Lelaki Greget - Bab 24 Tidak Pernah Meleset
Saat angin malam berhembus melintasi atap, Erik Luo membuka kotak yang ditinggalkan Surya Li untuknya, mengeluarkan benda di dalamnya dan mengelapnya dengan hati-hati.
Kali ini, dia ingin membuat keluarga Lin tahu apa profesi lamanya. Ghost shooter dari Timur Tengah, tembakannya tidak pernah meleset.
Beti Ye perlahan menghampirinya, memeluknya dari belakang dan berkata: "Aku akan menunggumu kembali." Dia tidak menyesal jatuh cinta pada Erik Luo, bahkan jika dia harus mengikutinya menaiki gunung pedang dan menyusuri lautan api, menjalani segala cobaan yang berat.
Erik Luo menepuk tangannya dengan lembut dan berkata: "Aku akan segera kembali!"
"Baik!" Beti Ye menjawab, tetapi tidak melepaskannya. Ketika Erik Luo melihat ke belakang, dia segera mengangkat kepalanya dan mencium bibirnya.
Setelah beberapa saat, Erik Luo melepaskan ciumannya, menepuk wajahnya dan berkata: "Tunggu aku kembali!"
Berbalik dan melompat dari atas gedung, menghilang ke dalam malam dalam sekejap mata.
Wahyu Ye telah sejak lama menyelidiki lokasi Andri Lin dan Dani Lin. Erik Luo, berpakaian hitam, hampir menyatu dengan malam. Dia berjalan dengan tenang melewati lorong-lorong ke bagian bawah bangunan yang masih dalam pembangunan di pusat kota.
Di malam hari, para kontraktor beristirahat. Erik Luo bergegas menaiki tangga ke puncak gedung bertingkat tiga puluh dalam satu napas. Dia meletakkan M200 di dinding dan membidik Golden Grand KTV yang berada tiga kilometer jauhnya.
Ini adalah bisnis keluarga Lin. Saat ini, Andri Lin sedang bersenang-senang dengan beberapa wanita cantik. Dani Lin mencicipi anggur merah di dekatnya. Terkadang dia melihat arlojinya. Tampaknya dia siap untuk bertindak jika terjadi sesuatu.
"Kakak kedua, jangan minum anggur lagi, ke mari dan bersantailah sebentar." Andri Lin tersenyum dan mencubit wanita cantik di sekitarnya.
"Aku selalu merasa sesuatu akan terjadi." Dani Lin menyesap anggur merah dan tampak khawatir.
"Apa yang akan terjadi? Pasti akhir dari keluarga Ye. Tidak, tidak, ketiga wanita itu harus tinggal." Andri Lin berkata sambil tersenyum: "Kakak kedua, aku akan mengambil alih keluarga Lin nantinya. Kamu bekerja dengan keluarga Tang di Beijing. Mari kita bekerja bersama untuk menjadikannya lebih besar dan lebih kuat. Hanya sebentar lagi. Keluarga Ye bisa apa? Jangan khawatir. Aku sudah menyiapkan sniper. Dan bukankah ada master dari keluarga Tang yang membantumu! Pada saat itu, jika ada seseorang dalam keluarga Ye yang tertangkap, anak itu pasti akan tunduk dan patuh! Sial, mengira keluarga Lin mudah digertak. Seorang prajurit yang bau berani melakukan ini padaku. Saat tiba waktunya aku akan membunuh istri, saudara ipar dan mertuanya. Sialan!"
Dani Lin mengangguk, berhenti bicara, mulai menutup matanya. Dia masih sedikit takut pada Erik Luo. Meskipun berjuang dengan sekuat tenaga dia mungkin tidak akan menang darinya. Untungnya, keluarga Tang bersedia mengirim seseorang untuk membantunya kali ini. Akhirnya bocah ini akan mati!
Dia merasakan cedera tulang pergelangan tangannya dan diam-diam bersumpah untuk mematahkan tulang Erik Luo dengan tangannya sendiri!
Tetapi mereka tidak pernah mengira bahwa Erik Luo memiliki sepasang mata yang bisa menembus. Meskipun seluruh bangunan dijaga ketat dan ruangan itu benar-benar tertutup, setiap gerakan mereka masih terbuka.
Erik Luo seperti patung tanah liat yang berdiri di atap. Kesabaran adalah kualitas dasar seorang sniper.
Setelah dua jam, Dani Lin akhirnya berdiri dan Andri Lin pergi bersamanya, mengantarnya ke lantai bawah.
Mereka akan melewati jendela di sudut koridor. Erik Luo telah menghitung kecepatan dan jarak angin lalu menarik pelatuk secara beruntun.
Tiga kilometer merupakan batas jarak yang bisa ditembakkan oleh sniper, tetapi bagi Erik Luo jarak itu sangat mudah.
Empat peluru terbang di udara selama sepuluh detik. Ketika Andri Lin muncul di jendela, peluru itu baru saja membuka tulang kelapanya. Peluru lain masuk ke dadanya. Dua peluru yang tersisa pada awalnya disiapkan untuk Dani Lin. Tanpa diduga, dia jatuh ke tanah dan berguling setelah ditembak. Dia hanya terluka sedikit.
Erik Luo sedikit mengernyit. Tampaknya kekuatan peluru tiga kilometer jauhnya terlalu lemah untuk master aliran Huajin.
Dia meletakkan senjatanya, mengeluarkan pisau Swiss Army dari sakunya dan memerhatikannya. Pemandangan tiga kilometer jauhnya terlihat dengan jelas. Dani Lin bersembunyi di balik dinding dan tidak berani bergerak. Erik Luo tidak melakukan apapun. Dia hanya memiliki pisau Swiss Army di tangannya. Jika dia gagal, dia akan kehilangan kesempatan untuk membunuh Dani Lin.
Setelah sepuluh menit, Dani Lin akhirnya tidak bisa bertahan lagi. Dia perlahan-lahan pindah ke tangga, berbalik dan melompat turun, bergegas keluar dari KTV dan berlari ke mobil yang berada di pintu.
Dia yakin bahwa dia akan ditembak lagi. Asalkan dia pergi ke sini dan bergabung dengan master dari keluarga Tang, Erik Luo pasti akan mati.
Dia begitu cepat sehingga di mata orang lain dia hanya terlihat seperti bayangan, tetapi Erik Luo bisa melihatnya dengan jelas. Pada saat ini, dia sangat fokus. Tampaknya dia kembali ke malam ketika dia menembak Andri Lin dengan belati. Kekuatan bintang di tubuhnya melonjak, pisau di tangannya melesat keluar dari tangannya, membuat suara siulan tajam di udara, yang jauh lebih cepat daripada kecepatan suara.
Ini adalah tembakan terkuat Erik Luo dalam hidupnya.
Dani Lin merasakan ada bahaya yang kuat, lalu dia bersiap untuk berguling ke bawah mobil. Tetapi pisau itu telah menembus jantungnya dan jatuh ke lantai beton.
Dia menutupi jantungnya, memuntahkan darah, perlahan-lahan jatuh berlutut di tanah. Dia benar-benar tidak percaya bahwa dia akan mati seperti ini. Dia akan menjadi anggota inti keluarga Tang di Beijing. Masa depannya cerah, tetapi dia mati seperti ini di bawah seorang prajurit!
Pada saat ini, ada sedikit penyesalan di hatinya bahwa dia seharusnya tidak memprovokasi pria mengerikan ini.
Erik Luo mengambil senjatanya, turun dengan cepat dan menguburnya di belakang rumah tempat Surya Li tinggal sebelumnya.
Sekarang pistol itu tidak berguna baginya, kekuatan peluru bahkan tidak sekuat pisau terbang.
Saat itu jam satu pagi ketika dia kembali ke vila. Erik Luo mandi di lantai bawah dan berganti pakaian. Lalu dia datang ke pintu kamar Beti Ye dan berjalan masuk.
Ini adalah kedua kalinya dia memasuki kamar ini. Ruangan itu penuh dengan aroma yang harum, Beti Ye sudah tertidur.
Dengan lembut melepas majalah di tangannya, Beti Ye terbangun dengan senyum dan memeluk lehernya.
Piyamanya sangat tipis, Erik Luo hampir merasakan kulitnya yang halus. Mereka berdua adalah pemula, otak mereka kosong, jantung mereka berdebar, tidak butuh banyak waktu untuk jatuh ke dalam malam yang mempesona bersama.
Keesokan paginya, berita hangat menyebar ke seluruh jalan. Putra Steven Lin tertembak dan keponakannya meninggal di pintu depan KTV. Polisi mencurigai bahwa dia dibunuh oleh musuh. Polisi mendatangi rumah kediaman keluarga Ye untuk menanyakan situasinya, tetapi mereka bahkan tidak masuk ke rumahnya, mereka takut oleh selembar sertifikat.
Kasus ini dikatakan akibat dari pertarungan antar kelompok lalu dengan cepat dinyatakan selesai. Keluarga Lin sudah berargumen tetapi tidak memiliki cara untuk membalikkan kasus ini. Akhirnya, mereka tahu bahwa mereka telah berhadapan dengan orang yang mengerikan.
Semua orang di Hedong yang melihat lelucon itu tercengang. Mereka menunggu keluarga Lin untuk menunjukkan kekuatan besar mereka dengan membunuh keluarga Ye tetapi hasilnya Andri Lin, penerus keluarga Lin, terbunuh. Dani Lin, keponakan yang diandalkannya juga mati, tetapi tidak ada kaitannya sama sekali dengan keluarga Ye.
"Sepertinya kita memandang rendah Keluarga Ye!"
Banyak orang berseru: "Benar-benar tidak mengira Wahyu Ye memiliki koneksi yang dalam, khawatir kalau Hedong akan berubah!"
"Yang lebih mengerikan adalah menantu keluarga Ye! Wahyu Ye telah berulang kali menyebabkan masalah. Mungkin dialah yang ada di balik semua kasus besar ini. Sepertinya dia memiliki beberapa trik. Wahyu Ye bukan orang bodoh!"
Keluarga Lin penuh dengan kesuraman. Steven Lin menderita karena kehilangan putranya di usia paruh baya, membuatnya sangat membenci keluarga Ye. Dia memukul meja dan berkata dengan marah: "Tiga keluarga Hedong bersatu. Kita tidak bisa membiarkan keluarga Ye. Harap dua keluarga lainnya datang ke sini. Kali ini, aku akan membuat keluarga Ye hancur!"
Novel Terkait
Aku bukan menantu sampah
Stiw boyThe Gravity between Us
Vella PinkyPernikahan Kontrak
JennyCinta Seorang CEO Arogan
MedellineCutie Mom
AlexiaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)