King Of Red Sea - Bab 94 Tidak Akan Terulang

Kemudian dia berlutut dengan suara "celepuk".

Mata Priest sudah dibanjiri dengan air mata.

Dia menangis dengan sangat sedih.

"Adikku! Kakak yang tidak bisa membantumu!"

Rado buru-buru menarik Priest, dan bertanya dengan panik: "Cepat katakan, apa yang terjadi? Katakan padaku!"

Di bawah pertanyaan berulang Rado, Priest akhirnya memberitahuinya.

"Ayah, Sinra muncul sebuah Linggar Grup."

"Tampaknya ada kekuatan yang lebih besar di belakang perusahaan ini untuk mendukungnya."

"Awalnya, aku berencana menjalin hubungan baik dengan mereka, dan berencana mengirim tim ke Sinra untuk menghubungi perusahaan mereka dan mencari perkembangan bersama."

"Tidak tahu darimana adik mendapatkan kabar ini, lalu dia berinisiatif pergi ke Sinra."

Sampai sini, Priest berhenti sebentar.

"Kamu juga tahu bagaimana perilaku adik, pria ini tidak bisa mengendalikan dirinya saat melihat wanita cantik."

"Untuk mendapatkan wanita-wanita ini, dia dapat melakukan segalanya ……"

Jadi, di bawah kekesalan dan kecemburuan Priest, dia menggambarkan Cloud sebagai pembunuh gila.

“Aku ingin dia mati! Aku pasti ingin dia mati!” Rado Xorn tampak sangat kesal.

Dia terus mondar-mandir di tempat.

Priest menatap Arde Xorn, menepuk dadanya untuk berjanji.

"Ayah, jangan khawatir, aku tidak akan pernah melepaskan orang gila ini."

"Tadi malam, aku begadang sepanjang malam dan memikirkan sebuah rencana."

"Selama rencana ini dilaksanakan, tidak hanya orang gila ini yang akan mati."

"Pada saat yang sama, kita dapat mencaplok seluruh Linggar Grup."

"Yang paling penting adalah itu bisa menghasut Keluarga Torino."

“Keluarga Torino?” Arde terkejut sesaat, lalu tiba-tiba menoleh, menatap Priest dan bertanya, “Apa lagi yang belum kamu katakan padaku?”

"Ayah, aku berencana memberitahumu tentang ini sejak awal."

"Orang gila Cloud ini sangat hebat, dia bahkan mematahkan putra Dio, kedua kaki Vincent patah dan dia juga dikebiri!"

Mendengar ini, Rado baru duduk perlahan.

Dia segera bertanya: "Lalu Dio tidak beraksi?"

"Sejauh yang aku tahu, Dio telah mengerahkan semua kekuatan di tangannya dan bergegas menuju Sinra."

"Kali ini mereka bersumpah sampai mati untuk mencabut Linggar Grup dan membunuh orang itu untuk membalaskan dendam putranya."

Mata Rado Xorn sedikit berubah.

Dia adalah patriark dari keluarga besar.

Putranya baru saja meninggal, dan dia tidak punya waktu untuk bersedih.

Sekarang yang dia pikirkan adalah bagaimana mendapatkan keuntungan dari keributan ini.

"Ide apa yang kamu miliki, cepat katakan."

Priest tersenyum dan berkata, "Kedua belah pihak bertempur dan pihak ketiga yang mengambil keuntungan!"

Pada saat yang sama, di aula vila Sujia.

Andrea berlutut di depan Revici.

Revici juga mendapat kabar bahwa Keluarga Torino akan menerkam Sinra.

Dia mengatakan hal yang sama seperti Priest.

“Kedua belah pihak bertempur dan pihak ketiga yang mengambil keuntungan!”

"Perjalanan ke Sinra ini, takutnya akan semakin kacau."

Revici memandang Andrea dengan senyum lembut di wajahnya.

“Andrea.”

“Hadir.”

"Aku akan memberi kamu kesempatan untuk menebusnya, kamu pergi ke Sinra sekarang dan melaporkan kepada aku semua yang terjadi di Sinra."

“Baik!” Jawab Andrea dengan keras.

"Tetapi kamu harus ingat, tanpa perintahku, kamu tidak boleh berinteraksi dengan wanita itu lagi."

"Baik, aku mengerti, aku tidak akan pernah melakukannya lagi!"

Setelah Andrea pergi, Revici mengeluarkan ponselnya.

Di dalam ponsel, ada foto Aeris.

Dalam foto tersebut, Aeris tidak berdandan, mengenakan gaun kuning muda, berjalan di boulevard.

Yang ini murni dan yang ini sangat indah, bahkan Revici pun menginginkannya.

Dia melihat foto itu, senyum di wajahnya semakin cerah.