Lelaki Greget - Bab 21 Master di Aliran Huajin
Beti Ye melambaikan tangannya di atas dokumen dan berkata: "Kamu mengurangi kinerja bawahanmu, melecehkan dan menganiaya staf wanita, sekarang kamu secara resmi diberhentikan. Jika kamu tidak ingin memasuki kantor polisi, cukup berkemas dan pergi."
Indra Lao memohon, "CEO Beti Ye, tolong beri saya kesempatan lagi, saya pasti akan mengubahnya!"
"Aku sudah mendengar semua tentangmu. Rayap seperti kamu hanya akan membahayakan perusahaan, tidak ada kesempatan lagi!"
"Bagus!" Semua orang di kantor bertepuk tangan dan berteriak, "CEO Beti Ye bijaksana!”,“Akhirnya membebaskan kita dari bahaya, pergilah kamu!"
Semua orang melemparinya dengan dokumen dan gelas kertas, Indra Lao mana mungkin masih berani tinggal, dia dengan malu meninggalkan kantor.
Beti Ye memandang Amanda Lu dan mengulurkan tangan: "CEO Lu, apa kabar?"
“Begitu asing untuk apa?" Amanda Lu berkata sambil tersenyum di tangannya. "Baru saja Erik Luo berjanji menemaniku makan malam. Ayo kita pergi bersama. Kita sudah lama tidak duduk mengobrol bersama."
“Oke!” Beti Ye juga begitu bersemangat, meskipun ada senyum di wajahnya, orang-orang yang di sekitarnya sangat menyadari ada kemarahan di dalamnya.
Setelah mereka bertiga pergi, satu kantor langsung mulai bergosip, "Rekan baru kita agak kuat, bahkan mengencani dua bos cantik sekaligus!"
"Dan mereka adalah dua bos kita yang paling cantik di Kota Hedong! Siapa dia! Sangat mengesalkan!"
"Sungguh pria yang kejam!"
Setelah menyantap makanan ini sepanjang siang, kedua wanita itu tampaknya tersenyum, tetapi sebenernya saling bermusuhan. Dari waktu ke waktu, Erik Luo disuruh untuk memilih untuk membela salah satu dari mereka. aroma permusuhan tercium sangat dalam.
Kali ini dapat kesempatan makan malam, langit sudah gelap, Amanda Lu pulang terlebih dahulu dan mengucapkan selamat tinggal, Erik Luo menemani Beti Ye untuk berjalan pulang perlahan.
“Apakah kamu ingat, kita berjalan di jalan ini setiap hari ketika pergi ke sekolah.” Beti Ye menundukkan kepalanya dan menginjak daun di setiap langkahnya.
Erik Luo masih memikirkan masa remajanya, dan masih merasakan sakit di hatinya. Pada saat itu, dia tergila-gila pada Beti Ye, terobsesi bahkan rela mati untuknya, tetapi dia selalu acuh tak acuh pada dirinya, Akhirnya karena tidak ingin menghadapi siksaan siang dan malam karena merindukannya, dia memilih untuk menjadi seorang prajurit.
Tapi sekarang perasaan ini sudah pudar, ia sadar bahwa Beti Ye hanyalah seorang wanita biasa, hanya terlihat sedikit lebih cantik.
“Maaf!” Beti Ye memegang lengannya dan bersandar di pundaknya: “Aku tidak tahu kalau kamu membalikkan tempat sampah setiap hari untuk mengambil botol, hanya untuk mengumpulkan uang untuk membelikanku sarapan. Aku tidak tahu jika kamu berkelahi dengan orang lain, hanya karena orang itu menarik kepangan rambutku ... "
Tubuh Erik Luo bergetar sedikit, merasa tenggorokannya sedikit kering, suaranya serak: "Semuanya sudah berlalu, untuk apa membahasnya lagi.”
“Tidak, aku ingin membahasnya!” Beti Ye berhenti dan memeluk pinggangnya erat, terisak: “Aku sangat bodoh, aku tidak tahu bagaimana cara menghargaimu, tolong, mohon beri aku kesempatan, jangan bercerai, ok.... "
Mata Erik Luo merah, dia mengulurkan tangannya untuk membelai punggungnya dan mengangguk dengan lembut.
"Aduh, sungguh romantis!"
Di belakangnya terdengar suara aneh, Erik Luo melihat ke belakang, melihat Andri Lin datang dengan beberapa pria kekar Di sisi lain, ada lebih dari belasan orang yang memegang senjata di tangannya. Tampaknya pihak lain datang dengan persiapan.
Ini adalah jalan kecil, hanya sedikit orang yang lewat di malam hari, terlebih saat ini tidak ada pejalan kaki yang lewat.
Wajah Andri Lin ditutupi dengan perban, dia membungkuk kepada pemuda di sampingnya: "Kakak kedua, ini orangnya."
“Iya.” Pemuda itu tinggi, tetapi badannya kurus, matanya bersinar terang dalam gelap, jelas seorang master. Dia melirik Erik Luo beberapa pandangan dan berkata, "Kamu pernah menjadi seorang prajurit, tapi sayangnya kamu belum pernah melakukan kontak dengan Budo (sejenis bela diri Jepang), bukan lawanku."
Andri Lin dengan bangga berkata: "Perkenalkan, kakak laki-laki keduaku, Dani Lin, saat ini bekerja di keluarga Tang di Beijing, adalah pemimpin generasi muda keluarga Lin. Di usianya yang baru 30 tahun, ia sudah menjadi master di aliran huajin, kamu mungkin tidak tahu apa itu aliran huajin, kamu akan tahu nanti, dan tidak ada gunanya berlutut untuk memohon belas kasihan nanti! "
Matanya penuh dengan kebencian, seolah-olah dia sudah melihat gambaran Erik Luo berlutut dan memohon belas kasihan.
Erik Luo mendengar bahwa Paman Ge pernah menyebutkan aliran huajin, tetapi dia tidak tahu apa itu. Dia melangkah maju dan melindungi Beti Ye di belakangnya: "Kalau begitu aku harus melihatnya."
Andri Lin tersenyum jahat dan berkata, "Kakak kedua, biarkan dia setengah hidup, aku akan menyiksanya perlahan-lahan."
“Kalau begitu aku tidak akan menggunakan seluruh tenaga, dan hanya menggunakan setengah dari kekuatanku.” Dani Lin tersenyum, tiba-tiba melangkah maju, menghampiri Erik Luo dan meninjunya dalam sekejap mata.
Meskipun Erik Luo bisa melihat kedatangannya dengan jelas, tapi dia tidak sempat menghindarinya.
"Duarrrr!"
Setelah suara keras terdengar, keduanya melangkah mundur beberapa langkah, Dani Lin berkata dengan terkejut: "Apakah kamu juga salah satu master di aliran huajin?"
Andri Lin berteriak, "Bagaimana mungkin!"
Wajah Dani Lin tampak berat dan mengangguk: "Tidak heran keluarga Ye dapat mengalahkan Thomas Han. Kamu memiliki kemampuan, tetapi sayangnya bukan lawanku, membungkuklah!
Sekali lagi, kepalan di tangan terlempar ke Erik Luo seperti badai, yang lain hanya melihat bayangan kepalan tangan yang berat, seolah-olah ada jutaan tangan yang bergerak bersama, dalam hati merasa ngeri, mana mungkin ada tinju yang secepat itu?
Erik Luo, bagaimanapun dapat melihat dengan jelas melihat tinjuan yang datang, dan mencoba yang terbaik untuk menangkis setiap tinjuan.
Dani Lin semakin berkelahi semakin terkejut. Pukulan cepatnya adalah keterampilan yang tidak biasa dia keluarkan, satu set pukulan bisa mematahkan pilar tembaga. Bagaimana bisa pemuda ini bisa menangkis semua tinjuan?
Setelah beberapa lama berkelahi, Erik Luo sudah tau cara pukulnya dan mengambil kesempatan memukul saraf di dekat mata Dani Lin. Jika dia tidak berhasil menghindar, dia akan menjadi mayat.
"Bajingan ini mengapa pukulan yang dikeluarkan semuanya pukulan mematikan!” Dani Lin mengutuk, dan sudah menjadi pengecut di dalam hatinya.
Andri Lin juga melihat bahwa kakak laki-laki keduanya sepertinya akan kalah, dan gelisah di dalam hatinya. Tiba-tiba, dia melihat Beti Ye di sebelahnya, dia memberi isyarat kepada orang-orang di sebelahnya, dan segera kedua orangnya melangkah maju untuk menarik Beti Ye.
Beti Ye tahu bahwa Erik Luo dan Dani Lin telah mencapai titik kritis, dan sedikit gangguan mungkin akan mengancam nyawa. Meskipun dia cemas di dalam hatinya, dia tidak berani berteriak.
“Adik kecil, ayo berteriak!” Andri Lin menampar wajahnya, jejak lima jari membekas di wajah putihnya. Beti Ye mengepalkan bibirnya, tetap tidak mengeluarkan suara.
Andri Lin menjadi marah dan memarahi: "Apakah begitu sulit untuk membuatmu berteriak? Hmm?" Dia meninju perut Beti Ye.
Beti Ye mengerang, dan meneteskan air mata kesakitan, tetapi masih mengertakkan giginya, dan tidak mengeluarkan suara.
"Hei, yang bermarga Luo, lihat istrimu!" Kata Andri Lin, mengangkat pipa baja, dan melemparnya dengan keras ke punggung Beti Ye.
Erik Luo sedang mencoba yang terbaik untuk melawan pukulan cepat, Dani Lin. Dia berbalik dan melihatnya. Ketika Dani Lin melihat kesempatan itu, dia segera mengeluarkan belati dari pinggangnya dan menerkam ke arah jantung Erik Luo.
“Hati-hati!” Beti Ye menahan rasa sakitnya, berteriak, Erik Luo melirik pisau belati di sudut matanya dan dengan cepat mundur, baju di bagian perutnya sudah tersobek terbuka.
Andri Lin semakin marah. Jika sesuatu terjadi pada kakak laki-laki keduanya, dia mungkin akan dihukum berat oleh keluarganya. Dia menjambak rambut Beti Ye dan berkata, "Dasar wanita brengsek, ayo berteriak!” sambil meninju dengan keras perutnya, Beti Ye memuntahkan darah dan segera menutupinya dengan tangannya.
Di kejauhan, Erik Luo kebetulan melihat adegan ini, dan dia tidak bisa mengontrol hatinya bergetar, aroma pembunuhan menyelimuti lapangan.
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiHis Soft Side
RiseCinta Di Balik Awan
KellyAkibat Pernikahan Dini
CintiaCinta Yang Tak Biasa
WennieMore Than Words
HannyLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)