Get Back To You - Bab 192 Panggil Dia Mommy

“Jangan berpikir macam-macam lagi. Bersyukur kamu tidak kenapa-napa. Aku tidak apa-apa――Robin… Wajahmu mengapa begitu panas?”

Valentine Shu sambil berbicara, menemukan sesuatu yang aneh. Dia kembali memegang dahi Robin, namun suhunya kurang lebih sangat panas.

Jika bukan tangan Valentine Shu yang memegang wajah Robin, dia pasti tidak akan mengetahui badan Robin terasa begitu panas!

Nyonya Besar begitu mendengarnya pun tidak bisa membiarkan begitu saja. Dia segera mengelilinginya, juga memegang dahi Robin, memeriksanya. Kemudian, Nyonya Besar tersentak kaget. “Ya Tuhan, sayang, mana yang tidak enak? Badan ini terlalu panas, kamu demam, kan?”

“Tampaknya iya.” Wajah Valentine Shu pun berkerut, memegang wajah Robin sambil berkata, “Di luar angin dan hujan besar, cuacanya tiba-tiba agak dingin, pakaian Robin juga terlalu tipis. Terlalu lama diterpa tiupan angin dan hujan di luar, tidak akan heran jika dia bisa sakit.”

Valentine Shu tidak berani membayangkan. Robin juga begitu keras kepala, tidak mau kembali ke keluarga Sheng. Jika Albert Yuchi tidak membawa pulang Robin, dia bisa saja pingsan di jalanan. Ini pun tidak baik, kan.

Begitu berpikir hal ini, mata Valentine Shu memerah, memeluk erat Robin. Dengan suara menangis berkata, “Anak bodoh… Jika ada yang terjadi padamu, aku harus bagaimana… bahkan kamu tidak tahu kalau sedang demam.”

“Aku tahu kok.” Robin berkata, “Aku tahu aku demam, tetapi ini juga mewakili bahwa Ruby Shu sekarang sedang sangat kedinginan. Wanita, jika kita tidak menemukannya, dia akan sangat kasihan. Seharian tidak makan apapun…”

Robin pun bisa berpikir demikian, bagaimana mungkin tidak terpikirkan oleh mereka.

Valentine Shu tidak bisa berkata apa-apa. Melihat Robin bersedih, dia pun menempelkan dahinya ke dahi Robin.

Ruby kedinginan dan kelaparan, mereka semua memikirkannya, tapi tidak ada seorang pun yang membahasnya. Takut begitu dibahas, semua orang akan lebih sedih.

“Anak baik. Para paman akan pergi mencari Ruby. Kamu tidak usah khawatir, sekarang Robin hanya perlu menjaga diri sendiri, paham?” Valentine Shu menitikkan air mata. Dalam hati dia mengkhawatirkan Ruby, tetapi dia tidak ingin Robin berpikir sembarangan, makanya dia tetap tersenyum ke arahnya, meskipun hatinya terasa sedih.

“Baiklah…” Semua orang mengira Robin masih ingin ribut untuk pergi, siapa sangka begitu Valentine Shu berbicara seperti itu, anak kecil ini menganggukan kepala. “Aku bisa nurut kok. Lain kali aku bisa patuh. Apapun yang kamu katakan, aku akan mendengarkanmu! Asalkan kamu jangan membenci aku…”

“Bagaimana bisa… bagaimana aku bisa membenci kamu. Robin begitu menarik dan disukai orang-orang, semua orang menyukai Robin, tidak akan ada orang yang membencimu.” Valentine Shu menghiburnya di tengah kesedihannya sendiri.

Valentine Shu mengira akan sangat sulit bergaul dengan Robin, lagipula sebelumnya telah terjadi begitu banyak hal, yang ditunjukkan oleh Robin juga sikap tidak bisa menerimanya. Valentine Shu malah khawatir Robin tidak akan menyukainya. Ingin menjadikan diri sebagai ibu kandung Robin tentulah sangat sulit. Tapi siapa yang akan menyangka Robin malah khawatir dirinya akan dibenci oleh Valentine Shu.

Robin adalah anaknya, bagaimana mungkin dia bisa membencinya, bukan?

Tahun-tahun berlalu, di hari itu bukankah Valentine Shu berpikir kapan bisa lebih cepat bertemu kembali dengan Robin, mengakui Robin?

“Yo, sayang, apakah kamu tidak sedang pilih kasih? Nenek Buyut menyayangimu bertahun-tahun, tidak mendengar perkataan Nenek Buyut, hanya mendengarkan perkataan Valentine Shu, Nenek buyut bisa cemburu loh.”

Begitulah perkataan Nyonya Besar Sheng. Tapi di lubuk hati terdalamnya sebenarnya merasa sangat senang.

Terjadi begitu banyak hal, tapi terhitung hal yang baik.

Setidaknya Robin dan Valentine Shu, tidak perlu mengkhawatirkan hubungan mereka tidak baik. Bahkan jika Robin tidak mengetahui bahwa Valentine Shu adalah ibu kandungnya, dia tetap masih peduli pada Valentine Shu. Oleh karena itu, Nenek Buyut baru merasa, mungkin ini adalah takdir. Hanya Valentine Shu yang bisa menjadi ibu kandung Robin.

“Dengar. Semuanya dengar. Aku tidak lagi mendengar perkataan Kakek Buyut dan Daddy!”

“Anak baik.” Ada senyum merona di wajah Nyonya Besar Sheng

Hilangnya Ruby membuat suasana keluarga Sheng berubah. Sangat jarang mendapatkan momen tertawa seperti ini.

Walaupun ada sedikit kepahitan dalam senyuman, namun suasananya perlahan lebih membaik.

Nyonya Besar ingin Tuan Besar menemaninya ke dokter untuk memeriksa apakah masih ada penyakit lainnya dalam diri Robin. Semakin cepat ketahuan semakin cepat diobati. Sebenarnya dia ingin memberitahu Robin bahwa Ruby juga merupakan cicit kandung mereka.

Tuan Besar begitu mendengar, hatinya langsung terasa kacau.

“Benar-benar perbuatan dosa… Kita sudah melakukan kesalahan, semoga Tuhan memberikan sekali lagi kesempatan kepada Keluarga Sheng untuk memperbaiki kesalahan, jangan lagi membebankan dosa ini pada anak-anak… Aih, kita berdua pun sudah mau melangkah masuk ke peti mati. Sekarang masih harus ada apa lagi?”

“Benar. Kita hanya mengharapkan kepulangan Ruby, berharap dia bisa cepat kembali ke rumah, kemudian kembali membereskan masalah Maverick Sheng dan Valentine Shu. Maka bereslah sudah. ”

……

Demi menjaga kenyamanan, ditaruhnyalah sebuah ranjang rumah sakit untuk Robin di sebelah Maverick Sheng.

Dalam keluarga yang berisi empat orang ini, yang seorang hilang, yang seorang demam, yang seorang demam dan terluka. Hanya tersisa satu orang yang sebenarnya masih bisa merawat mereka, tapo siapa yang akan menyangka bahwa dia sedang hamil. Dirinya sendiri bahkan masih membutuhkan orang lain untuk menjaganya.

Benar-benar tidak ada seorang pun yang membuat orang lain bebas dari rasa kekhawatiran!

Tuan kedua keluarga Sheng berdiri di pinggir dan memandanginya. Ia merasa apakah ini suatu kesulitan?

Dia juga tidak pernah melihat mereka begitu terpuruk!

Robin juga sama dengan Maverick Sheng, merasa tidak apa-apa walaupun diri mereka sendiri sedang demam. Mereka masih bisa berlari dan melompat, tidak tahu apakah semangat mereka terlalu baik, atau benar-benar tidak ingin membuat orang lain terlalu khawatir.

Namun, anak-anak tetaplah anak-anak, ribut sedikit juga bisa terlelah, tak lama setelah minum obat juga akan mengantuk, lalu tertidur pulas dalam dekapan Valentine Shu.

Saat menggendong Robin, hati Valentine Shu merasa aneh namun begitu tenang.

Robin adalah tempat penyelamatnya. Ruby sudah hilang, tapi hati merasa lebih nyaman begitu menggendong Robin dalam dekapannya.

Awalnya mereka takut Robin akan memberontak, membuat Valentine Shu lelah menghadapinya. Namun hari ini Robin begitu tenang dari biasanya. Tangannya pun tidak bergerak begitu digendong dalam dekapan Valentine Shu. Robin yang begitu penurut membuat mata semua orang terbuka lebar.

Jarang sekali melihatnya begitu baik dan penurut, Kelihatannya hanya Valentine Shu yang memiliki keahlian seperti itu.

Nyonya Besar kembali menghela napas. Memang ibu kandung Robin hebat. Darah daging yang terhubung, memanglah tidak sama.

Usia tuan kedua sudah tua. Hari ini sudah terpuruk seharian, juga sudah lelah, oleh karena itu meminta Bibi Fan untuk menjaga mereka. Mereka pun pulang ke rumah untuk istirahat.

Meskipun ingin meminta Valentine Shu untuk istirahat terlebih dulu, tetapi melihat kelakuannya yang seperti itu, percuma juga berbicara padanya, hanya akan tersisa ocehan saja.

Maverick Sheng megarahkan mata ke arah Bibi Fan memberi kode. Bibi Fan yang mengerti, berjalan ke arah Valentine Shu dan berkata, “Nona Valentine Shu, biarkan Tuan Muda bersamaku. Aku akan menggendongnya dan menidurkannya di atas ranjang, kamu pasti juga sudah lelah.”

Valentine Shu memang ingin menidurkan Robin di atas ranjang, tapi siapa yang menyangka apakah Robin memang mendengar atau sedang bermimpi sesuatu, Robin langsung menggenggam kancing baju Valentine Shu, lalu perlahan-lahan kembali masuk ke dalam mimpi. “Mommy…”

Suara panggilan ini, tidak pelan juga tidak kencang, namun cukup membuat orang lain yang berada di ruang kamar rumah sakit yang begitu tenang bisa mendengarnya. Mereka bertiga pun terpana.

Valentine Shu pun terkejut, kemudian matanya pun segera berair. Karena tidak tahan, ia pun menangis. Dia dengan mata merah, menggeleng-gelengkan kepala ke arah Bibi Fan. “Tidak usah Bibi Fan. Biarkan aku menggendong sebentar lagi.”

Valentine Shu menggendong Robin dengan lebih erat. Lalu dia menundukkan kepala dan mencium kening Robin, sambil menangis sambil tertawa, bagaikan harta yang begitu berharga. “Sayang yang baik yah…”

Novel Terkait

My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu