Lelaki Greget - Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
Amanda Lu berkata dengan marahnya: “Mengapa sih, kalian harus memaksaku menikah dengan orang cacat?”
“Pikirkanlah Keluarga Lu!” teriak John Lu: “Kamu harus mengerti bahwa dari saat kamu terlahir di Keluarga Lu, nasibmu bukanlah hanya milikmu seorang. Perjanjian pernikahan antara Keluarga Lu dan Keluarga Tang berhubungan dengan perkembangan kedua keluarga. Ini adalah hal besar. Tidak bisa kamu perlakukan seperti mainan anak kecil dan tidak bisa sembarangan seperti ini!”
“Betul, Amanda. Kamu harus memikirkan Keluarga Lu. Banyak sekali anggota keluarga kami yang tua dan muda. Semua nasib mereka ada di tanganmu!” beberapa senior-senior juga mulai menceramahinya.
“Aku ribut sembarangan?”
Amanda Lu marah: “Aku lihat yang sembarangan itu kalian. Demi apa kebahagiaan dan kesengsaraan seluruh anggota Keluarga Lu harus dibebankan kepada seorang gadis? Karena kalian semua ingin menikmati kekuasaan dan kekayaan, lalu kalian korbankan aku? Lalu di kemudian hari kalian juga akan mengorbankan lebih banyak orang lagi?”
“Benar kata ibumu. Ini adalah nasibmu.” John Lu acuh tak acuh berkata: “Keluarga Lu tidak mungkin bisa menikmati kekuasaan dan kehormatan seperti ini apabila tidak ada pengorbanan. Lagipula setelah kamu menikah ke dalam Keluarga Tang, kamu pasti akan menjadi lebih bahagia. Apa alasanmu untuk membuat keributan seperti ini!”
Akhirnya Amanda Lu sadar bahwa dia tidak bisa berkomunikasi dengan ayah dan ibunya. Di mata mereka hanya ada kekuasaan dan kekayaan. Tidak ada kebahagiaan. Dia tertawa dingin dan berkata: “Apalah artinya hidup seperti boneka?”
John Lu mendengus dingin dan berkata: “Aku rasa ini semua karena kamu terlalu banyak bergaul dengan teman-temanmu yang banyak macam itu sehingga pikiranmu jadi bodoh. Kamu bisa menikmati kehormatan dari dua keluarga besar Keluarga Lu dan Keluarga Tang, yang semuanya merupakan tokoh penting di Kota Beijing. Apapun yang kamu inginkan akan kamu dapatkan. Apa lagi yang kamu mau?”
Amanda Lu mengangkat kepalanya: “Aku tidak mau apa-apa. Aku hanya ingin membuat keputusan untuk diriku sendiri!”
“Amanda!” Salsa Huang menancapkan pisau makan itu ke dalam dagingnya. Sambil menangis berkata: “Kamu masih kecil. Tidak tahu mana benar mana salah. Dengarkan nasehat Ibu. Ibu berbuat seperti ini demi kebaikanmu. Kamu akan mengerti di kemudian hari! Ibu tanya sekali lagi. Apakah kamu mau menikah dengan Keluarga Tang?”
Amanda Lu sangat kenal dengan tabiat ibunya. Takutnya hari ini dia sungguh-sungguh akan bunuh diri di hadapan semua orang. Seketika itu juga dia masuk kedalam pergumulan batin yang menyiksa. Dia benar-benar tidak ingin lagi diatur dengan semena-mena. Dia sudah tidak tahan lagi! Tetapi bayangan ibunya yang sehari-hari telah menjaga dan merawatnya timbul di dalam benaknya, membuatnya mau gila!
Erik Luo terkekeh. Dia menggenggam tangannya dan berkata: “Sepertinya masih kurang cukup dihajar. Tidak apa-apa. Sebentar lagi seluruh Keluarga Tang akan kumusnahkan. Lihat saja kalian bisa menikahkannya dengan siapa!”
“Lancang!”
Ada suara yang terdengar tua berwibawa terdengar dari arah luar. Meskipun mereka mendengar suara ini datang dari luar, tapi terdengar sangat jelas seperti ada di sebelah telinga mereka sendiri.
Muncul bayangan sesosok orang tua di pintu masuk ruangan aula tersebut. Seluruh anggota Keluarga Ye menghampiri untuk menjemputnya, kemudian membungkuk untuk memberi hormat: “Selamat datang Tuan Besar!”
Banyak orang ikut bangkit berdiri. Bahkan ada beberapa orang yang sampai menjinjitkan kakinya. Ada beberapa seniman bela diri dengan semangatnya berkata: “Tuan Besar keluarga Ye, Tuan Besar Maurice Ye. Jagoan tingkat alam kekosongan yang legendaris. Hari ini kita dapat melihat wujud aslinya. Mati pun aku rela!”
“Tuan Besar Ye yang turun tangan sendiri. Sepertinya ‘Dewa Petir’ ini akan lari pontang-panting!”
“Apakah masih perlu dikatakan? Saat masih muda dulu, berapa banyak Guru Besar yang dibunuh oleh Tuan Besar Ye. Baru berapa usia Erik Luo ini? Mungkin dia perlu berlatih beberapa puluh tahun lagi untuk dapat menandingi Tuan Besar Ye!”
Dengan langkah mantap, Maurice Ye berjalan mendekati Erik Luo dan berhenti kira-kira 10 meter di depannya. Dia menganggukkan kepala mengakui: “Anak muda. Kamu lumayan hebat. Di usia seperti ini kamu dapat mencapai tingkat alam kekosongan sudah merupakan prestasi yang luar biasa!”
Selanjutnya nada bicaranya berubah menjadi dingin: “Tetapi kamu secara terbuka membantu pengkhianat Keluarga Ye. Dan kamu sudah berkali-kali memprovokasi kehormatan Keluarga Ye. Kamu juga memotong kedua tangan anak cucu Keluarga Ye hingga putus. Hutang-hutangmu ini akan kita hitung satu per satu!”
Erik Luo melihat bahwa tubuhnya sudah reyot. Tetapi auranya kuat. Bahkan sanggup menutupi orang-orang yang jauh lebih muda darinya. Seolah semakin tua semakin matang. Benar-benar musuh yang patut dihormati.
Jonathan Ye sudah selesai membalut lukanya sendiri. Dia marah dan berkata: “Tuan Besar. Orang ini sungguh lancang. Dia ingin memusnahkan seluruh Keluarga Ye di Kota Beijing. Dia berkata, sejak saat ini hanya akan ada Keluarga Ye dari Kota Hedong. Tidak ada lagi Keluarga Ye dari Kota Beijing.”
Orang-orang di sekeliling mereka mulai tertawa. Satu per satu berkata: “Orang muda memang belum mengenal dunia. Asalkan Keluarga Ye masih memiliki Tuan Besar Ye, tidak akan ada yang bisa berhasil menggoyahkannya. Apa itu Keluarga Ye dari Kota Hedong. Belum pernah dengar!”
Maurice Ye mengulurkan tangannya. Segera ada orang yang membawakan pedang kuno dengan bersisi delapan. Dia perlahan-lahan mencabut pedangnya sambil berkata: “Hari ini aku akan membiarkanmu menyaksikan seni bela diri Keluarga Ye yang sesungguhnya!”
Orang-orang yang mengelilingi mereka serentak mundur ke belakang. Mereka berteriak: “Minggir semua. Tuan Besar akan mulai menyerang. Jangan sampai kalian ikut terluka.”
Banyak Guru Besar Tingkat surga yang berada di sana berkata: “Tuan besar hanya akan menyerang satu dua kali saja. Apakah perlu sampai seheboh itu? Aku bertaruh 1 juta RMB (sekitar 2 miliar rupiah). Dewa Petir cilik ini pasti tidak akan kuat bertahan hingga serangan ketiga.”
“Mengapa kamu memanggilnya Dewa Petir cilik?”
“Kamu tidak tahu kan. Di Kota Pengcheng di Selatan ada Dewa Petir terkenal yang sudah banyak mengalahkan banyak orang di Jiangnan. Orang itu barulah Dewa Petir yang sesungguhnya. Bocah ini paling-paling hanya setara dengan Dewa Petir cilik saja!”
Orang-orang yang ada di sana seperti sedang melihat keramaian saja. Mereka semua dari kecil sampai besar selalu mendengarkan legenda-legenda tentang para Tuan Besar dari Empat Keluarga Besar. Yang mereka tahu, tokoh-tokoh ini adalah para ahli yang luar biasa. Sekali turun tangan pasti akan menggetarkan seisi langit dan bumi. Bahkan banyak pejabat-pejabat tinggi yang sangat hormat terhadap mereka. Melawan orang kecil tak bernama seperti Erik Luo bukankah semudah mengiris sayuran saja.”
Cahaya yang dipantulkan pedang di tangan Maurice Ye tampak dingin dan menusuk, seolah membawa hawa membunuh. Begitu keluar dari sarungnya, dia seolah tampak memiliki kehidupan. Saat digerakkan, dia dapat mengeluarkan bayang-bayang jutaan pedang di udara yang melanda dan menyerbu Erik Luo.
Erik Luo bergidik sedikit. Sepertinya dia menganggap remeh kekuatan orang tua ini. Kemudian dengan sigap dia memutarkan seluruh energi Qi murninya. Kapak raksasa di tangannya kemudian memancarkan cahaya. Kemudian dia mengayunkan kilat dan petir energi Qi murni itu ke arah bayangan jutaan pedang yang sedang menuju ke arahnya.
Dhuar! Terdengar bunyi ledakan dashyat. Erik Luo terdorong oleh getaran itu ke belakang. Kapak yang berada di dalam genggamannya nyaris terpental.
Maurice Ye berdiri dengan tenang di tempat asalnya. Dia melihat pedang yang berada di tangannya sejenak, lalu berkata: “Hai anak muda. Kamu berhasil menangkis serangan pedangku ini. Bila hal ini tersebar, namamu cukup untuk membuat gempar seluruh dunia!”
Erik Luo menyunggingkan senyum dan berkata: “Tidak perlu membual. Kungfu bersenjata Keluarga Ye ternyata hanya begitu saja!”
“Coba lagi jurus pedang satu ini!” bayangan tubuh Maurice Ye berubah samar-samar. Lalu pedang yang berada di tangannya melaju dengan mantap, menusuk ke arah tubuh Erik Luo.
Serangan-serangan pedang ini tenang dan tidak bermacam-macam. Malahan justru membuat Erik Luo sulit untuk menghindarinya. Tidak peduli dia menghindar ke arah manapun, pedang ini seolah mengejarnya seperti bayangan, memaksanya untuk aktif menangkisnya.”
Jahat sekali orang tua ini. Jelas-jelas dia tahu bahwa perbedaan kemampuan mereka cukup besar. Dia masih saja meningkatkan keunggulannya dan menggunakan kekuatannya untuk mengalahkan lawannya.
Harus segera berusaha menyamakan perbedaan mereka!
Ada pemikiran yang muncul di dalam pikiran Erik Luo. Tiba-tiba saja dia melompat sambil mengangkat kapak raksasa itu di atas kepalanya. Lalu dia berteriak sambil tangannya memancarkan kilat dan petir yang mencapai langit. Seolah seperti segumpal matahari kecil. Kemudian dengan cepat dia menghantamkannya ke arah Maurice Ye.
Lagi-lagi orang-orang di dalam ruang aula itu mundur ke belakang takut tersambar petir.
“Bagus!” Mata Maurice Ye berkilat-kilat bersemangat. Ujung pedangnya membelok, siap menyambut hantaman kapak itu.
Trang!
Sekali lagi bunyi ledakan yang sangat keras. Erik Luo terhempas ke belakang sambil muntah darah. Keadaan Maurice Ye juga tidak baik. Dia merasa seolah tangannya tidak henti-hentinya tersengat petir. Kehilangan rasa dan tenaga. Membutuhkan waktu yang cukup lama, baru tangannya bisa menghilangkan rasa sengatan petir energi Qi murni itu. Tetapi Erik Luo sudah kembali mengayunkan kapaknya lagi. Tiga kali berturut-turut, ayunan kapak itu seolah seperti naga yang bergulung-gulung menyerang Maurice Ye.
Hati Maurice Ye tergerak kagum. Baru kali ini dia menyaksikan seni bela diri yang ilmunya tinggi dan mendalam seperti ini.
Tetapi dia tidak sadar bahwa ini semua berasal dari ingatan Riky Hai di dalam alam pikiran bawah sadar Erik Luo. Ini adalah jurus kapak yang dicuri dari aliran kecil di Tianqing Guxing. Diterapkan di bumi seperti ini, cukup untuk mengguncang dunia.
Novel Terkait
My Goddes
Riski saputroMy Only One
Alice SongLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaBehind The Lie
Fiona LeeThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieCinta Di Balik Awan
KellyMeet By Chance
Lena TanLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)