King Of Red Sea - Bab 8 Siapa Yang Memberimu Keberanian
Casius sangat marah dan berkata kepada Cloud, "Dia saudaraku, aku tahu emosinya lebih baik dari siapa pun. Dia bisa saja menurunkan harga dirinya sekarang, dan dia sangat jarang menelepon. Cepat angkat teleponnya. Jika kamu tidak menjawab teleponnya, kamu benar-benar tidak akan bisa kembali ke perusahaan."
Cloud memandang Aeris: "Apakah kamu percaya padaku? Jika kamu percaya padaku, letakkan ponselmu dan tunggu setengah jam lagi."
Aeris ragu-ragu, tetapi pada saat menatap mata Cloud, untuk beberapa alasan, keberanian yang belum pernah dia miliki sebelumnya muncul di hatinya. Dia perlahan meletakkan telepon di atas meja.
"Aeris, kamu ... apakah kamu lebih suka mendengarkan orang luar ini daripada mempercayai ayahmu?"
Denzel menyilangkan kakinya ke atas, dan menyentuh hidungnya lalu berkata, "Ayah, jika ada gunanya mendengarkanmu, keluarga kita akan tumbuh besar sejak lama. Aku tidak akan dipukuli sampai mati oleh Black Panther."
"Kamu!"
Casius menunjuk Denzel dengan jari gemetar, dan tidak berbicara untuk waktu yang lama.
"Aku tidak peduli! Kita akan mati bersama kalau begitu."
Setelah itu, Casius tertatih-tatih dan menutup dirinya di kamar seperti biasa. Seperti yang dikatakan Cloud, setengah jam kemudian, pintu rumah mereka diketuk. Gavia membuka pintu, dan Jared serta putranya berdiri di luar pintu.
"Adik, apakah Aeris ada di rumah?"
Gavia terkejut dan tidak bisa berkata-kata, tetapi dia masih biasa menyambut Jared dan Reinhard.
Aeris harus melepas sepatunya di rumah, dan Gavia juga sudah menyiapkan dua pasang sandal bersih untuk mereka berdua. Namun, Jared dan Reinhard langsung masuk dengan menggunakan sepatu.
Jared meletakkan tangannya ke belakang, dan di depan Cloud dan yang lainnya, berpose dengan postur seperti seorang Presdir.
"Aeris kalau kamu merasa dirimu tidak cukup mampu untuk bekerja dengan perusahaan kita, dan ingin mencari perusahaan yang lebih kecil untuk bekerja aku tidak mempermaslahkan hal itu. Tetapi sebelum kamu pergi, pergilah dan jelaskan kepada Presdir Silaz bahwa proyek ini telah dialihkan ke Reinhard."
Awalnya, Aeris mengira Jared dan putranya yang sudah datang ke rumahnya, akan mengatakan sesuatu yang menyenangkan untuk di dengar, ternyata semuanya tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan.
Untuk proyek ini, dia bekerja lembur hingga pukul 11 setiap malam dan bekerja keras selama lebih dari tiga bulan, dan singkatnya, Reinhard akan mengambil semua pujian.
Dia meras diperlakukan seperti binatang, ketika kamu sudah tidak memerlukan mereka, maka kamu membunuhnya dan memakannya.
Aeris mengepalkan tangannya erat-erat, menggigit bibir karena marah, dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Kebetulan Casius keluar dari kamar saat ini, "Oh, Saudaraku, kenapa kamu ada di sini? Silakan duduk!"
Denzel berdiri dan berkata tidak senang, "Ayah, dia.”
Casius menatap Jared dan putranya dengan penuh semangat, dan pada saat yang sama berkata kepada Denzel dengan nada mencela, "Paman dan kakakmu datang ke sini, mereka tidak perlu melepas sepatunya, kamu cepat pergi dan biarkan pamanmu dan kakakmu duduk."
Denzel memelototi Casius, dan mengabaikannya.
Reinhard melirik rumah itu, wajahnya penuh dengan rasa jijik.
"Ada bau asam yang sangat buruk di ruangan ini. Kalau aku di sini berlama - lama, aku khawatir setelanku akan berbau tidak sedap."
Meski wajah Casius ingin marah, dia tetap membukukkan tubuhnya, berdiri dan tertawa.
Semakin Casius seperti ini, Gavia semakin marah.
“Jadi rumah kita bau, pergi kalian!"
Dengan Jared di belakang, Reinhard bahkan lebih tidak bermoral.
Dia memandang Gavia dengan arogan.
"Bibi, aku ingat kamu berasal dari pedesaan, dan kamu pernah menjadi peternak babi. Bukan itu yang kubilang, maksudku kamulah yang paling bau."
"Kamu……"
Gavia segera mengangkat tangannya dan akan memukul Reinhard, tetapi Casius dengan cepat menarik Gavia. Melihat itu Reinhard menjadi semakin bangga, "Paman Kedua, jika aku jadi kamu, aku akan menggantikan wanita tua dari desa ini."
Gavia mendorong Casius menjauh, mengangkat tangannya dan akan memukul Reinhard.
Mata Jared melotot, menunjukkan aura atasan yang merupakan seorang Presdir.
"Putraku Jared, kamu berani - beraninya memukulnya."
Mendengar itu Gavia segera mengurungkan niatnya. Selanjutnya dia menatap Reinhard dengan marah, matanya sampai memerah karena marah.
Saat ini, Cloud berjalan mendekat dan berdiri di depan Reinhard, dan tangan Cloud juga terangkat mengikuti gerakan Gavia.
"Apakah aku harus mengatakan untuk kedua kalinya, jangan mencoba untuk memukul putraku..."
Plakk……
Tamparan yang keras langsung menutupi suara arogan Jared, karena di depan Jared, Cloud menampar Reinhard.
"Siapa yang berani menyebut ibuku wanita tua dan bau."
Jared tidak pernah menyangka bahwa Cloud benar-benar berani memukul Reinhard saat masih di depannya. Melihat putranya dianiaya dan ditampar, Jared menjadi sangat marah.
Dia akan marah, tetapi pada saat dia melihat Cloud, tubuhnya tiba-tiba bergetar. Sungguh orang yang sangat menakutkan.
Jared merasa bahwa Dirinya telah jatuh ke dalam lubang es, dan seluruh tubuhnya terbalut dengan hawa dingin yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Sebagai Presdir perusahaanya, dia bahkan tidak berani menatap Cloud lagi.
"Kalian berinisiatif datang ke sini pagi-pagi. Apakah kalian datang ke sini untuk meminta istriku kembali bekerja, atau untuk mencari masalah? Jika kalian ingin meminta istriku untuk kembali bekerja, jagalah sifat kalian di sini ."
"Aku juga inging mengatakan……”
Saat Cloud belum selesai berbicara, Reinhard hendak memukulnya, tetapi Jared segera menarik Reinhard, dia tidak berani menatap Cloud, dan mengalihkan pandangannya ke Aeris.
"Aeris, sebagai Presdir, aku mengundangmu untuk kembali bekerja ke perusahaan. Mari kita bicarakan semuanya setelah kamu masuk ke perusahaan."
"Bagus, bagus, Aeris akan segera kembali bekerja."
Begitu Jared berbicara, Casius dengan cepat menyetujuinya. Cloud lalu menggelengkan kepalanya sedikit, "Aku ingin mengatakan bukan begitu caramu meminta."
Jared sangat marah pada Cloud bahkan kakinya mulai gemetar. Dia mengabaikan kegilaan Cloud, dan bertanya pada Aeris.
"Aeris, dengar merupakan suatu kehormatan bagimu, karena aku sebagai pamanmu sekaligus Presdir perusahaan datang kerumahmu secara pribadi."
Reinhard di sebelahnya juga berteriak: "Ya betul, Jangan membuatku malu."
Kepalan tangan Aeris tidak pernah lepas dan sebelum Cloud menunggunya untuk berbicara, dia meraih pel di sebelahnya, “Aku akan mulai mengepel lantai, tolong keluar kalian orang - orang yang tidak diundang."
Cloud menendang Jared dan putranya keluar.
"Brakk…."
Cloud menutup pintu dengan keras, tetapi Reinhard di luar pintu terus berteriak, "Aeris, apa menurutmu dirinmu sangat hebat. Aku bilang tanpamu, aku masih bisa menyelesaikan proyek itu. Dan kalian, kelompok parasit ini, ditakdirkan untuk membusuk dalam kotoran."
Casius bersandar pada dinding dan berpikir untuk keluar, tetapi Gavia mengulurkan tangan dan meraih lengan baju Casius. Kata-kata kasar Reinhard barusan mendorong amarah Gavia memuncak. Gavia memandang suaminya dengan wajah serius.
"Sekarang anakku telah kembali, dan keluarga kita telah bersama, bahkan jika aku harus pergi keluar untuk dengan compang-camping itu lebih baik daripada menjadi babi dan anjing di rumah mereka. Jika kamu keluar sekarang, aku segera bunuh diri di hadapanmu."
Aeris mendukung Gavia yang bersemangat dan dengan tegas dia berkata, "Bu, tenanglah, aku akan segera mencari kerja lagi, dan keuangan keluarga kita pasti akan membaik."
Cloud juga menyisipkan kalimat di samping: "Ayah, ibu, dan aku, Aku juga akan menghasilkan uang untuk membantu kalian."
Gavia berpaling untuk melihat Cloud, tindakan Cloud yang menampar Reinhard membuat Gavia merasa lebih nyaman. Dia juga berterima kasih kepada Cloud karena telah mengambil tindakan dalam keadaan seperti itu.
Meskipun Cloud tidak memiliki pekerjaan yang serius, dan tidak memiliki simpanan. Tetapi tidak peduli apa pun itu, dia setidaknya terlihat seperti laki-laki.
Gavia menghela nafas sedikit, dan berkata kepada Cloud, "Kamu janganlah mudah marah, karena kamu mudah sekali untuk marah."
Cloud tersenyum tipis, karena tidak ada orang yang bisa membuatnya menderita di Kota Sinra.
Dia berkata kepada Gavia dan Aeris, "Tidak perlu mencari pekerjaan baru, mereka akan datang lagi nanti."
Novel Terkait
My Lady Boss
GeorgeWonderful Son-in-Law
EdrickTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelYou're My Savior
Shella NaviSuami Misterius
LauraDewa Perang Greget
Budi MaKing Of Red Sea×
- Bab 1 Kembali Untuk Menikah Denganmu
- Bab 2 Menyingkirkan Hambatan
- Bab 3 Berpegangan Tangan
- Bab 4 Gadis Lugu Yang Baik
- Bab 5 Lancang
- Bab 6 Ingin Mengatakan Sesuatu, Jangan Mengambil Pisau Dapur
- Bab 7 Jika Kamu Melawan Dia, Kamu Akan Mati
- Bab 8 Siapa Yang Memberimu Keberanian
- Bab 9 Apakah Membersihkan Kaki Itu Baik?
- Bab 10 Gadis Pemalu, Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu Dalam Hidup Ini
- Bab 11 Monster Bucin
- Bab 12 Istriku, Apakah Kamu Pernah Main Bombom Car
- Bab 13 Bedebah Yang Tidak Punya Mata
- Bab 14 Itu Karena Ibu Kita Menyayangiku
- Bab 15 Nyawaku Ini, Kelak Adalah Milikmu
- Bab 16 Dia, Datang
- Bab 17 Tiranosaurus
- Bab 18 Black Panther Datang
- Bab 19 Black Panther Dilumpuhkan
- Bab 20 Berlutut
- Bab 21 Aku adalah Sepiring Ikan Acar Kubis
- Bab 22 Penghinaan Bank Terhadap Ibu Mertua
- Bab 23 Siapa Berani Menindas Ibuku
- Bab 24 Black Naga Kembali, Pasti Akan Balas Dendam Untuk Adiknya
- Bab 25 Kakak Ipar, Tindakan Pengaman dan Pencegahan Harus Dilakukan Dengan Baik
- Bab 26 Pesta Keluarga, Jadi Keributan
- Bab 27 Ayah, Apa Aku Boleh Memukulnya
- Bab 28 Memutuskan Hubungan
- Bab 29 Wanita Harus Mengikuti Suaminya Setelah Menikah
- Bab 30 Tragedi Yang Disebabkan Oleh Sepiring Ayam Panggang
- Bab 31 Dua Kali Kesempatan
- Bab 32 Cloud Tidak Ada Di Sana
- Bab 33 Berlian Palsu
- Bab 34 Tempat Bakat Terpendam
- Bab 35 Rekrutmen
- Bab 36 Kuat
- Bab 37 Hubungan Suami Istri
- Bab 38 Mendapatkan Masalah
- Bab 39 Mengamati Kemajuan
- Bab 40 Dia Telah Kembali
- Bab 41 Membuktikan Diri Sendiri
- Bab 42 Membuat Janji
- Bab 43 Melakukan Hal Apapun
- Bab 44 Orang Gila Datang Lagi
- Bab 45 Lebih Hebat Daripada Yang Dibayangkan
- Bab 46 Ganti Rugi
- Bab 47 Makan Asbak
- Bab 48 Makan
- Bab 49 Semuanya Karenamu
- Bab 50 Agar Kamu Tidak Bisa Memelukku
- Bab 51 Aku Tidak Akan Mengampunimu
- Bab 52 Masuk Tanpa Izin
- Bab 53 Tanggung Jawab
- Bab 54 Maaf
- Bab 55 Melakukan Sesuatu
- Bab 56 Sangat Keji Sekali
- Bab 57 Kesal Bukan Main
- Bab 58 Datang Dengan Sendirinya
- Bab 59 Hitung Sampai Tiga
- Bab 60 Duduk Tidak Tenang, Berdiri Juga Tidak Tenang
- Bab 61 Pengikutku Hidup, Penantangku Mati
- Bab 62 Sombong
- Bab 63 Dimainkan Sampai Mati
- Bab 64 Tuan Ketiga Sudah Pulang
- Bab 65 Terlalu Brengsek
- Bab 66 Lihat Saja Sendiri
- Bab 67 Bukan Bukan
- Bab 68 Ditangkap
- Bab 69 Punya Masalah Hati
- Bab 70 Semut
- Bab 71 Celananya Lepaskan Juga
- Bab 72 Operasi Perubahan Kelamin
- Bab 73 Berubah Menjadi Wanita
- Bab 74 Tidak Akan Mengabaikan
- Bab 75 Tante
- Bab 76 Memanfaatkan Relasi
- BAB 77 Bergengsi
- BAB 78 Pantas miskin seumur hidup
- Bab 79 Bergaya
- Bab 80 Selamat ulang tahun
- Bab 81 Menggerakkan
- Bab 82 Memaksakan Transaksi
- Bab 83 Buang ke Tempat Pembuangan Sampah
- Bab 84 Tertarik
- Bab 85 Aku Adalah Suaminya
- Bab 86 Aku Pergi dengan Kalian
- Bab 87 Mengembangkan Hubungan
- Bab 88 Suami Aku Akan Segera Datang
- Bab 89 Tatapan Yang Sangat Mengerikan
- Bab 90 Kamu Dimana?
- Bab 91 Ciuman Pertama
- Bab 92 Kemakmuran
- Bab 93 Kacau
- Bab 94 Tidak Akan Terulang
- Bab 95 Merasa Bahaya
- Bab 96 Bar Dihancurkan
- Bab 97 Berjuang
- Bab 98 Bagaimana Baru Bisa Disebut Selebriti?
- Bab 99 Citra Yang Mulia
- Bab 100 Memasak Tofu Kesukaannya
- Bab 101 Menyembah Tiga Kali
- Bab 102 Itu Kode Nama Siapa?
- Bab 103 Sayang, Ayo Tidur!
- Bab 104 Apakah Kamu Membutuhkan Bantuan Dari Suamimu?
- Bab 105 Aku Adalah Suaminya
- Bab 106 Aku Adalah Aturannya
- Bab 107 Memberhentikannya Dari Jabatan CEO
- Bab 108 Menyukainya
- Bab 109 Datang Untuk Berdiskusi Dengan Kamu
- Bab 110 Habis Sudah
- Bab 111 Badut Pelompat
- Bab 112 Menghadiahi Mobil
- Bab 113 Maybach
- Bab 114 Saldo Rekening Adalah Nol
- Bab 115 Melewati Kesulitan
- Bab 116 Cloud Revengale Sudah Datang
- Bab 117 Sebuah Batu
- Bab 118 Wilayah Yang Diduduki
- Bab 119 Terlalu Banyak Omong Kosong
- Bab 120 Tidak Ada Yang Tersisa
- Bab 121 200 Juta Per Orang
- Bab 122 Membuat Masalah Untuk Orang Lain
- Bab 123 Mengatur Ulang
- Bab 124 Didirikan Sendiri
- Bab 125 Aku Memang Terlihat Biasa Saja
- Bab 126 Tuan Muda No 1 di Jiangzhou
- 127 Aroma Pembersih Lantai
- 128
- Bab 129 Membuat Dia Jatuh Cinta Padaku
- Bab 130 Aku Tidak Akan Kalah
- Bab 131 Efek Obat Sangat Ampuh
- Bab 132 Tidak Sanggup Menahan Efek Alkohol
- Bab 133 Manis Sekali
- Bab 134 Cinta Yang Dalam
- Bab 135 Benarkah Kamu Sangat Menyukainya?
- Bab 136 Masih Ada Dua Serangan
- Bab 137 Apakah Ini Masih Manusia?
- Bab 138 Langsung Ke Intinya
- Bab 139 Kata-Kata Emas
- Bab 140 Moral Dunia Semakin Memburuk
- Bab 141 Matilah Kalian
- Bab 142 Orangnya Sudah Datang
- Bab 143 Apakah Itu Manusia?
- Bab 144 Aku Menolak
- Bab 145 Serahkan Gadis Ini Padaku
- Bab 146 Sungguh Lemah
- Bab 147 Kakek, Tolong Aku
- Bab 148 Tidak Peduli Dia Serigala Atau Harimau
- Bab 149 Aku Akan Menjadi Anjing Untukmu
- Bab 150 Jangan Menyalahkan Orangku Yang Kejam
- Bab 151 Hanya Sekelompok Badut
- Bab 152 Aku Akan Menikah Denganmu
- Bab 153 Selamat Datang
- Bab 154 Raja Dunia Bawah Tanah
- Bab 155 Ikuti Aku Ke Sinra
- Bab 156 Mengapa Tidak Pergi Denganku
- Bab 157 Dewa Menghalangi, Membunuh Dewa
- Bab 158 Bekas Luka
- Bab 159 Kesempatan Emas
- Bab 160 Buka
- Bab 161 Mati!
- Bab 162 Berdiri Dengan Bangga
- Bab 163 Potong Kepala Anjing Dengan Tangan Sendiri
- Bab 164 Siapa Dia?
- Bab 165 Tidak Menyenangkan
- Bab 166 Perempuan Harus Di Bujuk
- Bab 167 Ciuman Cukup Lama
- Bab 168 Mati Di Sini
- Bab 169 Tangan Kanan
- Bab 170 Apakah Kamu Sudah Tidur?
- Bab 171 Sangat Sulit Dicari
- Bab 172 Bagaimana dengan 'Istriku'
- Bab 173 Menikmati Malam
- Bab 174 Aku Berhutan Nyawa Padamu
- Bab 175 Bukan Hanya Kamu Yang Jadi Anjingku
- Bab 176 Banyak Omong Kosong
- Bab 177 Sudah Sangat Tua
- Bab 178 Aku Takut
- Bab 179 Perbedaan Anjing
- Bab 180 Permen Kapas
- Bab 181 Aku Benci
- Bab 182 Masalah Nenek
- Bab 183 Membuatmu Menderita
- Bab 184 Apakah Kamu Tahu Siapa Aku?
- Bab 185 Putra Dan Cucu Berbakti
- Bab 186 Bores Resoda
- Bab 187 Masalah Dari Dalam
- Bab 188 Obat Tidur
- Bab 189 Mahakarya Anakku
- Bab 190 Tidak Penting
- Bab 191 Menggila
- Bab 192 Menikmati Sekarang
- Bab 193 Semua Habis