Lelaki Greget - Bab 37 Guru Besar Henglian
Salah satu penonton berkata, "Ya, kotak hadiah dari Tuan Tang sangat indah, dengan pinggiran emas di atasnya. Lihat orang ini, kotak hadiah mungkin dibeli di pinggir jalan, dilihat saja sudah tahu hadiahnya tidak lebih dari lima RMB (sekitar 10 ribu rupiah)."
Malvia Li dan berkata dengan cemberut, "Amanda memperlakukanmu sebagai teman baik, tapi kamu malah memberinya hadiah semacam ini, apa kamu tidak malu?"
Erik Luo sedikit tersenyum dan berkata, "Hadiahku ini masih bisa dibilang berharga jika dibandingkan dengan hadiah lainnya."
"Aduh!"
Tiba-tiba di tengah kerumunan, seseorang berteriak: "Nona Lu, bukalah kotak hadiahnya supaya kami dapat melihat apa isinya.
Malvia Li juga mendesak: "Cepat bukalah, biarkan semua orang melihatnya."
Amanda Lu menanyakan Erik Luo apakah boleh untuk membuka kotak kecil tersebut, dan terdapat sebuah cincin hitam di dalamnya.
Cincin ini sangat biasa, tampak seperti cincin batu murahan, sehingga orang-orang mulai mencemooh.
Malvia mencibir, "Aku kira benda berharga seperti apa, ternyata hanya cincin murahan biasa, aku bisa membeli seratus cincin ini dengan sepuluh RMB, menurutku kamu itu gila memberikan cincin ini sebagai hadiah, Amanda, aku sarankan buang saja barang itu daripada membawanya, menurunkan aura perfoma saja."
Amanda Lu tidak percaya bahwa Erik Luo akan memberi hadiah seharga beberapa RMB dari warung pinggir jalan, dan dia secara samar-samar merasa bahwa cincin hitam bukan logam dan bukan batu ini membuatnya merasakan atmosfir yang misterius, tidak sesederhana yang terlihat di permukaan, sehingga Amanda pun tidak bisa menahan diri untuk memakainya di jarinya.
Tidak ada yang memperhatikan bahwa cahaya keemasan yang berkedip ketika cincin itu dikenakan di jari Amanda Lu, tetapi Erik Luo satu-satunya yang melihat dengan jelas, dan dia terkejut, Dia dengan jelas melihat tujuh simbolik jimat pada cincin itu mengeluarkan cahaya keemasan, apa Amanda Lu telah berhasil melatih sebuah jurus yang tidak diketahuinya?
Amanda Lu menyentuh cincin hitam itu dan tersenyum: "Aku sangat menyukainya, terima kasih."
"Apa kamu sudah gila!"
Malvia Li melihat cincin di jari Amanda Lu dengan heran, kemudian melihat ke arah Erwin Tang, dia menemukan bahwa wajah Erwin telah berubah muram, dan dia menggelengkan kepalanya secara diam-diam, Amanda Lu ini terlalu ceroboh, jika dia tidak menyukai orang itu, mengapa harus repot-repot mempermalukannya di depan banyak orang, apalagi Erwin Tang ini sama sekali tidak buruk, latar belakang keluarganya dan keluarga Lu milikmu ini sangat cocok, jika itu aku, aku pasti sudah berinisiatif ...
Erwin Tang memandang Erik Luo dan menyipitkan mata, "Apakah kamu teman Amanda? Apakah kamu tahu bahwa aku adalah tunangannya? Kami berdua sudah bertunangan."
"Memangnya kenapa?"
Ekspresi Erik Luo acuh tak acuh, tetapi orang-orang di sekitarnya mulai berbisik satu sama lain, "Sepertinya Tuan Muda Tang telah bertemu dengan saingan cinta."
"Saingan dalam cinta? Apa bocah itu layak? Apa juga tahu identitas Tuan Muda Tang, bocah itu bahkan tidak layak menjadi pelayannya!"
Malvia juga menyombongkan diri dan berkata: "Anak muda, aku sarankan kamu menyerah saja untuk mengejar Amanda, Amanda bahkan sudah bertunangan dan identitas serta latar belakang keluarga Tang itu jauh dari apa yang bisa kamu bandingkan."
Pria jelek yang berdiri di belakang Erwin Tang juga berkata, "Jika sadar diri, silakan keluar sekarang, jangan mencari masalah!"
Erwin Tang dengan tenang bermain dengan cangkir di atas meja, jelas menyetujui bawahannya.
Erik Luo terkekeh dan berkata, "Ini adalah pesta ulang tahun Amanda Lu, mengenai seseorang yang tinggal maupun pergi itu keputusan darinya juga, sedangkan kamu yang bermarga Tang tidak berhak untuk itu!"
Erwin Tang tertawa dan berkata, "Kamu mengatakan aku tidak berhak untuk mengusir orang? Tidak ada orang di kota ini yang tidak dapat aku usir, Martin, ajari pria ini dan memberi tahu dia cara untuk pergi."
Pria jelek di belakangnya segera berdiri di hadapan Erik Luo dan merobek pakaian dirinya sendiri untuk memperlihatkan ototnya kekar.
"Wah!"
Banyak gadis yang melihat ini mulai berseru, "Meskipun orang ini terlihat agak jelek, tapi ototnya benar-benar bagus!"
"Ssst, jangan bicara omong kosong, dia adalah pengawal pribadi Tuan Muda Tang, kudengar dia menguasai jurus lonceng emas jubah besi dan jurus kebal, jadi dia sudah pasti sangat kuat."
Pria jelek itu terlihat sombong, dan Erik Luo dengan ringan mengerutkan keningnya dan berkata, "Jelek? Benar-benar jelek, apa kamu sedang bersiap untuk menakutiku dengan kejelekanmu itu?"
Martin adalah orang yang paling tidak senang jika disebut jelek, tentu ketika dia mendengar ini, dia sangat marah dan berteriak: "Apa kamu mencari kematian!"
Dia dengan cepat melaju menuju Erik Luo, dan Erik Luo mengambil meja baja di sampingnya untuk menjadi perisai, sehingga menimbulkan sebuah bunyi tabrakan yang keras, tetapi ternyata meja baja tersebut ditabrak hingga berlubang.
Keduanya mundur beberapa langkah, dan Erik Luo mengambil sebuah pisau gaya Barat di atas meja.
Erwin Tang mencibir: "Martin adalah pewaris jurus lonceng emas jubah besi, bahkan peluru saja tidak bisa menembus tubuhnya, jangankan pisau Barat."
Mulut Martin juga menunjukkan senyum menghina, dia sekali lagi berlari cepat melaju menuju Erik Luo. Erik Luo melempar pisau gaya barat dengan tangannya, dia bermaksud untuk melukai musuh tidak sampai membunuh, jadi dia hanya menggunakan sedikit tenaganya saja, dia berencana untuk menembus tulang bahunya. Tetapi Pisau itu hanya menancap di bahunya sedalam setengah inci saja.
Martin tidak menyangka jurusnya dapat ditembus oleh pisau gaya barat, dia menjadi semakin marah, dia tidak mencabut pisaunya, tetapi langsung mengayunkan tinjunya ke arah Erik Luo.
Ketika dia mengayunkan tinjunya, Amanda Lu tahu betapa kuatnya pria kekar ini dan berteriak, "Hati-hati."
Hati Erwin Tang merasa semakin tidak enak ketika dia mendengar itu, dia melirik ke arahnya dan berkata dengan marah: "Martin, beri dia pelajaran!"
Martin mencoba yang terbaik dengan pukulan ini, dengan senyum kejam di mulutnya: "Bocah, percaya atau tidak pukulanku kali ini dapat membuatmu geger otak!"
Erik Luo bergerak dengan tenang dan meraih tinju lawan ketika tinjunya setengah inci dari dirinya. Martin merasa seperti sedang memukul kue keranjang yang lengket, dia sulit untuk bergerak, dan tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut.
“Lonceng emas jubah besi, bukan?” Erik Luo melihat sekilas panggangan arang di sebelahnya, dis mengulurkan tangannya dan mengambil segenggam arang merah panas di dalamnya dan menempelkannya ke tubuh Martin.
“Ah!” Teriak Martin, kulitnya secara terus menerus mengeluarkan uap putih, dan dia ingin memaksa tubuhnya untuk melawan, tapi seluruh tubuhnya seperti terkena aliran listrik, dan sulit untuk digerakkan.
Dalam sekejap, seluruh ruangan dipenuhi dengan bau bulu babi panggang, dan semua orang membuka mulut karena terkejut melihat adegan yang sedang terjadi dengan kepala mata mereka sendiri.
Erik Luo membakar kulit Martin hingga menyebabkan luka bakar yang besar, kemudian dia bermain dengan arang panas di tangannya dan berkata: "Kamu bilang kamu adalah pewaris Lonceng emas jubah besi, kenapa kamu bahkan tidak tahan dengan suhu ini? Jangan-jangan palsu?"
Wajah Martin mulai pucat, dan dia berkata dengan sedih: "Kamu ... kamu adalah Guru besar Henglian! Maaf karena tidak menyadari Anda!"
Dia berlutut, tampak seperti sedang menunggu untuk dihukum.
Erik Luo mengenggam kuat arang panas tersebut hingga hancur berkeping-keping dengan tangannya, melemparkannya ke tempat panggang, menepuk tangan untuk membersihkan sisa arangnya dan berkata: "Baru saja mempelajari sedikit ilmu sudah berani melakukan hal-hal buruk di dunia publik, aku akan mengampuni hidupmu kali ini, kembalilah berlatih selama sepuluh tahun lagi, dan datanglah padaku jika ingin balas dendam, pergi! "
“Baik!” Martin tampak malu, dia bahkan tidak melihat ke arah Erwin Tang, dan langsung bergegas keluar.
Erwin Tang tidak menyangka Erik Luo memiliki kemampuan seperti itu, dan wajahnya pucat karena marah.
Malvia Li juga membuka mulutnya, dan berkata dengan sedikit ketakutan, "Siapa sebenarnya dia? Bagaimana, bagaimana tangannya tidak terluka walaupun mengenggam arang yang begitu panas?"
Erik Luo memandang Erwin Tang dan berkata, "Sekarang, apakah kamu masih berhak untuk mengusir orang?"
"Lihat saja nanti!"
Erwin Tang baru saja berbalik ingin pergi, tapi tiba-tiba pintu aula terbuka, dan sekelompok orang berjalan masuk.
Pemimpinnya adalah pasangan paruh baya. Pria paruh baya itu berkata dengan keras begitu dia memasuki pintu, "Siapa yang membuat masalah di pesta ulang tahun anakku?"
Novel Terkait
Air Mata Cinta
Bella CiaoMy Superhero
JessiMarriage Journey
Hyon SongBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraInnocent Kid
FellaSi Menantu Buta
DeddyLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)