King Of Red Sea - Bab 14 Itu Karena Ibu Kita Menyayangiku
Semakin lama berhubungan dengan Cloud, Aeris semakin menyadari Cloud bagaikan seorang pria yang memiliki lubang tidak berdasar, dia tidak akan bisa membacanya sama sekali.
Dan tanpa terasa, Cloud juga mulai merubah orang di keluarga mereka.
“Apakah kamu tidak menyadari sarapan hari ini jauh lebih enak dari biasanya?”
“Bubur daging pitan, lumpia goreng, pangsit, juga ada cakwe yang dijual oleh keluarga laowang.”
“Biasanya dua sampai tiga bulan pun kami belum tentu bisa memakan makanan enak itu sebagai sarapan.”
Cloud tersenyum lebar : “Itu karena ibu kita menyayangiku!”
“Itu ibuku, bukan ibumu.”
Ketika Aeris mengatakan ini, ada sedikit nada cemburu yang terdengar dalam ucapannya.
Cloud datang kerumah mereka baru sebentar saja, tapi ibunya sudah begitu baik padanya, bagaimana kalau sampai tinggal lebih lama lagi.
“Sama saja bukan, bukankah orang tua terdahulu mengatakan kalau menantu itu setengah anak kandung.”
Begitu membicarakan masalah ini, Aeris langsung bersikap tegas.
“Aku sudah pernah mengatakan padamu kalau aku sudah menyukai orang lain.”
“Siapa namanya?” Cloud langsung bertanya.
Aeris refleks hendak menjawab : “Namanya…….”
Namun dia segera sadar dan memelototi Cloud : “Kamu nyebelin ya!”
“Aku sudah mengatakannya padamu, aku tidak akan memberitahu namanya padamu.”
Kalau itu nama yang lain, Aeris pasti akan langsung mengatakannya.
Namun yang menyebalkan adalah nama mereka berdua ternyata sama!
Dan entah kenapa, setelah berhubungan lama dengan Cloud, Aeris merasa seperti pernah mengenalnya.
Ketika itu, dia juga seorang pengemis yang tidak memiliki tempat tinggal.
Ketika itu, dia juga akan menjaga dan melindunginya seperti sekarang.
Nama dan marga mereka berdua sama, mungkinkah orang yang sama?
Aeris merasa bimbang.
Disaat ini, Aeris menyadari Cloud sedang makan sesuatu.
Dia bertanya dengan terkejut : “Kamu sedang makan apa?”
Cloud berkata sambil tersenyum : “Coklat.”
Begitu Aeris mendengar coklat, dia langsung mengulurkan tangannya yang putih bersih.
“Barikan aku sepotong.”
Namun Cloud malah menjawab : “Tidak mau.”
Aeris langsung tercengang.
Mobil harga miliaran bisa dia beli dengan sesukanya, namun intuk sepotong coklat dia bisa begitu pelit?
Aeris mengerutkan bibirnya yang sexy : “Dasar pelit, kelaut sana!”
Bukan Cloud pelit.
Masalahnya semua coklat ada didalam kotak besi, kalau sampai dikeluarkan, maka semua akan ketahuan!
Tanpa sadar, mobil sudah tiba di lokasi proyek.
Dari kejauhan Aeris bisa melihat ada sekelompok orang yang sedang membuat onar di lokasi proyek.
Yang menjaga adalah seorang pria berkepala botak, tangannya memegang sebatang pipa besi yang panjang.
Pria botak mencegat mobil Cloud dengan pipa besi.
“Turun!”
Aeris segera membuka pintu mobil dengan tergesa-gesa.
“Apa yang kalian lakukan?”
"Apanya apa yang kami lakukan, ada juga gua yang tanya kalian mau melakukan apa?"
Pria berkepala botak menunjuk proyek bangunan yang ada dibelakangnya.
“Kuberitahu kalian ya! Tanah ini adalah milik kami!”
“Tanpa ijin dari kami, tidak ada yang boleh menyentuh tanah disini!”
Begitu mendengar ucapan ini, Aeris langsung panik.
Sekarang Jared dan Reinhard sedang berusaha mempersulitnya.
Kalau dalam waktu singkat dia tidak bisa membangun pergudangan.
Maka pada saat itu, Jared pasti akan mencari alasan untuk menendangnya!
“Tanah ini sudah dibeli oleh group perusahaan kami dua bulan yang lalu, dan semua surat juga prosedur lengkap.”
“Atas dasar apa kalian melarang kami?!”
Tiba-tiba pria berkepala botak melayangkan pipa besi yang ada di tangannya.
“Atas dasar ini!”
Disaat ini, di belakang pria berkepala botak berdiri belasan preman dengan wajah yang garang.
Masing-masing memegang sebatang tongkat kayu di tangan mereka.
Memasang pose siapa yang berani menyentuh maka mereka akan menghajar siapa.
Cloud turun dari mobil.
Dia berjalan kearah pria berkepala botak dengan wajah tanpa ekspresi.
Ketika pria berkepala botak itu merasa kesal, Cloud langsung merebut pipa besi yang ada di tangan pria itu.
Lalu, dihadapan para brandalan yang tidak merasa takut sedikit pun ini, Cloud membengkokkan pia besi yang awalnya lurus dan terlihat keras itu.
Cloud membuang pipa yang sudah dia bengkokkan ke samping dengan asal lalu mengatakan satu kata.
“Pergi.”
Pria berkepala botak itu tercengang, ia mundur dua langkah, lalu berteriak pada belasan brandalan yang berdiri dibelakangnya.
“Hajar!”
Begitu mendengar apa yang dikatakan oleh pria berkepala botak itu, Aeris langsung terkejut.
Awalnya dia ingin menarik Cloud ke samping dan mencegahnya untuk berkelahi.
Namun siapa yang menyangka Cloud begitu cepat sampai membuatnya tidak tahu harus bagaimana!
Ada dua orang berandalan yang berteriak dan melayangkan pipa besi kearah Cloud .
Cloud melangkah maju dengan cepat dan gesit.
Sebelum pipa besi itu mendarat, dia sudah mencekik leher kedua berandalan itu dan menabrakkan mereka satu sama lain.
Lalu, Cloud bagaikan seekor macan mengamuk yang menerjang masuk ke dalam kerumunan domba.
Para berandalan yang tadi begitu garang, sekarang sudah terkapar tidak berdaya hanya dengan beberapa jurus dari Cloud .
Cloud mengulurkan tangan dan memungut pipa besi yang ada di lantai.
Dia menempelkan satu sisi pipa besi ditanah dan berjalan maju sambil menyeret pipa besi itu.
“Sialan! Beraninya kamu menyentuh orangku, apakah kamu tahu siapa aku? Bosku adalah…….”
Pria berkepala botak itu belum menyelesaikan ucapannya, sudah terdengar suara “Brakk”.
Tinju Cloud menghantam perut pria berkepala botak dengan begitu keras.
Dia memegangi perutnya dan langsung berlutut dihadapan Cloud, dan rasa sakit ini membuatnya sampai tidak bisa bersuara lagi.
Berikutnya, Cloud langsung membengkokkan pipa besi yang ada di tangannya.
Kemudian dia menekuk pipa besi itu layaknya tali dan melingkarkannya di leher pria botak itu!
Cloud bagaikan sedang menggandeng seekor binatang, dia menyeret pria botak itu berjalan kearah seorang berandal.
Lalu dengan cara yang sama, dia menggunakan pipa besi yang panjang mengalungi leher tiga orang berandalan!
Disaat ini, para berandalan lain yang berada di belakang Cloud Revengale sudah meringis dan ketakutan.
Tidak ada yang berani melawan!
Aeris hanya melihat semuanya dengan mata terbelalak.
Sebelumnya, ketika Denzel sedang membesar-besarkan Cloud, dia sering mengatakan kalau Cloud sangat pintar berkelahi.
Namun yang membuat Aeris tidak terpikirkan, ternyata Cloud benar-benar begitu hebat!
Aeris Lehard segera berjalan kesamping Cloud .
Dia memeriksa Cloud dengan teliti, setelah melihat Cloud sama sekali tidak terluka, dia baru bisa merasa lega.
“Kenapa kamu begitu gegabah? Bagaimana kalau ditangan mereka ada pisau?”
Meskipun dia mengatakan itu, namun sama sekali tidak ada nada menyalahkan dalam ucapan Aeris, malah terdengar penuh perhatian.
Cloud tersenyum : “Tidak apa, berandalan kecil seperti mereka tidak akan bisa melukaiku.”
Setelah mengatakannya, Cloud berjalan mendekati pria berkepala botak itu dan menendangnya sampai terkapar dengan satu tendangan.
Cloud melihat pria botak itu dari ketinggian : “Lain kali berani datang lagi, aku akan mengeluarkan seluruh isi perutmu, lalu membelitkannya di lehermu seperti ini.”
Cloud berkata dengan ringan, namun ketika pria botak itu melihat tatapan mata Cloud yang tajam dan dingin itu.
Dia tahu apa yang dikatakan oleh pria dihadapannya ini adalah benar adanya, dia tidak sedang bercanda!
“Sekarang aku hitung sampai tiga.”
“Satu.”
Cloud baru menghitung sampai ‘satu’, belasan berandalan yang sudah dihajar sampai ketakutan ini, segera melarikan diri tanpa menoleh satu kali pun.
Si pria botak itu sampai berlari dan tersungkur beberapa kali, dia terus berlari tunggang langgang sampai menghilang dari pandangan Cloud .
Saat ini Cloud berbalik dan melihat para karyawan Tazma Grup yang melihat keramaian dari samping, dia hanya menatap mereka dengan datar.
Semua orang yang dilihat oleh Cloud, seketika bergidik!
Rasanya menakutkan bagaikan sedang diincar oleh oleh binatang buas!
“Masih bengong disana saja, cepat mulai bekerja.”
Hanya dengan satu kata dari Cloud, semua orang segera bergerak dengan cepat, bahkan hasil kerjanya jauh lebih bagus daripada biasanya.
Aeris bertanya pada Cloud : “Bagaimana kamu bisa sehebat ini? Kenapa rasanya kamu itu seperti tokoh pendekar dalam novel silat.”
Cloud berkata sambil tersenyum : “Dulu ketika aku mengemis, aku bertemu dengan seorang pengemis tua, dia bilang aku memiliki bakat terpendam, suatu hari nanti aku akan bisa menjadi pahlawan yang menegakkan kebenaran.”
“Stop.”
Aeris berkata dengan nada ketus : “Adegan dalam film ini tidak perlu kamu ulang lagi. Kalau sampai kamu lanjutkan lagi, bisa jadi kamu akan mengatakan kalau kamu bisa jurus delapan belas tapak naga.”
Cloud berkata : “Meskipun tidak selebay itu, namun yah kurang lebih sama.”
Aeris menghela nafas tidak berdaya.
Karena dia merasa tidak mungkin bisa mendengar ucapan yangnyata barang satu patah kata pun dari mulut Cloud
Melihat Aeris berbalik memandor para pekerja, Cloud berteriak dibelakangnya.
“Apa yang kukatakan adalahnyata.”
Aeris menjawab tanpa menoleh : “Jangankan nyata, meskipun itu serius, aku pun tidak akan percaya.”
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlSuami Misterius
LauraMarriage Journey
Hyon SongMeet By Chance
Lena TanCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinThis Isn't Love
YuyuKing Of Red Sea×
- Bab 1 Kembali Untuk Menikah Denganmu
- Bab 2 Menyingkirkan Hambatan
- Bab 3 Berpegangan Tangan
- Bab 4 Gadis Lugu Yang Baik
- Bab 5 Lancang
- Bab 6 Ingin Mengatakan Sesuatu, Jangan Mengambil Pisau Dapur
- Bab 7 Jika Kamu Melawan Dia, Kamu Akan Mati
- Bab 8 Siapa Yang Memberimu Keberanian
- Bab 9 Apakah Membersihkan Kaki Itu Baik?
- Bab 10 Gadis Pemalu, Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu Dalam Hidup Ini
- Bab 11 Monster Bucin
- Bab 12 Istriku, Apakah Kamu Pernah Main Bombom Car
- Bab 13 Bedebah Yang Tidak Punya Mata
- Bab 14 Itu Karena Ibu Kita Menyayangiku
- Bab 15 Nyawaku Ini, Kelak Adalah Milikmu
- Bab 16 Dia, Datang
- Bab 17 Tiranosaurus
- Bab 18 Black Panther Datang
- Bab 19 Black Panther Dilumpuhkan
- Bab 20 Berlutut
- Bab 21 Aku adalah Sepiring Ikan Acar Kubis
- Bab 22 Penghinaan Bank Terhadap Ibu Mertua
- Bab 23 Siapa Berani Menindas Ibuku
- Bab 24 Black Naga Kembali, Pasti Akan Balas Dendam Untuk Adiknya
- Bab 25 Kakak Ipar, Tindakan Pengaman dan Pencegahan Harus Dilakukan Dengan Baik
- Bab 26 Pesta Keluarga, Jadi Keributan
- Bab 27 Ayah, Apa Aku Boleh Memukulnya
- Bab 28 Memutuskan Hubungan
- Bab 29 Wanita Harus Mengikuti Suaminya Setelah Menikah
- Bab 30 Tragedi Yang Disebabkan Oleh Sepiring Ayam Panggang
- Bab 31 Dua Kali Kesempatan
- Bab 32 Cloud Tidak Ada Di Sana
- Bab 33 Berlian Palsu
- Bab 34 Tempat Bakat Terpendam
- Bab 35 Rekrutmen
- Bab 36 Kuat
- Bab 37 Hubungan Suami Istri
- Bab 38 Mendapatkan Masalah
- Bab 39 Mengamati Kemajuan
- Bab 40 Dia Telah Kembali
- Bab 41 Membuktikan Diri Sendiri
- Bab 42 Membuat Janji
- Bab 43 Melakukan Hal Apapun
- Bab 44 Orang Gila Datang Lagi
- Bab 45 Lebih Hebat Daripada Yang Dibayangkan
- Bab 46 Ganti Rugi
- Bab 47 Makan Asbak
- Bab 48 Makan
- Bab 49 Semuanya Karenamu
- Bab 50 Agar Kamu Tidak Bisa Memelukku
- Bab 51 Aku Tidak Akan Mengampunimu
- Bab 52 Masuk Tanpa Izin
- Bab 53 Tanggung Jawab
- Bab 54 Maaf
- Bab 55 Melakukan Sesuatu
- Bab 56 Sangat Keji Sekali
- Bab 57 Kesal Bukan Main
- Bab 58 Datang Dengan Sendirinya
- Bab 59 Hitung Sampai Tiga
- Bab 60 Duduk Tidak Tenang, Berdiri Juga Tidak Tenang
- Bab 61 Pengikutku Hidup, Penantangku Mati
- Bab 62 Sombong
- Bab 63 Dimainkan Sampai Mati
- Bab 64 Tuan Ketiga Sudah Pulang
- Bab 65 Terlalu Brengsek
- Bab 66 Lihat Saja Sendiri
- Bab 67 Bukan Bukan
- Bab 68 Ditangkap
- Bab 69 Punya Masalah Hati
- Bab 70 Semut
- Bab 71 Celananya Lepaskan Juga
- Bab 72 Operasi Perubahan Kelamin
- Bab 73 Berubah Menjadi Wanita
- Bab 74 Tidak Akan Mengabaikan
- Bab 75 Tante
- Bab 76 Memanfaatkan Relasi
- BAB 77 Bergengsi
- BAB 78 Pantas miskin seumur hidup
- Bab 79 Bergaya
- Bab 80 Selamat ulang tahun
- Bab 81 Menggerakkan
- Bab 82 Memaksakan Transaksi
- Bab 83 Buang ke Tempat Pembuangan Sampah
- Bab 84 Tertarik
- Bab 85 Aku Adalah Suaminya
- Bab 86 Aku Pergi dengan Kalian
- Bab 87 Mengembangkan Hubungan
- Bab 88 Suami Aku Akan Segera Datang
- Bab 89 Tatapan Yang Sangat Mengerikan
- Bab 90 Kamu Dimana?
- Bab 91 Ciuman Pertama
- Bab 92 Kemakmuran
- Bab 93 Kacau
- Bab 94 Tidak Akan Terulang
- Bab 95 Merasa Bahaya
- Bab 96 Bar Dihancurkan
- Bab 97 Berjuang
- Bab 98 Bagaimana Baru Bisa Disebut Selebriti?
- Bab 99 Citra Yang Mulia
- Bab 100 Memasak Tofu Kesukaannya
- Bab 101 Menyembah Tiga Kali
- Bab 102 Itu Kode Nama Siapa?
- Bab 103 Sayang, Ayo Tidur!
- Bab 104 Apakah Kamu Membutuhkan Bantuan Dari Suamimu?
- Bab 105 Aku Adalah Suaminya
- Bab 106 Aku Adalah Aturannya
- Bab 107 Memberhentikannya Dari Jabatan CEO
- Bab 108 Menyukainya
- Bab 109 Datang Untuk Berdiskusi Dengan Kamu
- Bab 110 Habis Sudah
- Bab 111 Badut Pelompat
- Bab 112 Menghadiahi Mobil
- Bab 113 Maybach
- Bab 114 Saldo Rekening Adalah Nol
- Bab 115 Melewati Kesulitan
- Bab 116 Cloud Revengale Sudah Datang
- Bab 117 Sebuah Batu
- Bab 118 Wilayah Yang Diduduki
- Bab 119 Terlalu Banyak Omong Kosong
- Bab 120 Tidak Ada Yang Tersisa
- Bab 121 200 Juta Per Orang
- Bab 122 Membuat Masalah Untuk Orang Lain
- Bab 123 Mengatur Ulang
- Bab 124 Didirikan Sendiri
- Bab 125 Aku Memang Terlihat Biasa Saja
- Bab 126 Tuan Muda No 1 di Jiangzhou
- 127 Aroma Pembersih Lantai
- 128
- Bab 129 Membuat Dia Jatuh Cinta Padaku
- Bab 130 Aku Tidak Akan Kalah
- Bab 131 Efek Obat Sangat Ampuh
- Bab 132 Tidak Sanggup Menahan Efek Alkohol
- Bab 133 Manis Sekali
- Bab 134 Cinta Yang Dalam
- Bab 135 Benarkah Kamu Sangat Menyukainya?
- Bab 136 Masih Ada Dua Serangan
- Bab 137 Apakah Ini Masih Manusia?
- Bab 138 Langsung Ke Intinya
- Bab 139 Kata-Kata Emas
- Bab 140 Moral Dunia Semakin Memburuk
- Bab 141 Matilah Kalian
- Bab 142 Orangnya Sudah Datang
- Bab 143 Apakah Itu Manusia?
- Bab 144 Aku Menolak
- Bab 145 Serahkan Gadis Ini Padaku
- Bab 146 Sungguh Lemah
- Bab 147 Kakek, Tolong Aku
- Bab 148 Tidak Peduli Dia Serigala Atau Harimau
- Bab 149 Aku Akan Menjadi Anjing Untukmu
- Bab 150 Jangan Menyalahkan Orangku Yang Kejam
- Bab 151 Hanya Sekelompok Badut
- Bab 152 Aku Akan Menikah Denganmu
- Bab 153 Selamat Datang
- Bab 154 Raja Dunia Bawah Tanah
- Bab 155 Ikuti Aku Ke Sinra
- Bab 156 Mengapa Tidak Pergi Denganku
- Bab 157 Dewa Menghalangi, Membunuh Dewa
- Bab 158 Bekas Luka
- Bab 159 Kesempatan Emas
- Bab 160 Buka
- Bab 161 Mati!
- Bab 162 Berdiri Dengan Bangga
- Bab 163 Potong Kepala Anjing Dengan Tangan Sendiri
- Bab 164 Siapa Dia?
- Bab 165 Tidak Menyenangkan
- Bab 166 Perempuan Harus Di Bujuk
- Bab 167 Ciuman Cukup Lama
- Bab 168 Mati Di Sini
- Bab 169 Tangan Kanan
- Bab 170 Apakah Kamu Sudah Tidur?
- Bab 171 Sangat Sulit Dicari
- Bab 172 Bagaimana dengan 'Istriku'
- Bab 173 Menikmati Malam
- Bab 174 Aku Berhutan Nyawa Padamu
- Bab 175 Bukan Hanya Kamu Yang Jadi Anjingku
- Bab 176 Banyak Omong Kosong
- Bab 177 Sudah Sangat Tua
- Bab 178 Aku Takut
- Bab 179 Perbedaan Anjing
- Bab 180 Permen Kapas
- Bab 181 Aku Benci
- Bab 182 Masalah Nenek
- Bab 183 Membuatmu Menderita
- Bab 184 Apakah Kamu Tahu Siapa Aku?
- Bab 185 Putra Dan Cucu Berbakti
- Bab 186 Bores Resoda
- Bab 187 Masalah Dari Dalam
- Bab 188 Obat Tidur
- Bab 189 Mahakarya Anakku
- Bab 190 Tidak Penting
- Bab 191 Menggila
- Bab 192 Menikmati Sekarang
- Bab 193 Semua Habis