King Of Red Sea - Bab 167 Ciuman Cukup Lama

Aeris berdiri di depan pintu dengan bingung, berjinjit di atas jari kakinya dari waktu ke waktu berusaha melihat ke dalam.

Tapi, terlalu jauh, dia tidak bisa melihat apa yang Cloud tulis?

Stefani tertawa pelan di sampingnya dan berkata, "Kak Aeris, jika kamu penasaran, masuk saja dan tanya Kak Cloud."

Aeris cukup ragu-ragu untuk waktu yang lama, kemudian berjalan kearahCloud dengan langkah kecil: "Apa yang kamu lakukan?"

Cloud tidak mengangkat kepalanya: "Menulis surat cinta."

Surat cinta? Aeris terkejut!

Untuk siapa dia menulis surat cinta?

Apakah si wanita cantik dari ibu kota provinsi?

Aeris bertanya dengan suara rendah, "Untuk siapa kamu menulis surat cinta itu?"

"Untuk Denzel."

“Oh.” Aeris menghela nafas lega.

Sangat cepat, Cloud sudah selesai menulis surat cintanya.

Di kertas putih, tulisan tangan Cloud sangat tertata dengan rapi dan indah.

Cloud menyerahkan surat cinta itu kepada Aeris, yang ada di sebelahnya, dan berkata, "Coba bacakan untukku."

Aeris tidak terlalu banyak berpikir, bagaimanapun, itu adalah surat cinta yang ditulis untuk Denzel sehingga dia segera membacanya.

"Hati kita sama seperti lingkaran,

Karena keeksentrikannya akan selalu nol.

Pikiranku terhadapmu sama seperti bilangan desimal,

Terobsesi, lagi dan lagi.

Kita sama seperti parabola, kamu adalah titik fokusnya, dan aku adalah penangkap sinyalnya,

Aku merindukanmu sebanyak kamu merindukanku… "

Setelah membaca ini, bahkan Aeris sendiri sedikit tersentuh.

Dia tidak kira bakat sastra Cloud cukup bagus.

Kata-kata ini sangat umum untuk dibaca, tetapi memiliki rasa yang berbeda saat dirangkai.

Aeris melihat bagian bawahnya dan tidak bisa menahan tawa.

"Yah, sebenarnya aku hanya menyalin dari internet."

Justru karena hanya menyalin dari internet, hatiku merasa tertipu.

Tidak ada gunanya jika harus berkata seperti ‘kita memang ditakdirkan bersama’ atau ‘aku tidak bisa hidup tanpamu’.

Faktanya, aku mengagumi pasangan yang bisa tinggal bersama seumur hidup.

Terbang dari utara ke selatan, tidak kenal lelah berkelana bersama.

Setelah membaca ini, Aeris melihat tatapan Cloud, dan jejak kilauan muncul.

Karena dia sudah merasa tersentuh.

Aeris bahkan berpikir, jika puisi cinta ini ditulis untuknya, pasti akan sangat luar biasa!

Dia tersentuh dari dalam hatinya selagi terus membacanya.

"Ada tiga kata yang tidak bisa aku ucapkan, bukan karena tidak berani, tapi karena menurut aku hal yang terindah harus disembunyikan di dalam hatiku saja.

Disimpan dengan baik, selalu hangat, dan tetap berkesan.

Titik balik musim semi, angin hangat masuk kedalam mimpimu;

Pada saat matahari musim panas datang, menghilangkan awan gelap dari sekitar.

Embun musim gugur tiba, air hujan segera datang untuk menyuburkan hati kamu;

Musim dingin datang, membuat duniammu menjadi lebih berwarna.

Cloud, aku mencintaimu…. "

Aeris membaca surat ini sampai selesai, dan dia tiba-tiba tersedak.

Tidak sempat menyadarinya, dia sudah masuk kedalam permainan Cloud!

Ketika dia mengangkat kepalanya untuk melihat Cloud, Cloud sudah membuka tangannya dan memeluk tubuhnya yang lembut dan harum.

Kemudian dia menatapnya, matanya dipenuhi dengan kasih sayang tiada duanya.

Cloud berkata dengan suara yang manis: "Aeris, aku juga mencintaimu."

Selembar kertas di tangan Aeris perlahan jatuh.

Karena Cloud memeluknya erat-erat.

Di antara mereka berdua, bahkan tidak ada ruang untuk selembar kertas putih tipis.

Dia menundukkan kepalanya.

Bibirnya yang tebal perlahan mendekat.

Akhirnya, dia mencium bibir merah muda yang lembab itu.

Ciumanya cukup lama.

Membuat Aeris sedikit pusing.