King Of Red Sea - Bab 25 Kakak Ipar, Tindakan Pengaman dan Pencegahan Harus Dilakukan Dengan Baik
Hanya terdengar suara “brukkk” di tong sampah.
Cloud melemparkan tumpukan nota penagihan yang tebal itu ke tong sampah!
"Tu, Tu, Tuan, apa yang anda lakukan? Nota penagihan tidak boleh dibuang!”
"Anda harus membawa semua nota penagihan ini ke konter pembayaran di luar sana.”
“Aku tidak pernah bilang aku mau membayar kan.”
“Hah?!” pelayan itu sangat terkejut!
Cloud memandang Gavia dan Aeris, “Apa kamu tahu siapa mereka berdua?”
“Yang dewasa ini adalah ibuku. Dan yang muda adalah istriku!”
Pada saat ini, manajer toko dengan segera berjalan masuk menghampiri mereka.
“Tuan yang terhormat, benar-benar maaf sekali. Manajemen dari toko kami ini tidak terlalu ketat. Sehingga membuat istri anda dan juga ibu anda jadi terpojok dan dirugikan seperti ini.”
“Demi mengganti kerugian anda, toko kami akan memberikan diskon tiga puluh persen untuk semua barang di mall kami ini.”
Cloud memandang manajer toko itu dengan santai, "Apa menurutmu, aku kekurangan uang?”
Pada saat ini, seorang pelayan dari toko di seberang datang untuk menyaksikan keributan ini. Cloud melambaikan tangan padanya.
"Sana, pergi dan gesek dua milyar di konter sana. Cepat keluarkan dan ambilkan semua barang di mall ini untuk dicoba oleh ibu dan istriku. Baik-baiklah melayani mereka. Sisa uangnya adalah tips untukmu!”
Ti, tips?!
Pelayan itu tercengang bodoh!
Walaupun toko mereka juga merupakan toko merk terkenal. Tapi, seluruh barang di toko jika dijumlahkan, total harganya hampir mencapai satu milyar enam ratus juta!
Kalau begitu sisa uang yang setidaknya empat ratus juta ini adalah tipsnya!
Ya Tuhan!
Pelayan itu sangat gembira sampai gila rasanya!
Lalu, Cloud menoleh menatap Gavia dan Aeris, "Ibu, istriku, pelayanan dan barang di sini terlalu rendahan. Kita pergi ke seberang situ saja.”
Pelayan toko yang menulis nota tagihan tadi menatap kosong pada Cloud yang membawa ibu mertua dan juga istrinya ke toko pakaian wanita yang ada di seberang.
Dia ingin mencekik dirinya sendiri sampai mati, tapi tangannya tidak bisa bergerak karena terlalu banyak menulis!
Manajer toko berdiri di depan pelayan itu, lalu berkata dengan dingin, "Kamu dipecat! Segera cepat pergi dari sini!”
Sebuah kejadian yang sebentar ini membuat semua perhatian teralih. Banyak sekali pelayan di toko-toko lain langsung berdatangan satu persatu berbaris untuk melayani Aeris dan keluarganya.
Bahkan manajer toko bertanya dengan suara pelan, "Maaf, apakah Anda memerlukan layanan pembawa kantong belanja?"
Pada saat ini, entah darimana Denzel tiba-tiba keluar, dia pun langsung menyelundupkan sebuah barang persegi ke tangan Cloud .
Cloud mengambilnya lalu melihatnya.
Astaga!
Cloud menoleh menatap Denzel, Denzel tersenyum sambil berkata.
"Kakak ipar, kamu belum menikah, jadi tindakan pengamanan dan pencegahan harus dilakukan baik-baik.”
"Kondom harus dipakai."
"Dengan barang itu, kamu tidak perlu khawatir mengenai gerakan panas di ranjang maupun kehamilan, kamu bisa melakukan perang besar-besaran!”
Denzel berkata lagi, “Oh iya, kakak ipar rumah kita juga terlalu kecil.”
"Jika gerakanmu dan kakakku terlalu bersuara keras sedikit saja, semua orang pasti bisa mendengarnya.”
"Kamu..!”
Jika Denzel bukan adik iparnya.
Dengan ucapan ini saja, Cloud pasti akan menendangnya ke dinding dengan satu tendangan saja. Dan dia mungkin bahkan tidak akan bisa bergerak lagi.
Jika ingin membeli rumah atau vila besar, maka bukankah Cloud sendiri harus pindah ke kamar lain?
Jika seperti ini, mana mungkin ada alasan lagi untuknya agar tetap bisa tinggal di kamar Aeris ?
Ini adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi!
Jelas tidak boleh terjadi!
Memikirkan hal ini, Cloud membiarkan kotak ‘barang-barang sehari-hari’ ini tidak dibuka.
Lalu, diam-diam memasukkannya ke dalam kantong belajaan yang dibeli Gavia untuk Casius ...
Ketika sudah menjelang malam.
Casius duduk dengan perut kelaparan di ruang tamu, dia menunggu Gavia dan yang lainnya kembali pulang.
Tidak lama kemudian, pintu terbuka.
Casius pun buru-buru berdiri.
Dia berjalan ke teras hendak mengeluh kepada orang yang membuka pintu kalau perutnya mau sekarat karena kelaparan.
Namun, saat pintu terbuka, Casius melihat sosok yang tidak asing namun juga cukup asing.
Ini adalah seorang wanita yang menawan.
Dia memiliki rambut keriting hitam legam, tapi tidak ada bedak di wajahnya.
Tapi itu malah terlihat lebih cantik daripada wanita centil dengan riasan tebal dan juga eyeliner panjang di matanya.
Meski bentuk tubuhnya tidak terlalu bagus, tapi satu stel pakaian wanita di tubuhnya bisa menunjukkan bentuk tubuhnya yang murah hati dan sangat sopan.
Untuk sesaat, Casius tercengang.
"Ayah, apa yang kamu lakukan sih?"
"Kenapa melihat ibu seperti itu?"
Kali ini, Denzel, yang masuk dari pintu dengan membopong gitar listrik di punggungnya berteriak.
"Hah!?"
Casius bahkan jadi lebih bingung.
Ternyata, wanita cantik di depannya ini adalah istrinya sendiri!
Casius buru-buru tersadar dari keterkejutannya, dia melihat Gavia dari kiri ke kanana, dari kanan ke kiri.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu? Kita ini sudah jadi pasangan suami istri cukup ama, kamu juga belum pernah tidak melilhatku.”
Mendengar suara istrinya yang sangat familiar, Casius tiba-tiba tidak tahu harus berkata apa.
Hanya melihat istrinya yang tersenyum dengan bodohnya..
Dengan segera, satu keluarga itu pun duduk bersama.
Gavia dan Aeris masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam.
Cloud orang pengangguran ini dan Casius orang yang setengah catat sedang asik duduk di ruang tamu menonton TV hingga bosan.
Cloud mengambil tiga kantong belanja dari tumpukan kotak kerdus, lalu meletakkannya di samping Casius, dan berkata kepadanya.
"Ayah, ibu memilih ini untukmu."
"Kenapa boros sekali? Masih ada dua stel jas di rumah."
Tak lama kemudian, Casius tampaknya menemukan beberapa barang terlarang di sana.
Dia tercengang sejenak.
Kemudian diam-diam mengeluarkan kotak "barang-barang sehari-hari" dari kotak kerdus.
Casius buru-buru menarik Cloud dan menyerahkan kotak itu kepada Cloud .
Cloud melihat ke sekelilingnya, lalu mencondongkan tubuhnya ke telinga Casius dan berbisik.
"Ayah, kamu jangan sampai memberitahu ibu ya!”
"Aku melihat ibuku menyelinapkan barang seperti ini ke dalam kantong belanjaan."
Pada saat ini, Casius sepertinya tiba-tiba terpikirkan sesuatu. Wajahnya pun langsung memerah tidak karuan.
Dia buru-buru memasukkan kondom itu ke saku bajunya.
Lalu, melihat ke Cloud .
Ada kata-kata yang hanya disimpan dan hati dan tak berani mengatakannya.
Keduanya mengangguk dalam diam dengan bersamaan.
Saat ini, Aeris keluar dari dapur.
"Ayah, apa yang kamu lakukan dengan tingkah mencurigakan seperti itu."
"Bicara omong kosong apa kamu ini, aku dan menantuku ini sedang membicarakan hal besar kok ya?”
Aeris sedikit memanyunkan bibir tipisnya, lalu berkata, "Ayah, kami ini belum menikah."
Casius tersenyum dan berkata, "Iya iya, tapi kan segera! segera!”
Aeris tahu kalau tidak akan bisa menang bicara dari ayahnya. Dia pun menjentakkan kakinya, lalu melotot ke Cloud dan berbalik untuk masuk ke dapur lagi.
Cloud duduk di sofa dengan senyum bahagia di wajahnya.
***
Saat keluarga Cloud sedang asik bersenang-senang, dua gangster bergegas buru-buru melewati pintu rumah mereka.
Lalu, mereka pun dengan cepat kembali ke klub hiburan.
Pada saat ini, Black Naga berada di atas sofa sedang melawan menikmati dua wanita itu dalam ratusan ronde perang dengan sungguh-sungguh dan liarnya.
Dalam beberapa waktu, ruangan itu penuh dengan suara teriakan dan napas terengah-engah.
"Bos, sudah memastikan dan mengkonfirmasinya. Alamat ini tidak salah, dan orang bernama Cloud memang tinggal di dalam rumah itu."
"Pria ini adalah menantu dari rumah ini. Dia memang agak gila, dia hanya pria lemah yang tak tahu bagaimana bela diri.”
"Plakkk!"
Black Naga menampar adiknya dengan begitu cepat
Black Naga menatapnya, membuat adiknya itu ketakutan hingga terus mundur ke belakang.
"Jika dia hanya pria lemah, lalu bagaimana dengan adik kandungku?”
"Ap orang tak berguna hah?!"
Adik itu pun segera berlutut dan memohon belas kasihan dan ampun, "Bos, aku salah, aku pantas mati!"
Adik itu terus menampar dirinya sendiri.
Black Naga mendengus dengan dingin, "Aku peringati kamu ya, jangan pernah meremehkan lawanmu!"
"Kalau tidak, kamu akan menjadi orang berikutnya yang akan mati!"
"Iya, iya Bos!"
Black Naga mengabaikan adik itu, menundukkan kepalanya dan terus bekerja keras menikmati wanita di depannya.
Adik itu bertanya dengan hati-hati, "Bos, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"
"Culik semua anggota keluarga Cloud, lalu buat dia datang kemari?”
Black Naga tersenyum licik, lalu menyerang wanita di depannya dengan gerakan yang sangat kuat.
"Aku, Black Naga bukanlah orang yang bisa diremehkan dengan pelecehan semacam itu!"
"Bukankah hubungan keluarga mereka sangat harmonis? Karena seperti itu, aku sendiri yang akan datang ke rumah mereka dan membuat kelima orang yang saling mencintai dan begitu dekat itu mati bersama-sama di dalam rumah!”
“Aku juga akan bermain seperti ini, memainkan dua wanita dari keluarga itu dengan liarnya di depan para pria di keluarga itu!”
Novel Terkait
Diamond Lover
LenaMenantu Hebat
Alwi GoBeautiful Love
Stefen LeeSuami Misterius
LauraThe Richest man
AfradenBack To You
CC LennyAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaMenunggumu Kembali
NovanKing Of Red Sea×
- Bab 1 Kembali Untuk Menikah Denganmu
- Bab 2 Menyingkirkan Hambatan
- Bab 3 Berpegangan Tangan
- Bab 4 Gadis Lugu Yang Baik
- Bab 5 Lancang
- Bab 6 Ingin Mengatakan Sesuatu, Jangan Mengambil Pisau Dapur
- Bab 7 Jika Kamu Melawan Dia, Kamu Akan Mati
- Bab 8 Siapa Yang Memberimu Keberanian
- Bab 9 Apakah Membersihkan Kaki Itu Baik?
- Bab 10 Gadis Pemalu, Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu Dalam Hidup Ini
- Bab 11 Monster Bucin
- Bab 12 Istriku, Apakah Kamu Pernah Main Bombom Car
- Bab 13 Bedebah Yang Tidak Punya Mata
- Bab 14 Itu Karena Ibu Kita Menyayangiku
- Bab 15 Nyawaku Ini, Kelak Adalah Milikmu
- Bab 16 Dia, Datang
- Bab 17 Tiranosaurus
- Bab 18 Black Panther Datang
- Bab 19 Black Panther Dilumpuhkan
- Bab 20 Berlutut
- Bab 21 Aku adalah Sepiring Ikan Acar Kubis
- Bab 22 Penghinaan Bank Terhadap Ibu Mertua
- Bab 23 Siapa Berani Menindas Ibuku
- Bab 24 Black Naga Kembali, Pasti Akan Balas Dendam Untuk Adiknya
- Bab 25 Kakak Ipar, Tindakan Pengaman dan Pencegahan Harus Dilakukan Dengan Baik
- Bab 26 Pesta Keluarga, Jadi Keributan
- Bab 27 Ayah, Apa Aku Boleh Memukulnya
- Bab 28 Memutuskan Hubungan
- Bab 29 Wanita Harus Mengikuti Suaminya Setelah Menikah
- Bab 30 Tragedi Yang Disebabkan Oleh Sepiring Ayam Panggang
- Bab 31 Dua Kali Kesempatan
- Bab 32 Cloud Tidak Ada Di Sana
- Bab 33 Berlian Palsu
- Bab 34 Tempat Bakat Terpendam
- Bab 35 Rekrutmen
- Bab 36 Kuat
- Bab 37 Hubungan Suami Istri
- Bab 38 Mendapatkan Masalah
- Bab 39 Mengamati Kemajuan
- Bab 40 Dia Telah Kembali
- Bab 41 Membuktikan Diri Sendiri
- Bab 42 Membuat Janji
- Bab 43 Melakukan Hal Apapun
- Bab 44 Orang Gila Datang Lagi
- Bab 45 Lebih Hebat Daripada Yang Dibayangkan
- Bab 46 Ganti Rugi
- Bab 47 Makan Asbak
- Bab 48 Makan
- Bab 49 Semuanya Karenamu
- Bab 50 Agar Kamu Tidak Bisa Memelukku
- Bab 51 Aku Tidak Akan Mengampunimu
- Bab 52 Masuk Tanpa Izin
- Bab 53 Tanggung Jawab
- Bab 54 Maaf
- Bab 55 Melakukan Sesuatu
- Bab 56 Sangat Keji Sekali
- Bab 57 Kesal Bukan Main
- Bab 58 Datang Dengan Sendirinya
- Bab 59 Hitung Sampai Tiga
- Bab 60 Duduk Tidak Tenang, Berdiri Juga Tidak Tenang
- Bab 61 Pengikutku Hidup, Penantangku Mati
- Bab 62 Sombong
- Bab 63 Dimainkan Sampai Mati
- Bab 64 Tuan Ketiga Sudah Pulang
- Bab 65 Terlalu Brengsek
- Bab 66 Lihat Saja Sendiri
- Bab 67 Bukan Bukan
- Bab 68 Ditangkap
- Bab 69 Punya Masalah Hati
- Bab 70 Semut
- Bab 71 Celananya Lepaskan Juga
- Bab 72 Operasi Perubahan Kelamin
- Bab 73 Berubah Menjadi Wanita
- Bab 74 Tidak Akan Mengabaikan
- Bab 75 Tante
- Bab 76 Memanfaatkan Relasi
- BAB 77 Bergengsi
- BAB 78 Pantas miskin seumur hidup
- Bab 79 Bergaya
- Bab 80 Selamat ulang tahun
- Bab 81 Menggerakkan
- Bab 82 Memaksakan Transaksi
- Bab 83 Buang ke Tempat Pembuangan Sampah
- Bab 84 Tertarik
- Bab 85 Aku Adalah Suaminya
- Bab 86 Aku Pergi dengan Kalian
- Bab 87 Mengembangkan Hubungan
- Bab 88 Suami Aku Akan Segera Datang
- Bab 89 Tatapan Yang Sangat Mengerikan
- Bab 90 Kamu Dimana?
- Bab 91 Ciuman Pertama
- Bab 92 Kemakmuran
- Bab 93 Kacau
- Bab 94 Tidak Akan Terulang
- Bab 95 Merasa Bahaya
- Bab 96 Bar Dihancurkan
- Bab 97 Berjuang
- Bab 98 Bagaimana Baru Bisa Disebut Selebriti?
- Bab 99 Citra Yang Mulia
- Bab 100 Memasak Tofu Kesukaannya
- Bab 101 Menyembah Tiga Kali
- Bab 102 Itu Kode Nama Siapa?
- Bab 103 Sayang, Ayo Tidur!
- Bab 104 Apakah Kamu Membutuhkan Bantuan Dari Suamimu?
- Bab 105 Aku Adalah Suaminya
- Bab 106 Aku Adalah Aturannya
- Bab 107 Memberhentikannya Dari Jabatan CEO
- Bab 108 Menyukainya
- Bab 109 Datang Untuk Berdiskusi Dengan Kamu
- Bab 110 Habis Sudah
- Bab 111 Badut Pelompat
- Bab 112 Menghadiahi Mobil
- Bab 113 Maybach
- Bab 114 Saldo Rekening Adalah Nol
- Bab 115 Melewati Kesulitan
- Bab 116 Cloud Revengale Sudah Datang
- Bab 117 Sebuah Batu
- Bab 118 Wilayah Yang Diduduki
- Bab 119 Terlalu Banyak Omong Kosong
- Bab 120 Tidak Ada Yang Tersisa
- Bab 121 200 Juta Per Orang
- Bab 122 Membuat Masalah Untuk Orang Lain
- Bab 123 Mengatur Ulang
- Bab 124 Didirikan Sendiri
- Bab 125 Aku Memang Terlihat Biasa Saja
- Bab 126 Tuan Muda No 1 di Jiangzhou
- 127 Aroma Pembersih Lantai
- 128
- Bab 129 Membuat Dia Jatuh Cinta Padaku
- Bab 130 Aku Tidak Akan Kalah
- Bab 131 Efek Obat Sangat Ampuh
- Bab 132 Tidak Sanggup Menahan Efek Alkohol
- Bab 133 Manis Sekali
- Bab 134 Cinta Yang Dalam
- Bab 135 Benarkah Kamu Sangat Menyukainya?
- Bab 136 Masih Ada Dua Serangan
- Bab 137 Apakah Ini Masih Manusia?
- Bab 138 Langsung Ke Intinya
- Bab 139 Kata-Kata Emas
- Bab 140 Moral Dunia Semakin Memburuk
- Bab 141 Matilah Kalian
- Bab 142 Orangnya Sudah Datang
- Bab 143 Apakah Itu Manusia?
- Bab 144 Aku Menolak
- Bab 145 Serahkan Gadis Ini Padaku
- Bab 146 Sungguh Lemah
- Bab 147 Kakek, Tolong Aku
- Bab 148 Tidak Peduli Dia Serigala Atau Harimau
- Bab 149 Aku Akan Menjadi Anjing Untukmu
- Bab 150 Jangan Menyalahkan Orangku Yang Kejam
- Bab 151 Hanya Sekelompok Badut
- Bab 152 Aku Akan Menikah Denganmu
- Bab 153 Selamat Datang
- Bab 154 Raja Dunia Bawah Tanah
- Bab 155 Ikuti Aku Ke Sinra
- Bab 156 Mengapa Tidak Pergi Denganku
- Bab 157 Dewa Menghalangi, Membunuh Dewa
- Bab 158 Bekas Luka
- Bab 159 Kesempatan Emas
- Bab 160 Buka
- Bab 161 Mati!
- Bab 162 Berdiri Dengan Bangga
- Bab 163 Potong Kepala Anjing Dengan Tangan Sendiri
- Bab 164 Siapa Dia?
- Bab 165 Tidak Menyenangkan
- Bab 166 Perempuan Harus Di Bujuk
- Bab 167 Ciuman Cukup Lama
- Bab 168 Mati Di Sini
- Bab 169 Tangan Kanan
- Bab 170 Apakah Kamu Sudah Tidur?
- Bab 171 Sangat Sulit Dicari
- Bab 172 Bagaimana dengan 'Istriku'
- Bab 173 Menikmati Malam
- Bab 174 Aku Berhutan Nyawa Padamu
- Bab 175 Bukan Hanya Kamu Yang Jadi Anjingku
- Bab 176 Banyak Omong Kosong
- Bab 177 Sudah Sangat Tua
- Bab 178 Aku Takut
- Bab 179 Perbedaan Anjing
- Bab 180 Permen Kapas
- Bab 181 Aku Benci
- Bab 182 Masalah Nenek
- Bab 183 Membuatmu Menderita
- Bab 184 Apakah Kamu Tahu Siapa Aku?
- Bab 185 Putra Dan Cucu Berbakti
- Bab 186 Bores Resoda
- Bab 187 Masalah Dari Dalam
- Bab 188 Obat Tidur
- Bab 189 Mahakarya Anakku
- Bab 190 Tidak Penting
- Bab 191 Menggila
- Bab 192 Menikmati Sekarang
- Bab 193 Semua Habis