Lelaki Greget - Bab 16 Tidurlah di Kamarku
Thomas Han menggerakan bibirnya, berkata, “Aku sudah kalah, biarkan aku pergi, aku akan memberikan semua hartaku padamu.”
Erik Luo berkata, “Aku sudah pernah bilang, jangan ganggu anggota Keluarga Ye, tapi kamu tidak mendengarnya. Hari ini kamu pasti mati, bedanya adalah kamu mati dengan cepat, atau seperti anakmu yang mati perlahan. Hartamu, itu hanya bisa membelikanmu kematian yang lebih cepat, kamu pilih sendiri saja.”
Thomas Han teringat rasa sakit seperti puluhan ribu jarum yang menusuknya kemarin, sekujur tubuhnya gemetar, seolah dia menua sepuluh tahun. Hatinya sangat menyesal, dia tidak seharusnya mendengar perkataan orang tua itu untuk mengganggu iblis jahat seperti ini.
Setelah menandatangani kontrak transfer properti, wajah Thomas Han menunjukan senyuman yang suram, “Delapan Tapak Maut dari Cangzhou tidak akan membiarkanmu, dunia ini sangat besar, bukan seperti yang kamu bayangkan…. Aku tunggu kamu di bawah.”
Erik Luo langsung mematahkan lehernya, menyimpan kontraknya, lalu melepaskan ikatan Beti Ye.
Beti Ye tidak memedulikan tubuh dia yang berlumuran darah, dia memeluknya, tidak ingin melepaskannya. hanya ada satu kehendak hatinya, “Aku tidak akan pernah meninggalkan lelaki ini.”
“Sudah tidak apa-apa!” Erik Luo tahu hati Beti Ye lemah, dia mengusap kepalanya. Melihat Beti Ye yang tidak melepaskannya, dia memeluk pinggangnya dan menendang pipa gas dapur, lalu meletakan botol bir ke dalam microwave dan menyalakannya. Lalu dia berbalik dan kabur keluar dari villa itu menuju hutan di gunung.
Beberapa menit kemudian, dari villa itu terdengar suara ledakan, Erik Luo dan Beti Ye berada di puncak gunung, dengan mata telanjang menyaksikan langsung pemandangan yang spektakuler.
“Ayo jalan, tidak akan lagi ada orang yang berani menindasmu.”
Dia merangkul pinggang Beti Ye, bergegas menuruni gunung. Beti Ye hanya merasakan hembusan angin, pemandangan di kedua sisinya sangat cepat berlalu, perasaan ini seolah-olah sedang naik roller coaster.
Perasaan ini sangat menantang dan juga membuat lega. Saat mendongak memandang wajah Erik Luo yang tajam, hatinya berdegub kencang.
Setelah turun gunung, kedua orang itu menelepon Wahyu Ye untuk melaporkan keselamatan mereka. Erik Luo di sungai mencuci darah yang berlumuran di tubuhnya sampai bersih, lalu membawa Beti Ye berkeliling di kota itu, menghindari kamera. Dari tengah kota melewati desa, lalu naik taksi kembali pulang ke rumah.
Setelah kembali ke villa, langit sudah gelap. Kedua orang itu masuk, lalu melihat meja makan yang sudah penuh dengan makanan. Orang rumah itu sudah menunggu mereka sejak lama, Bella Ye mengocok champagne lalu membukanya sambil tersenyum dan berkata, “Selamat kembali pahlawan yang menyelamatkan tuan putri.”
Wahyu Ye tertawa, “Thomas Han sudah mati, mulai saat ini, siapapun yang berani mengganggu istri dari seorang Wahyu Ye akan tahu akibatnya.”
Erik Luo tersenyum, dirinya disayangi dan dihormati sehingga dipersilhkan duduk di kursi utama, Bella Ye dengan tidak sabar berkata, “Kakak ipar, cepat katakan, bagaimana kakak bisa dalam keadaan berbahaya seperti itu menyelamatkan kakakku, memikirkannya saya aku sangat bersemangat.”
….….
Thomas Han sudah meninggal!
Berita itu menyebar ke seluruh Hedong dalam sekejap, bahkan koran pun ikut menerbitkan beritanya, tertulis penyebab kematiannya adalah karena kebocoran gas yang meledak. Tapi, orang-orang tetap tahu apa yang sebenarnya yang membuat Thomas Han meninggal. Awalnya bermula dari berita Beti Ye yang diculik, lalu Thomas Han meninggal, bagaimana mungkin ada kebetulan yang seperti ini.
Tianzheng Group, seluruh anggota Keluarga Zhang tercengang. Setelah beberapa lama, Hazel Zhang baru menghela napas, “Aku terlalu meremehkan Wahyu Ye, tidak aku sangka kalau dia memiliki skill seperti itu.”
Syifa Ding tiba-tiba terikirkan ssesuatu, dan berkata, “Mungkinkah… Mungkinkah ini ulah suami Beti Ye?”
“Ada kemungkinan ini, kalau memang begini…. Visi Wahyu Ye terlalu berbahaya, tapi kita tidak bisa teralu senang dulu, air di Hedong sangatlah dalam, satu orang Thomas Han sudah meninggal, takutnya masih ada yang kedua….”
Syifa Ding tertegun, dia teringat kekerasan Erik Luo saat pesta tempo hari. Dia tidak bisa menahan rasa takutnya, bagaimana mungkin dia berekspektasi kalau Erik Luo sekejam ini, hatinya merasa khawatir, “Apa dia akan mencari masalah dengan kita, apa dia akan datang membunuhku?”
Malam itu, ada banyak desas-desus, mengatakan seorang pemuda berusia dua puluhan masuk ke villa Keluarga han membunuh orang. Berlumuran darah membunuh, dan orang yang terakhir dibunuhnya adalah Thomas Han dan pergi.
Kebanyakan orang masih ragu dengan cerita ini, karena hal-hal yang ada dalam novel ksatria tidak bisa muncul di dunia nyata. Tapi, setelah pertempuran ini, tidak ada yang berani meremehkan Keluarga Ye.
Itu adalah keberadaan seorang Raja Pembunuh di Hedong, siapa yang berani memprovokasinya?
Erik Luo tidak tahu rumor ini, malam itu dia tetap pergi ke atas atap untuk berlatih.
Beti Ye menggunakan piyama tipis berjalan sampai ke sebelah Erik Luo dan bertanya, “Kamu sedang berlatih apa?”
Mata hitam gelapnya sangatlah cerah di malam gelap ini, lengan dan paha putihnya terlihat, Erik Luo tidak bisa menahan diri untuk meliriknya dua kali, dan berkata, “Jujur saja, aku juga tidak tahu.”
Beti Ye menyangkutkan rambutnya ke belakang telinga, menundukkan kepala dan dengan suara ringan berkata, “Di atas sangat dingin, malam ini, tidurlah di kamarku.”
Erik Luo melihat langit penuh bintang, dan berkata, “Tidak apa-apa, aku tidak dingin, aku berlatih diri, bagaimana mungkin aku kedinginan. Kamu cepatlah beristirahat.”
Bella Ye yang bersembunyi di kegelapan berkata, “Dasar bodoh, bagaimana dia tidak mengerti apa maksudnya!”
Beti Ye merasa kecewa dan berjalan turun. Setelah turun beberapa langkah, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menoleh kebelakang, Bella Ye menariknya turun dan berkata, “Kenapa kamu begitu cepat menyerah, kamu harus tetap berusaha, memeluk lengannya dan bermanja-manjaan, dan lelaki pasti tidak bisa menahannya.”
Beti Ye tersenyum sedih dan berkata, “Dengan tanganku sendiri aku mendorongnya, dia sudah tidak menyukaiku lagi. Tidak ada gunanya melakukannya lagi.”
Bella Ye berkata, “Kalau begitu kamu tunggu sampai dia menceraikanmu saja. Aku dengar-degar Amanda Lu sedang mencari-cari Erik Luo, siapa tahu ketika kalian bercerai, dia langsung mengambil kesempatan itu.”
“Amanda Lu?”
Wajah Beti Ye berubah, ada perasaan waspada di dalam hatinya, dan saat itu ada semangat berjuang membara di hatinya. Dia tahu kalau wanita misterius itu tidak lebih buruk darinya, kalau dia memang ingin merebut Erik Luo, mungkin sudah ada peluang 80% di genggamannya.
“Jadi, kesempatan lebih besar untuk yang lebih dekat, paham?” Bella Ye memegang bahu kakaknya dan berkata, “Kamu dengan kualitas yang sangat bagus, bagaimana mungkin dibandingkan dengan wanita lain. Kalau memang menyukainya, kamu tidak boleh dengan mudah melepasnya. Cepatlah pergi, coba sekali lagi, jangan katakan apapun. Cium saja dia.”
Setelah selesai bicara, dia menarik tali baju piyama di bahu Beti Ye, lalu mengacak-acak rambut Beti Ye, lalu mendorongnya ke atap.
Beti Ye dengan gugup berkata, “Apa boleh seperti ini?”
“Astaga, ada berapa banyak pria di dunia ini yang tergoda olehmu. Kalau sudah seperti ini masih tidak berhasil, bercerai saja, dia pasti tidak akan melakukannya.”
“Jangan omong kosong!”
Beti Ye dengan cemas naik ke atap, lalu terdiam di tempat.
Bella Ye berbisik, “Apa yang kamu lakukan, cepat pergi!”
“Orangnya…. Orangnya tidak ada!”
Bella Ye langsung pergi untuk melihat, dan hanya terlihat atap yang kosong, bahkan bayangan hantu pun tidak ada.
Novel Terkait
Baby, You are so cute
Callie WangHabis Cerai Nikah Lagi
GibranAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraAwesome Guy
RobinCinta Tak Biasa
SusantiVillain's Giving Up
Axe AshciellyLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)