King Of Red Sea - Bab 39 Mengamati Kemajuan

Selesai berkata, Reinhard terburu-buru berlari menuju tempat sampah.

Pria lain yang mengikuti Vincent hanya menatap Cloud dengan tatapan penuh makna.

Dia juga berasal dari keluarga terkenal di ibu kota provinsi.

Namanya Priest Xorn.

Meskipun keluarga Xorn tidak sekuat keluarga Yurino di ibu kota provinsi.

Tapi, generasi muda keluarga Xorn jauh lebih hebat daripada keluarga Yurino.

Ada banyak pria berfoya-foya seperti Vincent di keluarga Yurino dan tidak ada satupun yang bisa menangani masalah.

Biasanya, selain memainkan wanita dan mengendarai mobil sport, tidak ada hal lain yang bisa mereka lakukan.

Sedangkan Priest, dia tidak tertarik pada Aeris.

Berdasarkan statusnya, wanita seperti apa yang tidak bisa dia dapatkan?

Tapi pria seperti Cloud sangat jarang ketemu, ini membangkitkan ketertarikannya.

Saat ini, salah satu pengikut mereka datang setelah membayar tagihan.

"Tuan muda, ke mana Vincent pergi?"

"Abaikan dia, kamu segera menyuruh seseorang pergi menyelidiki pria yang baru saja masuk."

"Orang ini tidak sederhana, dia bahkan berani memukul Vincent dan aku merasakan aura yang kuat pada tubuhnya."

"Kalau bisa menariknya ke sisi kita, kekuatan keluarga kita pasti akan meningkat!"

Di sisi lain, Reinhard dengan tidak mudah mengeluarkan Vincent dari tong sampah yang tidak dapat didaur ulang.

Vincent dengan kepala dipenuhi sampah, menendang Reinhard dengan kuat.

Dia sepertinya belum puas, berturut-turut menendang Reinhard beberapa kali.

"Sialan! Aku tidak pernah mengalami penghinaan seperti ini sejak kecil!"

"Apakah orang itu bernama Cloud? Sangat bagus! Sekarang aku akan menelepon seseorang, untuk membunuhnya!"

Meskipun Reinhard ditendang beberapa kali, dia tetap tersenyum licik, berbaring di lantai.

Keesokan paginya, Aeris akan pergi ke pinggiran kota untuk memeriksa kemajuan proyek.

Cloud meminta Ernes membawa semua calon pekerja ke samping lokasi konstruksi dengan bus.

Di sini, Cloud telah membangun basis pelatihan.

Mengatakan itu adalah basis pelatihan, tapi sebenarnya terlihat sangat kasar.

Fasilitas pelatihan di sini paling primitif.

Lima puluhan orang berdiri di atas halaman datar.

Ada tumpukan ban seperti bukit di depan mata mereka.

Ban-ban ini sangat berat yang digunakan truk kontainer.

"Sekarang kalian memasuki pengujian di babak kedua."

"Proses pengujiannya sangat sederhana."

"Kalau kalian tidak bisa menyelesaikan tes ini, langsung keluar saja dari sini!"

"Sekarang kalian menyeret sebuah ban ke sana dan berjalan 500 meter di halaman datar."

"Setelah mencapai tujuan, memasukkan kepala kalian ke dalam baskom dan tahan napas selama tiga menit."

"Kemudian lompat katak 200 meter, lompat tali sebanyak 100 kali, memanjat empat rintangan dan memanjat tiga pagar kawat berduri…...."

Cloud mengatakan serangkaian konten tes.

Begitu dia selesai berkata, di lokasi menjadi ribut.

"Tidak mungkin! Bagaimana mungkin ini bisa diselesaikan!"

"Bagaimana mungkin kekuatan fisik cukup kuat untuk menyelesaikan proyek ini."

"Meskipun staminanya cukup kuat, juga tidak mungkin menyelesaikannya dalam sepuluh menit."

"Kamu jelas tidak ingin membiarkan kami lulus."

"Kamu sengaja mempermainkan kami!?"

Pria setinggi dua meter yang dipukul Cloud semalam juga berteriak saat ini.

"Kalau kamu mampu melakukannya, tunjukkanlah pada kami, kalau tidak dapat melakukannya, jangan hanya tahu beromong kosong di sini."

Cloud memandang pria besar itu.

"Siapa namamu?"

"Hiks, namaku Johan."

Cloud memandang orang di sekitar, lalu mengulurkan tangannya melepaskan mantelnya dan menyerahkannya pada Ernes di sampingnya.

Kemudian, Cloud berbalik dan berjalan menuju ban yang tertumpuk seperti bukit.

Selanjutnya, tindakan Cloud membuat mata para pekerja hampir jatuh keluar dari rongga mata mereka.

Orang biasa tidak mungkin bisa menyeret salah satu dari ban berat ini.

Tapi Cloud menyeret dua sekaligus, lalu benar-benar mulai berlari.

Dan kecepatannya sangat stabil!