Lelaki Greget - Bab 31 Night Fury

Sebentar saja Erik Luo sudah dapat mengenali bahwa itu adalah suara Amanda Lu. Dia sebenarnya ada sedikit perasaan suka terhadap wanita ini. Saat sebelumnya dia dipandang sebelah mata oleh orang-orang di pesta itu, hanya dia yang bersedia menghampiri dan mengobrol dengannya.

“Apa yang terjadi?” Erik Luo berusaha bertanya dengan suara sepelan mungkin. Tetapi tetap saja Beti Ye terbangun.

Suara Amanda Lu dari dalam telepon itu terdengar seperti sedang menangis. Dengan suara sekecil mungkin dia berbisik: “Ada yang datang mengangkapku. Aku takut sekali!”

“Jangan panik. Beritahu aku posisimu sekarang.”

Suara Erik Luo terdengar tegar dan meyakinkan. Amanda Lu yang berada di ujung lain telepon itu pun merasa tertular akan ketegarannya. Dia berbisik lagi: “Aku bersembunyi di dalam toilet gedung kantor. Apa yang harus kulakukan. Aku mendengar suara tapak kaki. Sepertinya mereka sudah mau datang.”

“Aku akan segera tiba!”

Erik Luo menutup telepon. Dia merasakan Beti Ye memeluknya dari belakang. Dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan hal ini padanya. Bila dia tidak pergi menolong Amanda Lu, dia pasti akan merasa bersalah seumur hidupnya.

Beti Ye berkata: “Aku sudah mendengar semuanya. Pergilah, dan berhati-hatilah.”

Erik Luo merasa terharu. Dia mengecup bibirnya lalu berkata: “Tunggu aku. Aku akan segera kembali!”

Beti Ye melepaskan rangkulannya dan membiarkan dia pergi. Dia harus menempatkan dirinya dari sudut pandang pria saat hendak menyelesaikan masalah, bila tidak, ada kemungkinan dia akan melukai perasaan pria yang dia cintai, atau bahkan akan kehilangan dirinya.

Saat meninggalkan rumah, Erik Luo menyetir mobil balap milik Bella Ye. Dia melesat menuju gedung di mana Amanda Lu berada. Dulu dia pernah pergi ke sana untuk membicarakan sebuah bisnis, jadi dia tahu letaknya.

Pada malam hari, hanya ada sedikit mobil di jalanan. Erik Luo menginjak pedal gas sampai yang paling dalam. Dalam sekejap kecepatan mobil itu bertambah, seolah mobil itu seperti sedang terbang.

Untungnya penglihatannya baik, dia dapat dengan segera melihat perubahan pemandangan dan letak benda-benda di kanan-kiri jalan degan jelas dan dapat menghindari mobil-mobil lain yang lewat pada saat yang tepat.

Kamera di persimpangan jalan itu bahkan belum sempat memotretnya, mobil itu sudah melaju cepat melewatinya.

Sementara itu, Amanda Lu menunggu di dalam bilik toilet. Dia sudah hampir putus asa. Selama ini dia belum pernah mengalami sesuatu yang menakutkan seperti ini. Tadi sesudah dia menyelesaikan rapat darurat, dia pergi ke toilet. Saat dia keluar dari toilet, dia berpapasan dengan seorang petugas kebersihan yang sedang dibunuh oleh orang berbaju hitam.

Dia langsung melepas sepatunya dan berlari tergopoh-gopoh ke toilet di lantai atas dan melapor pada polisi. Tetapi polisi yang sedang berjaga dengan malasnya berkata bahwa dia butuh waktu setidaknya lima belas menit baru dapat tiba di sana.

Lima belas menit! Kalau menunggu mereka datang, dirinya mungkin sudah mati! Tiba-tiba di dalam benak Amanda Lu muncul bayangan tubuh Erik Luo yang tegap. Mungkin hanya dia yang dapat menolongnya.

Dari luar terdengar suara langkah dari tapak kaki. Tubuhnya mengerut di sebelah toilet duduk sambil gemetaran. Justru saat ini tiba-tiba ada telepon dari bawahannya. Ponselnya mengeluarkan suara getaran. Dengan panik dia berusaha mematikannya, tetapi suara itu pasti sudah tertangkap dari luar.

Suara tapak kaki di luar terhenti. Kemudian terdengat bergerak menuju ke dalam toilet. Pintu toilet luar didorong terbuka dan suara langkah itu semakin lama semakin mendekat. Satu persatu bilik mulai diperiksa.

Amanda Lu menggigit bibirnya dengan erat. Dia mengeluarkan semprotan lada untuk mengusir hidung belang dari dalam tasnya. Ini adalah satu-satunya alat proteksi diri yang dia miliki.

Suara tapak kaki berhenti di bilik sebelah. Terdengan bunyi krak yang keras dan seluruh dinding bilik toilet itu terangkat. Di bawah penerangan lampu yang temaram, tampak seseorang berbaju hitam yang wajahnya ditutupi. Tatapannya kedua matanya bersinar seolah sedang tertawa.

Dengan cepat, Amanda Lu mengulurkan lengannya, siap menekan penyemprot ladanya ke arah orang itu. Tetapi orang itu lebih cepat lagi darinya. Dengan sigap menggenggam pergelangan tangannya dan menariknya hingga dia jatuh ke dalam pelukannya. Lalu dia menhirup napas panjang di antara lehernya dan berkata dengan suara serak: “Wangi sekali, Cantik!”

“Lepaskan aku!” Amanda Lu berusaha keras meronta, tetapi rasanya tubuhnya kehilangan tenaga. Kemudian dia merasa tubuh bagian atasnya terasa dingin. Ternyata orang itu telah merobek baju luarannya hingga terlepas.

“Dengarkan aku baik-baik agar aku tidak lanjut merobek pakaianmu.” Orang berbaju hitam itu tertawa di sebelah telinganya.

Amanda Lu tidak lagi meronta. Tiba-tiba dia tersadar bahwa orang itu sudah mengulurkan tangannya dan sedang membuka kancing kemejanya satu per satu.

“Apa yang kamu lakukan!” Amanda Lu sangat panik dan menginjakkan kakinya ke punggung kaki orang itu.

Hak sepatu yang tipis berbahan plastik baja itu seperti duri yang tajam dan menembus kakinya. Orang berbaju hitam itu menggeram kesakitan. Matanya membelalak garang, sambil marah berkata: “Dasar wanita jalang. Sekarang aku akan ‘melayaninmu’ dengan baik!” dia mengulurkan tangannya, mencengkram lalu merobek pakaiannya menjadi serpihan-serpihan kain yang beterbangan di udara.

Amanda Lu diserang di bagian pinggang ke bawah, tubuhnya langsung terasa pegal dan lemas dan hatinya kehilangan harapan, tak berdaya.

“Melakukan hal seperti ini di dalam toilet rasanya kurang pantas dan membawa sial. Aku bawa kamu ke tempat lain!” tawa orang berbaju hitam terkekeh-kekeh. Dia menggotongnya keluar dari toilet.

Lampu di sepanjang koridor menjadi terang. Awalnya orang berbaju hitam ini tidak sadar. Saat dia menengok ke belakang, dia melihat ada sosok bayangan tubuh orang muda yang berdiri tidak jauh di belakangnya.

Orang muda ini, tidak lain adalah Erik Luo yang baru saja tiba.

“Aku sarankan, sebaiknya kamu turunkan dia. Mungkin aku akan membiarkanmu hidup.” Erik Luo tidak tahu apakah Amanda Lu sudah diperkosa atau belum. Dia hanya melihat matanya sudah tidak dapat membendung air mata yang mengalir. Hanya dengan melihat itu saja cukup untuk menimbulkan niatnya untuk membunuh si orang berbaju hitam.

“Hanya kamu?”

Tawa si orang berbaju hitam membahana, tiba-tiba tubuhnya bergerak dan menghilang dari tempat asalnya berdiri. Detik berikutnya dia sudah muncul di sebelah Erik Luo dengan menggengam sebuah belati yang panjang dan tipis yang diarahkan ke lehernya.

Erik Luo mengepalkan tangan dan meninjunya. Orang itu lagi-lagi menghilang seolah terbuat dari asap.

“Keluarlah!” Erik Luo berteriak. Dia memutar badan dan meninju udara di sekelilingnya. Bahu kanan orang berbaju hitam itu terkena pukulan hingga hancur remuk, memancarkan darah. Tubuhnya terpukul mundur ke belakang.

Erik Luo mengulurkan tangan dan menangkap Amanda Lu. Dia melepaskan pakaiannya sendiri dan menutupi tubuh Amanda Lu.

“Kamu. Siapa sebenarnya dirimu!” orang berbaju hitam kesulitan berdiri, tetapi dia tiba-tiba berteriak: “Mati kamu!”

Sekali lagi si orang berbaju hitam lenyap dari tempat asalnya berada. Erik Luo mengira dia akan bertarung antara hidup dan mati saat ini juga. Tetapi begitu sadar dalam sekejap mata orang itu sudah berada di ujung koridor dan hendak melarikan diri.

“Ingin lari?”

Erik Luo melambaikan tangan dan melepaskan sebilah Pisau Terbang.

Dalam jarak pendek sekitar 20 meter, Pisau Terbang itu menancap pada pergelangan kaki orang berbaju hitam. Dengan tenaga yang sangat besar, pisau itu menembus tulang-tulang pada pergelangan kakinya. Orang berbaju hitam itu pun terjatuh di atas lantai.

Erik Luo menggendong Amanda Lu dan berjalan maju ke depan perlahan-lahan. Dia melepaskan kain hitam yang menutupi wajahnya dan tampaklah wajah orang yang menguning itu.

“Siapa yang mengirimmu ke sini?”

Ekspresi orang berbaju hitam itu tampak meremehkan dan mengejek.

Erik Luo mengulurkan tangan dan menekan dadanya sambil berkata: “Aku paling tidak suka dengan orang-orang yang berbelit-belit seperti kalian ini.”

Dia mengatur Qi murni-nya, dan dalam seketika itu juga dia mengacaukan seluru meridian di dalam tubuh orang itu.

Seluruh tubuh orang itu bergetar hebat. Ekspresi wajahnya penuh penderitaan. Dengan panik dia berkata: “Aku katakan. Aku dikirim oleh Organisasi Night Fury. Dengar-dengar ada kabar bahwa Keluarga Lu memiliki peta harta karun. Organisasi memintaku untuk menangkapnya untuk menjadi umpan ancaman agar dapat menanyakan lokasi peta harta karun Keluarga Lu.”

Erik Luo merasa tertarik dan bertanya: “Apa rahasia yang tersimpan di balik peta harta karun yang kalian cari dengan susah payah itu?”

“Aku mana tahu. Aku hanya dengar apabila berhasil mencari harta tersebut akan mendapatkan 3000 armor emas.”

Kemudian Amanda Lu ikut bertanya: “Bagaimana kalian tahu identitasku?”

“Aku tidak tahu apa-apa. Aku hanya menjalankan tugasku!”

“Kalau kamu tidak tahu apa-apa, berarti kamu tidak ada gunanya lagi!”

Erik Luo menjulurkan kaki dan meletakkannya di atas dadanya. Dia bersiap-siap untuk mengakhiri hidupnya.

Tiba-tiba orang itu mengeluarkan ekspresi yang dingin dan senyum misterius: “Organisasi Night Fury akan selalu membalaskan dendam yang ada. Bila kamu berani menghalangi kami dalam melaksanakan tugas, kamu akan mendapatkan ganjarannya!”

Erik Luo sama sekali tidak ragu. Dia menginjak dada orang itu hingga hancur. Selama dia menjadi tentara dulu, tidak tahu berapa banyak organisasi-organisasi jahat semacam ini yang pernah dia tumpas. Sekarang ini dia tambah tidak ada rasa takut. Datang satu, bunuh satu, datang dua bunuh dua.

“Aduh, sakit sekali!” tiba-tiba Amanda Lu mengerutkan dahunya dan menunjuk bagian dadanya.

Erik Luo melihat ada bercak darah di tangannya. Setelah sadar bahwa dia terluka, dia cepat-cepat mengangkat bajunya yang dia pakai untuk menutupi Amanda Lu. Tetapi karena terburu-buru, tanpa sengaja kain terakhir yang menutupi tubuhnya ikut terangkat. Kulit yang putih itu terpampang di hadapannya. Wajah Amanda Lu langsung memerah hingga ke dasar leher.

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu