Get Back To You - Bab 295 Benarkah Dia Tidak Sengaja?

Untuk sesaat, Valentine Shu kehabisan kata-kata.

Valentine Shu yang telah menceritakan berbagai dongeng tulisan Anderson dan Greene pada Ruby itu mungkin tidak menyangka bahwa pada suatu hari, anak kecil ini akan bilang dengan mata berbinar-binar bahwa dia ingin mendengarkan Kisah Tiga negara ....

Yang menjadi bacaan wajib di masa sekolahnya ....

Valentine Shu juga tidak dapat mempelajarinya dengan detail.

Dia benar-benar tak begitu tertarik pada hal semacam ini, sehingga dia hanya belajar meneliti novel Impian Bangsal Merah. Dia pernah membacanya sampai habis, namun, sekian lama waktu berlalu, dia bahkan tak mengingat hal-hal kecil di dalamnya, bagaimana ini ....

"Apakah kamu mau mendengar Impian Bangsal Merah?" tanya Valentine Shu bernegosiasi.

"Mommy ...," ujar Robin sambil memandangnya, "Impian Bangsal Merah atau apalah itu, tidakkah terlalu awal untuk kudengar?"

"Sayang, Kisah Tiga Negara saja kamu merasa tidak terlalu awal, masa takut mendengarkan Impian Bangsal Merah?" bujuk Valentine Shu sebisa mungkin.

Tentu dia tahu, yang Robin maksud adalah karena di dalam novel, tokoh wanita dan lelakinya bermesra-mesraan. Namun begitu mendengar pertanyaan Robin itu, mana perlu dia mempertimbangkan hal itu?

Bukankah maksud perkataan ini, tanpa dia jelaskan pun, Robin sudah tahu kisah apa yang diceritakan dalam Impian Bangsal Merah?

"Mommy, sebenarnya, apakah kau tidak bisa menceritakan Kisah Tiga Negara?"

" .... Mana mungkin, kan, aku ...." Awalnya Valentine Shu berpikir, dia memiliki ijazah kelulusan, kalau mengakui begitu saja, sungguh memalukan. Tetapi begitu dia melihat ekspresi Robin yang seperti mengetahui segalanya itu, dia pun mengakuinya, "Baiklah, aku memang tidak bisa."

Siapa sangka, Robin bukannya meremehkannya, melainkan melompat-lompat di atas kasur dengan gembira. Kemudian, dengan tampangnya yang kekanakan itu, dia berkata padanya, "Mommy, kalau begitu akan kuceritakan untukmu!"

" .... Baiklah."

……

Sepertinya baru pukul 11 malam, namun Valentine Shu telah terlelap di atas ranjang Robin.

Sepertinya, Valentine Shu adalah ibu pertama yang mendengarkan anaknya bercerita hingga tertidur ....

Angin malam sedikit kencang, jika terkena angin saat tidur, akan mudah terkena flu. Valentine Shu tertidur dengan sangat lelap. Bahkan, dia tidak tahu Robin menyelimutinya.

Saat turun dari ranjang, Robin juga mengendap-endap karena takut membangunkannya.

Setelah menginjakkan kaki di lantai, dia berlari ke sisi lainnya. Bocah itu memfoto wajah Valentine Shu dan menjadikannya foto beranda ponsel, kemudian dia pun mendesal masuk ke dalam selimut dengan perasaan puas.

Robin bagaikan seorang bocah hebat yang mencintai ibunya, dia merangkak ke ujung ranjang menatap wajah mommy-nya. Dia tersenyum lebar untuk beberapa saat, kemudian menghampiri Valentine Shu dan mengecup pipinya.

Hanya saja, sepertinya Valentine Shu lagi-lagi bermimpi tentang Ruby. Belum tidur berapa lama, samar-samar terlihat air mata mengalir dari matanya.

Robin menjulurkan tangannya, mengusap air mata itu. Dia berusaha berkata selembut mungkin, berkata pada Valentine Shu, juga pada dirinya sendiri.

"Mommy, jangan sedih ... Robin akan hidup terus menggantikan adik, aku adalah pahlawan kecil Mommy, aku pasti akan melindungi Mommy."

Setelah berkata demikian, Robin mendengar suara pintu dibuka di lantai bawah. Daddy-nya itu sudah pulang!

"Mommy, tidurlah yang nyenyak, aku akan membantumu menemui Daddy!"

Terlintas senyuman di wajah Robin. Dia berbalik dan berlari kecil ke sisi pintu, mengangkat tangannya untuk memutar kenop pintu, diam-diam membuka sebuah celah kecil.

Maverick Sheng yang berada di ambang pintu itu memegang tangan Christina Xiao memasuki pintu, Christina Xiao tertatih-tatih, setengah tubuhnya telah memasuki pelukan Maverick Sheng.

Ah .... Dalam hati, Robin murka, dia pasti sengaja! Daddy bodoh!

Kalau sampai Mommy melihat kejadian ini, dia akan berpikir macam-macam!

Robin menoleh melihat Valentine Shu yang tertidur nyenyak. Tubuh kecilnya pun menyelinap keluar, kemudian dia menutup pintu.

"Daddy, Daddy!" panggil Robin sambil merayap di depan pagar pembatas, tampangnya sangat lucu, suaranya yang memanggil Maverick Sheng juga sangat lembut.

Namun di jam segini, kedua orangtuanya sedang beristirahat, di ruang tamu tidak ada orang sehingga sangat sunyi. Robin berteriak begini, Maverick Sheng pun segera mendengarnya, dia pun mendongak panik. "Robin? Kamu belum tidur? Sudah pukul 11, cepat tidurlah, besok kamu harus sekolah."

Kemudian, dia menatap ke sekelilingnya, lalu bertanya penasaran, "Di mana Mommy?"

"Ssht!" Suara Maverick Sheng sedikit keras, Robin memelototinya, dengan melebih-lebihkan, dia memelankan suara, "Aku sudah membuat Mommy tertidur! Mommy sedang tertidur dengan sangat nyenyak."

"Ha?"

Ada yang tidak beres.

Dari mana datangnya perasaan aneh ini?

Maverick Sheng tertegun beebrapa saat, baru dia dan Christina Xiao sama-sama memahami sesuatu.

Benar, biasanya, bukankah ibu yang membujuk anak untuk tidur?

Pfftt ....

Dalam hati, tawa Maverick Sheng meledak. Perempuan ini, kenapa bisa terbalik ditidurkan oleh anak? Bisa tidak jangan seimut ini?

Saat ini, dia sudah tidak tahan ingin naik ke atas untuk melihat wajahnya saat tertidur.

Christina Xiao memandang pria di sampingnya yang menemaninya beberapa saat itu, kemudian memandang anak kecil di lantai 2 itu, tiba-tiba dia merasa, dirinya adalah orang tambahan yang tak dikehendaki dalam keluarga ini.

Christina Xiao ini, sejak dulu merasa ke mana pun dia pergi, dirinya adalah tokoh utama, dia tidak akan menjadi pemeran tambahan. Tapi barusan ini, kebahagiaan mereka bahkan meresap ke dalam hatinya, perasaan tak dikehendaki itu pun terasa semakin jelas.

Melihat ekspresi melamun di wajah Christina Xiao, Robin menahan cukup lama agar tawanya tak menyembur.

Kemudian, dia memutar pantat mungilnya dan berlari turun. Dia memapah Christina Xiao dengan paksa untuk duduk di sofa, kemudian mendorong Maverick Sheng dan berkata, "Daddy, kau benar-benar tidak berguna. Pagi ini saat kau membawa Tante Christina Xiao pergi, dia masih baik-baik saja, bagaimana bisa saat pulang kakinya terkilir begini? Kalau Daddy seperti ini, bagaimana aku bisa menyerahkan Mommy dengan tenang padamu?!"

Wajah Christina Xiao bertambah suram.

Beberapa hari dia tinggal di rumah ini, Robin sepertinya tidak pernah memanggilnya. Siapa sangka hari ini, dia pertama kali mendengar panggilan itu, sepatah kata 'tante' terucap dengan begitu alami!

Entah seberapa berkharismanya seorang wanita, saat mendengar dirinya dipanggil 'tante', semua pasti merasa ingin sekali memukul orang.

Begitu pula dengan Christina Xiao, apalagi anak-anak yang pernah dia temui sebelumnya adalah anak-anak yang punya mata, yang memanggilnya 'kakak' dengan sangat manis begitu melihatnya. Bagian mana dari dirinya yang menyerupai tante-tante?

Maverick Sheng adalah seorang lelaki, dia tidak berpikir panjang, dan tidak menyangka bahwa kalimat Robin yang "tidak disengaja" ini telah membuat Christina Xiao tidak senang, dia pun menjelaskan dengan serius, "Saat wanita mengenakan sepatu dengan hak setinggi ini, mereka harus memperhatikan kakinya. Dia tiba-tiba mengejar pencuri karena rasa keadilannya yang tinggi. Meskipun aku ingin mencegahnya, tapi sudah tidak sempat."

Hasilnya, jelas pencuri itu tidak tertangkap, dan dia melukai kakinya.

"Ah ... Tante Christina Xiao sangat memiliki rasa keadilan ya!" puji Robin. "Seperti mommy-ku, semoga dia tidak dirampok oleh orang lain. Aku tidak berharap dia pergi mengejar pencuri. Mommy-ku yang cantik itu, kalau mengejar pencuri, dialah yang akan dikejar balik oleh pencuri, ya kan, Daddy?"

Mana mungkin Maverick Sheng mengerti masksud Robin. Dengan alami, dia menanggapi perkataannya, "Meminta mommy-mu mengejar? Kamu masih mau Mommy tidak? Tangannya lemah begitu, kalau tidak ada Daddy-mu yang perkasa ini melindunginya, dari dulu dia pasti sudah diculik oleh pria jahat!"

"Baiklah, Daddy, Tante Christina Xiao masih di sini, kenapa Daddy pamer kemesraan! Cepat ambilkan obat untuk Tante Christina Xiao, Daddy tahu aturan tidak sih!"

"Menyuruh-nyuruh saja!"

Begitu Maverick Sheng pergi, Robin dan Christina Xiao saling bertatapan, Robin tersenyum polos.

Meskipun Christina Xiao tersenyum, meskipun dia tersenyum dengan sangat tenang, namun sebenarnya dia sudah sangat ingin melampiaskan kekesalannya.

Anak ini ... apa benar-benar tidak sengaja?

Novel Terkait

Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu