Lelaki Greget - Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
"Kita ada dendam dengan wanita ini, ayah dia adalah .. di Daerah Ruoqiang, selalu bertentangan dengan ketua kita, kita datang untuk membalas dendam!"
Erik Luo melepaskan tangannya, menendang dia dan berkata: "Pergilah!"
Beberapa orang ini sudah jelas mau bekerja sama dengan Vivi Su untuk adegan ini, mereka berlari keluar, Vivi Su yang berada di kasur dari awal bajunya sudah hancur, dia terus bergerak bahkan menyobek pembatas terakhir, lalu menarik tangan Erik Luo, dengan mata kabur, berkata: "Aku mau, cepat berikan aku, aku sangat menderita!"
Kemudian dia mengulurkan tangan untuk melepaskan baju Erik Luo.
Erik Luo sedikit ragu, lalu mengeluarkan energi qi murni, untuk menghancurkan racun dalam tubuhnya, dan dikeluarkan melalui keringat.
Seluruh tubuh VIvi Su berkeringat.
Erik Luo menutupi selimut untuknya, berikan satu botol air dan berkata: "Banyak minum air."
"Terima kasih!" Vivi Su bersandar dekat jendela, wajahnya masih merah, dengan mata berkaca-kaca berkata: "Benar-benar terima kasih sekali, kalau tidak ada kamu, aku tidak tahu akan ada akibat apa."
"Tidak usah sungkan, bukan sesuatu yang besar." Erik Luo sudah sepenuhnya berwaspada terhadap wanita ini, dia malah ingin melihat sebenarnya dia ada rencana apa.
Vivi Su minum beberapa teguk, menatap Erik Luo dengan tatapan yang dalam, dengan senyuman genit berkata: "Tampang kamu tadi sangat tampan, bagaimana aku bisa membalas budi?"
Dia menggigit bibirnya, tiba-tiba membuka selimut dan dengan telanjang masuk ke dalam pelukan Erik Luo, dengan suara rendah berkata: "Aku sekarang sadar, apakah kamu mau aku?"
Tangan dia yang lembut dengan sedikit tenaga menekan leher Erik Luo, membelai dengan pelan.
"Maaf, aku sudah menikah." Erik Luo melihat dia tanpa ekspresi, sama sekali tidak tergoda.
"Oh begitu, sungguh mengecewakan..." Vivi Su tidak tahu sejak kapan sudah menusuk banyak jarum ke leher Erik Luo, tapi leher Erik Luo sangat kuat, sama sekali tidak bisa ditusuk.
Raut wajah Vivi Su berubah, dan mundur, tapi sudah telat, Erik Luo menekan bagian perut dia, dan Vivi Su menyemburkan darah, berbaring di lantai, dengan kesal berkata: "Apakah kamu benar-benar pria?"
Erik Luo tersenyum, dengan santai berkata: "Akting kamu terlalu buruk, tidak cocok melakukan pekerjaan pembunuhan diam-diam, aku tidak ada masalah dengan kamu, mengapa kamu mau membunuh aku?"
"Karena peta harta karun." Vivi Su memegang perutnya, terlihat menderita, sama sekali tidak bisa berbicara.
"Kamu pergi saja, aku lepaskan kamu." Erik Luo melancarkan qi dan darah di punggung dia, agar dia bisa bergerak bebas.
Vivi Su pelan-pelan memakai bajunya, sebelum pergi Erik Luo berkata: "Semoga kamu tidak menyesal."
Tunggu dia sudah keluar sekitar setengah menit, Erik Luo juga ikut keluar, langsung naik ke lantai atas hotel. Dari atas melihat Vivi Su keluar dari hotel, langsung masuk ke mall yang jauh, tidak lama kemudian keluar dari belakang pintu, naik taksi dan pergi.
Kalau bukan karena mata transparan Erik Luo bisa sampai jarak jauh, pasti sudah tidak bisa mengikuti dia.
Dia lalu lompat dari hotel ke gedung lainnya, terus melompat di gedung-gedung tinggi, mengikuti taksi itu sampai belok ke sebuah halaman besar di daerah Xicheng, baru dia turun ke bawah untuk mengikutinya.
Pembangunan halaman besar ini sangat unik, sekelilingnya menggunakan tembok tebal dengan tinggi 5 meter lebih, pintu utamanya juga merupakan pintu besi besar yang harus didorong, dari luar benar-benar tidak bisa melihat kondisi di dalam sana.
Tapi Erik Luo ada mata transparan, dia bisa melihat isi di balik tembok itu dengan mudah, halamannya sangat luas, seperti ada sekolah kecil. di dalamnya juga banyak kamar, dan ada cctv dimana-mana, hampir tidak ada sisi mati, tapi satu-satunya yang tertinggal adalah genteng.
Saat ini dari pintu utama ada beberapa mobil yang masuk, dan setiap orang yang masuk akan memberikan sebuah kartu, setelah diperiksa mereka baru boleh lewat.
Erik Luo ingin melihat apa yang dilakukan orang-orang di dalam sana, setelah semua mobil sudah masuk, dia baru menemukan tempat dan melompat dari tembok tinggi.
Dia sudah berbeda dari dulu, kecepatannya susah ditangkap oleh kasat mata, dengan waktu satu kedipan mata dia sudah berpindah dari ujung tembok ke genteng yang paling dekat, selanjutnya melompat bebrapa kali di atas genteng, tiba-tiba melihat di lapangan kosong ada ratusan pemuda, salah satunya yang berdiri di paling belakang sedang melihat kembali, kemudian setelah melihat Erik Luo dia melotot, sudah mau berteriak.
Erik Luo tanpa berpikir, lompat dari genteng dengan cepat, dan menekan salah satu titik di leher pemuda itu agar dia pingsan, dan dimasukkan ke dalam rumput.
Dari awal sampai akhir, seluruh proses itu hanya sekejap, bahkan cctv saja tidak tertangkap bayangan Erik Luo.
"Calvin Li!"
"Calvin Li?"
Orang yang absen di depan sudah memanggil beberapa kali masih tidak ada yang menjawab, Erik Luo langsung menjawabnya, dan orang berparuh baya itu berkata: "Aku tidak peduli identitas kalian apa, sudah sampai di sini, semuanya harus menurut, kalau disuruh lakukan apa ya lakukan saja, kalau berani melawan, akan aku tunjukkan kehebatan aku!"
Di antara mereka ada seorang pemuda yang marah: "Sial, kamu memangnya siapa? Percaya tidak setelah aku keluar akan menyuruh orang meledakkan tempat ini."
Orang paruh baya itu dengan wajah dingin melambaikan tangan, lalu di samping segera ada dua orang yang menangkap pemuda ini, menekan dia ke papan besi berwarna emas yang ada di samping, dan menjepit jarinya dengan penjepit emas, di sepuluh penjepit ini semuanya tersambung kabel, orang di samping menekan tombol, lalu pemuda ini kesakitan, tidak tahan dan berteriak: "Aku salah, tolong ampuni aku."
Orang paruh baya itu melambaikan tangan lagi, dan kedua orang itu melepas si pemuda, mengangkat dia ke tempat adam untuk beristirahat.
Orang paruh baya itu dengan dingin berkata: "Ini adalah akibat tidak menurut, apakah kalian ada yang mau mencoba?"
Seluruh pemuda sudah ketakutan, tidak berani bersuara.
Erik Luo tidak menyangka tempat yang dia datangi adalah tempat seperti ini, ini mengingatkan dia dengan rumah sakit rakyat keempat, cara yang dipakai sama persis.
"Sekarang semuanya keluar dan registrasi!"
Ratusan orang terus masuk ke dalam gedung, di bawah pengawasan petugas keamanan semua orang menerima baju dan kebutuhan sehari-hari, Erik Luo melihat ke arah rumput, dalam hati berpikir sebaiknya orang ini cepat menyadari identitas dia, agar dia tidak usah menggunakan cara lain.
Setelah melewati asrama, Erik Luo melihat dari jendela ada beberapa orang yang berwajah dingin, sebagian besar merupakan pemuda, ada juga orang dewasa, ekspresi wajah mereka sangat kaku, tapi di saat ada seorang berparuh baya yang botak, wajah semua orang penuh dengan senyuman, dan berkata: "Profesor Yang, kamu akhirnya datang, aku kangen sekali dengan kamu!"
Ada orang yang menangis, dan berkata: "Sehari tidak bertemu Profesor Yang, aku tidak bisa makan dengan baik, tidak bisa tidur dengan nyenyak, Profesor Yang yang aku cintai, anda sudah bekerja keras!"
Profesor Yang dengan tersenyum melihat para pemuda, terus mengangguk, Erik Luo yang melihat merasa menarik, tidak tahan dan tertawa.
Tiba-tiba pandangan Profesor Yang jatuh kepada, Erik Luo, tersenyum kaku, menunjuk dia dan berkata: "Murid ini, kamu sedang menertawakan apa?"
Novel Terkait
Adieu
Shi QiInventing A Millionaire
EdisonBack To You
CC LennyMy Cold Wedding
MevitaIstri ke-7
Sweety GirlAnak Sultan Super
Tristan XuBlooming at that time
White RoseLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)