Lelaki Greget - Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
Ketika fajar menyingsing, Erik Luo melompat, merasa seluruh tubuhnya lebih energik dan luar biasa bersemangat.
Seluruh kota masih sunyi, Erik Luo memandangi halaman di bawah, kepalanya panas, dia melompat ke bawah, dan tubuhnya melayang ringan di halaman.
Keren!
Erik Luo menjerit di dalam hati dan berlari ke kejauhan. Itu adalah kebiasaannya untuk melakukan perjalanan lima kilometer setiap pagi.
Ketika melewati sebuah tempat makan, Erik Luo menggerakkan hatinya dan membelikan Beti Ye sarapan.
Sekarang dia merasa benar-benar memperlakukan Beti Ye sebagai adik perempuan, dan perasaannya terhadap keduanya tidak lagi begitu kuat. Bahkan setelah merasakan energi di tubuhnya, dia tidak lagi tertarik pada hal-hal di dunia. Sekarang dia hanya ingin menjadi lebih kuat!
Setelah kembali ke villa, Santi Tang siap untuk sarapan. Bella Ye melihat Erik Luo dan menatapnya dengan tajam. "Bukannya ada seseorang mengatakan ingin pergi kemarin, apa yang kamu lakukan di sini?" karena Wahyu Ye sedang keluar, dia langsung tanpa sungkan memarahi Erik Luo lagi.
Beti Ye baru saja keluar dari kamar dan memarahi: "Diam, makan saja sarapanmu!"
“Hei, aku membantumu!” Bella Ye menatap adiknya dengan ragu, dan merasa ada sesuatu yang salah.
Erik Luo tersenyum dan meletakkan makanan di atas meja dan berkata: "Ini sarapan untuk kalian, aku sudah makan, dan mau ke atas ganti baju."
Beti Ye berjalan ke meja dan membukanya untuk melihat. Itu semua adalah makanan favoritnya, dan dia tidak bisa menahan tawa.
Bella Ye bertanya-tanya: "Hei, jangan bilang kamu bisa disogok dengan sekantong makanan ini, kamu jangan dipengaruhi oleh orang jahat itu!"
Sepanjang pagi dia berbicara hal-hal buruk tentang Erik Luo, Erik Luo berpura-pura tidak mendengar apa-apa, dan hanya mengurusi urusannya sendiri. Setelah sarapan, Beti Ye berkata: "Aku akan pergi ke perusahaan, Erik Luo, ikut aku, aku akan mengatur pekerjaan untukmu."
Wahyu Ye sudah meminta putrinya untuk mengatur Erik Luo untuk bekerja di perusahaan. Sebelum itu, Beti Ye sangat kecewa. Karena dia tidak menyukai sikap sombong ayahnya, dia tidak ingin melihat Erik Luo, tetapi setelah kejadian kemarin, dia telah membuang pandangan buruknya itu, dan ingin mengatur pekerjaan untuk Erik Luo.
Erik Luo mengantarnya ke perusahaan dan semua orang menyambut Beti Ye begitu memasuki gerbang.
Hari ini Beti Ye mengenakan pakaian formal dan rambutnya keriting, terlihat cantik dan mengagumkan.
Telinga Erik Luo lebih sensitif daripada sebelumnya, dan mendengar beberapa orang berbisik: "Dirut (Direktur Utama) Ye cantik sekali, dia bahkan bisa menjadi artis dengan kecantikannya ini."
"Sayangnya, dia sudah menikah, dan tidak tahu bajingan mana yang mendapatkannya, sial, lihat kaki putih panjang yang lurus ini. Jika Tuhan memberiku kesempatan, aku bisa bermain dengan ini sampai 10 ribu tahun ... "
Erik Luo mengerutkan kening, Beti Ye memang luar biasa, dan kecantikannya sempurna. Dia begitu menarik perhatian. Tidak heran orang-orang ini bisa mengatakan perkataan yang tidak-tidak seperti ini.
Begitu mereka berjalan ke kantor, mereka melihat Riski Han berbaring di sofa dengan perasaan mengerikan, dengan perban di kepalanya dan dua polisi duduk di sampingnya.
“Beti, kita bertemu lagi.” Riski Han memandang keduanya dengan mata suram.
Kedua polisi berdiri dan berjalan ke Erik Luo, menunjukkan dokumen mereka: "Kami menerima laporan dari Tuan Han kalau dia dipukuli di Pemakaman Yishan kemarin dan ingin meminta keteranganmu."
Erik Luo menatap Riski Han dengan dingin dan duduk bersama Beti Ye untuk menceritakan apa yang terjadi kemarin.
Kedua polisi itu bertanya sambil merekam, dengan hati-hati menanyakan setiap detail, dan berulang kali mengajukan pertanyaan, sangat merepotkan.
Lebih dari satu jam kemudian, Erik Luo perlahan-lahan mengerutkan keningnya. Dengan karakter Riski Han, dia tidak hanya meminta dua polisi untuk mencatat pengakuannya, dia pasti memiliki siasat buruk.
Tidak tahu berapa lama berlalu, tiba-tiba ada suara dan seruan di luar, dan kemudian pintu dibanting terbuka oleh seseorang. Seorang pria dengan noda darah dengan rambut acak-acakan bergegas dengan membawa pisau dapur, mata mereka langsung memerah ketika melihat Riski Han, dan meraung: "Kamu yang bermarga Han, aku bunuh kamu!"
Kedua polisi bangkit dan berteriak, "Apa yang kamu lakukan, hentikan!"
Erik Luo melihat pria gila ini ternyata adalah Surya Li. Dia terkejut dan cepat-cepat melangkah maju untuk berhenti: "Surya, apa yang terjadi?"
Surya Li gemetar karena marah, air mata mengalir, menunjuk Riski Han dengan pisau: "Binatang ini, binatang ini, dia ... dia menyuruh seseorang untuk mencelakai dan memperkosa Linda!"
Erik Luo tiba-tiba teringat, Linda adalah istri Surya Li, dan dia bersulang dengannya di pesta pernikahan hari itu. Memikirkan Riski Han mencelakai orang yang mungil dan lucu itu, hatinya sangat marah, dan berteriak: "Dasar binatang! Kamu benar-benar cari mati!"
Dia berbalik dan menendang Riski Han.
Riski Han sampai terpelanting keluar dan meludahkan darah saat dia terjatuh ke lantai, tapi dia tertawa.
Erik Luo ingin menghajarnya lagi, tapi kemudian muncul 2 moncong pistol di depannya, kedua polisi itu berteriak: "Berbaring di tanah, pegang kepalamu dengan kedua tangan, cepat!"
Erik Luo berangsur-angsur tenang, menatap Riski Han dengan putus asa, dia hanya bisa berbaring dan diborgol.
Surya Li juga ditangkap, keduanya ditangkap di kantor polisi dan ditahan di ruang tahanan, Surya Li bengong, bersembunyi di sudut dan menangis sendirian.
Erik Luo merasa sangat tidak nyaman. Dia melangkah maju, menekan bahunya dan berkata, "Semuanya salahku, kalau waktu itu kamu tidak membantuku, kamu tidak akan bermasalah dengannya ... Bagaimana kabar Linda sekarang?"
Surya Li membenamkan kepalanya di lutut dan berkata dengan suara serak: "Di rumah sakit, dia sudah gila, dan dokter mengatakan kepadanya bahwa peluangnya untuk sembuh sangat kecil."
"Binatang itu!" Erik Luo meninju dinding beton dengan pukulan, dan berkata dengan dingin, "Kamu tenang saja, aku pasti akan membalaskan dendammu ini!"
Mata Surya Li memerah dan dia meremas tinjunya dan berkata, "Aku mau membunuhnya sendiri!"
Erik Luo menggelengkan kepalanya dan berkata: "Ini bukan medan perang, kamu pasti masuk penjara jika membunuh orang, kita harus membalasnya dengan jalur hukum!"
“Jalur hukum?” Surya Li tersenyum sedih: “Polisi mengatakan bahwa semuanya perlu dibuktikan. Kasus ini harus diselidiki secara perlahan. Apa kamu tidak melihatnya? Masalah hari ini adalah jebakannya. Ia dengan sengaja membawaku ke perusahaan untuk memukulnya, lalu memberi bukti sangat kuat untuk menangkap kita berdua, kekuasaan dan kekuatannya sangat kuat, bagaimana bisa kita menuntut dia?"
Setelah diam sebentar, dia berkata perlahan: "Tadi malam, saat aku dan Linda baru pulang, kami dibuat pingsan oleh seseorang. Ketika aku bangun, aku melihatnya ... aku melihatnya merobek pakaiannya. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Linda dilecehkan oleh binatang ini, apa kamu tahu bagaimana perasaanku saat melihat Linda melihatku, dia terus meminta tolong padaku, tapi, aku sama sekali tidak bisa membantunya!"
Pada titik ini, dia tidak bisa menangis lagi, dan menyeringai: "Kalau aku tidak membunuh binatang itu, aku tidak ada wajah lagi untuk hidup!"
Novel Terkait
Love From Arrogant CEO
Melisa StephanieAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaCinta Yang Terlarang
MinnieSang Pendosa
DoniMy Cute Wife
DessySi Menantu Buta
DeddyGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)