Get Back To You - Bab 296 Pahlawan Kecil

Christina Xiao menahan kekesalan dalam hatinya, melihat Robin masih tersenyum, dia berkata, "Robin, apakah kamu tahu mengenai perihal di antara mommy dan daddy-mu? Misalnya, hal yang terjadi pada 5-6 tahun lalu."

"Tante Christina Xiao, kamu suka sekali bercanda," jawab Robin sambil tersenyum polos tak berdosa, "sekarang aku baru 5 tahun, 5-6 tahun lalu aku masih terus berada di perut ibu, mana bisa aku tahu hal apa yang terjadi di antara Mommy dan Daddy? Mereka juga tidak memberitahuku."

"Benarkah? Karena sebelumnya aku pernah dengar kamu mengatakan sesuatu, kukira kamu tahu semuanya .... Kudengar, mommy-mu adalah ... anak tunggal keluarga Shu?"

"Tidak tahu tuh," kata Robin, "aku hanya tahu dia adalah mommy-ku, sama seperti kamu adalah seorang tante di mataku."

Maverick Sheng berjalan ke arah mereka, melihat mereka mengobrol, dia pun asal berkata, "Kalian sedang membicarakan apa sampai gembira begini?"

Mereka berdua bagaikan telah sepakat, sama-sama berkata, "Bukan apa-apa."

Setelah itu, tidak terjadi apa-apa, setelah membantu Christina Xiao mengoleskan obat, Maverick Sheng pun mengantarnya kembali ke kamar untuk beristirahat.

Maverick Sheng akan menggendong Valentine Shu kembali ke kamarnya, namun dia dihalangi oleh Robin. "Tidak boleh."

"Kenapa? Aku mau menggendong istriku kembali ke kamar, jangan menghalangi. Tidak ada yang membantumu saat ini, kalau kamu masih berlama-lama begini, hati-hati aku memukulmu!"

"Kurasa kamu juga tidak akan berani!" seru Robin semena-mena.

"Apa katamu ...?"

"Hup!" Robin telah melompat kecil ke belakang dengan lincah, menghindari tinju Maverick Sheng, "Daddy, apakah kau tidak takut aku berteriak dan membangunkan semua orang? Aku sudah susah payah membuat Mommy tertidur, apa kau yakin kalau dia bangun, dia bisa ditidurkan lagi? Sudahlah, Daddy,aku mengatakan ini dengan serius, jangan main-main lagi, mari kita membicarakannya baik-baik."

" .... Hei."

Maverick Sheng memandang anak kecil di hadapannya yang bahkan tak setinggi pagar pembatas itu, dia pun tak dapat berkata-kata.

Dialah ayahnya, kan? Tampang Robin yang bagaikan berkata "Nak, jangan main-main lagi" itu, sebaiknya diapakan?

"Mau membicarakan apa?"

Tapi Robin jarang sekali ingin mengobrol dengan ayahnya, dia pun tidak mau adu mulut dengannya lagi.

"Ayo!"

Robin menggandeng tangan Maverick Shu sampai ke kamarnya, kemudian keluar ke teras, mereka berdua duduk di lantai.

"Daddy, sejujurnya ... tentang Ruby, apakah kamu menyalahkanku?" tanya Robin memandangnya dengan sangat serius, dahinya yang mengernyit itu mirip dengannya.

Maverick Sheng tidak pernah mendapati Robin yang seperti ini, dengan cepat dia berpikir, mungkin meskipun anak ini tidak mengatakannya, namun dalam hati, dia selalu memikirkan hal ini, bukan?

Jarang-jarang dia terlihat berperan sebagai ayah, telapak tangannya yag besar mengelus kepala Robin, mengusapnya dengan lembut dan tertawa lepas, "Mana mungkin."

"Jangan bohong ...," ujar Robin sambil memanyunkan bibir, kedua tangan mungilnya menahan dagu, dia berkata dengan wajah tidak senang, "aku juga sangat menyukai Ruby. Saat si bodoh itu tiba-tiba tidak berada di sampingku, rasanya kacau sekali .... Bertahun-tahun ini saat kita tak berada di sisi Mommy, Ruby-lah yang menemaninya, memberinya cinta dan kekuatan untuk bertahan. Tiba-tiba kehilangan Ruby begini, bukankah Mommy menjadi seperti sebuah kapal yang kehilangan arah, dan mengambang di tengah samudra tanpa tujuan? Aku bahkan membenci diriku ... merasa diriku begitu penting, merasa segalanya telah diatur sedemikian rupa, tidak akan ada hal buruk apa pun ... alhasil ...."

Maverick Sheng terkejut, sejak dulu, Robin tidak pernah mengatakan hal ini padanya.

Malam ini, Robin juga tidak seperti dulu, dia merasa ada sesuatu yang berbeda.

Ah, dia mengerti, anak ini, bukankah dia dewasa terlalu dini? Hal semacam ini, mana mungkin menjadi kekhawatiran anak berusia 5 tahun?

"Robin, Mommy-mu juga sudah bilang, sejak awal, dia tak pernah menyalahkanmu. Kurasa ... yang paling dia benci adalah dirinya. Tak peduli bagaimana pun aku menenangkannya, dia juga tak dapat melewati halangan dalam hatinya itu. Tapi kalau dibahas sampai akhir, sebenarnya itu semua kesalahanku, kalau bukan karena sejak awal aku melukainya, tidak akan terjadi hal-hal semacam ini!"

Kalau dihitung-hitung, semua tanggung jawab itu ada pada dirinya.

Yang salah sejak awal, adalah dirinya.

"Yang aku tahu, entah bagaimana pun caranya, aku tidak dapat menggantikan Ruby .... Entah sebaik apa pun dan sepenurut apa pun aku dalam memperlakukan Mommy, aku tidak akan bisa menyembuhkan rasa sakit di hati Mommy ... Daddy ... aku telah melakukan sebuah kesalahan ... bagaimana kalau aku tidak dapat memperbaikinya ...?"

Sambil berkata, Robin tidak tahan untuk menangis. Kedua matanya dibanjiri air mata, dia terisak sambil memandang Maverick Sheng.

"Hei ...." Perubahan yang tiba-tiba ini, membuat Maverick Sheng tidak tahu harus bagaimana.

Dulu, Robin hanya pura-pura menangis, atau menangis sejadi-jadinya, sangat jarang seperti saat ini, menangis dengan sangat sedih.

Ini adalah keadaan Robin yang sering dijumpai setelah mengetahui terjadi sesuatu pada Ruby.

Maverick Sheng tiba-tiba mengerti, meskipun dia masih seorang anak kecil, namun dia sudah bisa merenungkan kesalahannya seperti orang dewasa. Baginya, kematian Ruby adalah sebuah simpul dalam hatinya, dia sama dengan Valentine Shu, tidak dapat menampik fakta akan hubungan mereka dengan kematian Ruby.

Dia kira Robin masih kecil, tidak mengerti akan hal ini. Namun nyatanya ....

Orang yang tidak mengerti selama ini, sepertinya hanyalah dirinya.

Selama ini, dia tidak begitu memperhatikan Robin, cara mereka berdua berhubungan adalah dengan menyayangi diam-diam. Robin mengomel di mulut saja, namun dalam hati, itu bukanlah cara untuk mengusirnya.

Anak laki-laki seperti rumput, anak perempuan seperti harta, namun tidak berarti dia lebih mencintai Ruby dibanding mencintai Robin. Mengenai Ruby, dia hanya ingin membiarkan Ruby tumbuh besar dengan bahagia, di belakangnya, akan ada dukungan keluarga Sheng, sehingga dia tidak perlu menjadi terlalu kuat. Tetapi Robin, sebagai pewaris keluarga Sheng yang akan datang, dia memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap Robin.

Seperti yang dikatakan Robin, hanya jika kau dapat menahan penderitaan terberat, baru kau bisa berharap untuk berdiri lebih tinggi dalam masyarakat. Teori ini, bahkan Robin saja tahu, mana mungkin dia dan Tuan Besar tidak tahu?

Dia juga tumbuh di lingkungan dengan pelatihan yang sulit ketika dia masih kecil. Pencapaiannya saat ini, adalah karena dia telah menempatkan lebih banyak upaya daripada orang lain. Dia ingin menang sejak garis awal, ini adalah prinsip yang tumbuh di sumsum tulang setiap anggota keluarga Sheng.

Robin juga sama, hanya saja, pada Robin, Tuan Besar tidak mendidiknya sekeras saat mendidiknya dulu. Dirinya terbentuk di bawah pukulan tongkat Tuan Besar, sedangkan bagaimana dengan Robin?

Hari ini, Maverick Sheng baru tiba-tiba menemukan bahwa Robin selalu disiplin diri, hanya saja dia belum melihat semua upayanya.

Mungkin juga karena pengalamannya saat kecil sedikit banyak lebih pahit, sehinga Maverick Sheng tidak memperlakukan Robin dengan begitu ketat sebagai perlindungannya terhadap Robin.

Tetapi saat ini, sepertinya dia harus menetapkan keputusan lain.

Robin sedang mengusap air mata, Maverick Sheng tidak mengiburnya seperti ayah pada umumnya, melainkan mengusap kepalanya dan bertanya, "Bukankah Robin pahlawan kecil?"

Air mata di mata Robin belum terusap bersih, namun dia menjawab sambil terisak, "Iya!"

"Kalau iya, jangan menangis lagi! Mau menjadi kuat, tidak?"

"Tentu mau!"

"Kalau begitu, mari kita mulai pelatihan neraka, bagaimana?"

Robin memanyunkan bibir, menyedot ingus, dan bicara dengan suara sengau.

"Aku terus menantikannya, tuh, siapa takut."

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu