Lelaki Greget - Bab 10 Dasar Sampah
Erik Luo mengikuti perlahan, mobil di depan berputar beberapa kali, dan melaju ke sebuah reruntuhan rumah di pinggiran kota. Dia lebih tenang, di tempat seperti ini, tidak peduli berapa banyak dari orang-orang itu yang akan dia dibantai.
Di parkiran luar, Erik Luo berjalan melewati reruntuhan dan mengejar mobil dari jalan yang lain.
Kecepatannya sangat cepat, dan ada dinding yang rusak di mana-mana, dan pihak lain belum menemukan siapa pun yang mengikuti.
Mobil itu menuju ke arah tempat yang lebih terawat baik, Erik Luo melompat ke depan, dan berbaring di atap yang berlawanan, melihat Wahyu Ye diikat dengan tali dan dikawal keluar dari mobil, yang lain membuka pintu truk kecil, dan melihat mobil yang penuh dengan uang kertas merah dan berseru: "Wahh, kita kaya!"
"Kalau tahu dia rela mengeluarkan uang sebanyak ini, kita seharusnya meminta lebih banyak lagi, iya kan?"
Seorang pria muda yang duduk di bawah atap, mengenakan topeng babi, melambai dan berkata, "Bawalah orang itu keluar."
Segera, Bella Ye didorong keluar, dan rambutnya sedikit berantakan. Dia hanya mengenakan mantel compang-camping, jelas tidak terlalu menderita.
Wahyu Ye menekan amarahnya dan bertanya, "Uangnya sudah di sini, cepat lepaskan sanderanya."
"Tentu saja, aku harus mengatakan bahwa putrimu benar-benar hebat, dia bisa membuat kami semua sangat puas, iya kan?"
Orang di seisi rumah itu tertawa, dan segala macam kata-kata tidak senonoh terus dikatakan.
“Kalian semua mati saja sana!” Bella Ye tiba-tiba meninju dan menendang orang-orang di sekitarnya, dan kemudian ditampar hingga terjatuh, dan seorang lelaki besar melepaskan ikat pinggangnya dan berkata: “Orangtua, aku akan memberi putrimu ini pelajaran, lihat baik-baik."
“Beraninya kamu!” Teriak Wahyu Ye dengan marah.
Bella Ye telah dijatuhkan ke tanah dan pakaiannya dirobek, semua orang berada di samping, memegang tangan dan kakinya, membiarkannya menangis dan terus meronta, pria besar itu langsung mendekat ke tubuhnya, Bella Ye hanya bisa menjerit, dan menangis.
Wahyu Ye gemetar karena amarah dan matanya memerah, tetapi dia tidak bisa melepaskan ikatan di tubuhnya. Dia hanya bisa melihat putrinya dilecehkan, dan dia sangat marah.
Pada saat ini, pria besar yang ada di tubuh Bella Ye tiba-tiba berhenti bergerak, dan tawa berhenti. Semua orang melihat lubang darah di belakang kepala pria besar itu, dan darah mengalir ke tanah.
Saat Bella Ye melihat darah di tubuhnya, dia menjerit ketakutan, dan merangkak ke samping.
“Siapa?” Orang-orang di dalam itu panik, dan mengangkat pistol mereka.
Erik Luo melompat turun dari atap, dia tidak menyangka kalau batu yang dilemparnya begitu kuat sehingga langsung membunuh orang itu.
"Siapa kamu? Berlutut dan taruh tanganmu di kepala!"
Pria dengan topeng babi menodongkan pistolnya ke arah Erik Luo dan berteriak keras.
Erik Luo menyipitkan matanya dan berkata, "Lebih baik singkirkan barang itu dari tanganmu, mereka yang bermain dengan pistol di depanku pasti akan mati."
Ini bukan kebohongan. Merebut pistol dalam sepuluh langkah adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh anggota tim khusus, belum lagi matanya berbeda dari orang-orang biasa. Dia tidak hanya dapat melihat benda-benda lebih dari satu kilometer, dia bahkan dapat melihat peluru, dan dia dapat dengan mudah menghindarinya. Kalau tidak, dia tidak akan bertahan sampai sekarang selama di medan perang.
"Bocah, kamu sangat arogan." Orang yang mengenakan topeng babi melambaikan pistolnya, berkata "Kesabaranku terbatas. Aku tidak akan mengatakan untuk kedua kalinya, jika kamu masih tidak berlutut, aku akan membuatmu mengetahui apa rasanya ditembak."
“Coba saja,” Erik Luo tak bergerak sedikit pun, dia seolah siap untuk ditembak.
“Kamu benar-benar cari mati!” Pria yang mengenakan topeng babi itu langsung menembak.
Setelah tembakan dilepaskan, Erik Luo bergerak sedikit, berdiri dengna tenang dan tersenyum, "Tampaknya keahlian menembakmu tidak akurat."
Tangan orang itu gemetaran dan berteriak, "Bunuh dia!"
Semua orang bereaksi, peluru melesat ke arah Erik Luo dengan cara dan kemudian teriakan keras terdengar. Erik Luo seperti gambar virtual, terus bergerak, tetapi sekejap mata, enam orang di tempat kejadian menutupi pergelangan tangannya dan melolong kesakitan.
Sambil memegang enam senjata di tangannya, Erik Luo berjalan perlahan ke pria yang mengenakan topeng babi dan berkata, "Lepaskan topengnya."
“Sialan!” Pria itu tiba-tiba mengeluarkan belati dan menusuknya ke arah perut Erik Luo. Erik Luo meraih pergelangan tangan lawan, memutar pergelangannya hingga patah.
"Aarrgghh!"
Teriakan kesakitan itu terdengar dan Erik Luo melepas topengnya, memperlihatkan wajah muda pucat. Pria itu baru berusia dua puluhan, matanya bengkak, dan butiran-butiran keringat keluar dari dahinya, lalu dia berkata: "Kakak, ampuni aku, berapapun yang kamu mau, aku akan memberikannya, tolong lepaskan aku......"
"Eko Ma, ternyata kamu!" Kata Bella Ye dengan benci: "Aku memperlakukanmu sebagai teman, tetapi kamu malah menculikku!"
Erik Luo menggelengkan kepalanya, tidak tahu bagaimana Bella Ye begitu bodoh, dan benar-benar menganggap sampah ini sebagai teman.
"Orang sepertimu, tidak layak untuk diampuni!"
Erik Luo teringat akan kemalangan Linda dan membenci sampah semacam ini, dia merentangkan kakinya dan menendang selangkangan Eko Ma.
Dia langsung berlutut dan berteriak, "Tuan, tuan mohon ampuni kami, kami juga dipaksa oleh orang lain ..."
"Dasar sampah!"
Erik Luo menyerang terus-terusan, beberapa teriakan terdengar, dan penculik-penculik ini dihajar habis-habisan di tempat kejadian dan semuanya pingsan.
Wahyu Ye bergegas menarik putrinya. Bella Ye terus menangis. Wahyu Ye membelai kepalanya dan berkata, "Jangan takut, jangan takut, ayah ada di sini."
Dia memandang Erik Luo dengan penuh rasa terima kasih, jika Erik Luo tidak membantunya hari ini, dia benar-benar tidak bisa membayangkan konsekuensinya.
Erik Luo melepaskan topeng dari beberapa orang yang tersisa, dan mendapati bahwa kebanyakan dari mereka adalah lelaki besar, dan tidak ada benda untuk membuktikan identitas mereka di tubuh mereka.
Dia mencibir dan menelepon polisi, agar para penculik ini langsung dijebloskan ke dalam penjara.
"Ayo pulang."
Erik Luo tidak mau berurusan dengan polisi, mengikat beberapa perampok, dan membawa keduanya kembali ke villa.
Santi Tang dan Beti Ye sangat cemas, dan ketika mereka melihat Erik Luo pulang, mereka semua sangat gugup dan tidak tahu hasilnya.
Ketika melihat Wahyu Ye dan Bella Ye turun dari mobil, mereka hampir jatuh ke tanah dengan kegembiraan. Keluarga hampir terpisah antara hidup dan mati, dan mereka langsung menangis bersama.
Erik Luo berjalan ke samping tanpa bersuara, bersandar ke pintu untuk melihat pemandangan dari jauh, dan hatinya merasa tenang. Baginya, menyelesaikan perampok pemula ini lebih mudah daripada makan dan minum, belum lagi kekuatan fisiknya meningkat, kali ini kecepatan serangannya telah memecahkan rekor sebelumnya, tampaknya energi dan tenaga dalam yang ada di dalam tubuh benar-benar harta yang langka.
Beti Ye menoleh ke belakang dan melihat Erik Luo berdiri sendirian di pintu, melambaikan tangan dan berkata: "Apa yang kamu lakukan berdiri di sana, kamu adalah pahlawan besar, kami semua harus berterima kasih padamu."
Mereka baru teringat Erik Luo. Santi Tang baru merasa kalau dia salah, keluarga Ye sama sekali tidak membesarkan seorang sampah, dia hanya merasa sangat canggung sekali sekarang, dan wajahnya memerah.
Novel Terkait
Siswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiBlooming at that time
White RoseHidden Son-in-Law
Andy LeePenyucian Pernikahan
Glen ValoraHis Second Chance
Derick HoLoving Handsome
Glen ValoraBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesUangku Ya Milikku
Raditya DikaLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)