia Semakin Memburuk
- Bab 141 Matilah Kalian
- Bab 142 Orangnya Sudah Datang
- Bab 143 Apakah Itu Manusia?
- Bab 144 Aku Menolak
- Bab 145 Serahkan Gadis Ini Padaku
- Bab 146 Sungguh Lemah
- Bab 147 Kakek, Tolong Aku
- Bab 148 Tidak Peduli Dia Serigala Atau Harimau
- Bab 149 Aku Akan Menjadi Anjing Untukmu
- Bab 150 Jangan Menyalahkan Orangku Yang Kejam
- Bab 151 Hanya Sekelompok Badut
- Bab 152 Aku Akan Menikah Denganmu
- Bab 153 Selamat Datang
- Bab 154 Raja Dunia Bawah Tanah
- Bab 155 Ikuti Aku Ke Sinra
- Bab 156 Mengapa Tidak Pergi Denganku
- Bab 157 Dewa Menghalangi, Membunuh Dewa
- Bab 158 Bekas Luka
- Bab 159 Kesempatan Emas
- Bab 160 Buka
- Bab 161 Mati!
- Bab 162 Berdiri Dengan Bangga
- Bab 163 Potong Kepala Anjing Dengan Tangan Sendiri
- Bab 164 Siapa Dia?
- Bab 165 Tidak Menyenangkan
- Bab 166 Perempuan Harus Di Bujuk
- Bab 167 Ciuman Cukup Lama
- Bab 168 Mati Di Sini
- Bab 169 Tangan Kanan
- Bab 170 Apakah Kamu Sudah Tidur?
- Bab 171 Sangat Sulit Dicari
- Bab 172 Bagaimana dengan 'Istriku'
- Bab 173 Menikmati Malam
- Bab 174 Aku Berhutan Nyawa Padamu
- Bab 175 Bukan Hanya Kamu Yang Jadi Anjingku
- Bab 176 Banyak Omong Kosong
- Bab 177 Sudah Sangat Tua
- Bab 178 Aku Takut
- Bab 179 Perbedaan Anjing
- Bab 180 Permen Kapas
- Bab 181 Aku Benci
- Bab 182 Masalah Nenek
- Bab 183 Membuatmu Menderita
- Bab 184 Apakah Kamu Tahu Siapa Aku?
- Bab 185 Putra Dan Cucu Berbakti
- Bab 186 Bores Resoda
- Bab 187 Masalah Dari Dalam
- Bab 188 Obat Tidur
- Bab 189 Mahakarya Anakku
- Bab 190 Tidak Penting
- Bab 191 Menggila
- Bab 192 Menikmati Sekarang
- Bab 193 Semua Habis