Lelaki Greget - Bab 137 Buku Kuno
Erik Luo berbalik dan terus berjalan ke depan, dia tidak tertarik dengan masalah tidak realistis seperti ini, jika dia tidak menemukan sesuatu yang berguna setelah berkeliling satu putaran ini, dia akan pulang.
Saat dia berjalan, dia tertarik pada sebuah buku kuno, dan ketika dia mengambilnya, ada banyak garis rumit yang tergambar di dalamnya.
Vivi Su mendekat dan bertanya dengan rasa ingin tahu: "Jimat ini tidak seperti jimat, tapi terlihat seperti coretan anak-anak, atau versi kunonya, aku lihat sepertinya itu palsu! Orang-orang kuno bisa menggambar ini?"
Pria paruh baya yang duduk di belakang meja berargumen: "Gadis kecil jangan sembarangan bicara, ini diturunkan dari generasi ke generasi Keluarga Xia kami, ini memang versi kuno."
Semakin banyak yang dilihat Erik Luo, ekspresi wajahnya semakin serius, dia mengangguk dan berkata: "Ini adalah buku kuno." Tidak ada satu kata pun di buku ini, hanya ada berbagai garis kompleks di setiap halaman, tetapi jika ahli jimat melihatnya, dia bisa melihat kategori himpunan jimat apa itu, semua yang tercatat di buku kuno ini adalah himpunan jimat yang memiliki kekuatan yang kuat, yang sangat rumit. Di dalamnya ada beberapa himpunan jimat yang begitu akurat dan hebat sampai membuat kulit kepala mati rasa, jika bukan karena penglihatan Erik Luo yang baik, mungkin dia akan pusing melihatnya.
Ini pasti adalah buku harta karun rahasia!
"Jika boleh tahu, buku kuno ini bagaimana menjualnya?" Erik Luo memandang pria paruh baya itu, pria itu menguap: "Buku kuno ini, harus menunggu keponakan perempuanku datang untuk mengambil keputusan, baru bisa dijual jika dia bilang jual."
"Paman Kedua!"
Nini Xia berjalan mendekat lagi, kali ini dia bersama pria muda yang bernama Tommy Qi itu di sebelahnya, dia menyapa pria paruh baya itu dan melambaikan tangan ke Erik Luo: "Kita bertemu lagi, aku perkenalkan, ini adalah Tommy Qi, Tuan Muda dari Kelompok Seni Sichuan."
"Halo!" Tommy Qi sedikit mengangguk, lalu melirik Erik Luo dari atas ke bawah, dan tidak bermaksud untuk berjabat tangan.
Erik Luo juga tidak ingin berteman dengan orang-orang ini, lalu melirik Nini Xia dan pria paruh baya itu, berkata: "Ternyata kalian adalah paman dan keponakan, buku kuno ini …."
Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, Tommy Qi tiba-tiba mengulurkan tangan dan mengambil buku itu, lalu berkata dengan heran: "Buku ini sudah berumur puluhan tahun, Kakekku paling suka mengoleksi buku kuno, Nini, bisakah buku ini dijual kepadaku, Kakek pasti akan sangat senang jika aku memberikan buku ini sebagai hadiah ulang tahunnya."
Paman kedua Nini Xia tertawa dan berkata: "Kedua anak muda ini sama-sama menginginkan buku ini, Nini, kamu yang putuskan dan lihat kepada siapa kamu ingin menjualnya?"
Tommy Qi dengan sungguh-sungguh berkata: "Nini, aku benar-benar membutuhkannya, Kakekku akan berulang tahun ke-90, pada saat itu kamu pergi bersamaku, ya?"
Nini Xia sangat bingung, lalu menatap Erik Luo dengan canggung dan berkata: "Jika boleh tahu, Anda menginginkannya untuk keperluan apa?"
Dia selalu ingat dengan Erik Luo yang menyelamatkan hidupnya, tetapi itu juga sangat tidak pantas jika dia sampai menyinggung perasaan Tuan Muda Qi hanya karena dia, sangat jelas Tuan Muda Qi memiliki perasaan terhadapnya dan dia tidak bisa melewatkan kesempatan ini.
Erik Luo berkata: "Buku ini juga sangat penting bagiku, aku harap kamu bisa menjualnya kepadaku, aku akan menyetujui segala persyaratan yang kamu ajukan."
Tommy Qi terkekeh dan berkata: "Tidak peduli persyaratan apapun? Cukup sombong, Nini ingin bulan di langit, bisakah kamu mengambilnya untuknya?" mengulurkan tangan dan merangkul bahu Nini Xia yang harum, dan berkata dengan lembut: "Nini, pada saat itu kamu berikan buku ini kepada kakekku, dia pasti akan sangat bahagia."
Mata Nini Xia bersinar terang, dan dia sedikit terharu, jika dia bisa membuat Kakek Keluarga Qi bahagia, bukankah dia selangkah lebih dekat dengan mimpinya?
Tommy Qi melanjutkan: "Kamu lihat penampilan orang ini saja sudah tahu jika dia sedang berbohong, persyaratan apa yang bisa ditawarkannya kepadamu?"
Nini Xia dengan bingung berkata: "Tapi dia pernah menyelamatkan nyawaku …."
Tommy Qi tersenyum dan berkata: "Pernah menyelamatkan nyawamu, kamu bisa mencari kesempatan lain untuk membayarnya, benar tidak?" Dia menatap Erik Luo dan berkata: "Atau tidak begini saja, aku bayar 10 juta RMB (sekitar 20 miliar rupiah), anggap saja membayar jasamu yang telah menyelamatkan Nini, dan buku kuno ini berikan padaku, bagaimana menurutmu?"
Vivi Su tidak dapat menahan diri dan berkata: "Kamu merasa sombong karena ada uang? Apakah kamu bersedia memberikannya jika kami membayar 100 juta RMB (sekitar 200 miliar rupiah)?"
"100 juta RMB?" Tommy Qi tertegun, lalu dia tertawa, "Kalian benar-benar cukup menarik, akan sangat tidak menarik jika bertengkar begini, lebih baik kita dengarkan Nini saja, aku hormati keputusannya."
Dia tampak berlapang dada, sebenarnya dia telah menyerahkan masalah ini kepada Nini Xia, membuatnya berada dalam dilema.
Nini Xia dengan cepat membuat keputusan di dalam hatinya, benar yang dikatakan oleh Tommy Qi, bisa mencari kesempatan lain untuk membalas budi kepada Erik Luo, tetapi dia tidak boleh melewatkan Keluarga Qi, dia mengangkat kepala dan melihat ke arah Erik Luo: "Kamu pernah menyelamatkan nyawaku, aku bersedia memberikanmu satu set villa yang bernilai 80 juta RMB (sekitar 160 miliar rupiah), tapi aku masih ingin memberikan buku kuno ini kepada Tuan Muda Qi." 80 juta RMB adalah batas terakhirnya, baginya, itu sudah cukup untuk membayar jasa Erik Luo yang telah menyelamatkan nyawanya.
Tommy Qi memandang Erik Luo dengan senyum kemenangan di sudut bibirnya, seolah-olah mengatakan bahwa kamu masih terlalu lembut untuk bertarung denganku.
Erik Luo sedikit mengerutkan kening dan berkata: "Atau tidak begini saja, kamu dapat membuat salinan dari buku kuno ini untukku."
"Itu tidak boleh." Tommy Qi menyimpan buku itu dan berkata: "Dengan adanya salinan, dia bukan lagi buku yang tunggal, dan nilainya pasti akan menurun, aku pikir kamu lebih baik memilih villa dengan nilai 80 juta RMB saja, Nini, aku gantikan kamu untuk mengeluarkan uang ini, aku tambahkan 20 juta RMB lagi, dan totalnya adalah 100 juta RMB, bagaimana menurutmu?"
Dia mengira bahwa orang seperti Erik Luo ini pasti tergoda dengan 100 juta RMB, menatapnya dengan penuh percaya diri, dan menunggunya untuk berserah diri pada uang.
Erik Luo menatapnya dengan dingin dan berbalik pergi, Tommy Qi ini jelas-jelas sengaja pamer, karena dia tidak bersedia menyerahkan buku kuno itu, tentu saja Erik Luo memiliki cara lain untuk mendapatkannya.
Tommy Qi tertawa, meletakkan tangan di pinggang Nini Xia dan berkata: "Nini, terima kasih banyak padamu."
Ini adalah pertama kalinya pinggang Nini Xia disentuh oleh seorang pria, tetapi dia merasa lega begitu mengingat identitas orang itu, tersenyum sedikit dan berkata: "Bagus jika kamu menyukainya."
"Waa, Tuan Muda Qi telah datang!"
Eugene Mo tersenyum dan berjalan mendekati mereka, lalu berjabat tangan dengannya dan menyapa. Tommy Qi bercanda: "Wajah Tuan Muda Mo berseri-seri, akhir-akhir ini suasana hatimu sangat bagus."
"Tentu saja, Keluarga Mo kami telah mendapat dukungan dari Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy yang besar ini, tentu saja semuanya berjalan lancar."
Tommy Qi berkata dengan antusias: "Apakah Tuan Muda Mo bisa memperkenalkanku dengan Ketua Luo, sebenarnya kedatanganku kali ini adalah juga mencari kesempatan untuk bertemu dengannya."
Eugene Mo ragu-ragu sejenak dan berkata: "Baiklah, karena aku pandang kamu sebagai Tuan Muda Qi, aku akan mengajakmu menemuinya."
Erik Luo mengajak Vivi Su untuk berkeliling melihat-lihat, lalu duduk di sofa yang ada di sudut ruangan, bersiap untuk istirahat sejenak kemudian pulang.
Vivi Su berkata dengan marah: "Pria bermarga Qi itu benar-benar tidak tahu malu, haruskah aku mencari kesempatan untuk mengambil kembali buku itu?"
"Tidak perlu, diam-diam mencuri barang orang itu perilaku yang sangat rendah, tentu saja aku akan memiliki cara agar dia menyerahkan buku itu dengan sukarela." Erik Luo menyesap tehnya dan tidak khawatir.
Pada saat ini, Eugene Mo mengajak Tommy Qi dan Nini Xia berjalan mendekat ke arah mereka sambil mengobrol ria, setelah melihat Erik Luo, Eugene Mo bergegas mendekat, tersenyum dan berkata: "Apakah Ketua menemukan harta karun yang disukai, aku perkenalkan pada Anda Tommy Qi yang berasal dari Sichuan, dia berkata bahwa ada hartu karun yang ingin diserahkan kepada Anda."
Tommy Qi dan Nini Xia tercengang ketika melihat pemandangan di depan mereka ini.
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiUangku Ya Milikku
Raditya DikaPernikahan Kontrak
JennyHis Second Chance
Derick HoLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)