Lelaki Greget - Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
Ada segaris bekas luka di bawah tulang selangka. Kelihatannya tercakar oleh si orang berbaju hitam. Erik Luo segera membawanya ke dalam ruang kantor dan mencari kotak pertolongan pertama. Kurang dari dua menit dia sudah selesai membersihkan dan menutup luka itu.
“Tidak apa-apa, Jangan sampai terkena air. Dalam beberapa hari luka ini akan sembuh.” Erik Luo membantu Amanda Lu mengenakan kembali pakaiannya.
“Terima kasih!”
Mata Amanda Lu berkaca-kaca, tiba-tiba dia mengulurkan kedua tungkai kakinya dan merangkul pinggang Erik Luo. Seluruh tubuhnya yang lembut seperti kapas menempel erat pada tubuhnya. Dengan wajah merah dia berbisik: “Aku disuruh keluargaku menikah dengan orang yang tidak kusukai. Hari ini pun aku nyaris diperkosa orang ini. Aku tidak tahu di kemudian hari masih ada hal menakutkan seperti apa yang akan terjadi lagi. Aku ingin memberikan saat pertamaku untukmu. Aku harap kamu mau.”
Erik Luo belum pernah melihat wanita yang begitu berani dan agresif sebelumnya. Dan baru kali ini pula dia bertemu dengan hal seperti ini. Di dalam benaknya muncul bayangan Beti Ye yang sangat lembut sesaat sebelum dia meninggalkannya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, menarik napas panjang, melepaskan rangkulan tungkai kakinya dan berkata: “Beti masih menungguku untuk pulang ke rumah.”
Amanda Lu tersenyum dengan pahitnya, dan pelan-pelan menurunkan tungkai kakinya ke lantai. Dia mengambil pakaian dari dalam lemari dan mengganti pakaiannya. Dia membalikkan kepalanya dan berkata: “Orang-orang berkata bahwa kalian akan bercerai. Jadi itu tidak benar?”
Erik Luo menghela napas dan menjawab: “Dia memperlakukanku dengan sangat baik.”
Amanda Lu tertegun, lalu duduk dan berkata: “Kamu keluar untuk menolongku, apakah dia akan cemburu?”
“Aku tidak tahu, dia yang membiarkan aku datang ke sini.”
Mendengar kata-kata itu, Amanda Lu akhirnya mengerti. Dan dia lebih bisa menerima kenyataan ini. Dia menatap mata Erik Luo dalam-dalam: “Terima kasih kamu dapat datang dan menyelamatkan aku kali ini. Dan maaf telah merepotkanmu… Sesungguhnya aku adalah anggota dari Keluarga Lu di Kota Beijing. Demi menghindari tunanganku yang menyebalkan, aku menggunakan alasan pengembangan pasar dan datang untuk bekerja di Kota Hedong. Sekaligus menyelidiki keberadaan peta harta karun keluarga kami yang hilang. Ternyata ada orang yang sudah mengetahui perjalananku kali ini. Aku sudah tidak lagi bisa tinggal di tempat ini. Keluargaku pasti sudah mengirim orang untuk menjemputku.
Erik Luo mengira-ngira apakah peta harta karun yang dia sebut-sebut adalah lembaran yang dia simpan bawah keramik di atas genting rumahnya. Lalu dengan penasaran bertanya: “Tadi orang itu mengatakan tentang 3000 armor emas, apakah itu benar? Kalau benar keluarga kalian memiliki peta harta karun, mengapa kalian tidak menemukan harta karun itu dan membiarkan orang lain membajak peta itu?”
Amanda Lu pelan-pelan menjelaskan tentang asal muasal peta harta karun itu. Beberapa puluh tahun yang lalu, bisnis Tuan Besar Keluarga Lu sangat besar. Suatu hari saat dia menagih kredit, sang kreditor memberinya peta harta karun ini sebagai pengganti jaminan. Dia berkata bahwa peta itu adalah peninggalan leluhurnya.”
Dulu teknologi tidak semaju sekarang ini. Tidak ada yang tahu di mana tempat yang digambarkan di atas peta itu. Hingga saat ini, setelah tersedia peta satelit, tiba-tiba Tuan Besar Keluarga Lu tergerak untuk mencarinya. Dia meminta orang untuk mencari dan mecocokkan peta itu dengan semua peta di permukaan bumi ini. Akhirnya ternyata tempat ini betul-betul ditemukan.
Lokasinya di Gurun Gobi dekat Kota Lop Nor. Keluarga Lu segera mengirimkan orang ke sana untuk mencarinya, tetapi tidak ada seorang pun yang kembali.
Kemudian ada anak muda Keluarga Lu yang sedang mabuk dan membocorkan rahasia ini kepada orang-orang. Setelah itu, peta itu menghilang. Keluarga Lu memiliki salinan peta itu, jadi mereka tidak terlalu peduli.
Tapi belakangan ini ada kabar bahwa ada orang yang mengumpulkan sekelompok besar para ahli untuk melakukan eksplorasi di Lop Nor. Pada akhirnya mereka berhasil menemukan bahwa ada ruang besar tersembunyi di bawah Gurun Gobi. Tetapi tempat itu dilindungi mekanisme jebakan yang dapat membunuh siapapun. Orang yang berusaha masuk akan tercabik-cabik hingga hancur berkeping-keping. Apabila ingin masuk ke dalam harus berhasil memecahkan susunan mekanisme tersebut.
Berdasarkan mitos setempat, ada beberapa orang yang berspekulasi bahwa yang tersembunyi di bawah sana adalah 3000 armor emas milik prajurit Kaisar Huang pada masa pertempurannya melawan Chiyou (panglima dalam mitos yang berusaha merebut kepemimpinan). Saat itu Dewa meminjamkan 3000 prajurit khayangan untuk Kaisar Huang. Tetapi sesudah memenangkan peperangan itu, Kaisar Huang takut akan ada muncul lagi peperangan serupa. Lalu dia menyembunyikan 3000 prajurit khayangan ini di Lop Nor. Sejak saat itu mereka tidak pernah terlihat lagi.
Kemudian muncul rekaman sejarah tidak resmi yang mengatakan bahwa, pada tahun itu Genghis Khan sedang mencari orang-orang dengan kekuatan supranatural dan di Lop Nor dia menggali 3000 prajurit dari dalam tanah. Setiap orang mengenakan armor yang terbuat dari emas, kokoh, kuat dan tak terkalahkan.
Dengan meminjam kekuatan 3000 prajurit berarmor emas ini, Genghis Khan menyapu bersih seluruh benua Asia, Eropa dan Afrika. Dia berhasil membangun kerajaan yang paling megah yang pernah tercatat di dalam sejarah dunia.
Setelah Genghis Khan wafat, 3000 prajurit berarmor emas hilang untuk kedua kalinya. Maka dari itu ada orang yang menganalisa bahwa kemungkinan ruang besar yang terletak di bawah Lop Nor itu menyimpan 3000 prajurit khayangan tersebut. Siapapun yang menemukannya, dia dapat menyapu seluruh dunia dan sekali lagi berkuasa di atas segalanya.
Setelah selesai mendengar kisah ini. Erik Luo merasa tergerak. Kalau memang benar 3000 prajurit berarmor emas ini dapat menyapu bersih seluruh isi bumi, kemampuannya pasti tidaklah lemah. Apabila suatu saat nanti ada orang-orang dari teritori bintang lain datang untuk merebut Mata Raja Langit miliknya, sangat baik bila dia memiliki bala bantuan.
“Hanya saja aku memiliki sebuah pertanyaan.” Kata Erik Luo: “Kalau peta ini sudah disebarluaskan oleh orang lain, mengapa kalian semua tetap bersusah payah untuk mencarinya?”
Amanda Lu menjawab: “Aku juga merasa hal ini sangat berlebihan. Kakekku berkata saat pedagang itu menjual peta ini kepadanya, dia memberikan 3 kalimat mantra. Ke-3 kalimat mantra ini bila digabungkan dengan peta harta karun itulah yang dapat menjadi kunci untuk memecahkan susunan mekanisme jebakan membunuh. Tetapi aku tidak terlalu percaya bahwa di dunia ini ada sesuatu seperti prajurit atau jendral khayangan. Sekarang adalah zaman senjata api. Apa itu hantu-hantu dan dewa-dewi. Semuanya hanya ilusi belaka.”
Erik Luo kira-kira sudah dapat berspekulasi bahwa yang mencuri peta harta karun Keluarga Lu kemungkinan besar adalah Keluarga Tang dari Kota Beijing. Selanjutnya peta ini dicuri pula oleh perampok besar bermarga Ding itu. Di mana-mana ada orang yang sedang mengejar hendak membunuhnya. Untungnya malam itu dia terlihat oleh si pengemis tua itu sehingga pada akhirnya peta ini sekarang berada di tangannya.
Tidak tahu mengapa, rasanya ada keinginan kuat untuk mencoba reaksi Amanda Lu. Dia berkata: “Peta itu sekarang berada di tanganku.”
Ekspresi wajah Amanda Lu langsung berubah drastis: “Mengapa kamu mengambil peta itu? Sekarang tidak tahu ada berapa orang yang ingin mendapatkan peta itu. Tidak terhitung lagi jumlahnya. Seluruh Kota Beijing sedang menyatukan kekuatan dan mengerahkan seluruh dunia untuk mencari peta itu. Kalau ada orang yang tahu peta itu ada di tanganmu, kamu bisa mati tanpa menyisakan jejak.”
Sudahlah. Tetapi rasanya dia masih khawatir. Dia membujuknya dan berkata: “Sebaiknya kamu menyerahkan peta itu. Benda itu seperti lambang kematian. Siapapun yang memilikinya akan mati. Apalagi kamu sebatang kara. Bagaimana mungkin kamu sanggup melawan keluarga-keluarga besar yang akarnya sudah mendalam dan memiliki banyak koneksi dan informasi.”
Erik Luo menggeleng dan berkata: “Tidak. Aku ingin mendapatkan apa yang terletak di bawah tanah Kota Lop Nor. Mereka berkaitan erat dengan nyawaku, dan berkaitan erat dengan nyawa anggota-anggota keluargaku. Siapapun yang berani mengambilnya dariku, akan kupotong tangannya.”
Amanda Lu menggigit bibirnya dengan pelan. Setelah berpikir cukup lama, dia berkata: “Aku dapat membantumu mendapatkan 3 kalimat mantra itu. Tetapi kamu harus membantuku menghidar dari urusan pernikahan yang telah ditetapkan Keluarga Lu untukku. Dan, kamu tidak boleh melukai keluargaku!”
“Baiklah! Setuju!” Erik Luo mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Amanda Lu yang kurus tak bertulang itu.
“Jangan tunda hal ini lebih lama lagi. Sekarang juga kita bereskan barang-barang kita dan berangkat. Aku tidak bisa berada di sini lebih lama lagi!”
Amanda Lu bangkit berdiri dan mengambil tas kecilnya. Dia mengisinya dengan barang-barang berharganya, lalu mulai memesan tiket pesawat yang akan segera berangkat.
Di luar, langit mulai terang benderang. Erik Luo melihat ada beberapa mobil polisi yang mulai mendekat. Dia berkata: “Kamu tunggu aku di sini. Aku pulang sebentar untuk mengemas barangku, sebentar lagi aku akan menjemputmu.”
Setelah berkata demikian, dia turun ke bawah dengan menggunakan lift penumpang. Saat berpapasan dengan para polisi, dia mengeluarkan sebuah buku kecil dan mengatakan beberapa kalimat. Lalu dia dilepas pergi begitu saja.
Dia menyetir mobilnya kembali ke Villa Dongshan. David Li sedang latihan tinju di pekarangan. Saat dia melihat Erik Luo, dia langsung menghentikan tangannya dan menyapa: “Master!”
“Aku akan pergi untuk beberapa hari. Bantu aku untuk menjaga rumah Keluarga Ye. Hati-hatilah terhadap tiga keluarga besar lainnya. Latihan kungfu-mu juga jangan mengendur.”
“Tenang saja, Master!” David Li dengan serius berjanji. Apa yang dia janjikan pasti akan dia tepati.
Erik Luo menganggukkan kepalanya. Dia naik ke atas balkon dan mengambil peta harta karun dari bawah keramik atapnya. Kembali ke kamar tidurnya dan menceritakan hal ini dari awal sampai akhir kepada Beti Ye. Lalu dia mulai mengemas barang-barangnya.
Beti Ye merasa ragu dan berkata: “Aku ingin pergi bersamamu.”
“Tidak boleh, ini berbahaya sekali.” Erik Luo menolaknya.
“Tetapi aku mengkhawatirkanmu. Aku tidak ingin berpisah darimu.” Mata Beti Ye memerah. Hampir saja dia menangis.
Hati Erik Luo terasa sakit dan tidak rela. Dia menghampirinya dan memegang wajahnya. Dengan lembut berkata: “Aku juga tidak ingin berpisah denganmu. Tetapi hanya dengan tak henti-hentinya menjadi lebih kuat, aku baru dapat menjamin keamanan kita semua di masa yang akan datang. Menurutlah, dan tunggulah aku di rumah.”
Hatinya mengenang kelembutan dan kemanisan Beti Ye terhadap dirinya beberapa hari belakangan ini. Bahkan dia sempat terpikir untuk menyerah saja. Tidak usah pergi kemana-mana. Tetapi akal sehatnya berkata tidak boleh.
Pada saat itu tiba-tiba di dalamnya timbul bayangan seseorang dengan baju hijau yang menunjukkan senyum menyeringai menyeramkan ke arahnya.
Seketika itu dia merasa tubuhnya seolah disiram dengan air sedingin es. Dia dapat merasakan bahwa orang itu sedang mengumpulkan informasi mengenai dirinya dari kejauhan. Terlebih lagi, kemampuan orang itu sangat hebat dan tak terkalahkan. Jauh melebihi kemampuan yang dapat dimiliki oleh orang manapun di bumi ini.
Jagoan ekstrateritorial!
Novel Terkait
Siswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiDemanding Husband
MarshallMy Only One
Alice SongHis Soft Side
RiseMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)