King Of Red Sea - Bab 71 Celananya Lepaskan Juga

Jared cukup bicara tersenyum saja, maka sudah bisa memusnahkan mereka!

Pintu masuk ke ruang operasi nomer dua.

Berdiri seorang pria bule berambut pirang yang tampan dengan jas putih dokternya.

Begitu dia melihat Cloud, dia langsung menghampiri dan menyapa Cloud.

"Yoh, Cloud, lama tidak bertemu, aku sangat merindukanmu!"

Dokter asing ini sangat fasih bahasa dalam negeri.

Ketika Aeris dan keluarganya melihat dokter asing ini, mereka sangat terkejut.

Awalnya mereka mendengar Cloud bilang kalau nama belakang dokter itu adalah Dio.

Mereka semua mengira dia adalah keturunan orang dalam negeri atau Blasteran.

Tapi pada akhirnya mereka tidak menyangka, ternyata dokter itu benar-benar orang barat asli.

Dokter asing itu menyapa Casius dan yang lainnya “Halo paman tante, namaku Bram Dio, aku dan Cloud adalah sahabat baik yang sepemikiran!”

Ketika dulu, Cloud pernah ke Aeris kalau dia sudah kenal sejak kecil dengan dokter ini. Mereka berdua berkelana dan mencari makan bersama-sama.

Pada saat itu, Aeris mengulurkan tangan menarik lengan baju Cloud, lalu bertanya dengan suara kecil.

“Bukannya kamu bilang kalau kalian ini pernah jadi pengelana yang minta-minta?”

“Apa jangan-jangan kamu juga pergi berkelana sampai ke luar negeri ya?”

Cloud belum buka mulut, Bram sudah lebih dulu berinisiatif untuk menjelaskan.

“Paman, tante, mungkin kalian sedikit bingung. Bagaimana kita berdua bisa kenal, iya kan?”

“Hari itu hari-hari bersalju yang mana angin sangat kencang, hari-hari menderita kelaparan dan kedinginan.”

"Hari itu, langit berwarna abu-abu dan tanahnya sangat putih."

"Kami berdua bersembunyi di sudut tempat sambil menggigil. Dia memberiku cokelat..."

"Sudah, sudah, jangan bicara omong kosong lagi. Ayo segera lakukan operasi sana!”

Cloud membelalak, lalu Bram mengangkat pundaknya dan langsung menelan lagi kata-kata yang belum diucapkannya.

Lalu melihat Casius yang sudah didorong oleh staf medis masuk ke dalam ruang operasi nomer dua.

Begitu pintu ruang operasi ditutup, Aeris menoleh melihat ke Cloud.

Dia bergumam “Dasar pembohong.”

Pada saat yang sama, di ruang operasi nomer satu.

Vincent dibawa ke meja operasi oleh staf medis.

Pada saat ini, seorang dokter cantik yang tinggi dengan rambut keriting coklat dan mata biru masuk ke dalam.

Mata Vincent berbinar saat melihat dokter cantik ini.

Wanita ini tampak sangat menggoda dan seksi, seperti tipe wanita yang akan sulit dikendalikan oleh seorang pria.

Melihat wanita ini, hati Vincent rasanya sangat gatal dan tak sabar.

Dia berpikir diam-diam dalam hati, setelah operasi ini selesai. Dia akan meminta dokter ini yang melayaninya selama dia dirawat di rumah sakit.

Dia sudah bermain-main dengan banyak wanita dalam negeri yang genit, manja dan centil. Namun ini pertama kalinya akan bermain-main dengan produk impor!

Begitu dia memikirkan hal ini, bagian tertentu di tubuh Vincent perlahan menonjol.

Wanita dengan rambut keriting coklat itu melihat hal ini. Dia langsung tersenyum sinis melengkungkan bibirnya.

Dia bicara menggunakan bahasa dalam negeri yang tidak terlalu lancar.

“Hei bohcah tampak kuhat and gagah. Zayang zekali haruz diphotong.” (Hei bocah tampak kuat dan gagah. Sayang sekali harus dipotong.”

Vincent tidak terlalu mengerti apa yang dikatakan oleh wanita ini. Dia hanya merasa kalau mulut dan bibir wanita ini sangat seksi dan indah sekali.

Namun suara wanita ini ketika bicara terdengar sedikit parau.

Itu tidak terlalu cocok dengan penampilan luarnya yang begitu menggoda.

Namun, semakin kasar dan parau suaranya, ini menjelaskan kalau di urusan itu dia semakin kuat.

Hehe! Aku punya mainan deh selama dirawat di rumah sakit ini.

Ketika Vincent sedang asik berkhayal hal yang segar, dokter wanita itu berkata ke perawat yang ada di sampingnya "Anestesi."

Rasa sakit karena jarum yang menusuk tulang belakang dengan cepat menghilang.

Vincent awalnya berpikir kalau dia akan pingsan tertidur karena anestesi ini.

Tapi yang membuatnya merasa aneh adalah anestesi itu sudah memberikan efeknya.

Namun dia malah tidak merasakan dorongan mengantuk atau mau tidur sama sekali, sebaliknya dia merasa dirinya saat ini malah jadi sadar sepenuhnya!

Ada apa ini?

Bukankah setelah diberi anestesi, biasanya orang akan langsung mengantuk dan tertidur ya?

Jika tidak tidur, lalu kalau dokter itu mulai menggunakan pisaunya nanti, bukankah dia akan melihat semuanya dengan sangat jelas?

Vincent pun panik.

Pada saat ini, dokter wanita itu menyuruh perawat di sampingnya untuk melepaskan pakaian Vincent.

Terutama celana dalamnya, lepaskan juga.

Dokter wanita itu menggunakan sarung tangan di tangannya, lalu menyentil adik kecil Vincent dengan pelan, tersenyum dan berkata.

“Adik kecil, aku akan lebih dulu memperkenalkan diri ya.”

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu