Lelaki Greget - Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
Aditya Yang pernah menjadi pria yang dia paling kagumi, bahkan juga ada sedikit suka, dia selalu merasa orang yang tampan, berpengetahuan baru cocok dengannya, tapi kenyataannya membuktikan dia salah besar.
Sekarang setiap memikirkan Aditya Yang, Beti Ye merasa wajahnya wajahnya malu dan memanas, itu adalah pencemaran dia selamanya, bagaimanapun tidak bisa dihapus.
Aditya Yang melihat Beti Ye dan Erik Luo sudah seperti melihat siluman, dia ketakutan sampai tidak bisa berkata-kata, dia itu benar-benar merasakan kekuatan Erik Luo, sentilan dia saja sudah bisa menghancurkan Raja Dongbei, kekuatan seperti ini bukan seuatu yang dia bisa mencapai selamanya.
Yang bersama dengan Aditya Yang masih ada beberapa pria dan wanita muda berpakaian tidak biasa, pria-pria itu setelah melihat Beti Ye matanya bersinar, ingin mencari kesempatan untuk mengenalnya, lalu bertanya: "Aditya ini siapa? Apakah kamu kenal?"
Aditya Yang bingung, tidak tahu apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya.
"Kamu takut apa? Apakah mereka sangat hebat?" Di antaranya ada orang muda berumur sekitar 18-19 tahun melihat Erik Luo dan lainnya, sepertinya ingin menunjukkan sisi baiknya di depan wanita cantik. Di sampingnya ada orang lain yang dengan sombong berkata: "Di balik kamu ada Dewa Petir yang mendukung kamu, di dunia ini yang berani menyinggung kamu juga tidak banyak, jangan takut, cepat kenalkan."
Erik Luo tidak ingin menghabiskan waktu di semut-semut ini, merangkul pundak Beti Ye dan berkata: "Ayo kita pergi, tunggu di sana, ayah dan ibu sudah mau turun dari pesawat."
Orang-orang itu mengira Erik Luo takut semuanya tertawa, salah satu pemuda itu tertawa dan berkata: "Wanita cantik jangan pergi, berikan nomor telepon kamu, nanti malam kita janjian."
Wajah Erik Luo menjadi dingin, dia pelan-pelan membalikkan kepala dan berkata: "Tampar!"
David Li melangkah maju, langsung mencekik leher pemuda itu lalu mengangkatnya, dan menampar beberapa kali, sampai mulutnya berdarah.
Orang di samping dengan kesal berkata: "Cepat lepaskan!"
Tinjuan dengan waktu bersamaan datang ke arah David Li, beberapa pemuda ini semua merupakan ahli dalam kekuatan internal, tapi untuk David Li itu terlalu lemah, membiarkan beberapa orang itu memukulnya, dia sama sekali tidak bergerak, seperti menara besi. Malah pergelangan beberapa orang itu kesakitan, bahkan sampai tulangnya saja patah.
David Li mendengus dan melempar pemuda itu ke lantai seperti sedang melempar anjing mati, dengan tatapan yang sengit melihat orang-orang itu, lalu pergi.
Di saat Filbert Ao lewat dia tersenyum dan berkata: "Semuanya, aku menyarankan kalian kedepannya hati-hati dalam berbicara, kalau lain kali bertemu dengan kami lagi, tidak akan hanya ditampar saja."
Amanda Lu menendang bagian bawah pemuda itu, membuang air liur dan berakta: "Orang tidak tahu malu, pria kebanyakan memang tidak baik, kalau disisakan juga merupakan sesuatu yang membahayakan, lebih baik dipatahkan untuk membebaskan masyarakat dari sesuatu yang berbahaya!"
Pemuda itu berteriak, dan memegang selangkangan karena kesakitan, kelihatannya sudah cacat.
Kevin Tang memegang pedangnya, merasa tidak pantas, dia kalau sudah mencampuri pasti mau membunuh orang, orang ini masih belum pantas untuk dibunuh dia.
Melihat Erik Luo dan lainnya pergi, beberapa pemuda ini langsung buru-buru membantu dia berdiri, ada yang dengan marah berkata: "Sial begitu cantik tetapi kejam sekali, lain kali kalau sampai bertemu pasti akan aku bunuh."
Ada orang yang tiba-tiba terpikir, dengan terkejut berkata: "Aku sudah mengingatnya, dengar-dengar di Hedong ada Dewa Petir cilik bernama Erik Luo, dia memiliki istri yang cantik dan juga dia ada empat murid, semuanya merupakan Guru Besar di tingkat surga, jangan-jangan itu dia?"
Raut wajah yang lainnya berubah, dengan bingung berkata: "Dia untuk apa datang ke sini? Hal ini harus diberitahukan kepada Tuan muda ketiga Keluarga Yi secepatnya."
"Apa yang harus ditakutkan? Apakah kamu sudah melupakan Dewa yang baru saja datang ke Keluarga Yi? Dewa Petir si orang tua saja sudah bilang, Erik Luo kalau berani datang sudah pasti mati, apalagi kita juga sudah melihat kemampuan orang itu..."
Mengingat kemampuan menakutkan si Dewa itu, beberapa pemuda semua seperti sangat fanatik.
Erik Luo menemani Beti Ye memakan dimsum di dekat bandara, tidak lama kemudian Wahyu Ye dan istrinya serta Bella Ye turun dari pesawat, mereka sudah mengetahui tentang Beti Ye, kedua sisi bertemu, sekeluarga berpelukan dan menangis.
Erik Luo merasa bersalah, dia sebagai pria tidak melindungi istrinya dengan baik, Beti Ye bisa menjadi seperti ini dia harus menanggung jawab atas segalanya.
"Erik, kamu juga jangan merasa bersalah." Wahyu Ye mengerti perasaan ini, dia mengelap matanya, menepuk pundak Erik Luo dan berkata: "Beti masih ada waktu, kita menemani dia, agar dia senang."
Erik Luo diam-diam mengangguk, dia sedih sekali dan ingin menangis, dia sudah terbiasa melihat kematian di pertarungan, tapi tidak pernah ada sekali pun yang membuatnya sakit hati.
Beberapa orang menasehatinya, Beti Ye mengelap air mata dan berkata: "Kalian pasti sudah lapar, aku dengar Spring City resto adalah makanan daerah paling enak di daerah Diangui, kita pergi coba saja."
"Baik! Mari cepat pergi."
Mereka menyewa dua mobil, dan berangkat ke Spring City resto bersama-sama, sesampainya di sana melihat ada banyak mobil, dan di dalam restorannya ada banyak orang, seperti sedang mengadakan acara.
Di depan pintu ada petugas keamanan yang menahan mereka dan berkata: "Tolong tunjukkan undangan."
David Li melotot dan berkata: "Kita datang untuk makan, butuh undangan apa?"
Petugas keamanan itu dengan tidak senang berkata: "Hari ini Spring City resto disewa Tuan muda Yi ketiga, kalian kalau tidak ada undangan cepat pergi, pergi makan di tempat lain."
"Tuan muda Yi ketiga?" Filbert Ao menyipitkan mata dan bertanya: "Tuan muda Yi ketiga, ada hubungan apa dengan Lazt Yi?"
Raut wajah petugas keamanan itu langsung berubah dan berkata: "Kamu berani menyebut nama Dewa Petir langsung?"
Filbert Ao tertawa terbahak-bahak dan berkata: "Dewa Petir itu hanya seperti bulu ayam! Kamu pergi!"
Dia langsung melempar petugas keamanan itu keluar, dan memimpin yang lainnya jalan ke dalam.
Beti Ye berkata: "Sepertinya kalau seperti ini kurang baik, atau kita pergi ke tempat lain saja?"
Erik Luo mengelus kepalanya dengan memanjakannya berkata: "Tidak usah khawatir, mulai hari ini, semua keinginan kamu aku akan memuaskannya."
Di dalam aula sangat banyak orang, setelah beberapa orang itu masuk ke dalam keramaian, saat petugas keamanan itu masuk sudah tidak melihat mereka, dia dalam hati sangat panik, buru-buru menyuruh orang memeriksanya.
Beberapa orang itu sampai di lantai dua, melihat meja dan kursi yang penuh, sepertinya makanan sudah mau dikeluarkan, Erik Luo dan yang lainnya sama sekali tidak sungkan dan mengambil satu meja, segera ada pelayan yang datang dan menuangkan teh.
Di samping ada orang yang berkata: "Dengar-dengar Tuan muda Yi ketiga kali ini datang khusus untuk membicarakan kerjasama dengan Keluarga Bai, hari ini mengadakan pesta, menurutku sudah mau berhasil, setelah mendapatkan Keluarga Bai, kedepannya Dewa Petir akan menjadi orang paling kaya dan paling berkuasa di seluruh Huanan."
"Sebenarnya karena Dewa dari keluarga mereka, dengar-dengar itu saudara Dewa Petir."
"Dewa apa? Bukannya hanya orang yang lebih hebat daripada para jagoan tingkat alam kekosongan."
"Jangan menyombongkannya, kita orang yang belajar seni bela diri sudah mengetahui kalau tingkat alam kekosongan adalah tingkat tertinggi, mana ada orang yang lebih hebat lagi?"
"Kamu kurang pengetahuan, dia bukan orang yang belajar seni bela diri, dengar-dengar dia itu pelatihan dewa, orang misterius dari Pergunungan Qinling, aku pernah melihat kemampuan orang itu, satu jari saja sudah bisa membelah sebuah gunung palsu, menurut kamu hebat tidak? Pokoknya tunggu kamu melihatnya akan tahu sendiri."
Saat ini di luar ada banyak orang yang masuk, dan semua orang berdiri: "Tuan muda Yi ketiga sudah datang."
Novel Terkait
Half a Heart
Romansa UniverseMore Than Words
HannyHis Soft Side
RiseMata Superman
BrickDiamond Lover
LenaMr Huo’s Sweetpie
EllyaLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)