Get Back To You - Bab 356 Kerinduan Yang Tak Pernah Terhenti

“Sama seperti yang dipikirkan pemikir hebat !”

Pengakuan Robin terhadap ibunya memiliki pemahaman tertentu, kenapa dia bisa mempedulikan masalah seperti ini ?

Dia berharap tuan besar tidak perlu mengakuinya, dan jangan mengungkit masalah ini lagi seumur hidupnya, agar tidak menimbulkan masalah baginya.

Tapi sekarang, kelihatannya masalah sudah pasti tidak bisa berkurang.

“Kakek juga benar, ini adalah berita yang diumumkan tanpa didiskusikan dengan kita, dan paling membuat orang tidak suka, kenapa kita harus menerima identitas yang sama, Mommy, kamu hanya perlu menggunakan identitas sebagai Mommy dari Robin Sheng saja, bahkan jika kamu adalah istri tanpa ayah seperti ini juga tidak masalah!” Robin Sheng bepikir sambil melipat tangannya.

“Robin, apa yang sedang kamu pikirkan di sana? Buku ini bernama Apakah Iklan buku terkenal seperti ini benar-benar disebut sebagai suami sungguhan), sesuai dengan perkataanmu ubah saja menjadi .”

“Hai semuanya, aku adalah anak keluarga Sheng, aktor utama , orangnya berada tepat di sampingku.”

“Lupakan saja,” Valentine Shu menutup mulut Robin kecil, “Ayo pergi.”

Tanpa ragu, tindakan Steven Shu ini, pasti akan menimbulkan masalah pada kehidupan pribadinya.

“Valentine Shu !” Tapi, Ethan Shu yang tidak paham dengan pemikiran yang sebenarnya di dalam hati Valentine Shu pun meraih tangannya“ Ini sangat baik, akhirnya bisa mengakui leluhur.”

Ketika melihat perasaan berharap di dalam mata ayahnya, Valentine Shu pun terdiam.

Dia bisa memahami kenapa ayah selalu begitu peduli dengan identitas ini, sejak awal, dia ingin memberikan sebuah kehidupan yang tentram kepada mereka ibu dan anak , sebuah identitas yang terhormat tanpa harus dihina oleh orang lain, harapan ini selalu dihalang oleh Steven Shu, hingga kemudian Valentine Shu tidak memiliki pemikiran apapun lagi terhadapnya.

Tapi Ethan Shu tidak menyerah, dia selalu ingin melakukan hal yang dia pertahankan, ini adalah perjanjian yang dia janjikan kepada putrinya, yaitu harus bisa memberikannya sebuah status.

Bahkan jika pada akhirnya dia tetap merupakan ayah yang tidak berguna, mengenai dia yang mengakui leluhur dan kembali, Ethan juga tidak membantu apapun, tapi mengenai pengumuman tuan besae, dia merupakan orang yang paling senang.

Karena Ethan Shu menariknya, Valentine Shu gagal keluar dari kerumunan yang berisik, sebaliknya dia didorong oleh orang-orang di sekitar ke atas panggung.

Mungkin ada banyak orang yang ingin melihat leluconnya.

Posisi Valentine Shu dan Steven Shu lebih tinggi daripada tempat mereka berdiri, dia merasa tenang ketika melihat Robin dan kakeknya berdiri bersama dengan aman.

Steven Shu menatap Valentine Shu dengan diam, ekspresinya terlihat kacau hingga orang lain tidak paham melihatnya. Tapi Valentine Shu paham, saat dia melihat dirinya, dia selalu teringat dengan hubungan yang tidak beres yang tidak diakui oleh orang-orang.

Bahkan jika dia sangat mencintai Eveny Xu, juga tidak bisa meresmikan keberadaannya yang aneh ini.

Valentine Shu merupakan bukti yang tak terhapuskan dari perasaan yang tidak benar dan hubungan yang tidak beres dari keluarga Shu. Ketika berpikir seperti ini, dia bisa memahami kenapa tuan besar kehilangan kendali dan ingin membunuhnya ketika ibunya membawanya ke keluarga Shu dan berharap bisa mendapatkan pengampunan, saat dia masih kecil.

Dengan keberadaannya yang seperti ini, siapa yang tidak ingin menghapus noda ini ?

Saat Valentine Shu tercengang, Steven Shu tiba-tiba merentangkan kedua lengannya, lalu memeluknya.

Valentine Shu semakin tercengang.

Pelukan seperti ini……

Adalah pelukan yang pernah dia bayangkan berkali-kali saat dia masih kecil, dan terwujud dalam situasi seperti hari ini.

Dia kuat, dia terlihat tidak peduli dengan semuanya, tapi Tuhan tahu bahwa dia juga hanya merupakan seorang gadis biasa, dia juga ingin mendapatkan kehangatan keluarga, ingin melihat senyuman ramah dari kakek dan nenek, ingin mendapatkan pujian dari mereka, yang mengatakan bahwa Valentine Shu benar-benar hebat, dan mendapatkan nilai yang memuaskan, dia tidak ingin hidup dalam kemewahan seperti Olivia Shu, dia hanya ingin memiliki sebuah keluarga yang penuh kasih sayang.

Dia pernah berpikir, apapun yang dikatakan atau yang dilakukan Steven Shu, dia tetap tidak akan bisa memaafkan keluarga Shu, tapi pelukan yang sederhana ini, membuat tempo detak jantungnya menjadi kacau secara tiba-tiba, hatinya mulai memiliki sedikit perasaan hangat.

“Anakku, setelah kehilangan nenekmu secara tiba-tiba, aku sudah memahami begitu banyak hal, hidup hanya sekali, jika aku bisa melihat dengan terbuka lebih awal, dan tidak melekat pada rahasia ini, mungkin nenekmu juga tidak akan melakukan kesalahan yang banyak, menyakiti orang yang disanyanginya, dan hidupnya tidak akan dikikis oleh hati yang jahat. Walaupun aku tidak sempat bertemu dengan Eveny untuk terakhir kalinya, aku juga tidak bisa mengetahui kata-kata terakhirnya, tapu aku sudah berpikir begitu lama, nenekmu……dalam kehidupan ini dia tidak menginginkan ataupun meminta, yang paling dia inginkan, adalah mereka ibu dan anak tidak perlu berkeliaran di luar lagi. Jadi, kembalilah, nantinya akan ada posisi untukmu di keluarga Shu.”

Perkataan ini, Steven Shu mengatakannya dengan sangat lembut, dia hanya mengatakannya kepada Valentine Shu seorang diri, semua orang hanya bisa melihat kakek yang memeluk cucu perempuannya, dan menunjukkan sebuah sikap “Selamat datang kembali di rumah”.

Setelah terjadi begitu banyak hal, apakah dia akan kembali ke rumah keluarga Shu lagi ?

Setelah melihat ke bagian bawah pentas, tidak banyak orang dari keluarga Shu yang benar-benar menerima kembalinya Valentine, terutama perasaan benci yang dilemparkan Olivia Shu kepadanya dari tengah kerumunan.

Olivia Shu memang sudah sangat membencinya sejak awal, keberadaannya di hari yang akan datang akan semakin menutupi cahayanya, apa yang akan dia lakukan ?

“Maaf, tuan besar Shu, aku masih belum siap.” Valentine Shu juga tidak ingin membantahnya di hadapan begitu banyak orang, maka dia juga berkata dengan sangat lembut.

Steven Shu tercengang, dan tidak menyangka bahwa dia akan menolak.

“Apakah kamu tidak ingin kembali ke rumah keluarga Shu? Apakah kamu tidak ingin kembali ke sisi kakek ?”

Kakek ?

Sebutan yang tidak pernah dia akui selama bertahun-tahun muncul dengan begitu alami, membuat Valentone Shu ingin tertawa.

“Maaf, aku merasa aku masih belum cukup terbiasa, terlebih lagi, aku cukup baik sekarang, dan tidak perlu melakukan perubahan apapun.”

Steven Shu menatapnya sekilas, tanpa mengatakan apapun, dan langsung mengumumkan kabar kedua yaitu surat wasiat Eveny Xu.

Dokumen surat wasiat dibawa datang oleh pengacara, dia mewakili tuan besar untuk membacakan isi surat wasiat tersebut, dan semua hadirik merasa terkejut.

Eveny Xu mewariskan semua warisannya kepada Valentine Shu seorang diri.

“Lelucon apa yang dikatakan? Kami bergegas datang jauh-jauh ke sini bahkan tidak mendapatkan bagian apapun? Semuanya diberikan kepada bajingan kecil tersebut? Ada apa ini ?”

“Apakah nyonya besar sakit hingga kebingungan? Bagaimana mungkin semuanya diberikan kepadanya ?”

Seluruh di tempat kejadian dipenuhi oleh suara keraguan dan ketidakpercayaan, bahkan ada orang yang tidak tahu darimana mengetahui bahwa orang yang dilihat nyonya besar untuk terakhir kalinya adalah Valentine Shu, kemudian dia menebak dengan berani bahwa, Valentine Shu telah mengubah surat wasiat, agar seluruh harta warisan nyonya besar kembali padanya, tuan besar harus memeriksa hal ini secara keseluruhan dengan jelas.

Valentine Shu dan yang lainnya juga merasa sangat terkejut, karena siapapun tidak menyangka hasilnya akan menjadi seperti ini, tapi mereka lebih lebih mengetahui sebuah rahasia dibandingkan orang-orang yang tidak tahu akan fakta, setelah terkejut mereka berpikir dengan lebih detil lagi, hasil ini seolah-olah sudah berada di dalam dugaan.

Steven Shu mengabaikan keraguan tersebut, lalu menyerahkan buku tabungan dan aset lainnya ke tangan Valentine Shu, “Kata sandinya adalah hari ulang tahun ibumu. Selama beberapa tahun ini, Eveny tidak pernah berhenti merindukan putrinya.”