Lelaki Greget - Bab 124 Petir Datang
David Li dan yang lainnya melihat di kapal dari kejauhan, mereka telah mengalami banyak kejadian besar, tapi ini adalah pertama kalinya mereka melihat pertempuran yang mengguncang bumi seperti ini.
Bella Ye dan Santi Tang di kabin tidak dapat mempercayai mata mereka. Mereka telah lama berhubungan dengan pengetahuan ilmiah, dan mereka tidak pernah percaya pada dewa dan hantu, tetapi kali ini mereka dapat melihat manusia menggunakan mutiara untuk membuat dua ekor naga air, di hati mereka terdapat hal yang tidak bisa di percaya.
Sebenarnya kekuatan macam apa ini!
Dua naga air bergegas menuju Erik Luo, Erik Luo dengan ringan menginjak busa di bawah kakinya, dan seluruh tubuhnya melompat ke udara pada ketinggian puluhan meter.
Tetapi yang aneh adalah orang itu ada di udara, dan tubuhnya masih ada di sana tidak jatuh ke bawah, dan tidak tahu kapan munculnya pedang panjang itu, ujung pedang itu menghadap langit, terdengar ledakan keras, awan hitam berkumpul dan menutup cahaya bulan, dan seluruh dunia menjadi redup.
Lampu sorot dinyalakan di kedua kapal, dan mereka hampir tidak bisa melihat pemandangan yang jelas.
Hanya melihat Erik Luo memegang pedang panjang di tangannya, dan awan hitam di atas kepalanya berputar menjadi pusaran air, di dalamnya terdapat petir menyambar, seperti kapanpun akan disambar petir.
"Ini ... bagaimana mungkin!" Santi Tang di kabin terkejut, menutupi mulutnya. Dia tidak percaya bahwa orang bisa berdiri di udara, dan dia tidak percaya bahwa satu orang bisa memanggil awan hitam dan petir dan kilat. Ini bukan dewa dalam sebuah serial TV, ada apa dengan dunia ini?
Berdiri di depan kapal, Gerald Yi tidak berani mengabaikan, dan di permukaan laut tujuh naga air muncul dari laut lagi. Sembilan naga saling bersilang, dan Erik Luo dengan ganas bergegas dari udara, dan mencoba untuk menelannya.
"Petirrrrr!"
Erik Luo berteriak keras, suara petir meledak di langit, petir yang tak terhitung jumlahnya berkumpul di atas pedang panjang, Erik Luo diselimuti oleh cahaya listrik, dan laut bersinar dengan cahaya yang menyilaukan. Sembilan naga air bahkan bertambah lebih kuat dan dalam sekejap menyerang bagian kaki Erik Luo.
Gerald Yi mengeluarkan terlalu banyak mengeluarkan energi Qi murni, dan wajahnya sedikit pucat, tetapi matanya bersinar karena kegembiraan, dan dia berteriak, "Matilah di tanganku!"
Ribuan petir dan kilat berkumpul di tangan Erik Luo. Saat pedang panjang menebas, petir dan kilat yang ganas berubah menjadi kilat raksasa, membelah sembilan naga air yang mengalir menjadi dua bagian, dan kekuatan yang tersisa tetap tidak ada habisnya, bergerak menuju Gerald Yi yang di kapal pesiar itu.
Wajah Gerald Yi berubah drastis, dan dia panik. Sebuah dinding air naik di depan kapal pesiar, tetapi petir ini membelah dinding air seperti tahu, dan mutiara di tangan Gerald Yi juga hancur berkeping-keping. Kapal pesiar di belakangnya langsung terbelah menjadi dua bagian oleh petir dan perlahan tenggelam ke laut.
Orang-orang di perahu panik dan buru-buru menyelam ke dalam air. Bola meriam dan peluru ditembak sembarangan ke langit. Itu sangat kacau. Banyak Guru Besar di Tingkat Surga yang memegangi jaket pelampung untuk bertahan hidup, tetapi mereka tidak bisa mengerahkan setengah kekuatan mereka di dalam air, dan orang-orang yang dibawa oleh Gerald Yi dan senjata-senjata tersebut langsung kehilangan kemampuannya, sehingga hanya tinggal dia sendiri yang bisa bertarung.
Erik Luo perlahan melayang di permukaan laut, menginjak balok kayu yang mengapung, ternyata Gerald Yi juga mampu berdiri di permukaan laut dari udara tipis, air laut di bawah kakinya terus bergulung-gulung, terus-menerus memberikan tenaga untuk membantunya.
Ada kabut tipis air yang mengapung di sekelilingnya, dan seluruh orang yang melihatnya tampak samar-samar, lalau memandang Erik Luo dan berkata: "Beberapa orang bilang keluarga Yi ada dua Dewa, satu Dewa Petir, dan apakah kamu tahu satunya dipanggilnya apa?"
Erik Luo mengerutkan kening dan berkata, "Kamu tidak bermaksud mengatakan bahwa kamu adalah Dewa Laut, kan? Keluarga Yi semuanya seperti ini, jelas-jelas tahu bahwa diri sendirinya tidak bisa, tetapi ingin memiliki sebutan dewa, atau memang kamu memliki bakat yang hebat pada air, tetapi dalam alam semesta ini, kamu masih belum bisa di tentukan peringkatnya".
Wajah Gerald Yi berubah suram. Dia dilatih sebagai murid utama di Kuil Qinling sejak dia masih kecil. Dia memiliki bakat yang tidak biasa untuk air. Erik Luo berkata bahwa dia tidak berharga, dan dia dengan dingin mendengus: "Kalau begitu, beritahu aku betapa hebatnya dirimu! "
Dengan gerakan kedua tangannya, tangannya bersinar dengan cahaya biru muda, dan seluruh tubuhnya ditutupi oleh air laut yang mengalir, dan dia muncul di depan Erik Luo dengan seketika, dan dua pisau air menebas.
Erik Luo mengayunkan pedangnya untuk memblokir, tetapi tahu bahwa tidak dapat menangkis pisau air tersebut, kemudian langsung membelah pakaian di tubuhnya.
Pakaian itu terbuat dari bahan anti peluru yang dia buat secara khusus. Mereka bahkan tidak dapat meledakkannya, dan ternyata dengan mudah di potong oleh Pisau Air, tetapi kulitnya sangat keras, dan pisau air hanya meninggalkan bekas dangkal tanpa melukai sampai ke dalam.
“Hah?” Wajah Gerald Yi terkejut, tangannya tidak berhenti, dan pisau air di tangan kiri terus menebas.
Erik Luo buru-buru mengulurkan tangannya untuk menangkis. Tiba-tiba, ada rasa sakit yang tajam di lengannya, ternyata terbelah dan memiliki bekas darah, setelah melihat lebih teliti ternyata di pisau air tersebut terdapat air yang tidak berhenti berputar, seperti gigi gergaji yang terus berputar dengan kecepatan tinggi, dan dengan keras membelah kulitnya.
Gerald Yi mencibir dan berkata, "Bagaimana dengan kemampuanku untuk bermain di air sekarang?"
"Kemampuan yang biasa saja".
Erik Luo melompat, cahaya ungu gelap berkedip di dalam hatinya, tubuhnya langsung ditutupi oleh Dragon Armor, pisau air Gerald Yi hancur, membuat suara berderak-derak, dan Dragon Armor itu aman-aman saja.
"Armor ini ... benar-benar harta karun!"
Sebaliknya, mata Gerald Yi menunjukkan kegilaanya pada dragon armor, dan dia berseru dengan semangat: "Serahkan armor ini kepadaku, dan aku akan mengampunimu!"
"Kamu tidak pantas mendapatkannya!"
Erik Luo mengangkat pedang petir sekali lagi untuk memanggil petir di langit.
Gerald Yi berteriak: “Kalau begitu mati saja kamu!” Laut di sekitarnya berguling, melayang dan berputar di samping tubuhnya, dan berkumpul mengembun menjadi sosok orang air yang sangat besar.
"Formasi pisau air!"
Raksasa itu meraung seperti guntur, dan tiba-tiba pisau air yang tak terhitung jumlahnya melompat keluar dari perairan sekitarnya, berputar dan terhuyung-huyung, berputar ke arah Erik Luo seperti penggiling daging.
Wajah Erik Luo sedikit berubah, petir dan kilat di tangannya terus menebas, tetapi pisau air ini tidak pernah berhenti. Dalam sekejap mata, mereka membentuk lingkaran. Pisau air dengan panjang lebih dari sepuluh meter menyapu tubuh Erik Luo.
"Hengg!"
Erik Luo memuntahkan seteguk darah, pergerakkanya melambat, dan formasi pisau air di sekitarnya langsung berputar, dan sosok Erik Luo tenggelam di laut.
Semua orang yang menyaksikan pertempuran di atas kapal di kejauhan merasakan ketakutan untuk Erik Luo, setelah sepuluh detik berlalu, Erik Luo yang tenggelam tidak ada pergerakan sama sekali.
Banyak orang berangsur-angsur terdiam, Amanda Lu mencengkeram pagar dengan erat, bibirnya hampir digigit sampai berdarah.
“Tidak seperti yang dikatakan!” Gerald Yi mengulurkan telapak tangannya yang besar dan mengendalikan formasi pisau air. Pada saat ini, dua api emas keluar dari laut, dan laut menguap, orang air yang sangat besar itu langsung menghilang, dan semua air laut yang menderu langsung jatuh, dan laut menjadi tenang kembali.
Api emas di mata Erik Luo akhirnya padam, dan Gerald Yi, yang tidak jauh, memperlihatkan tubuhnya yang hangus, dan meraung malu: "Bagaimana mungkin, formasi air yang sangat kuat dihancurkan oleh api!"
Erik Luo berkata dengan acuh tak acuh: "Ya, jika air dan api tidak saling mematikan, kamu pasti sudah mati sekarang!"
Novel Terkait
The Richest man
AfradenBehind The Lie
Fiona LeeThe Sixth Sense
AlexanderHabis Cerai Nikah Lagi
GibranBaby, You are so cute
Callie WangCinta Tapi Diam-Diam
RossieIstri Yang Sombong
JessicaBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)